Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ARUS KAS PADA LKPP TAHUN 2013

PrasetyaGraha Raharja1, SigitLuhur Pambudi2, Taruli Christovina3, ZulmaYandri4


1) DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta
email : prasetyagraharaharja@gmail.com
2) DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta
email : asigsadja@gmail.com
3) DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta
email : taruli.c.a@gmail.com
4) DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta
email : zyandri@gmail.com
Abstract: Dalam melakukan kegiatan pengelolaan anggaran, pemerintah bertanggung jawab dengan
menyajian berbagai jenis pelaporan. Salah satu pelaporan yang harus dibuat adalah laporan arus kas. Laporan
arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas, dan setara kas pada suatu
periode tertentu serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Pelaporan arus kas ini menjadi
penting dalam rangka menjalankan amanat peraturan yang berlaku serta mewujudkan pemerintahan yang
akuntabel.
Kata Kunci:Laporan Arus Kas, LKPP 2013
I. Pendahuluan
Laporan arus kas merupakan salah satu
laporan keuangan pokok dalam laporan keuangan
pemerintah. Laporan arus kas menyajikan
informasi antara lain mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas, dan setara kas
selama satu periode akuntansi, serta saldo kas dan
setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan arus
kas berguna antara lain sebagai fungsi proyeksi
atas arus kas yang akan datang, sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan kas, dan media
evaluasi
bagi
pembaca
laporan
dalam
mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas
dana suatu entitas pemerintahan dan struktur
keuangannya.
1. Latar Belakang Masalah
Selain memberikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas, dan setara
kas, laporan arus kas juga harus dapat
memberikan
informasi
historis
mengenai
perubahan kas dan setara kas suatu entitas
pemerintahan.
Dalam LKPP 2013 disajikan data-data mengenai
arus kas pada tahun 2013 yang dibandingkan
dengan arus kas pada tahun 2012. Terdapat
perubahan nilai pada tiap-tiap komponen arus kas
2013 jika dibandingkan tahun 2012.
Penulis mencoba menjelaskan secara singkat
mengenai berbagai komponen penyusun laporan
arus kas pada LKPP tahun 2013 tersebut dan

perubahan arus kas yang terjadi serta faktor yang


mempengaruhinya.
2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah memberikan
penjelasan singkat mengenai laporan arus kas dan
contoh pengaplikasiannya pada LKPP 2013, serta
memberikan ide/masukan terkait penyajian
laporan arus kas tersebut. Dengan penjelasan
singkat yang penulis sajikan, diharapakan dapat
membantu pembaca untuk lebih memahami
Laporan Arus Kas yang disajikan oleh pemerintah.
3. Perumusan Masalah
Dalam penyajian laporan arus kas, terdapat
komponen-komponen
yang
membentuknya
sehingga laporan tersebut menjadi informatif bagi
pengguna laporan. Untuk memahami laporan arus
kas, pembaca harus memahami juga tiap-tiap
komponen komponen laporan arus kas tersebut.
Dalam tulisan ini, penulis mencoba memberikan
penjelasan mengenai laporan arus kas dan
komponen penyusunnya, serta pengaplikasiannya
pada LKPP 2013.
II. Landasan Teori
Berdasarkan PP nomor 71 tahun 2010,
Laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran kas. Penerimaan kas adalah semua
aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Negara/Daerah sedangkan Pengeluaran kas adalah

semua aliran kas yang keluar dari Bendahara


Umum Negara.
Dalam penyajiannya pada,, arus kas juga
diklasifikasikan berdasarkan 4 aktivitas antara lain:
1. Arus kas dari aktivitas operasi
2. Arus kas dari aktivitas investasi
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
4. Arus kas dari aktivitas non anggaran
anggaran/
transitoris
III. Pembahasan
Informasi utama pada sebuah laporan arus kas
dapat dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu:
1. Saldo kas awal
2. Perubahan kas
3. Saldo akhir kas dan bank
Dalam perjalanannya dari saldo awal hingga
didapati saldo akhir kas dan bank, arus kas
mengalami perubahan jumlah dikarenakan
aktivitas yang dilakukan terkait dengan kas
tersebut.
Terkait dengan hal tersebut,, berikut kami
memaparkan secara singkat terkait posis
posisi kas
pemerinta berdasarkan LKPP tahun 2013 dan
perubahan-perubahan
perubahan yang terjadi serta faktor
yang mempengaruhi.
1.

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi


Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan
dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
kegiatan operasional pemerintah selama satu
periode akuntansi. Arus kas bersih aktivitas operasi
merupakan
indikator
yang
menunjukkan
kemampuan
operasi
pemerintah
dalam
menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai
aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi dibagi menjadi arus
kas masuk dan arus kas keluar.
Arus kas masuk dari aktivitas operasi tahun
2013
sebesar
Rp1.436.403.062.652.687,Rp1.436.403.062.652.687,
meningkat sebesar 7,49% dari tahun sebelumnya.
Sumber arus kas masuk dari aktivitas operasi
terutama diperoleh dari:
a) Penerimaan Perpajakan;
Seperti tahun sebelumnya, penerimaan
perpajakan tahun 2013 masih menjadi
sumber arus kas masuk aktivitas operasional
terbesar yaitu sebesar 75% dari keseluruhan.
Pada tahun 2013 penerimaan perpajakan
sebesar Rp1.077.306.679.558.272,Rp1.077.306.679.558.272,
atau
meningkat sebesar 9,87% dari tahun
sebelumnya.
Hampir
semua
sektor
penerimaan perpajakan mengalami kenaikan,

kecuali penerimaan yang bersumber dari


Pajak Bumi dan Bangunan serta Paja
Pajak
perdagangan internasional. P
Pajak Bumi dan
Bangunan mengalami penurunan karena
pemungutannya
ya sebagian telah diserahkan
kepada pemerintah daerah, sedangkan pajak
perdagangan
internasional
mengalami
penurunan disebabkan oleh penurunan
penerimaan bea masuk yang tidak dapat
diimbangi oleh kenaikan penerimaan bea
keluar.

b) Penerimaan Negara
gara Bukan Pajak (PNBP);
Pada tahun 2013, PNBP menyumbang
24,68% dari total arus kas masuk aktivitas
operasional
atau
sebesar
Rp354.562.504.889.349,- dimana mengalami
kenaikan sebesar 0,82% dari tahun
sebelumnya. Dari beberapa sektor sumber
PNBP, hanya penerimaan
nerimaan dari PNBP lainnya
yang mengalami penurunan, yaitu sekitar 3,8
milyar rupiah sebagai imbas dari penurunan
pendapatan premium atas obligasi negara
yang sangat tajam yaitu sekitar 5,5 milyar
rupiah.

c)

Penerimaan Hibah;
Penerimaan hibah pada tahun 2013 secara
keseluruhan sebesar Rp4.533.878.206.066,00
mengalami kenaikan sebesar 9,95% apabila
dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya.
Meskipun penerimaan hibah luar negeri
mengalami penurunan, penerimaan hibah tahun
2013 secara keseluruhan mengalami kenaikan
sebesar
Rp412.176.387.087,dibanding
penerimaan tahun sebelumnya.

Semua pos belanja mengalami kenaikan


kecuali pada belanja lain-lain,
lain, bagi hasil pajak dan
bagi hasil sumber daya alam. Belanja subsidi tahun
2013 masih menjadi pengeluaran paling besar
yaitu sebesar 24,19%. Secara proporsi, hal ini
menurun jika dibandingkan tahun 2
2012 yang
mencapai 25,75% namun jumlah belanja subsidi
tahun 2013 meningkatRp8.624.774.875.960.020,
Rp8.624.774.875.960.020,dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2012
tidak ada arus kas keluar untuk dana keistimewaan
DIY namun tahun 2013 terdapat sebesar
Rp115.696.326.500,-.

d) Penerimaan Transfer.
Pada laporan keuangan pemerintah
pusat, tidak ada penerimaan transfer.
Penerimaan transfer akan muncul pada
laporan keuangan pemerintah daerah.
Arus kas keluar untuk aktivitas operasi tahun
2013
sebesar
Rp1.467.718.641.297.160,Rp1.467.718.641.297.160,
mengalami kenaikan sebesar 9,11% dari tahun
sebelumnya. Pada LKPP tahun 2013 disebutkan
arus kas keluar aktivitas operasi digunakan untuk
Belanja
nja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Bunga
Utang, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan
Sosial, Belanja Lain-Lain,
Lain, Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil
Sumber Daya Alam, Bagi Hasil Cukai, Dana Alokasi
Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Otonomi
Khusus,
Dana
Penyesuaian
ian
dan
Dana
Keistimewaan DIY.

Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat


berharga yang sifatnya sama dengan persediaan,
yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan
penjualan surat berharga tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi. Jika entitas pelaporan
mengotorisasikan dana untuk kegiatan suatu
entitas lain, yang peruntukannya belum jelas
apakah sebagai modal kerja, penyertaan modal,
atau untuk membiayai aktivitas periode berjalan,
maka
pemberian
dana
tersebut
harus
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Kejadian
inii dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Dari uraian diatas dapat, dapat kita nyatakan
bahwa arus kas keluar dari aktivitas operasi lebih
besar daripada arus kas masuknya yaitu sebesar

Rp31.315.578.643.473,-. Pada tahun sebelumnya


arus kas keluar juga lebih besar daripada arus kas
masuk yaitu sebesar Rp8.874.066.987.571.
2.

Arus kas dari akivitas investasi aset non


keuangan
Arus kas dari aktivitas investasi aset non
keuangan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan
dan pelepasan
sumber daya ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung
pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa
yang akan datang. Dalam laporan arus kas pada
pos arus kas dari aktivitas investasi asset non
keuangan ini terdapat 2 (dua) garis besar yaitu
Penjualan Aset dan Belanja Modal. Pendapatan
Penjualan Aset merupakan pendapatan yang
berasal dari penjualan Aset Tetap baik berupa
tanah, gedung, bangunan, peralatan dan mesin
serta aset yang rusak atau berlebihan.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset
nonkeuangan terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.

Penjualan Aset Tetap


Penjualan Aset Lainnya.
Pencairan Dana Cadangan
PenerimaandariDivestasi
Penjualan Investasi dalam bentuk
Sekuritas.
Arus keluar kas dari aktivitas investasi aset
nonkeuangan terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.

Perolehan Aset Tetap


Perolehan Aset Lainnya
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Pemerintah
Pembelian Investasi dalam
Sekuritas

penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan


untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus
kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap
pihak lain dimasa yang akan datang.
Arus kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
a.

b.
c.

d.

e.
bentuk

Pada laporan Arus Kas di LKPP Tahun 2013


disebutkan bahwa Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Operasi
adalah
defisit
sebesar
Rp31.315.578.643.473 dan Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan adalah
defisit sebesar Rp180.357.079.211.868. Hal itu
mengakibatkan
defisit
anggaran
sebesar
Rp211.672.657.855.341.

f.

Defisit anggaran tersebut ditutup dari sumbersumber pembiayaan sebagaimana dijelaskan pada
bagian selanjunya.
g.
3.

Arus kas dari akivitas pembiayaan


Arus
kas dari aktivitas pembiayaan
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau

Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri


Pembiayaan dalam negeri terdiri dari
pembiayaan
perbankan
dan
nonperbankan,
Penerimaan
Surat
Berharga Negara, serta Privatisasi dan
Penjualan Aset Restrukturisasi.
Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
Pembiayaan luar negeri terdiri dari
Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek.
Penerimaan Pengembalian Penerusan
Pinjaman
Penerimaan Pengembalian Penerusan
Pinjaman pada TA 2013 sebesar
Rp4.174.085.472.290
merupakan
penerimaan Pemerintah atas cicilan
pengembalian Pinjaman Subsidiary Loan
Agreement (SLA) yang terdiri dari
penerimaan
cicilan
pengembalian
penerusan pinjaman dalam dan luar
negeri kepada Pemda, BUMD dan BUMN.
Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri
Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri
dalam TA 2013 adalah sebesar
Rp108.216.396.993.594 yang digunakan
untuk
pembiayaan
pengembangan
pendidikan nasional, pelunasan SPN,
Obligasi Negara, dan SBSN.
Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri
Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri
merupakan pembayaran cicilan pokok
utang luar negeri. Pada TA 2013,
Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri
adalah sebesar Rp57.204.424.443.004
atau lebih besar 11,91% dibandingkan
dengan TA 2012
Penyertaan Modal Negara/Investasi
Pemerintah
Pengeluaran Penyertaan Modal Negara
(PMN)/Investasi Pemerintah merupakan
penyertaan modal Pemerintah Pusat
dalam rangka pendirian, pengembangan,
dan peningkatan kinerja Badan Usaha
Milik Negara/Daerah atau Badan Hukum
lainnya yang dimiliki Negara/Daerah, serta
investasi dalam bentuk dana bergulir.
PenerusanPinjaman (RDI/RPD)
Penerusan Pinjaman RDI/RPD merupakan
pengeluaran Pemerintah atas pemberian
pinjaman dan penerusan pinjaman luar

negeri yang disalurkan untuk pemerintah


daerah, dan BUMN/BUMD.
Dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
diketahui jumlah Pembiayaan Neto dalam TA 2013
adalahs ebesar Rp237.394.577.321.194. Hal ini
dapat diartikan bahwa pemerintah banyak
melakukan pembiayaan untuk menutup defisit dari
kegiatan operasional guna menjalankan programprogram pemerintah.
4.

Arus Kas Dari Aktivitas Nonanggaran


Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran
merupakan Arus kas atas aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi
anggaran dan tidak disajikan dalam Laporan
Realisasi APBN.
Untuk Tahun Anggaran 2013, Arus Kas Bersih
dari Aktivitas Non Anggaran adalah sebesar
Rp105.939.109.946, dengan rincian sebagai
berikut:
URAIAN

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS NON
ANGGARAN TA 2013
(104.009.136.761)

Perhitungan Fihak
Ketiga (Neto)
Kiriman Uang (Neto) 304.283.894.052
Transito (Neto)
(93.019.790.696)
Transaksi Non
(1.315.856.649)
Anggaran Pihak
Ketiga Karena
Kesalahan Rekening
dan Koreksi
Pemindahbukuan
(Neto)
Arus Kas Bersih
105.939.109.946
a. Perhitungan Fihak Ketiga (Neto)
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dalam TA 2013
sebesar minus Rp104.009.136.761 berasal dari
penerimaan pemerintah yang berasal dari
sejumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah
Membayar (SPM)/Surat Perintah Pencairan
Dana(SP2D) atau diterima secara tunai untuk pihak
ketiga, seperti potongan gaji, pensiun, beras
BULOG, dan PFK lainnya dikurangi dengan jumlah
pembayaran yang telah dilakukan pemerintah
kepada pihak ketiga yang berhak menerimanya.
Adapun rincian penerimaan dan pengeluaran
PFK pada TA 2013 adalah sebagai berikut:
URAIAN
Penerimaan Non

TA 2013 (AUDITED)

TA 2012
(AUDITED)

Anggaran PFK
Penerimaan PFK 10%
Gaji

19.074.458.153.667

17.887.641.206.166

Penerimaan PFK 2%
Gaji Terusan
Penerimaan PFK Beras
BULOG
Penerimaan PFK 2%
Pemda
Penerimaan PFK Lainlain
Jumlah Penerimaan
PFK

3.554.963.758

3.042.006.448

250.285.370.995

246.883.384.696

2.633.355.345.713

2.473.251.467.474

373.259.275.346

378.878.255.234

22.334.913.109.479

20.989.696.320.018

Penerimaan Dana
Talangan

7.263.000.000.000

Pengeluaran Non
Anggaran PFK
Pengembalian
Penerimaan PFK 10%
Gaji
Pengembalian
Penerimaan PFK 2%
Gaji Terusan
Pengembalian
Penerimaan PFK Beras
Bulog
Pengembalian
Penerimaan PFK 2%
Pemda
Pengembalian
Penerimaan PFK Lainlain
Jumlah Pengeluaran
PFK

(19.114.438.225.769)

(19.069.405.998.184
)

(6.908.264.557)

(6.586.462.845)

Pengembalian
Penerimaan Dana
Talangan

(7.263.000.000.000) -

Jumlah PFK

(270.996.248.363)

(2.671.738.431.643)

(374.841.075.908)

(22.438.922.246.240)

(104.009.136.761)

(240.351.262.878)

(2.575.125.898.343)

(401.940.793.696)

(22.293.410.415.946
)

(1.303.714.095.928)

Jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang


penerimaan PFK nya sebesar 20.989.696.320.018
dan pengembalian penerimaan PFK nya sebesar
(22.293.410.415.946) sehingga total PFK nya
(1.303.714.095.928)
maka
dapat
sebesar
dikatakan Perhitungan Fihak Ketiga dalam TA 2013
lebih besar Rp1.199.704.959.167. Hal ini
disebabkan karena terdapat pengembalian atas
kelebihan pembayaran Dana Pemeliharaan
Kesehatan (DPK) 2% bagian 2% Gaji Terusan Pusku
Kemhan sebesar Rp67.376.087 merupakan
kelebihan pembayaran DPK tahun 2012 yang baru
disetorkan ke Kas Negara pada Januari 2014
dengan akun 423913.
b. Kiriman Uang
Kiriman Uang (KU) Neto TA 2013 sebesar
Rp304.283.894.052 antara lain merupakan
penerimaan dan pengeluaran kiriman uang antar
rekening pemerintah yang berasal dari KPPN

sebagai Kuasa BUN di daerah ke Kantor Pusat


Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Kementerian
Keuangan sebagai Kuasa BUN dan sebaliknya,
pemindahbukuan intern rekening BUN, dan
pemindahbukuan intern KPPN.
Dalam transaksi KU TA 2013 dan TA 2012
masih terdapat selisih antara penerimaan dengan
pengeluaran KU yang disebabkan belum
sepenuhnya seluruh transaksi atas rekening yang
saling terkait dengan transaksi kas belum
dibukukan dalam Sistem Akuntansi Pusat, adanya
time lagantara saat pengiriman dan saat
penerimaan kiriman uang serta ketidaktepatan
dalampenggunaan akun. Rincian KU TA 2013
adalah sebagai berikut (dalam Rp):
Penerimaan Kiriman Uang dan Pemindahbukuan
Penerimaan Kiriman Uang
Penerimaan Kiriman Uang
Dalam Rangka TSA
Penerimaan Kiriman Uang
Dalam Rangka Reksus
Penerimaan Pemindahbukuan
Penerimaan Pemindahbukuan
Penutupan
Rekening
Penerimaan Pemindahbukuan
Dalam Rangka
Penempatan
Jumlah Penerimaan KU

2.117.057.860.802.173
3.573.413.869.790.803
11.796.707.966.953
1.392.852.569.038.352
1.951.024.663
4.145.665.873.799.628
11.240.788.832.422.572

Pengeluaran Kiriman Uang dan Pemindahbukuan


Pengeluaran Kiriman Uang
Pengeluaran Kiriman Uang
Dalam Rangka TSA
Pengeluaran Kiriman Uang
Dalam Rangka
Reksus
Pengeluaran
Pemindahbukuan
Pengeluaran
Pemindahbukuan Penutupan
Rekening
Pengeluaran
Pemindahbukuan Dalam
Rangka
Penempatan
Jumlah Pengeluaran KU

(2.117.060.925.875.409)
(3.573.106.403.160.146)
(11.796.707.966.953)
(1.392.852.686.701.722)
(1.951.024.663)
(4.145.665.873.799.628)

(11.240.484.548.528.520)

Dari data diatas didapatkan Jumlah KU (Neto)


sebesar 304.283.894.052. dalam hal ini KU masuk
neto
dalam
TA
2013
lebih
besar
Rp583.932.515.640 dari TA 2012 yang memiliki KU
neto
(279.648.621.588)
(penerimaan
KU
10.521.494.649.906.798;
pengeluaran
KU
(10.521.774.298.528.386)).
c. Transito
Transito (Neto) TA 2013 sebesar minus
Rp93.019.790.696 merupakan transaksi BUN yang

terkait dengan Pengeluaran Uang Persediaan (UP)


atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) tahun
berjalan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dan
Penerimaan atas Pengembalian UP tersebut.
Pengembalian UP dari Kuasa Pengguna
Anggaran dapat berupa UP yang diterima tahun
berjalanmaupun tahun yang lalu. Tahun 2013
Transito
(Neto)
dinilai
lebih
kecil
Rp192.812.695.878 atau 193,21 persen dari TA
2012.
Berikut rincian data terkait transito TA 2013
(dalam Rp):

Penerimaan Transito
Penerimaan Pengembalian
UP Dana Rupiah
Penerimaan Pengembalian
UP Dana PHLN
Penerimaan Pengembalian
UP Pengguna PNBP
(Swadana)
Penerimaan Pengembalian
UP TAYL
Penerimaan Pengembalian
UP Pengembalian (Restitusi)
Pajak
Jumlah Penerimaan Transito

34.347.888.988.646
5.554.597.299
1.383.610.704.467
250.846.457.087
324.514.862
35.988.225.262.361

Pengeluarann Transito
Pengeluaran UP Dana Rupiah
Pengeluaran UP Dana PHLN
Pengeluaran UP Pengguna PNBP
(Swadana)
Pengeluaran Pengemb
Kelebihan Setoran Sisa UP/TUP
TAYL
Pengeluaran Uang Persediaan
Pengembalian (Restitusi)
Pajak
Jumlah Pengeluaran Transito

(34.665.599.968.792)
(1.173.400.000)
(1.421.275.555.866)
7.322.371.601
(518.500.000)
(36.081.245.053.057)

d. Penerimaan Pengeluaran Non Anggaran Pihak


Ketiga Karena KesalahanRekeningdan Koreksi
Pemindahbukuan
Dalam TA 2013 dan TA 2012 Penerimaan
Pengeluaran Non Anggaran Pihak Ketiga (PPNAPK)
Karena Kesalahan Rekening merupakan utang
kepada pihak ketiga yang timbul karena retur
SP2D, perincian terkait PPNAPK TA 2013 adalah
sebagai berikut (dalam Rp):
Uraian
Penerimaan Non Anggaran Pihak
Ketiga karena Kesalahan
Rekening
Pengeluaran Non Anggaran Pihak
Ketiga karena Kesalahan
Rekening

4.176.494.314.397
(4.175.582.986.861)

Jumlah Pihak Ketiga Karena


911.327.536
Kesalahan Rekening (Neto)
Koreksi Pemindahan Buku
Koreksi Pengeluaran
76.639.480.949
Pemindahbukuan
Koreksi
(78.866.665.134)
PenerimaanPemindahbukuan
Jumlah Koreksi Pemindahbukuan
(2.227.184.185)
Jumlah Penerimaan/Pengeluaran
(1.315.856.649)
Non Anggaran Pihak
Ketiga dan Koreksi
Pemindahbukuan

Jumlah Transaksi Non Anggaran Pihak Ketiga


dan Koreksi Pemindahbukuan sebesar minus
Rp1.315.856.649 mengakibatkan penurunan Utang
terkait Retur SP2D dari Rp1.119.941.138.161 di TA
2012 menjadi Rp1.118.625.281.512 pada TA 2013.
IV. Penutup
Berdasarkan pemaparan singkat terkait laporan
arus kas pada LKPP 2013, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadinya penurunanan saldo kas pada TA
2013 sebesar Rp. 3.56 triliun. Penurunan
saldo kas didominasi oleh penurunan kas
dari aktivitas operasi dan aktivitas investasi
asset non keuangan.
2. Dari
aktivitas
operasi,
didapatkan
penurunan kas sebesar Rp 31.32 triliun.
Hal ini disebabkan adanya kenaikan arus
kas keluar yang cukup signifikan.
Walaupun terjadi kenaikan pada arus kas
masuk sebesar 7,4% dibandingkan dengan
tahun anggaran 2012, arus kas keluar
mengalami kenaikan yang lebih besar yaitu
9% dibandingkan arus kaa keluar pada
tahun anggaran 2012. Hal ini antara lain
bisa disebabkan karena kondisi ekonomi
yang
sedang
menurun
sehingga
pendapatan negara tidak optimal dan juga
belanja subsidi yang mengalami kenaikan
cukup besar. Terkait dengan hal ini,
hendaknya dilakukan pengkajian ulang
terhadap pos-pos belanja operasional
tertentu yang berakibat pada tingginya
arus kas keluar. Hal ini penting dalam
rangka efisiensi dan menjaga kestabilan
arus kas
3. Terkait dengan arus kas dari aktivitas
investasi asset nonkeuangan, kami menilai
positif meskipun terjadi arus kas sebesar
Rp. 180,36 triliun. Hal ini dikrenakan

4.

belanja asset merupakan suatu investasi


jangka panjang bagi pemerintah. Namun
perlu diingat, agar dalam pembelian asset
tersebut
mempertimbangakan
skala
prioritas.
Pada
aktivitas
pembiayaan
terjadi
peningkatan sebesar 35,53% dibandingkan
TA 2012. Kami menilai hal ini positif,
mengingat kenaikan arus kas pembiayaan
yang signifikan terjadi dari pembiayaan
dalam negeri. Selain itu juga terjadi
pengingkatan
atas
pengeluaran
pembiayaan luar negeri yang berarti
penurunan atas utang luar negeri
pemerintah.

V. Daftar Pustaka
[I] Republik
Indonesia.
2010.
Peraturan
Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
[II] Republik Indonesia. 2013. Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai