Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN I

HAKIKAT SAINS
Mengetahui cara pandang tentang sains merupakan faktor penting yang
menentukan arah pembelajaran sains. Pernyataan ini bukan khayalan, tetapi hasil
penelitian, yakni bahwa persepsi guru tentang sains akan mempengaruhi proses
pembelajarannya.
Berbeda alat pandang akan memberikan hasil pandang yang berbeda. Orang
awam akan memandang sains sebagai susunan informasi-informasi ilmiah an sich.
Ilmuwan akan memandang atau mendefinisikan sains sebagai metode yang dengannya
hipotesis diuji. Filsuf akan memandang sains sebagai cara yang berisi tanya-jawab,
rangkaian tanya-jawab akan kebenaran dari apa yang telah diketahui manusia.
James B. Conant, mendeskripsikan sains sebagai rangkaian konsep dan pola
konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasilhasil eksperimen dan observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi
eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan
tersebut untuk terus berkembang.
Pengertian IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu sistem untuk
memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. Abruscato
(1996) dalam bukunya yang berjudul Teaching Children Science mendefinisikan
tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang
sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.
The Harper Encyclopedia of Science mendefinsikan sains sebagai suatu
pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh buktibukti yang dapat diamati.
Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains seharusnya
dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking) untuk memeroleh pemahaman
tentang alam dan sifat-sifatnya, cara untuk menyelidiki (a way of investigating)
bagaimana fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh
pengetahuan (a body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang.

Menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang guru sains
(IPA) dapat terbantu ketika mereka menyampaikan pada para siswa gambaran yang
lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta sains.
Sains sebagai cara untuk berpikir (Way of Thinking)
Sains merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses berpikir
yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya. Pekerjaan para
ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan manusia dan
keinginan mereka untuk memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan memiliki
sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa
keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan pemikiran dalam penyelidikan mereka
untuk memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena alam. Pekerjaan mereka
termanifestasi dalam aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan dan penjelasanpenjelasan tentang fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran.
Sains sebagai cara untuk menyelidiki (Way Of Investigating)
Siapa saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki hukumhukumnya harus mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang terlibat di
dalamnya. Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada kenyataannya telah
tertanam di alam itu sendiri.
Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus menerus. Hal yang
menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris. Jika
ketajaman perhatian kita pada fenomena alam ditandai dengan adanya penggunaan
proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran, eksperimen, dan prosedur-prosedur
ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan ilmiah.
Sains Sebagai Batang Tubuh Pengetahuan (A Body Of Knowledge)
Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang terbentuk dari fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, hipotesis-hipotesis, teori-teori, dan model-model
membentuk kandungan (content) sains. Pembentukan ini merupakan proses akumulasi
yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan pengetahuan yang sangat baru.

Fakta
Fakta merupakan produk paling dasar dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan
dasar dari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan
kebenaran dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi, maka
fakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah kriteria
berikut ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah fakta, (a) dapat diamatai secara
langsung, (b) dapat didemonstrasikan kapan saja. Oleh karena itu, fakta-fakta terbuka
bagi siapapun yang ingin mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa dua kriteria di
atas tidak selalu berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi sekali dalam
jangka waktu yang sangat lama, seperti erupsi gunung berapi.
Konsep
Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan kasar dan harus diolah lagi sehingga
membentuk gagasan yang berarti dan hubungan-hubungan antarfakta. Aktivitas berpikir
dan menalar diperlukan untuk mengidentifikasi pola dan membuat kaitan antardata,
sehingga membentuk pertalian yang disebut dengan konsep.
Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, banda-benda, atau gejala yang
memiliki sifat tertentu atau lambang. Ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan reptil dan mamalia. Dikemukakan oleh Collette &
Chiappetta, menurut Bruner, Goodnow, dan Austin (1956), sebuah konsep setidaknya
memiliki 5 unsur, (1) nama, (2) definisi, (3) lambang, (4) nilai, dan (5) contoh.
Misalnya konsep tentang perpindahan. Nama dari konsep adalah perpindahan,
definisinya adalah sebuah vektor yang arahnya dari benda pada kedudukan awal
menuju kedudukan akhir dan mempunyai besar yang sama dengan jarak terpendek
antara dua kedudukan. Lambang perpindahan adalah C, mempunyai nilai, misalnya 7
meter dan mempunyai contoh sebagaimana gambar
B
A

Kata konsep dan generalisasi sering dipergunakan secara bergantian. Konsep


kadangkala diartikan sebagai bayangan mental atau sudut pandang secara individual.
Sebagai contoh, jika seorang anak mempunyai konsep jarak bumi ke bulan, maka
konsep ini khas untuk dirinya sendiri. Sementara generalisasi adalah pernyataan yang
didasarkan atas akumulasi pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam komunitas
ilmiah.
Contoh lain dari konsep dalam sains antara lain:

Hewan berdarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu


tubuhnya dengan suhu lingkungannya..

Satelit adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi


planet.

Air adalaha zat yang molekulnya tersusun atas 2 atom hidrogen


dan 1 atom oksigen.

Prinsip-prinsip dan hukum-hukum


Prinsip-prinsip dan hukum-hukum merupakan hasil generalisasi dari konsepkonsep. Prinsip dan hukum seringkali digunakan secara bergantian sebagai sinonim.
Prinsip atau hukum terdiri dari fakta-fakta dan konsep-konsep. Prinsip-prinsip dan
konsep-konsep lebih umum daripada fakta-fakta, tetapi juga sering dikaitkan dengan
gejala yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu. Prinsip-prinsip yang
mengatur pertumbuhan dan reproduksi menyediakan informasi yang dapat dipercaya
berkenaan dengan perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan.
Contoh produk IPA yang merupakan prinsip ialah :

Logam bila dipanaskan memuai

Semakin besar besar intensitas cahaya, semakin efektif proses


fotosintesis

Larutan yang bersifat asam bila dicampur dengan larutan yang


bersifat basa akan membentuk garam dan bersifat netral.

Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin


berhembus

Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan
dari :
Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami

pengujian

Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar

variabel

Hukum-hukum tentang gas, hukum-hukum tentang gerak, dan hukum


tentang listrik sebagai contoh, menentukan hal-hal yang dapat diamati di bawah
kondisi-kondisi tertentu.
Contoh:
Hukum ohm menunjukkan hubungan antara hambatan dengan kuat arus dan
tegangan listrik, yaitu besarnya hambatan sebanding dengan besarnya tegangan
listrik tetapi berbanding terbalik dengan kuat arusnya. Hukum tersebut secara
matematis dibahasakan dalam bentuk persamaan :
R=

V
I

dimana R = tahanan
V = tegangan
I = kuat arus

Teori-teori
Ilmuwan menggunakan teori untuk menjelaskan pola-pola. Teori merupakan
usaha intelektual yang sangat keras karena ilmuwan harus berhadapan dengan
kompleksitas dan kenyataan yang tidak jelas dan tersembunyi dari pengamatan
langsung. Gagasan ini menjadi jelas ketika orang merujuk teori atom, yang menyatakan
bahwa seluruh benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut
dengan atom. Gambaran visual ini akan lebih sukar diterima ketika kita meninjau salah
satu aspek teori yang menyatakan bahwa sebuah atom sebenarnya 99,99 % kosong.
Teori memiliki tujuan yang berbeda dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan
hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis pengetahuan ini untuk menyajikan
penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena yang terjadi. Teori-teori mempunyai
hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi fakta atau hukum, tetapi teori tetap berlaku
sementara sampai disangkal atau direvisi.

Model
Model ilmiah adalah representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Model
ini menjadi gambaran mental yang digunakan untuk menunjukkan gajala dan gagasangagasan yang abstrak. Model-model tersebut harus menyertakan hal-hal yang
menonojol dan penting dari gagasan atau teori yang mana ilmuwan mencoba untuk
memahamkannya atau menjelaskan gagasan atau teori tersebut. Model atom Bohr,
model tata surya, dan model DNA double helix merupakan representasi konkret dari
gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita amati secara langsung. Buku
teks merupakan referensi utama ketika kita ingin menemukan model-model untuk
membantu kita dalam belajar. Sayangnya, orang kemudian percaya begitu saja pada
model yang dia lihat, tidak tahu bahwa model hanyalah merupakan alat bantu
mengkonseptualisasi fitur yang menonjol dari prinsip-prinsip dan teori-teori, dan
gambaran mental tidaklah sesuai dengan kenyataannya sebagian atau keseluruhan.

Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar


1. Karakteristik Anak usia SD
Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru memahami
perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar antara 7 tahun sampai
dengan 11 tahun. Menurut Piaget perkembangan anak usia SD tersebut termasuk dalam
katagori operasional konkrit. Pada usia operasional konkrit dicirikan dengan sistem
pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat
diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkrit yang dihadapi. Anak
operasional konkrit
pengembangan

sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk menolong

intelektualnya. Anak SD sudah mampu

memahami tertang

penggabungan (penambahan atau pengurangan), mampu mengurutkan, misalnya


mengurutkan dari yang kecil sampai yang besar, yang pendek sampai yang panjang,
Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan berdasarkan
bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna, bentuk persegi atau
bulat, dan sebagainya. Pada akhir operasional konkret mereka dapat meahami tentang
pembagian, mampu menganalisis dan melakukan sintesis sederhana.
2. Prinsip Pembelajaran IPA Di SD
a.

Prinsip Motivasi : motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakukan


sesuatu kegiatan. Motivasi ada yang berasal dari dalam atau intrinsik dan ada yang
timbul akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik. Motivasi intrinsik akan
mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju.

b.

Prinsip Latar : pada hakekatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh
karena itu dalam pembelajaran guru perlu mengetahui pengetahuan, ketrampilan
dan pengalaman apa yang telah dimiliki siswa sehingga kegiatan belajar mengajar
tidak berawal dari suatu kekosongan.

c.

Prinsip Menemukan : pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar
sehingga potensial untuk mencari guna menemukan sesuatu. Oleh karena itu bila
diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut siswa akan merasa
senang atau tidak bosan.

d.

Prinsip Belajar Sambil Melakukan (learning by doing) : Pengalaman yang


diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah terlupakan.
Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk
melakukan kegiatan atau Learning by doing

e.

Prinsip Belajar sambil Bermain : bermain merupakan kegiatan yang dapat


menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga akan dapat
mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan lewat
kegiatan bermain yang kreatif.

f.

Prinsip Hubungan Sosial : dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih
berhasil jika dikerjakan secara berkelompok. Dari kegiatan kelompok siswa tahu
kekurangan dan kelebihannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan
kerja sama dengan orang lain.
Dari prinsip-prinsip tersebut di atas nampak bahwa semuanya dalam rangka
menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa senang sehingga mereka
akan terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk menunjang penerapan prinsip-prinsip
tersebut di atas guru dalam mengelola pembelajaran perlu :
Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa

jenuh.

Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, disamping buku acuan.

Sesekali dapat bekerjasama dengan masyarakat, kantor-kantor, bank, dll,


sebagai sumber informasi yang terkait dengan praktek kehidupan sehari-hari.

Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, karena belajar


akan bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan lingkungan
sekitar siswa.

Kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran. Proses ini dapat

memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran atau dapat menolong


proses berpikir siswa dalam membangun pengetahuannya.
Menciptakan suasana kelas yang menarik, misalnya pajangan hasil karya

siswa dan benda-benda lain, peraga yang mendukung proses pembelajaran.

Beberapa Pendekatan dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.


Pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar antara
lain meliputi : Pendekatan Proses, Pendekatan Konsep, Pendekatan Discovery
(penemuan terbimbing), Pendekatan Inkuiri, Pendekatan Histori, Pendekatan Nilai,
Pendekatan Lingkungan dan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat.
a.

Pendekatan Proses : merupakan pendekatan yang menekankanatau melatih


bagaimana cara memperoleh produk IPA, sehingga operasional pembelajarannya
selalu ada aktivitas atau bernuansa proses IPA.

b.

Pendekatan Konsep : merupakan pendekatan yang menekankan pengenalan


konsep-konsep IPA. Pengenalan konsep sangat perlu karena dibutuhkan dalam
mengkomunikasikan pengetahuan.

c.

Pendekatan Discovery atau Penemuan Terbimbing: merupakan pendekatan


dimana siswa diarahkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari serangkaian
aktivitas yang dilakukan, sehingga siswa seolah-olah menemukan sendiri
pengetahuan tersebut. Pada pendekatan penemuan terbimbing permasalahan
dilontarkan oleh guru, cara pemecahan masalah juga ditentukan oleh guru,
sedangkan penentuan kesimpulan dilakukan oleh siswa.

d.

Pendekatan Inkuiri : merupakan pendekatan penemuan yang menuntut


kemampuan lebih komplek dibanding pendekatan diskovery. Pada pendekatan
inkuiri siswa dengan proses mentalnya sendiri dapat menemukan suatu konsep,
sehingga dalam menyusun rancangan percobaan dilakukan atas kemampuannya
sendiri. Pada pendekatan inkuiri, permasalahan dilontarkan oleh guru, cara
pemecahan masalah ditentukan oleh siswa, penentuan kesimpulan juga dilakukan
oleh siswa.

e.

Pendekatan Histori : merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi


pada sejarah ditemukannya suatu pengetahuan.

f.

Pendekatan Nilai : merupakan pendekatan pembelajaran yang mengandung


pesan norma atau etika hidup diantara makhluk yang lain.

g.

Pendekatan Lingkungan : merupakan pendekatan pembelajaran dimana siswa


diajak secara langsung berhadapan dengan lingkungan di mana fakta atau gejala
alam tersebut berada. Pemanfaatan lingkungan sangat penting dalam pembelajaran
IPA , karena lingkungan dapat dipandang sebagai sasaran belajar atau merupakan
obyek yang dipelajari anak. Lingkungan sebagai sumber belajar, ada bermacammacam sumber belajar misalnya buku, laboratorium, tenaga ahli, atau kebun
disekitar sekolah. Lingkungan sebagai sarana belajar IPA, lingkungan yang alami
menyediakan bahan-bahan yang tidak perlu membeli, misalnya udara, air, cahaya
matahari, tumbuhan rumput, sungai dan sebagainya.

h.

Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat : merupakan pendekatan pembelajaran


yang pada dasarnya membahas penerapan IPA dan teknologi dalam konteks
kehidupan manusia sehari-hari.

Buku rujukan
1. Collette, Alfred T. & Chiappetta Eugene L. 1994. Science Instruction in the Middle
and Secondary Schools, third edition. Macmillan Publishing company: New York.
2. Jacobson, Willard. J. & Bergman, Abby Barry. 1991. Science for Children: A Book
for Teacher-3rd ed. Boston: Allyn and Bacon.
3. Kuslan, Louis I. & Stone A. Harris. 1968. Teaching Children Science: an Inquiry
Approach. Wadsworth Publishing Company, Inc: California
4. R. Rohadi. 1997. Memberdayakan Anak Melalui Pendidikan Sainsmakalah.
Dalam buku kumpulan tulisan, Pendidikan Sains yang Humanistis. Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.
5.

Subiyanto, M. Sc, Dr. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud:


Jakarta.

6. Trowbridge W, Leslie & Bybee W. Rodger. ___. Becoming a secondary School


Science Teacher, fourth edition. Merril Publishing Company: Columbus.

OPINI | 26 June 2011 | 06:36 Dibaca: 5761

Komentar: 12

Sangat sering kita membaca pernyataan atau mendengar orang berkata Ah, itu kan
cuma teori, atau orang mengajukan tuntutan Mana faktanya?, atau orang
mengucapkan kalimat Kalau cuma berteori, saya juga bisa, atau Saya berbicara
berdasarkan fakta, bukan asal bunyi. Apa sesungguhnya makna kata teori dan/atau
fakta dalam kalimat-kalimat tersebut? Tentunya, yang paling tahu adalah si
pengucapnya sendiri. Tetapi jika yang dimaksud dengan fakta dan/atau teori adalah
seperti yang lazim berlaku di dunia sains, maka patut diduga bahwa si pengucapnya
kurang memahami hakikat serta ruang lingkup pengetahuan ilmiah (scientific
knowledge).
Scientific knowledge dapat diartikan sebagai kesimpulan-kesimpulan ilmiah (hasil
abstraksi) yang telah diuji dan mendapat pengakuan umum. Berdasarkan tingkat akurasi
kesimpulannya, scientific knowledge dibedakan dalam lima kategori: fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori.
Fakta
Fakta ilmiah adalah deskripsi akurat tentang apa yang teramati, atau pernyataan objektif
yang dapat dikonfirmasikan kebenarannya (empiric) tentang sesuatu yang benar-benar
ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi.
Contoh:
Adalah fakta bahwa magnet menarik benda-benda tertentu.
Adalah fakta bahwa butiran zat cair air yang jatuh di udara berbentuk bulat.
Adalah fakta bahwa pelangi terdiri atas beberapa warna.
Konsep
Konsep sains adalah rumusan akal atau gagasan umum tentang objek atau kejadian
yang didasarkan pada sifat-sifat objek atau kejadian tersebut.
Contoh:
Bahwa magnet dapat menarik benda-benda tertentu adalah fakta, tetapi pada setiap
magnet ada tempat atau bagian yang memiliki kekuatan paling tinggi, ini melahirkan
konsep kutub magnet.
Semua tumbuhan berbiji memiliki akar, tetapi pola pertumbuhan akarnya tidak sama,
ada yang bercabang ada yang tidak. Fakta ini melahirkan konsep akar tunggang dan
akar serabut.
Prinsip
Prinsip sains adalah rumusan atau generalisasi hubungan fakta dengan konsep. Prinsip
lebih bersifat analitik, bukan sekedar empirik.
Contoh:
Udara yang dipanaskan memuai. Ini adalah contoh prinsip sains yang menghubungkan
konsep udara, panas, dan pemuaian.

Air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Ada konsep air,
mengalir, serta tinggi dan rendah.
Hukum
Hukum adalah prinsip-prinsip khusus yang diterima secara meluas setelah melalui
pengujian berulang.
Contoh:
Energi tak dapat diciptakan atau dimusnahkan melainkan hanya dapat dialihbentukkan.
Benda yang dicelupkan ke dalam air akan menerima gaya yang besarnya sama dengan
berat air yang dipindahkan oleh benda tadi.
Teori
Teori ilmiah adalah penjelasan umum atau model imaginatif tentang hubungan antara
fakta, konsep, dan prinsip-prinsip. Teori ilmiah berguna untuk memudahkan
memahami, memprediksi, atau mengendalikan fenomena alam.
Teori Big bang: Alam semesta, galaksi dan bintang serta tatasurya terbentuk melalui
peristiwa dentuman besar.
Teori evolusi: Semua spesies makhluk hidup berkembang dari leluhur yang sama
Teori pemanasan global: Akibat atmosfer dipenuhi oleh gas-gas pemerangkap panas,
maka suhu atmosfer bumi mengalami peningkatan.
Teori atom: Atom terdiri atas inti (proton dan neutron) yang dikelilingi oleh electron
yang bergerak pada orbit tertentu.
Teori sel: Semua sel berasal dari sel yang sudah ada, semua makhluk hidup terdiri atas
sel atau sel-sel.
Jelas kiranya bahwa contoh-contoh kalimat klaim tentang fakta dan/atau teori yang
dikutip di pembuka tulisan ini, bukanlah kalimat yang berkonotasi ilmiah (scientific).
http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/26/inilah-arti-fakta-dan-teori-dalamsains-374380.html

Maslichah Asyari (2006: 8) berpendapat bahwa Sains sebagai produk merupakan


kumpulanpengetahuanyangtersusundalambentukfakta,konsep,prinsip,hukumdan
teori. Srini M. Iskandar (1997: 2) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan
pernyataantentangbendabendayangbenarbenarada,atauperistiwaperistiwayang
benarbenarterjadidansudahdikonfirmasisecaraobjektif.Faktadiperolehdarihasil
observasisecaraintensif dankontinu/terusmenerus.Contohdarifakta Sainsadalah

garamrasanyaasin,besitengelamdalamair,tanggal27Mei2006terjadigempabumi
diBantul(DIY)danlainsebagainya.

Konsepmerupakanideyangmempersatukanfaktafaktaataudengankatalainkonsep
merupakan suatu penghubung antara faktafakta yang saling berhubungan. Contoh
konseptentangzatcair(kelompokbendabendasepertiair,minyak,alkohol,bensin,
danspiritus)adalahzatyangmempunyaiciriciribentukselaluberubahsesuaibentuk
wadah/tempatyangditempatinya, volumedanberatnyaselalutetap,dapatmengalir
daritempatyangtinggimenujuketempatyanglebihrendah,tidakdapatdimampatkan.

Prinsipadalahgeneralisasitentanghubunganantarakonsepkonsepyangberkaiatan.
PrinsipIPAbersifatanalitik,sebabmerupakangeneralisasiinduktifyangditarikdari
berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan
menguap.Prinsipyangmenghubungkanadalahkonsepair,konseppanas,dankonsep
penguapan.
Hukumadalahprinsipprinsipyangsudahditerimameskipunbersifattentatif(dapat
berubah), tetapi lebih bersifat kekal dari pada prinsip karena telah berkalikali
mengalami pengujian. Contohnya, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan tetapi dapat diubah dalam bentuk lain, misalnya dari kinetik diubah
menjadienergipanas.

Teori adalah generalisasi tentang berbagai prinsip yang dapat menjelaskan dan
meramalkanfenomenaalam.Contohdariteoriadalahteorimeteorologimemprediksi
kapanakanmulaimusimhujandanteoriterjadinyahujan,sehinggamanusia/ilmuan
dapatmembuathujanbuatan.

Read more: TEORI IPA : Komponen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Anda mungkin juga menyukai