Tes Lisan Fu
Tes Lisan Fu
Posted: May 6, 2011 | Author: Sary | Filed under: pendidikan |Leave a comment
A.
Pengertian
Tes secara harfiah berasal dari bahasa Perancis kuno testum artinya piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan
atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok. Tes juga dapat di definisikan sebagai
himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan
untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes.
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Secara lebih
lengkap, Djemari Mardapi (2004:71), Lee J. Cronbach (1970) menambahkan bahwa tes
adalah a systematic procedure for observing a persons behavior and describing it with the
aid of a numerical scale or a category system.
Tes lisan (oral tes) sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan kemampuan
komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual
ataupun kelompok.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Tes lisan
biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara siswa dengan tester
tentang permasalahannya yang diujikan. Tes lisan dapat digunakan untuk mengungkapkan
hasil belajar siswa, baik pada aspek kognitif maupun afektif. Tes lisan sangat bermanfaat
untuk mengukur aspek yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi (communicative skill).
Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa, baik secara individual maupun secara
kelompok.
Pada dasarnya tes lisan sama dengan tes uraian, perbedaannya terletak pada pelaksanaannya.
Tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara tester dan testi.
Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berupa kemampuan untuk
mengemukakan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan secara lisan. Jika bahan ajar yang
diajukan sama maka ideal sekali kalau siswa mendapat perangkat soal yang sama, tetapi hal
ini sulit untuk dilakukan secara serempak terhadap semua testi oleh tester yang sama.
Dalam tes lisan, jawaban yang diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan lisan. Instrumen
yang digunakan disajikan dalam bentuk tulisan atau lisan. Pada umumnya tes lisan berbentuk
tanya jawab langsung secara lisan antara tester dengan testi. Tes lisan ini sangat berguna bagi
siswa untuk melatih diri dalam mengungkapkan pendapat atau buah pikirannya secara lisan
dan mengembangkan kemampuan berbicara.
Jadi tes lisan juga dapat diartikan sebagai suatu tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
B.
Thoha (2003:61) menjelaskan bahwa tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan
jawabannya menggunakan bahasa lisan. Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat
dibedakan menjadi dua yakni:
1; Tes lisan bebas
Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman
yang dipersiapkan secara tertulis.
Kelemahan tes lisan bebas ini adalah sukar menentukan standar jawaban yang benar sebab
jawaban siswa sifatnya beraneka ragam.
1; Tes lisan berpedoman
Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta
didik.
Tes ini lebih mudah dalam memeriksanya karena dapat lebih mudah ditetapkan standar
jawaban yang benar.
D.
4; Tes hasil belajar yang dilaksanakan dengan lisan hendaknya jangan sampai
menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.
5; Dalam rangka menegakkan prinsip obyektivitas dan prinsip keadilan, dalam tes yang
dilaksanakan secara lisan itu, tester hendaknya jangan sekali-kali memberikan angin
segar atau memancing-mancing dengan kata-kata, kalimat-kalimat tertentu yang
sifatnya menolong testee tertentu alasan kasihan atau karena tester menaruh rasa
simpati kepada testee yang ada dihadapannya itu.
6; Tes lisan harus berlangsung secara wajar. Jangan sampai menimbulkan rasa takut,
gugup serta panic di kalangan testee.
7; Harus diusahakan terciptanya keseimbangan alokasi waktu antara testee yang satu
dengan yang lain.
8; Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya dibuat bervariasi.
9; Sejauh mungkin dapat diusahakan tes lisan itu berlangsung secara individual (satu
demi satu).
Contoh bentuk tes lisan ialah guru bertanya pada siswanya: sebutkan rukun-rukun dalam
sholat!.
E.