Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas
dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya
bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara
alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi
di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi
fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat
Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga memiliki panas yang sangat
dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun)
suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi
saja yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber
energi panas bumi.
Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat ini,
usaha diversifikasi energi mutlak harus dilaksanakan. Salah satu usaha
diversifikasi energi ini adalah dengan memikirkan pemanfaatan energi
panas bumi sebagai penyedia kebutuhan energi listrik tersebut. Dasar
pemikiran ini adalah mengingat cukup tersedianya cadangan energi panas
bumi di Indonesia, namun pemanfaatannya masih sangat sedikit. Indonesia
sebagai negara vulkanik mempunyai sekitar 217 tempat yang dianggap
potensial untuk eksplorasi energi panas bumi. Bila energi panas bumi
yang cukup tersedia di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal,
kiranya kebutuhan energi listrik yang terus meningkat akan dapat dipenuhi
bersama-sama dengan sumber energi lainnya. Pengalaman dalam
memanfaatkan energi panas bumi sebagai penyedia energi listrik seperti
yang telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat akan sangat
membantu dalam pengembangan energi panas bumi lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan panas bumi?
2. Bagaimana potensi panas bumi di Indonesia?
3. Apakah panas bumi dapat menjadi peranan dalam menerapkan
konservasi energi
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari panas bumi.
2. Dapat mengetahui potensi panas bumi di Indonesia
3. Dapat memahami panas bumi dalam penerapan konservasi energi
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini ialah panas bumi
merupakan salah satu energi alternatif, oleh karena itu dalam menerapkan
konservasi energi, panas bumi sangat berperan dalam menggantikan energi
fosil yang masih digunakan saat ini dalam pembangkit listrik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Energi Panas Bumi


Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan
terbentuk di dalam kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah
seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan
mencapai 5400 C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas
Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap
air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik
semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Energi panas bumi ini
berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini
diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh
permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal
dari beberapa fenomena:

Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.

Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke


dalam pusat bumi.

Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.

Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang
tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas
tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini
juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Energi
ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin
atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer untuk
menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga
panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan
menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia.

Energi panas bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun


terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik. Pangeran Piero
Ginori Conti mencoba generator panas bumi pertama pada 4 July 1904 di
area panas bumi Larderello di Italia. Grup area sumber panas bumi terbesar
di dunia, disebut The Geyser, berada di California, Amerika Serikat. Pada
tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya, Filipina, Islandia, dan
Kostarika) telah menggunakan panas bumi untuk menghasilkan lebih dari
15% kebutuhan listriknya.
Geothermal berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata
yaitu geo yang berarti bumi dan thermal yang artinya panas, berarti
geothermal adalah panas yang berasal dari dalam bumi. Proses terbentuknya
energi panas bumi sangat berkaitan dengan teori tektonik lempeng yaitu
teori yang menjelaskan mengenai fenomena-fenomena alam yang terjadi
seperti gempa bumi, terbentuknya pegunungan, lipatan, palung, dan juga
proses vulkanisme yaitu proses yang berkaitan langsung dengan geothermal.
Berdasarkan penelitian gelombang seismik, para peneliti kebumian dapat
mengetahui struktur bumi dari luar sampai ke dalam, yaitu kerak pada
bagian luar, mantel, dan inti pada bagian paling dalam. Semakin ke dalam
bumi (inti bumi), tekanan dan temperature akan meningkat. Untuk kita
ketahui, Temperature pada inti bumi berkisar 4200 C. Panas yang terdapat
pada inti bumi akan ditransfer ke batuan yang berada di bagian mantel dan
kerak bumi. Batuan yang memiliki titik lebur lebih rendah dari temperature
yang diterima dari inti bumi akan meleleh dan lelehan dari batuan
tersebutlah yang kita kenal dengan magma. Magma memiliki densitas yang
lebih rendah dari batuan, otomatis batuan yang telah menjadi magma tadi
akan mengalir ke permukaan bumi. Jika magma sampai ke permukaan maka
magma tersebut berubah nama dengan sebutan lava (contoh lava yang
sering kita lihat jika terjadi erupsi (letusan) gunung api.

Gambar 1.1 Susunan Lapisan Bumi


(Sumber:http://geothermal.marin.org/GEOpresentation/sld00x.htm)

Proses penghantaran panas pada sistem panas bumi melibatkan


fluida termal yang bisa berupa batuan yang meleleh, gas, uap, air panas, dan
lain-lain. Dalam perjalanannya, fluida termal yang berupa uap dan atau air
panas dapat tersimpan dalam suatu formasi batuan yang berada diantara
sumber panas dan daerah tampungan panas. Formasi batuan ini selanjutnya
dikatakan sebagai reservoir.
Sistem panas bumi yang terpengaruh kuat oleh adanya uap dan
atau air panas dikatakan sebagai sistem hydrothermal. Sistem ini sering
berasosiasi dengan pusat vulkanisme atau gunung api di sekitarnya. Jika
fluida magmatik dari gunung api lebih mendominasi sistem hidrotermal,
maka dikatakan sebagai sistem vulkanik hidrotermal (volcanic hydrothermal
system). Sistem panas bumi dapat berada pada daerah bermorfologi datar
(flat terrain) dan dapat pula berada pada daerah bermorfologi curam (step
terrain). Di Indonesia, sistem panas bumi yang umum ditemukan adalah
sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan pusat vulkanisme pada daerah
bermorfologi step terrain. Selain sistem hidrotermal, terdapat pula jenis lain
dari sistem panas bumi, seperti: hot dry rock system, geopressured system,
heat sweep system.

2.2 Proses Terbentuknya Panasbumi (Geothrmal Energy)


Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam
air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas

Bumi dan untuk pemanfataannya diperlukan proses penambangan . Panas


bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta
sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi.
Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di
bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan
batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi yang
tersimpan di dalam kerak bumi.

Gambar 1.2 Proses pembentukan panas bumi


Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit
(terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Semakin ke
bawah, temperatur bawah permukaan bumi semakin meningkat atau semakin
panas. Panas yang berasal dari dalam bumi dihasilkan dari reaksi peluruhan
unsur-unsur radioaktif seperti uranium dan potassium. Reaksi nuklir yang
sama saat ini masih terjadi di matahari dan bintang-bintang yang tersebar di
jagad raya. Reaksi ini menghasilkan panas hingga jutaan derajat celcius.
Permukaan bumi pada awal terbentuknya juga memiliki panas yang dahsyat.
Namun setelah melewati masa milyaran tahun, temperatur bumi terus
menurun dan saat ini sisa-sisa reaksi nuklir tersebut hanya terdapat dibagian
inti bumi saja. Pada kedalaman 10.000 meter atau 33.000 feet, energi panas
yang dihasilkan bisa mencapai 50.000 kali dari jumlah energi seluruh
cadangan minyak bumi dan gas alam yang masih

Gambar 3 : Proses pembentukan energi panas bumi air panas


Terbentuknya panas bumi, sama halnya dengan prinsip memanaskan air (erat
hubungan dengan arus konveksi). Air yang terdapat pada teko yang dimasak
di atas kompor, setelah panas, air akan berubah menjadi uap air . Hal serupa
juga terjadi pada pembentukan energi panas bumi. Air tanah yang terjebak di
dalam batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan yang
panas karena kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air
tanah yang terletak diatasnya sampai suhu yang cukup tinggi ( 100 250 C).
Sehingga

air

tanah

yang

terpanaskan

akan

mengalami

proses

penguapan.Apabila terdapat rekahan atau sesar yang menghubungkan tempat


terjebaknya air tanah yang dipanaskan tadi dengan permukaan maka pada
permukaan kita akan melihat manifestasi thermal. Salah satu contoh yang
sering kita jumpai adalah mata air panas, selain solfatara, fumarola, geyser
yang merupakan contoh manifestasi thermal yang lain. Uap hasil penguapan
air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap tanah jika tidak ada saluran
yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan. Uap
yang terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada
daerah tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan,
maka uap tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat
dan mempunyai entalpi inilah yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk
memutar turbin sehingga dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada prosesproses lain sebelum uap memutar turbin).

Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas,


bahkan sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh
atau magma yang menerima panas dari inti bumi. Magma yang terletak di
dalam lapisan mantel memanasi suatu lapisan batu padat. Di atas lapisan
batu padat terletak suatu lapisan batu berpori yaitu batu yang mempunyai
lubang-lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air yang berasal dari
air tanah atau air resapan hujan atau resapan air danau maka air itu turut
dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas. Bila panasnya besar maka
terbentuk air panas bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori.
Bila di atas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat maka
lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas
bertekanan akan berusaha keluar. Dalam hal ini ke atas yaitu permukaan
bumi. Gejala panas bumi pada umumnya tampak pada permukaan bumi
berupa mata air panas, geyser, fumarola dan sulfatora.
2.3 Komponen Komponen Sistem Panas Bumi
Komponen sistem panas bumi yang dimaksud di sini adalah
komponen-kompenen dari sistem panas bumi jenis hidrotermal, karena sistem
inilah yang paling umum ditemukan di Indonesia. Sistem hidrotermal
didefenisikan sebagai jenis sistem panas bumi dimana transfer panas dari
sumber panas menuju permukaan bumi adalah melalui proses konveksi bebas
yang melibatkan fluida meteorik dengan atau tanpa jejak fluida magmatik.
Fluida meteorik contohnya adalah air hujan yang meresap jauh ke bawah
permukaan tanah. Komponen-komponen penting dari sistem hidrotermal
adalah: sumber panas, reservoir dengan fluida termal, daerah resapan
(recharge), daerah luahan (discharge) dengan manifestasi permukaan.
Sumber Panas
Sepanjang waktu panas dari dalam bumi ditransfer menuju
permukaan bumi dan seluruh muka bumi menjadi tempat penampungan panas
(heat sink). Namun begitu, di beberapa tempat energi panas ini dapat
terkonsentrasi dalam jumlah besar dan melebihi jumlah energi panas per
8

satuan luas yang rata-rata ditemui. Gunung api merupakan contoh dimana
panas terkonsentrasi dalam jumlah besar. Pada gunung api, konsentrasi panas
ini bersifat intermittent yang artinya sewaktu-waktu dapat dilepaskan dalam
bentuk letusan gunung api. Berbeda dengan gunung api, pada sistem panas
bumi konsentrasi panas ini bersifat kontinu. Namun demikian, pada
kebanyakan kasus, umumnya gunung api baik yang aktif maupun yang
dormant, adalah sumber panas dari sistem panas bumi. Hal ini ditemui di
Indonesia dimana umumnya sistem panas buminya adalah sistem hidrotermal
yang berasosiasi dengan pusat vulkanisme atau gunung api.
Dalam hal ini, gunung api menjadi penyuplai panas dari sistem
panas bumi di dekatnya. Oleh karena gunung api merupakan sumber panas
potensial dari suatu sistem panas bumi, maka daerah yang berada pada jalur
gunung api berpotensi besar memiliki sistem panas bumi temperatur tinggi (di
atas 225 Celcius). Itulah kenapa Indonesia yang dikenal berada pada jalur
cincin api (ring of fire) diklaim memiliki potensi panas bumi atau geothermal
terbesar di dunia. Daerah lain yang berpotensi menjadi sumber panas adalah:
daerah dengan tekanan litostatik lebih besar dari normal (misal pada
geopressured system), daerah yang memiliki kapasitas panas tinggi akibat
peluruhan radioaktif yang terkandung di dalam batuan, daerah yang memiliki
magmatisme dangkal di bawah basemen. Namun pada kasus-kasus ini,
intensitas panasnya tidak sebesar panas dari gunung api.
Reservoir
Reservoir panas bumi adalah formasi batuan di bawah permukaan
yang mampu menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air
panas). Reservoir biasanya merupakan batuan yang memiliki porositas dan
permeabilitas yang baik. Porositas berperan dalam menyimpan fluida termal
sedangkan permeabilitas berperan dalam mengalirkan fluida termal.
Reservoir panas bumi dicirikan oleh adanya kandungan Cl (klorida) yang
tinggi dengan pH mendekati normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada
fluida reservoir jika dibandingkan dengan air meteorik (air hujan) namun di
saat bersamaan memiliki isotop deuterium yang sama atau mendekati air

meteorik, adanya lapisan konduktif yang menudungi reservoir tersebut di


bagian atas, dan adanya gradien temperatur yang tinggi dan relatif konstan
terhadap kedalaman.
Reservoir panas bumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh
lapisan batuan yang memiliki permeabilitas sangat kecil (impermeable).
Lapisan ini dikenal sebagai lapisan penudung atau cap rock. Batuan
penudung ini umumnya terdiri dari mineral-mineral lempung yang mampu
mengikat air namun sulit meloloskannya (swelling). Mineral-mineral
lempung ini mengandung ikatan-ikatan hidroksil dan ion-ion seperti Ka dan
Ca sehingga menyebabkan lapisan tersebut menjadi sangat konduktif. Sifat
konduktif dari lapisan ini bisa dideteksi dengan melakukan survei magnetotellurik (MT) sehingga posisi lapisan konduktif ini di bawah permukaan dapat
terpetakan. Dengan mengetahui posisi dari lapisan konduktif ini, maka posisi
reservoir dapat diperkirakan, karena reservoir panas bumi biasanya berada di
bawah lapisan konduktif ini.
Daerah Resapan (Recharge)
Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di
tempat tersebut bergerak menjauhi muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di
daerah resapan bergerak menuju ke bawah permukaan bumi.
Dalam suatu lapangan panas bumi, daerah resapan berada pada
elevasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan elevasi dari daerah dimana
sumur-sumur produksi berada. Daerah resapan juga ditandai dengan rata-rata
resapan air tanah per tahun yang bernilai tinggi.
Menjaga kelestarian daerah resapan penting artinya dalam
pengembangan suatu lapangan panas bumi. Menjaga kelesatarian daerah
resapan berarti juga menjaga keberlanjutan hidup dari reservoir panas bumi
untuk jangka panjang. Hal ini karena daerah resapan yang terjaga dengan baik
akan menopang tekanan di dalam formasi reservoir karena adanya fluida yang
mengisi pori di dalam reservoir secara berkelanjutan. Menjaga kelestarian
daerah resapan juga penting artinya bagi kelestarian lingkungan hidup.
10

Sehingga dari sini dapat dikatakan juga bahwa pengembangan panas bumi
bersahabat dengan lingkungan.
Daerah Discharge dengan Manifestasi Permukaan
Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah
aliran air tanah di tempat tersebut bergerak menuju muka tanah. Dengan kata
lain, air tanah di daerah luahan akan bergerak menuju ke atas permukaan
bumi. Daerah luahan pada sistem panas bumi ditandai dengan hadirnya
manifestasi di permukaan. Manifestasi permukaan adalah tanda-tanda yang
tampak di permukaan bumi yang menunjukkan adanya sistem panas bumi di
bawah permukaan di sekitar kemunculannya.
Manifestasi permukaan bisa keluar secara langsung (direct discharge) seperti
mata air panas dan fumarola. Fumarola adalah uap panas (vapor) yang keluar
melalui celah-celah batuan dengan kecepatan tinggi yang akhirnya berubah
menjadi uap air (steam). Tingginya kecepatan dari fumarola sering kali
menimbulkan bunyi bising.
Manifestasi permukaan juga bisa keluar secara terdifusi seperti
pada kasus tanah beruap (steaming ground) dan tanah hangat (warm ground),
juga bisa keluar secara intermittent seperti pada manifestasi geyser, dan juga
bisa keluar secara tersembunyi seperti dalam bentuk rembesan di sungai.
Secara umum, manifetasi permukaan yang sering muncul pada
sistem-sistem panas bumi di Indonesia adalah: mata air panas, fumarola,
steaming ground, warm ground, kolam lumpur panas, solfatara, dan batuan
teralterasi. Solfatara adalah uap air (steam) yang keluar melalui rekahan
batuan yang bercampur dengan H2S, CO2, dan kadang juga SO2 serta dapat
mengendapkan sulfur di sekitar rekahan tempat keluarnya. Sedangkan batuan
teralterasi adalah batuan yang terubahkan karena adanya reaksi antara batuan
tersebut dengan fluida panas bumi.

2.4 Pemanfaatan Sumber Panas Bumi


Pencarian sumber energi panas bumi sudah dilakukan sejak masa
hindia belanda. Awal pekerjaan tersebut dilakukan pada tahun 1918 di

11

lapangan kamojang, Jawa Barat. Namun hingga saat ini pemanfaatannya


masih belum optimal. Potensi panas bumi Indonesia terletak di 256 lokasi
dan hampir setengahnya berada di kawasan konservasi dengan potensi
28,1 GWe atau setara dengan 12 barel minyak bumi untuk
pengoperasian selama 30 tahun.
Data dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa dari potensi
40% panas bumi dunia, hanya 4% atau sekitar 1189 MWe saja yang
dimanfaatkan di bumi Indonesia. Daerah panas bumi yang sudah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru 7 dari 256 lokasi atau sekitar 3%
dengan kapasitas total terpasang 1189 MW.
Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang
unik. Ia tidak dapat disimpan dan tidak dapat ditransportasikan dalam jarak
jauh. Kondisi ini membuat panas bumi terlepas dari dinamika harga pasar.
Selain itu panas bumi dapat menjadi alternatif yang sangat baik bagi bahan
bakar fosil terutama untuk pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat
mengurangi subsidi energi.
Menurut Sukhyar, Kepala Badan Geologi Departemen ESDM,
energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sumber
energi terbarukan yang lain, di antaranya hemat ruang dan pengaruh dampak
visual yang minimal. Selain itu, energi panas bumi mampu berproduksi
secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat
penyimpanan energi. Tingkat ketersediaan (availability) juga sangat tinggi,
yaitu di atas 95%,
Indonesia benar-benar dianugerahi dengan potensi alam yang luar
biasa. Panas bumi yang terkandung di dalam perut buminya merupakan
bentuk energi hasil rekayasa alam sehingga tidak diperlukan variasi rekayasa
buatan untuk menggali potensi energi tersebut. Investasi yang diperlukan pun
jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara lain. Dengan kisaran
investasi yang sama, energi yang dihasilkan oleh Panas bumi Indonesia 10
kali lebih besar jika dibandingan dengan panas bumi dari negara lain.

12

Potensi geotermal Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal.


Lapangan geotermal kamojang menjadi salah satu sumur produksi panas
bumi paling produktif. Sumur ini masih dimanfaatkan hingga sekarang walau
sudah beroperasi selama 27 tahun dan masih memiliki kapasitas panas bumi
sebanyak 93%. Efisiensi energi yang sangat baik diperlihatkan oleh panas
bumi sebagai sumber energi.

Dalam grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi
produksi sumur geothermal terus meningkat sejak pertama kali proses produksi
dilakukan. Pada tahun 2025 diproyeksikan geothermal Indonesia dapat
menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu barel oil
equivalen (boe) per harinya. Sebuah potensi energi yang sangat besar.
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu
menjadikan panas bumi sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi
negara lainnnya. Selama ini kita masih berkiblat pada selandia baru dan islandia
dalam upaya pemanfaatan teknologi panas bumi.
Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik. Lebih dari 200 lokasi panas-bumi terletak di daerah
terpencil seperti Nusa Tenggara dan Maluku berpeluang untuk pengembangan
listrik pedesaan. Pengembangan sumber panas-bumi skala kecil (<10 MW)
dimanfaatkan

untuk

listrik

pedesaan

pertanian/perkebunan dan industri kecil.

13

disamping

untuk

keperluan

Direktorat Perencanaan PT. PLN memproyeksikan kebutuhan energi


listrik pada tahun 1998/1999 sebesar 17.247 MW dan pada tahun 2003/2004
sebesar 27.284 MW.
Soegianto menggambarkan kebutuhan sumber energi pada tahun
1998/1999 untuk pembangkitan tenaga listrik dari kelima jenis sumber energi
(migas & batubara, tenaga-air, panas-bumi) sebesar 664,8 SBM atau sebesar
1130,16 MW dengan perincian 51% BBM, 24% gas, 18% batubara, 5% tenaga
air, dan 2 % panas bumi (12 SBM=20,4 MW). Sedangkan pemasokan masingmasing energi untuk pembangkitan listrik berjumlah 242,2 SBM atau sebesar
411,74 MW, dengan perincian: 31% BBM, 22% gas, 28 % batubara, 14 % tenaga
air, dan 5 % panas bumi. Apabila ditinjau partisipasi masing-masing jenis sumber
energi tersebut, panas bumi dan tenaga air dapat memenuhi total kebutuhan yang
direncanakan untuk jenis energi tersebut. Dalam hal ini ada peluang penggantian
kebutuhan energi fosil dengan energi panas bumi maupun energi terbarukan
lainnya. Seperti diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa manfaat lainnya
dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak
membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.

Tabel 1. Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Panas Bumi


Dengan Kapasitas Total Energi 1.205 MW Yang Telah Ada Pengembangnya*)
Lokasi

Kapasitas
(MW)
Sarulla

6 x 55

Sumatera Utara

Sibayak

3 x 40

Sumatera Selatan

Lumut Bai

3 x 70

Patuha

2 x 55

Kamojang

2 x 30

14

Jawa Barat

Jawa Tengah

Gunung Salak 7

3 x 55

Wayang Windu 2

2 x 110

Cibuni

1 x 10

Dieng 2

2 x 60

Kapasitas Total

1.205

Tabel 2. Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Sumber Panas Bumi Dengan


Kapasitas Total 1.590 MW Yang Belum Ada Pengembangnya*)
Lokasi

Kapasitas
(MW)

Nangroe Aceh Darussalam

Pulau Weh

2 x 40

Begkulu

Ululais

3 x 55

Rantau Dedap

3 x 70

Ulubelu

3 x 55

Lumut Balai

6 x 55

Jawa barat

Karaha bodas

2 x 110

Jawa timur

Argopuro

3 x 70

Gorontalo

Kotamobagu

2 x 40

Sulawesi Utara

Lahendong 2

2 x 20

Tompaso

2 x 40

Ambon

2 x 25

Lampung

Maluku
Kapasitas Total

1.590

2.5 Konversi Panas Bumi Menjadi Energi Listrik


Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk memanfaatkan tenaga panas bumi menjadi tenaga listrik.
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang
terlempar dari matahari, karena itu bumi masih memiliki inti yang panas sekali
dan meleleh, kegiatan bahan-bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas
15

yang tinggi yang berusaha untuk keluar dan mencapai permukaan bumi. Semua
energi panas bumi ini sering tampak dipermukaan bumi dalam bentuk semburan
air panas, uap panas, dan sumber air belerang.
Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah sebagai berikut:
air panas yang berasal dari sumur akan disalurkan ke separator, oleh separator air
dengan uap dipisah, kemudian uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin.
Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu:
1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistem double flash adalah 15-20% lebih
produktif dengan sumur yang sama dibanding dengan simple flash. Uap yang
keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam
bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni, zat-zat pengotor antara
lain Fe, Cl, SiO2, H2S, dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP,
merusak sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.

2.5 Jenis-Jenis Energi Panas Bumi


Jenis-jenis energi panas bumi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Energi Uap Basah
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang
keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung
untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian
ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar
berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih
dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin. Jenis sumber energi panas
bumi dalam bentuk uap basah agar dapat dimanfaatkan maka terlebih dahulu
harus dilakukan pemisahan terhadap kandungan airnya sebelum digunakan untuk
menggerakan turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa
air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah
menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat
memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara

16

uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk
menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam
bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.

2. Energi Panas Bumi Air Panas


Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut brine dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya
kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab
dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik.
Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner
(dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan
sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan
menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi uap panas
bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan
dengan energi panas bumi jenis lainnya.

3. Energi Panas Bumi Batuan Panas


Energi panas bumi jenis ketiga berupa batuan panas yang ada dalam perut
bumi terjadi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas
bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan
panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat
diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan
panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk
memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup
tinggi.

2.6 Pengelolaan dan Pemanfaatan Energi Panas Bumi


2.6.1 Bidang Industri
Pada bidang industri, pemanfaatan sumber energi panas bumi ini sangat
banyak, antara lain sebagai berikut :
a. Penggerak Turbin Listrik dari Uap Basah

17

Bagian pusat bumi ini sangat panas sehingga dapat mencairkan batu
dengan cukup mudah. Apabila Anda pergi menuju kerak bumi, suhu akan lebih
tinggi dan lebih tinggi. Menurut perkiraaan, untuk setiap empat puluh meter
(belum sampai setengah panjang lapangan sepak bola), suhu naik sekitar 34o F.
Akibatnya adalah batu-batu yang panas di bawah permukaan bumi ikut
memanaskan air sehingga terjadilah peguapan. Untuk memanfaatkannya,
kemudian dibuat lubang dengan cara mengebor ke daerah panas bumi pada
kedalaman tertentu sehingga uap air dapat terbebaskan. Selama proses, di stasiun
panas bumi dibor lubang seperti disebutkan di atas dan dibuat sumur injeksi
dimana air dingin dipompakan ke sumur. Air dingin ini kemudian dialirkan
melewati batu panas dan kemudian tekanan digunakan untuk mengeluarkan air
kembali. Setelah air panas mencapai permukaan, air tersebut berubah menjadi
uap, yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber daya. Uap yang sudah
dibersihkan dan disaring lalu digunakan untuk menggerakkan turbin listrik, yang
pada gilirannya akan mengahasilkan energi listrik.
Perhatikan gambar 2.6.1.1 berikut:

Gambar 2.6.1.1 : pembangkit listrik turbin uap basah


(sumber : http://rudimayardi.wordpress.com)

b. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan uap. Uap dipakai untuk
memutar turbin yang kemudian mengaktifkan generator untuk menghasilkan
18

listrik. Banyak pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil untuk
mendidihkan air guna menghasilkan uap. Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
(PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
hanya saja pada PLTU, uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan
pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Pembangkit yang digunakan
untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai
komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas bumi,
yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger,
chiller, pompa, dan sebagainya. Ada tiga macam teknologi pembangkit listrik
tenaga panas bumi yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga system
yang diterapkan untuk mengeksplorasi sumber energi panas bumi pada dasarnya
bersifat relatif yang penerapannya dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Lihat pada gambar 2.5.1.2 berikut :

Gambar 2.5.1.2 : pembangkit listrik tenaga panas bumi sistem dry steam
(sumber : http://rudimayardi.wordpress.com)

c. Penggerak Turbin Listrik dari Air Panas


Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya
kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab

19

dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik.


Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner
(dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan
sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan
menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi "uap panas"
bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan
dengan energi panas bumi jenis lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas
bumi "air panas" sistem biner dapat dilihat pada Gambar 2.5.1.3 berikut :

Gambar 2.5.1.3 penggerak turbin listrik dari air panas


(sumber : http://www.elektroindonesia.com)
d. Penggerak Turbin Listrik dari Batuan Panas
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut
bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi
ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas
dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil
kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas
pada

umumnya

terletak

jauh

di

dalam perut

bumi,

sehingga

untuk

memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup


tinggi. Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "batuan panas"
dapat dilihat pada gambar 2.5.1.4 berikut :

20

Gambar 2.5.1.4. penggerak turbin listrik dari batuan panas


(sumber : http://www.elektroindonesia.com)

2.6.2 Bidang Wisata


Selain untuk tenaga listrik, panas bumi dapat langsung dimanfaatkan untuk
kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau fluidanya, misalnya dimanfaatkan
dalam dunia agroindustri. Sifat panas bumi sebagai energi terbarukan menjamin
kehandalan operasional pembangkit karena fluida panas bumi sebagai sumber
tenaga yang digunakan sebagai penggeraknya akan selalu tersedia dan tidak akan
mengalami penurunan jumlah. Pada sektor lingkungan, berdirinya pembangkit
panas bumi tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut
karena sisa buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari
lapisan aliran air tanah. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga
tidak mengotori udara dan merusak atmosfer. Kebersihan lingkungan sekitar
pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak memerlukan bahan
bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas buangan
berbahaya akibat pembakaran.
Di sektor pariwisata, keberadaan panas bumi seperti air panas maupun uap
panas menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan orang. Tempat
pemandian air panas di Cipanas, Ciateur, mapun hutan taman wisata cagar alam
Kamojang menjadi tempat tujuan bagi orang untuk berwisata.

21

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Energi Panas Bumi


2.7.1 Kelebihan Energi Panas Bumi
Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu, energi
geothermal tidak menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah pembangunan
pembangkit listrik tenaga geothermal, hanya ada sedikit pemeliharaan. Dalam hal
konsumsi energi, pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit energi
mandiri. Keuntungan lain untuk energi geothermal adalah bahwa pembangkit
listrik tidak harus yang besar untuk melindungi lingkungan alam.

2.7.2 Kekurangan Energi Panas Bumi


Kita tidak bisa membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di
sembarang lahan kosong di suatu tempat. Daerah tempat pembangkit energi
geothermal yang akan dibangun harus mengandung batu-batu panas yang cocok
pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran. Selain itu, jenis bebatuannya harus
mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk menjaga area sekitar karena
jika lubang dibor dengan tidak benar, maka mineral dan gas yang berpotensi
membahayakan bisa menyembur dari bawah tanah. Pencemaran dapat terjadi
karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas bumi. Dan juga,
memungkinkan pula pada suatu area panas bumi tertentu terjadi kekeringan.

22

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Salah satu energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik
dalam jumlah yang sangat besar dan ramah lingkungan adalah energi
geothermal. Energi geothermal berasal dari panas bumi yang tidak
membutuhkan media penyimpanan seperti energi alternatif lainnya
sehingga bisa digunakan untuk melengkapi energi terbarukan lainnya,
seperti matahari, angin dan air. Selain memiliki dampak negatif yang
kecil terhadap lingkungan, energi geothermal juga tidak menghasilkan
emisi gas. Selain itu, keuntungan dari energi alternatif yang berasal
dari geothermal adalah sumber energi yang tidak akan habis dan bisa
di daur ulang.

2. Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara


alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal
dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang
dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
3. Potensi panas bumi Indonesia terletak di 256 lokasi dan hampir
setengahnya berada di kawasan konservasi dengan potensi 28,1
GWe atau setara dengan 12 barel minyak bumi untuk
pengoperasian selama 30 tahun.

23

Anda mungkin juga menyukai