Anda di halaman 1dari 7

Nama : R Nabilla Ayesha Putri

NIM : 109103000035

FORM LAPORAN KEGIATAN


KINERJA INTERNAL PUSKESMAS

Nama Kegiatan

Mini Cex

Tempat

Puskesmas Tigaraksa

Tanggal

30 Oktober 2014

Deskripsi Kegiatan
Hari ini saya yang bertugas di BP dewasa mendapat jadwal untuk minicex dengan dr. Nining
salah satu pembimbing kami di PKM Tigaraksa. Hari itu kami dating pukul 08.00, saat dr. nining
memeriksa pasien tersebut saya ditunjuk untuk mengambil kasus tersebut sebagai minicex saya
dengan beliau. Dr. nining akhirnya menginstruksikan saya untuk memeriksa pasien tersebut di
ruangan lainnya. Pasien laki-laki usia 17 tahun awalnya datang dengan keluhan bentol di rahang
atas kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan bentol bentol di daerah rahang atas kiri disertai mata bengkak
sejak 1 hari yang lalu. Pasien awalnya sedang menginap di rumah temannya dan menurut pasien
kasur yang ditiduri pasien lumayan kotor, tidak seperti kasur di rumahnya yang selalu
dibersihkan oleh ibunya. Setelah menginap tersebut, keesokan paginya mulai muncul suatu luka
baret berwarna merah di tempat tersebut, karena merasa sangat gatal maka pasien menggarukgaruk luka tersebut, lama kelamaan luka yang tadinya merah perlahan menjadi terdapat bentolbentol disertai koreng. Pasien juga mengeluh kelopak mata kirinya bengkak, tetapi mata pasien
tidak merah dan tidak mengeluarkan air ataupun belekan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Keluhan ini merupakan keluhan yang pertama dialami pasien. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi obat ataupun makanan. Riwayat asma (-), riwayat alergi (-), hipertensi (-), DM (-).

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi. Riwayat hipertensi , DM, dan asma
dalam keluarga disangkal.

Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum

: pasien tampak sakit ringan

Kesadaran

: compos mentis

status gizi

: baik

Tanda Vital
Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 90x/menit

FN

: 22x/menit

Suhu

: 36,5c

Kepala : DBN
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/Telinga : DBN
Leher : pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid tidak membesar
Paru : suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/Jantung : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), hepar lien ttb, BU (+) Normal
Ekstremitas : edema (-), sianosis (-), CRT <2

Diagnosis Holistik
Aspek Personal : laki laki 17 tahun, bentol bentol dan koreng di daerah rahang atas kiri disertai
mata kiri bengkak sejak 1 hari yang lalu.
Aspek Klinis : dermatitis venenata
Aspek factor risiko individu : -

Aspek factor risiko eksternal : pasien sebelumnya menginap di rumah temannya yang keadaan
rumahnya lebih kotor daripada rumah pasien
Skala fungsional : nilai skala fungsional 1, karena pasien bisa melakukan aktifitas seperti saat ia
sehat

Tata Laksana
Non Medikamentosa :
suportif, memberitahukan bahwa penyakit ini tidak berbahaya dan dapat sembuh.
Edukasi sering membersihkan rumah terutama kamar tidur, menjaga kebersihan, jika ada
lesi/luka jangan sering digaruk karena akan memperparah luka.

Medikamentosa
CTM 3x1
Hydrocortisone cream

Studi Literatur
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Definisi
Dermatitis kontak iritan adalah suatu dermatitis kontak yang disebabkan oleh bahan-bahan
yang bersifat iritan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Dermatitis kontak iritan
dibedakan menjadi 2 yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kronik
(kumulatif).
1.

Dermatitis kontak iritan akut adalah suatu dermatitis iritan yang terjadi segera setelah kontak
dengan bahan bahan iritan yang bersifat toksik kuat, misalnya asam sulfat pekat.

2.

Dermatitis kontak iritan kronis (Kumulatif) adalah suatu dermatitis iritan yang terjadi karena
sering kontak dengan bahan- bahan iritan yang tidak begitu kuat, misalnya sabun deterjen,
larutan antiseptik. Dalam hal ini, dengan beberapa kali kontak bahan tadi ditimbun dalam kulit
cukup tinggi dapat menimbulkan iritasi dan terjadilah peradangan kulit yang secara klinis
umumnya berupa radang kronik.

Etiologi

Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali, serbuk kayu, bahan abrasif, larutan garam
konsentrat, plastik berat molekul rendah atau bahan kimia higroskopik atau toxin dan enzim
hewan.

Patogenesis
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja
kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan
lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Kebanyakan bahan iritan (toksin)
merusak membran lemak (lipid membrane) keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus
membrane sel dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran
mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG), platelet
activating factor = PAF), dan inositida (IP3). Selanjutnya AA akan diubah menjadi
prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). Kemudian PG dan LT akan menginduksi vasodilatasi,
dan meningkatkan permeabilitas vaskular sehingga mempermudah transudasi komplemen dan
kinin. Selain itu, PG dan LT juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan
neutrofil, serta mengaktifasi sel mas melepaskan histamine, LT dan PG lain, dan PAF, sehingga
memperkuat

perubahan

vaskular.

Diasilgliserida

(DAG)

dan second

messengers lain

menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein, misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocytemacrophage colony stimulatunf factor (GMCSF). IL-1 mengaktifkan sel T-penolong
mengeluarkan IL-2 dan mengekspresi reseptor IL-2, yang menimbulkan stimulasi autokrin dan
proliferasi sel tersebut.

Gejala klinis
Berikut adalah gejala klinis berdasarkan jenis dermatitis kontak iritan:
1.

Dermatitis kontak iritan akut lambat


Kelainan kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Biasanya bahan-bahan yang
menimbulkan rekasi lambat adalah podofilin, antralin, asam hidrofluorat. Contohnya adalah
dermatitis yang disebabkan oleh bulu seranga yang terbang pada malam hari (dermatitis
venenata); penderita baru merasakan pedih setelah keesokan harinya, pada awalnya terlihat
eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahan nekrosis.

2.

Dermatitis kontak iritan akut segera


Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan dan reaksi segera timbul. Kulit
terasa pedih atau panas, eritema, vesikel, atau bula dapat muncul. Luas kelainan umumnya
sebatas daerah yang terkena dan berbatas tegas. Penyebabnya adalah iritan kuat seperti larutan
asam sulfat dan asam hidrokloid, atau basa kuat seperti natrium dan kalium hidroksida.

3.

Dermatitis kontak iritan kronis


Jenis ini paling sering terjadi, nama lainya adalah dermatitis kontak iritan kumulatif.
Disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang berulang-ulang (factor fisis, misalnya
gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin, juga bahan rumah tangga
misalnya detergen, sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air). Kelainan baru nyata setelah kontak
berminggu-minggu atau bulanan, bahkan bias bertahun-tahun kemudian, sehingga waktu dan
tertetan kontak merupakan factor yang penting.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit menebal
(hyperkeratosis) dan likenifikasi difus. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak
seperti luka iris (fissure), misalnya pada tumit tukang cuci yang mengalami kontak terusmenerus dengan detergen. Keluhan penderita umumnya gatal atau nyeri karena luka retak. Ada
kalanya kelainan hanya kulit kering dan skuama sehingga sering diabaikan penderita. Setelah
dirasakn mengganggu, baru mendapat perhatian.
DKI Kumulatif sering berhubungan dengan pekerjaan, oleh karena itu lebih banyak
ditemukan di tangan dan kaki dibandingkan bagian tubuh yang lain. Contoh pekerjaan: tukang
cuci, kuli bangunan, montir di bengkel, tukang kebun, penata rambut.

e.

Diagnosis
Diagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan
gambaran klinis. DKI akut lebih mudah diketahui karena prosesnya berlangsung cepat setelah
kontak dengan suatu zat, sedangkan DKI kronis susah untuk diketahui penyebabnya. Maka dari
itu, uji temple dapat membantu diagnosis.

f.

Penatalaksanaan
Upaya pengobatan DKI yang terpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan, baik yang
bersifat mekanik, fisis maupun kimiawi, serta menyingkirkan faktor yang memperberat. Dan
mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering.

FORM REFLEKSI KEGIATAN


KINERJA INTERNAL PUSKESMAS

Refleksikan perbedaan antara teori dengan praktek yang dilakukan


Menurut saya jika dibandingkan antara teori dan praktek sudah sesuai, pasien diberikan obat
antiinflamasi secara topical walaupun sebetulnya tatalaksana tersering untuk DKI adalah tidak
bersinggungan dengan hal yang menyebabkan inflamasi, dalam hal ini adalah serangga, sehingga
pasien harus diedukasikan untuk sering membersihkan rumah terutama kamar tidurnya. Pasien
juga diberikan salep kortikosteroid untuk meredakan inflamasinya.

Mengapa itu terjadi?

Apa yang dapat saya pelajari dari kasus ini?


Saya telah mempelajari tentang cara mendiagnosis dan mentatalaksana kasus dermatitis
venenata, menurut saya kasus kulit mengenai dermatitis venenata cukup sering kita jumpai di
klinik nanti walaupun tidak sesering kasus ISPA. Saya juga semakin bisa mengedukasi pasien
untuk menjaga kebersihan dirinya dan lingkungannya

Apa yang perlu saya pelajari lebih lanjut?


saya perlu belajar lebih baik lagi tentang dermatitis venenata dan penatalaksanaan serta diagnosis
banding lainnya.

Nilai agama dan profesionalisme apa yang dapat saya masukkan dalam kasus ini?
Islam menyukai kebersihan. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita menjaga kebersihan diri dan
lingkungan kita, Karena jika kita lalai dalam kebersihan, maka akan banyak penyakit yang bisa
kita dapat, salah satu contoh kecilnya adalah yang terdapat di kasus ini.

Apakah masih ada hal yang belum terjawab dan belum diketahui?
Tidak ada

Feedback dari pembimbing :


Nama Mahasiswa

R. Nabilla Ayesha Putri


TTD

Nama Pembimbing

dr. Mukhtar. I, SpP


TTD

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai