Anda di halaman 1dari 14

SASARAN BELAJAR

1. MM PERILAKU BERESIKO TERHADAP KESEHATAN PADA REMAJA


Perilaku menyimpang remaja
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SLTP/ SLTA selalu mendapat banyak hambatan atau
masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para
remaja di sekolah.
Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih
dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang
dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan
masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam
kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem
behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau
yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang
diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak
tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan
mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour
disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja
biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara
cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri
yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).
Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah
tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir
dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil
orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu
memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau
hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan
dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal
seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga
dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan
remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat
menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di
sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika
diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif
sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama
dengan temannya.
Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai sumber segala masalah
dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat)
mencoba merefleksikan peranan masing-masing.
Kehamilan tidak diinginkan adalah suatu kondisi dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) tidak
menginginkan terjadinya kelahiran sebagai akibat kehamilan. Terjadinya kehamilan di sini dapat diakibatkan
oleh perilaku atau hubungan seksual yang disengaja maupun tidak disengaja seperti perkosaan. Banyak kejadian yang
menunjukkan orang yang tidak bertanggung jawab atas kejadian ini.
WHO pada tahun 2000 memperkirakan 2/3 kehamilan didunia merupakan Kehamilan tidak diinginkan yaitu sekitar
50 juta /tahun. Di Indonesia sendiri diperkirakansekitar 1 juta perempuan mengalami Kehamilan tidak diinginkan tiap
tahunnya. Kejadian ini dapat menimpa pasangan yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Bagi yang belum
menikah beberapa pasangan bertanggung jawab dengan melakukan pernikahan, sedangkan beberapa yang lain
1

melakukan aborsi atau pengguguran kandungan. Aborsi yang marak terjadi di Indonesia sebagian besar termasuk
dalam kategori aborsi kriminal. Bahkan sering kali, aborsi dilakukan dengan cara tidak aman, sehingga dapat
mengakibatkan dampak-dampak tertentu.
Kehamilan tidak diinginkan bagi pasangan yang belum menikah dan keluarganya merupakan sebuah aib terutama
bagi masyarakat ber-peradaban timur seperti Indonesia. Bagi mereka ini adalah sebuah dilema, Di satu sisi jika
kehamilan tersebut dipertahankan maka harus mau menanggung rasa malu dan tentunya harus ada yang 'bertanggung
jawab' terhadap calon bayi tersebut agar mempunyai ayah. Disamping itu juga harus mempertimbangkan pendidikan
si calon ibu dan bagaimana dengan risiko yang akan dihadapi saat bersalin. Di sisi lain, jika digugurkan maka akan
melanggar undang-undang serta norma dan ajaran agama. Kebanyakan mereka melakukan aborsi dengan bantuan
tenaga dukun, kebanyakan disebabkan karena rasa malu dan pihak laki-laki tidak mau bertanggung jawab.
Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan
Banyak faktor yang menyebabkan Kehamilan tidak diinginkan antara lain :
1. Penundaan dan meningkatnya usia kawin serta semakin mudanya umur saat menarch (menstruasi pertama
kali). Hal ini menyebabkan semakin jauhnya jarak saat menstruasi sampai dengan menikah, 'masa rawan'
semakin meningkat. Terbukti dengan meningkatnya kasus kehamilan di luar nikah.
2. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang menyebabkan
kehamilan.
3. Tidak menggunakan alat kontrasepsi terutama bagi wanita yang sudah menikah.
4. Kegagalan alat kontrasepsi
5. Kehamilan tersebut diakibatkan oleh pemerkosaan
6. Kondisi ibu yang tidak memungkinkan, seperti menderita penyakit-penyakit tertentu
7. Pertimbangan ekonomi, tidak memiliki biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak.
8. Alasan karir atau sekolah karena kehamilan dianggap menghalangi karir atau pendidikan di sekolah.
9. Kehamilan karena incest atau masih ada pertalian darah
10. Kondisi bayi yang dikandung cacat atau jenis kelaminnya tidak sesuai keinginan.
- Aborsi dan Masalahnya
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan akan menyelesaikannya dengan aborsi atau
pengguguran kandungan. Sebagian besar mereka yang menggugurkan kehamilan tersebut dengan cara-cara tradisional
yang tidak aman. Aborsi cara tradisional mempunyai resiko tinggi seperti infeksi rahim, kemandulan, infeksi dan
perdarahan hingga kematian. Selain itu aborsi kriminal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Kesehatan
serta hukum-hukum yang berlaku di Indonesia di mana tidak ada satupun yang melegalkan aborsi tanpa indikasi
medis.
- Risiko Kehamilan pada Remaja
Kehamilan pada usia remaja, apalagi disebabkan oleh hubungan seks pranikah dapat menjadi trauma kejiwaan
terhadap remaja putrid, terutama bagi yang mengalami pertama kali. Hal ini dikarenakan perkembangan kejiwaannya
belum stabil.Risiko kehamilan pada remaja ditinjau dari aspek kesehatan antara lain dapat mengakibatkan bayi dengan
berat badan lahir rendah dan kematian perinatal. Sedangkan bagi ibu dapat menyebabkan terjadinya abortus,
perdarahan, persalinan sulit dan lain-lain. Remaja yang hamil amat berisiko menderita keracunan kehamilan
(preeklapsia dan eklampsia), disproporsi kepala bayi dengan tulang-tulang jalan lahir oleh karena tulang-tulang
panggulnya belum tumbuh dengan sempurna. Remaja yang hamil juga kurang pengawasan selama kehamilan dan
persalinan, akibatnya sering terjadi kekurangan nutrisi pada remaja tersebut maupun janin yang dikandungnya.
Sedangkan dari aspek sosial Kehamilan tidak diinginkan dapat mengakibatkan remaja tersebut menarik diri dari
pergaulan sosial, dari sekolah, keluarga, lingkungan dan masyarakat serta terjadi kecemasan terhadap kehamilannya
Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan
Pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan antara lain melalui beberapa yaitu :
a. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b. Mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni dan kegiatan keagamaan
c. Hindari perbuatan yang dapat menyebabkan dorongan seksual seperti meraba-raba tubuh pasangan
maupun menonton video porno
2

d. Memperoleh informasi tentang manfaat dan menggunakan alat kontrasepsi, cara menggunakannya serta
kemungkinan kegagalannya
e. Pada pasangan yang telah menikah sebaiknya memakai kontrasepsi yang aman seperti suntikan, sterilisasi,
IUD dan implant.
Penanganan Kasus Kehamilan Tidak Diinginkan
Diperlukan penanganan ekstra sabar dan bersahabat pada remaja. Alternatif yang biasanya digunakan menyelesaikan
kehamilan tidak diinginkan antara lain dengan menyelesaikan secara kekeluargaan, pasangan tersebut segera menikah.
2. MM KEHAMILAN PADA REMAJA YANG DI INGINKAN DAN TIDAK DIINGINKAN
Di Indonesia rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14 19 tahun. Hal ini didapatkan dari hasil survei
knowledge, attitude, practice. Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14 19 tahun
baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang terjadi pada remaja di Indonesia yang
pemerintahannya tidak peduli dengan masyarakat belum bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan
menimbulkan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. Hal masa depan pun menjadi masalah misalnya malu
terhadap teman, lingkungan dan juga masa remaja yang sudah musnah. Selain itu ketidakstabilan emosi dan ekonomi
juga sangat mempengaruhi apalagi, jika hal ini terjadi pada keluarga yang kurang mampu. Maka akan terjadi
penolakan terhadap anak yang nanti dilahirkan.
Hal-Hal yang Mengakibatkan Terjadinya Kehamilan Remaja Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan seksual.
Dari jumlah remaja yang hamil pada pra nikah dapat disimpulkan bahwa banyak remaja masih minim pengetahuannya
akan hubungan seksual. Pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya ketimbang tidak tahu sama
sekali. Pengetahuan yang setengah-setengah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba, tapi juga
menimbulkan salah persepsi.
Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja :
- Kurangnya peran orang tua dalam keluarga
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak
yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai
cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif
sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.
- Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil
450 responden dan dengan kisaran usia antara 15 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial
menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan
35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua. Para remaja juga
mengaku tahu resiko terkena PMS (29%), sehingga harus menggunakan kontrasepsi (29%) tapi hanya 24% dari
responden remaja ini yang melakukan preventif untuk mencegah penyakit AIDS yang menghingggapi mereka.
Dalam penelitian ini didapatkan juga, 44% dari responden mengaku sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16
18 tahun, 16% mengaku pengalaman seks sudah mereka dapatkan antara usia 13 15 tahun. Selain itu rumah menjadi
tempat favorit (40%) untuk melakukan hubungan seks, sisanya (26%) di kost, 26% di hotel. Dari hasil penelitian di
atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak
cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap si anak.
Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua anak dapat berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di
masyarakat. Karena dengan komunikasi, orangtua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan
membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru tidak menguntungkan karena kasuskasus pra nikah umumnya dilakukan oleh mereka yang back street dan mungkin juga didukung oleh hubungan
dengan orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.
- Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai
seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja
terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan
norma dan agama yang berlaku.
3

Dampak Dari Kehamilan Remaja


- Pengguguran Kandungan
Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :
a. Status ekonomi sebuah keluarga
Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan kandungannya karena faktor ekonomi
yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan si bayi.
b. Keadaan emosional
Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka
yang tidak bisa menerima kehamilan tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk
menggugurkan kandungan.
c. Pasangan yang tidak bertanggung jawab
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria yang harus bertanggung jawab
sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan
apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga memaksa dia untuk
menggugurkan kandungannya.
- Resiko persalinan yang akan terjadi
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi berat
lahir rendah (BBLR), kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun. Selain itu
remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul belum tumbuh
sempurna).
- Perceraian pasangan muda
Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil kebanyakan berujung kepada
perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan
suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang masalah
yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat untuk segera menyelesaikan hubungan
yang telah terjadi dengan jalan perceraian.
- Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker
Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan,
karena rentan pada usia 12 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali. Saat sel sedang membelah
secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya)
benda asing dalam tubuh perempuan.
Karena adanya benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan mengakibatkan perkembangan sel ke arah
abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim. Sel abnormal dalam mulut
rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin perempuan,
berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.
Sebab Terjadinya Kehamilan Remaja
- Faktor Agama dan Iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang
melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah
tangga dan untuk bertanggung jawab.
- Faktor Lingkungan
a. Orang Tua
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar.
Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak
dalam masalah seksual.
b. Teman, Tetangga dan Media
4

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para
remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim
- Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan
meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual,
remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video
atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
- Perubahan zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem
nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film
yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan
seks di luar nikah.
-

Perubahan Kadar Hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan
penyaluran melalui aktivitas seksual.
- Semakin cepatnya usia pubertas
Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda
akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan masa-masa tunda hubungan seksual menjadi semakin panjang. Jika
tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.
-

Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja


Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap
bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan
hubungan seksual dengan banyak orang.

Dampak Kehamilan Remaja di Komunitas Banyak efek negatif dari kehamilan remaja diantaranya penyakit fisik
seperti : anemia, kesulitan persalinan karena tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin
dalam kandungan, berat badan bayi lahir rendah dan sebagainya.
Di bidang sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap ungkapan yang negatif
karena dianggap memalukan, yang dapat menimbulkan sikap penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya.
Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi psikososial seperti putus sekolah, rasa rendah diri,
kawin muda dan perceraian dini. Abortus dengan konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan,
ancaman hukuman pidana dan sanksi adat/masyarakat. Penyakit menular seksual, gangguan dan tekanan psikososial di
masa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja pra nikah.
3. MM SISTEM AUDIT KEMATIAN MATERNAL PERINATAL
AuditMaternal-Perinatal (AMP ) sebagai salah satu upaya pencegahan sekaligus penerapan aturan untuk menurunkan
resiko kematian ibu dan bayinya. AMP bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan KIA melalui
upaya penerapan tata kelola klinik yang baik (clinical governance). Kegiatan ini diharapkan dapat menggali
permasalahan yang terkait dengan kejadian kesakitan (morbiditas) maupun kematian (mortalitas) yang disebabkan
masalah pasien/keluarga, petugas kesehatan, manajemen pelayanan, maupun kebijakan pelayanan.
Dalam pelaksanaannya, proses AMP melibatkan dokter spesialis obsgyn, dokter spesialis anak, bidan/perawat sebagai
tim dalam membahas/mengkaji kasus kematian/kesakitan. Hasil audit kematian atau kesakitan ibu dan
perinatal/neonatal ini dipakai sebagai pembelajaran bagi semua pihak. Melalui kegiatan ini diharapkan para pengambil
kebijakan, pengelola program KIA, pemberi pelayanan di tingkat pelayanan dasar (puskesmas dan jajarannya) dan di
tingkat pelayanan rujukan (RS Kabupaten/Kota) maupun masyarakat dapat mengambil pembelajaran/hikmahnya,
sehingga masalah yang terbukti berperan dalam menimbulkan kematian dapat dicegah atau tidak terulang lagi. Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota berperan sebagai penanggung jawab dan koordinator kegiatan AMP. Setiap kabupaten/kota
diharapkan dapat melaksanakan AMP secara rutin minimal 4 kali dalam setahun untuk menjaga mutu pelayanan KIA.
Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal serta
penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk
mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
KIA disuatu wilayah.Dengan demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dengan
5

pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan pembinaan, ruang lingkup wilayah dibatasi pada
kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan didukung oleh
pelayanan KIA sampai ketingkat masyarakat.
Audit maternal perinatal nerupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang. Penelusuran ini memungkinkan tenaga
kesehatan menentukan hubungan antara faktor penyebab yang dapat dicegah dan kesakitan/kematian yang terjadi.
Dengan kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and case follow up.
Lebih lanjut kegiatan ini akan membantu tenaga kesehatan untuk menentukan pengaruh keadaan dan kejadian yang
mendahului kesakitan/kematian. Dari kegiatan ini dapat ditentukan:
a. Sebab dan faktor-faktor terkaitan dalam kesakitan/kematian ibu dan perinatal
b. Dimana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah kematian
c. Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan
Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan sistem rujukan. Agar fungsi ini berjalan
dengan baik, maka dibutuhkan :
-

Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat pelayanan kesehatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara otopsi verbal, yaitu wawancara
kepada keluatga atau orang lain yang mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang
diperoleh sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui perkiraan sebab kematian.

Tujuan
Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah kabupaten/kota
dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal
Tujuan khusus audit maternal adalah :
- Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan
berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah atau
swasta dan puskesmas, rumah bnersalin (RB), bidan praktek swasta atau BPS di wilayah kabupaten/kota dan
dilintas batas kabupaten/kota provinsi
- Menetukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang di perlukan untuk mengatasi masalahmasalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
- Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit
pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.
Kebijaksanaan dan strategi
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan dan menghormati hak pasien. Berdasarkan hal tersebut,
kebijaksanaan Indonesia Sehat 2010 dan strategi making pregnancy Safer (MPS) sehubungan dengan audit maternal
perinatal adalah sebagai berikut :
-

Peningkatan mutu pelayanan KIA dilakukan secara terus menerus melalui program jaga mutu puskesmas, di
samping upaya perluasan jangkauan pelayanan. Upaya peningkatan dan pengendalian mutu antara lain melalui
kegiatan audit perinatal.
Meningkatkan fungsi kabupaten/kota sebagai unit efektif yang mampu memanfaatkan semua potensi dan
peluang yang ada untuk meningkatkan pelayanan KIA diseluruh wilayahnya
Peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat pelayanan dasar(puskesmas dan jajarannya )dan tingkat
rujukan primer RS kabupaten/kota
Peningkatan kemampuan manajerial dan keterampilan teknis dari para pengelola dan pelaksanaan program
KIA melalui kegiatan analisis manajemen dan pelatihan klinis
Strategi yang diambil dalam menerapkan AMP adalah :

Semua kabupaten/kota sebagai unit efektif dalam peningkatan pelayanan program KIA secara bertahap menerapkan
kendali mutu ,yang antara lain dilakukan melalui AMP diwilayahnya ataupun diikut sertakan kabupaten/kota lain
Dinas kesehatan kabupaten atau kota berfungsi sebagai koordinator fasilitator yang bekerja sama dengan rumah sakit
kabupaten/kota dan melibatkan puskesmas dan unit pelayanan KIA swasta lainnya dalam upaya kendali mutu
diwilayah kabupaten/kota
Ditingkat kabupaten/kota perlu dibentuk tim AMP ,yang selalu mengadakan pertemuan rutin untuk menyeleksi kasus
,membahas dan membuat rekomendasi tindak lanjut berdasarkan temuan dari kegiatan audit (penghargaaan dan
sanksi bagi pelaku)
Perencanaan program KIA dibuat dengan memanfaatkan hasiltemuan dari kegiatan audit,sehingga diharapkan
berorientasi kepada pemecahan masalah setempat
Pembinaan dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota ,bersama-sama RS dilaksanakan langsung pada saat audit
atau secara rutin,dalam bentuk yang disepakati oleh tim AMP.
Langkah dan kegiatan
Langkah-langkah dan kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota sebagai berikut :
-

Pembentukan tim AMP


Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP
Menyusun rencana kegiatan (POA) AMP
Orientasi pengelola program KIA dalam pelaksanaan AMP
Pelaksanaan kegiatan AMP
Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit maternal oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota bekerjasama dengan RS
Pemantauan dan evaluasi

Rincian kegiatan AMP yang dilakukan adalah sebagai berikut :


Tingkat kabupaten /kota
- Menyampaikan informasi dan menyamakan presepsi dengan pihak terkait mengenai pengertian dan
pelaksanaan AMP dikabupaten/kota
- Menyusun tim AMP dikabupaten atau kota ,yang susunannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
- Melaksanakan AMP secara berkala dan melibatkan:
a. Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA dipuskesmas dan jajarannya
b. Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak dokter ahli lain RS
kabupaten/kota
c. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan staf pengelola program terkait
d. Pihak lain yang terkait ,sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik swasta petugas rekam medik RS
kabupaten/kota dan lain-lain.
- Melaksanakan kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi
- Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim AMP
- Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya ,dan melaporkan hasil kegiatan ke
dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan
- Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan program KIA,secara
berkelanjutan
Tingkat puskesmas
-

Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA
melalui kegiatan AMP
Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan penanganan atau rujukan
nya,untuk kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten kota
7

Mengikuti pertemuan AMP dikabupaten/kota


Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal ) selambat-lambatnya 7 hari setelah
menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota selambat-lambatnya
dalam waktu 1 bulan . temuan otopsi verbal dibicarakan dalam pertemuan audit dikabupaten /kota .
Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA,sebagai tindak lanjut dari kegiatan
audit
Membahas kasus pertemuan AMP di kabupaten/kota
Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait.

Tingkat propinsi
-

Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh kabupaten/kota


Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan pengembangan kendali mutu pelayanan KIA
melalui AMP bersama kabupaten/kota yang akan difasilitasi secara intensif.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dikabupaten/kota
Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kabupaten/kota sesuai kebutuhan
Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan tindak lanjut temuan dari kegiatan audit
yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan
Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi

Tingkat pusat
Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP ,sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan KIA diwilayah
kabupaten/kota serta peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat dasar dan tingkat rujukan primer.
Metoda
Metoda pelaksanaan AMP sebagai berikut
-

Penyelenggaran pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama
dengan RS kabupaten/kota ,berlangsung sekitar 2 jam.
Kasus yang dibahas dapat berasal dari RS kabupaten/kota atau puskesmas .Semua kasus ibu/perinatal yang
meninggal dirumah sakit kabupaten/kota /puskesmas hendak nya di audit,demikian pula kasus kesakitan yang
menarik dan dapat diambil pelajaran darinya
Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus sejak dari :
Timbulnya gejala pertama dan penanganan oleh keluarga /tenaga kesehatan dirumah
Proses rujukan yang terjadi
Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah dilakukan
Sampai kemudian meninggal dan dapat dipertahankan hidup. Dari pengkajian tersebut diperoleh indikasi
dimana letak kesalahan/kelemahan dalam penanganan kasus. Hal ini memberi gambaran kepada pengelola
program KIA dalam menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah kesakitan/kematianibu/perinatal
yang tidak perlu terjadi.
Pertemuan ini bersifat pertemuan menyelesaikan masalah dan tidk bertujuan menyalahkan ,atau memberi
sanksi,salah satu pihak
Dalam tiap pertemuan dibuat daftar hadir ,notulen hasil pertemuan dan rencana tindak lanjut ,yang akan
disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tim AMP yang akan datang
RS kabupaten /kota/puskesmas membuat laporan bulanan kasus ibu dan perinatal kedinas kesehatan
kabupaten/kota ,dengan memakai format yang disepakati

Pencatatan Dan Pelaporan


Dalam pelaksanaan audit maternal perinatal ini diperlukan mekanisme pencatatan yang akurat baik ditingkat
puskesmas,maupun ditingkat RS kabupaten/kota .pencatatan yang diperlukan adalah sebagai berikut
Tingkat puskesmas
Selain menggunakan rekam medis yang sudah ada dipuskesmas ,ditambahkan pula :
8

- Formulir R ( formulir rujukan maternal dan perinatal ) Formulir ini dipakai oleh puskesmas,bidan didesa
maupunbidan swasta untuk merujuk kasus ibu maupun perinatal.
- Form OM dan OP (formulir otopsi verbal maternal dan perinatal ) Digunakan untuk otopsi verbal ibu
hamil/bersalin/nifas yang meninggal sedangkan form OP untuk otopsi verbal perinatal yang meninggal . untuk
mengisi formulir tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh tenaga puskesmas.
RS kabupaten/kota
Formulir yang dipakai adalah
-

Form MP (formulir maternal dan perinatal ) Form ini mencatat data dasar semua ibu bersalin /nifas dan
perinatal yang masuk kerumah sakit. Pengisiannya dapat dilakukan oleh perawat
Form MA (formulir medical audit )Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun audit
perinatal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas dibagian kebidanan dan kandungan (untuk
kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus perinatal)
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang ,yaitu :
a.

b.
c.

Laporan dari RS kabupaten/kota ke dinas kesehatan yaitu laporan bulanan ini berisi informasi
mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian ) ibu dan bayi baru lahir bagian kebidanan dan
penyakit kandungan serta bagian anak.
Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten/kota Laporan bulanan ini berisi informasi yang
sama seperti diatas ,dan jumlah kasus yang dirujuk ke RS kabupaten/kota
Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ketingkat propinsi Laporan triwulan ini berisi informasi
mengenai kasus ibu dan perinatal ditangani oleh Rs kabupaten /kota ,puskesmas dan unit pelayanan
KIA lainnya ,serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi atau gangguan . laporan merupakan
rekapitulasi dari form MP dan form R,yang hendaknya diusahakan agar tidak terjadi duplikasi
pelaporan untuk kasus yang dirujuk ke RS. Pada tahap awal ,jenis kasus yang dilaporkan adalah
komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu maternal dan perinatal.

Angka Kematian Ibu (AKI)


Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Kegunaan
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan
reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy
safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang
semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan
membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian
maternal per 100.000 kelahiran
Rumus

Dimana:
9

Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan
sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
Konstanta =100.000 bayi lahir hidup
Angka Kematian Bayi (AKB)
Definisi
Banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Salah satu
indikator yang paling menonjol dalam menilai derajat kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (AKB = IMR). Angka
Kematian Bayi dihitung dari banyaknya kematian bayi berusia kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada waktu
yang sama. Manfaat dari IMR ini, adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalah kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :
- Rendah jika AKB kurang dari 20.
- Sedang jika AKB antara 20 49.
- Tinggi jika AKB antara 50 99.
- Sangat Tinggi AKB lebih dari 100.
Cara Menghitung

Dimana:
AKB

= Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)

D 0-<1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu (lihat modul fertilitas untuk
definisi kelahiran hidup).
K

= 1000

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua
macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada
bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai
menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung.
Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian
bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka
10

program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan
kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk
mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak,
program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau registrasi kependudukan, sehingga sering
dibuat perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program "Mortpak 4". Program ini menghitung AKB berdasarkan
data mengenai jumlah Anak yang Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang
Masih Hidup (AMH) atau Children Still Living (CSL) (catatan: lihat definisi di modul fertilitas).
4. MM PERAN PEMERINTAH TERHADAP KEHAMILAN REMAJA
Strategi Umum
1. Menempatkan dan memfungsikan Komisi Kesehatan Reprosuksi (KKR) pada tingkat Menteri Koordinator
serta membentuk KKR di provinsi dan kabupaten/kota.
2. Mengupayakan terbitnya peraturan perundangan di bidang kesehatan reproduksi
3. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan komitmen politis di semua tingkat.
4. Mengupayakan kecukupan anggaran/dana pelaksanaan kesehatan reproduksi
5. Masing-masing penanggungjawab komponen mengembangkan upaya kesehatan reproduksi sesuai ruang
lingkupnya dengan menjalin kemitraan dengan sektor terkait, organisasi profesi dan LSM.
6. Masing-masing komponen membuat rencana aksi mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan
7. Mengembangkan upaya kesehatan reproduksi yang sesuai dengan masalah spesifik daerah dan kebutuhan
setempat, dengan memanfaatkan proses desentralisasi.
8. Memobilisasi sumber daya nasional dan internasioanl baik pemerintah dan non pemerintah
9. Menyediakan pembiayaan pelayanan KR melalui skema Jaminan Sosial Nasional
10. Melakukan penelitian untuk pengembangan upaya KR
11. Menerapkan Pengarus-utama Gender dalam bidang KR
12. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi untuk kemajuan upaya KR.
Kebijakan dan Strategi Komponen
Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak
1) Setiap ibu menjalani kehamilan dan persalinan dengan sehat dan selamat serta bayi lahir sehat
2) Setiap anak hidup sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal
Strategi Kesehatan ibu dan anak
1) Pemberdayaan perempuan,suami dan keluarga

Peningkatan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas bayi dan balita (health seeking
care)

Penggunaan buku KIA

Konsep SIAGA (siap, Antar,Jaga)

Penyediaan dana, transportasi, donor darah untuk keadaan darurat

Peningkatan penggunaan ASI eksklusif


2) Pemberdayaan Masyarakat
3) Kerjasama lintas sektor, mitra lain termasuk pemerintah daerah dan lembaga legislatif.

Advokasi dan sosialisasi ke semua stakeholders

Mendorong adanya komitmen, dukungan, peraturan, dan kontribusi pembiayaan dari berbagai pihak terkait.

Peningkatan keterlibatan LSM, organisasi profesi, swasta, dan sebagainya.


4) Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu dengan komponen KR lain.

Pelayanan antenatal

Pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan neonatal esensial.

Penanganan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal

Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi pascakeguguran

Manajemen terpadu Bayi Muda dan Balita sakit

Pembinaan tumbuh kembang anak

Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dan pemenuhan kelengkapan sarananya

Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pelayanan2


11

Kebijakan Keluarga Berencana


1) Memaksimalkan akses dan kualitas pelayaan KB
2) Mengintegrasikan pelayanan Keluarga Berencana dengan pelayanan lain dalam komponen kesehatan reproduksi
3) Jaminan pelayanan KB bagi orang miskin
4) Terlaksananya mekanisme operasional pelayanan
5) Meningkatnya peran serta LSM, swasta dan organisasi profesi
6) Tersedianya informasi tentang program KB bagi remaja
7) Terjadinya pemanfaatan data untuk pelayanan
Srtategi Keluarga Berencana
1) Prinsip integrasi artinya dalam pelaksanaanya tidak hanya bernuansa demografis tapi juga mengarah pada upaya
meningkatkan kesehatan reproduksi yang dalam pelaksanaanya harus memperhatikan hak-hak reproduksi serta
kesetaraan dan keadilan gender
2) Prinsip Desentralisasi, kebijakan pelayanan program keluarga berencana perlu menyesuaikan dengan perubahan
lingkungan institusi daerah dengan UU No. 22 tahun 1999 dan PP No. 25 tahun 2000
3) Prinsip pemberdayaan, dengan ditingkatkannya kualitas kepemimpinan dan kapasitas pengelola dan pelaksana
program nasioanal KB dengan memberdayakan institusi masyarakat, keluarga dan individu dalam rangka
meningkatkan kemandirian.
4) Prinsip kemitraan, meliputi koordinasi dalam rangka kemitraan yang tulus dan setara serta meningkatkan
partisipasi aktif masyarakat dan kerjasama internasional
5) Prinsip segmentasi sasaran, meliputi keberpihakan pada keluarga rentan, perhatian khusus pada segmen tertentu
berdasarkan ciri-ciri demografis, sosial, budaya dan ekonomi dan keseimbangan dalam memfokuskan partisipasi dan
pelayanan menurut gender
Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS
1) Penanggulan dilaksanakan dengan memutuskan mata rantai penularan yang terjadi melalui hubungan seks yang
tidak terlindungi, penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna Napza suntik, penularan dari ibu yang hamil
dengan HIV (+) ke anak/bayi
2) Kerjasama lintas sektoral dengan melibatkan organisasi profesi, masyarakat bisnis, LSM, organisasi berbasis
masyarakat, pemuka agama, keluarga dan para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
3) Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang benar tentang HIV/AIDS
4) Setiap ODHA dilindungi kerahasiaannya
5) Kesetaraan gender dalam pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS
6) Adanya hak memperoleh pelayananan pengobatan perawatan dan dukungan tanpa diskriminasi bagi ODHA
7) Pemerintah berkewajiban memberi kemudahan untuk pelayanan pengobatan, perawatan dan dukungan terhadap
ODHA dan mengintegrasikan ke dalam sistem kesehatan yang telah tersedia.
8) Prosedur untuk diagnosis HIV harus dilakukan dengan sukarela dan didahului dengan memberikan informasi
yang benar, pre dan post test konseling.
9) Setiap darah yang ditransfusikan, serta produk darah dan jaringan transplan harus bebas dari HIV
Strategi Pencegahan dan penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS
1) Pelaksanaan mengikuti azas-azas desentrasasi sedangkan pemerintah pusat hanya menetapkan kebijakan nasional
2) Koordinasi dan penggerakan di bentuk KPA di pusat dan di daerah/kabupaten/kota, pelaksanaan Program melalui
jejaring (networking) yang sudah dibentuk di masing-masing sektor terkait
3) Surveilans dilakukan melalui laporan kasus AIDS, surveilans sentinel HIV, SSP dan surveilans IMS
4) Setiap prosedur kodekteran tetap memperhatikan universalprecaution atau kewaspadaan universal.
5) Melengkapi PP-UU menjamin perlindungan ODHA
6) Pembiayaan pencegahan dan penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS terutama akan akan menggunakan
sumber-sumber dalam negri. Pemerintah, mengupayakan Bantuan Luar Negeri.
7) Melakukan monitoring dan evaluasi program dilakukan berkala, terintegrasi dengan menggunakan indikatorindikator pencapaian dalam periode tahunan maupun lima tahuanan.
Kebijakan Kesehatan Reproduksi Remaja
1) Pemerintah, masyarakat termasuk remaja wajib menciptakan lingkungan yang kondusif agar remaja dapat
berprilaku hidup sehat untuk menjamin kesehatan reproduksinya
2) Setiap remaja mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang
berkualitas termasuk pelayanan informasi dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender
12

3) Upaya kesehatan reproduksi remaja harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk mendukung
peningkatan derajat kesehatan remaja dengan disertai upaya pendidikan kesehatan reproduksi yang seimbang
4) Upaya pendidikan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal maupun
nonformal, dengan memberdayakan para tenaga pendidik dan pengelola pendidikan pada sistem pendidikan yang ada
5) Upaya kesehatan remaja harus dilaksanakan secara terkoordinasi dan berkesinambungan melalui prinsip
kemitraan dengan pihak-pihak terkait serta harus mampu membangkitkan dan mendorong keterlibatan dan
kemandirian remaja.
Strategi Kesehatan Reproduksi Remaja
1) Pembinaan kesehatan reproduksi remaja disesuaikan dengan kebutuhan proses tumbuh kembang remaja dengan
menekankan pada upaya promotif dan preventif yaitu penundaan usia perkawinan muda dan pencegahan seks
pranikah
2) Pelaksanaan pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan terpadu lintas program dan lintas sektor dengan
melibatkan sektor swasta serta LSM, yang disesuaikan dengan peran dan kompetensi masing-masing sektor
sebagaimana yang telah dirumuskan di dalam Pokja Nasional Komisi Kesehatan Reproduksi
3) Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui pola intervensi di sekolah mencakup sekolah formal
dan non formal dan di luar sekolah dengan memakai pendekatan pendidik sebaya atau peer conselor
4) Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui penerapan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) atau pendekatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Integratif di tingkat pelayanan dasar yang bercirikan
peduli remaja dengan melibatkan remaja dalam kegiatan secara penuh.
5) Pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalui integrasi materi KRR ke dalam mata pelajaran
yang relevan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti : bimbingan dan konseling, Pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dan Usaha Kesehatan Sekolah.
6) Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi remaja bagi remaja di luar sekolah dapat diterapkan melalui
berbagai kelompok remaja yang ada di masyarakat seperti karang taruna, Saka Bhakti Husada (SBH), kelompok anak
jalanan di rumah singgah, kelompok remaja mesjid/gereja, kelompok Bina Keluarga Remaja
o Kebijakan Depkes dalam Kesehatan Reproduksi Remaja
Adapun kebijakan Departemen Kesehatan dalam KRR adalah sebagai berikut :
Pembinaan KRR meliputi remaja awal, remaja tengah, remaja akhir
Pembinaan KRR dilaksanakan terpadu lintas program dan lintas sektoral
Pembinaan KRR dilaksanakan melalui jaringan pelayanan upaya kesehatan dasar dan rujukannya
Pembinaan KRR dilakukan pada 4 daerah tangkapan, yaitu rumah, sekolah, masyarakat, dan semua pelayanan
kesehatan
Peningkatan peran serta orang tua, unsur potensial keluarga, serta remaja sendiri.
5. MM KEHAMILAN DI LUAR NIKAH MENURUT ISLAM DAN ABORSI
DEFINISI ABORSI ANTARA MEDIS DAN SYARIAT.
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) dikenal dalam istilah para ulama Islam dengan al-Ijhdh atau asSaqthu. Ada juga yang menyebutnya al-Imlsh atau al-Islb.
Aborsi dalam istilah medis adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya
adalah kelahiran prematur.
Sedangkan dalam istilah syariat, aborsi adalah kematian janin atau keguguran sebelum sempurna; walaupun janin
belum mencapai usia enam bulan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa aborsi secara syariat tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada
kesempurnaan bentuk janin tersebut.
KLASIFIKASI ABORTUS.
Keguguran atau abortus (al-Ijhdh) dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis:
1. Al-Ijhdh at-Tilqi atau al-Afwi ( Abortus spontanea) yaitu proses alami yang dilakukan rahim untuk
mengeluarkan janin yang tidak mungkin sempurna unsur-unsur kehidupan padanya. Bisa jadi ini terjadi
dengan sebab kecacatan besar yang menimpanya karena akibat sakitnya sang ibu yang terkena penyakit
beragam seperti diabetes atau lainnya.
13

2. Al-Ijhdh al-Ilji (Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus) adalah abortus (keguguran)


yang sengaja dilakukan para medis (dokter) demi menyelamatkan nyawa ibu yang dalam keadaan sangat
jarang bahwa kehamilannya dapat berlanjut dengan selamat.
3. Al-Ijhdh al-Ijtimi dinamakan juga al-Ijhdh al-Jin`i atau al-Ijrmi (Abortus Provokatus Kriminalis)
adalah aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Tujuannya hanya untuk tidak
melahirkan bayi atau untuk menjaga penampilan atau menutupi aib dan sejenisnya. Biasanya pengguguran
dilakukan dengan menggunakan berbagai cara termasuk dengan alat-alat atau obat-obat tertentu.
HUKUM ZINA
Perbuatan zina diharamkan dlm syari'at islam, termasuk dosa besar, berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'alal: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan nan keji. Dan suatu jalan nan buruk. [al-Isr/17:32]
2. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: Dan orang-orang nan tak menyembah ilah nan lain beserta Allah & tak
membunuh jiwa nan diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dgn (alasan) nan benar, & tak berzina,
barangsiapa nan melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat
gandakan azab untuknya pada hari kiamat & dia akan kekal dlm azab itu, dlm keadaan terhina. [alFurqn/25: 68-69]
HUKUMAN PEZINA.
Pelaku zina ada nan berstatus telah menikah (al-Muhshn) & ada pula nan belum menikah (al-Bikr). Keduanya
memiliki hukuman berbeda.
Hukuman pezina diawal Islam berupa kurungan bagi nan telah menikah & ucapan kasar & penghinaan kepada pezina
nan belum menikah (al-Bikr). Allah Azza wa Jalla berfirman: Dan (terhadap) para wanita nan mengerjakan
perbuatan keji, hendaklah ada 4 orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah
memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dlm rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau
sampai Allah memberi jalan nan lain kepadanya. Dan terhadap 2 orang nan melakukan perbuatan keji di antara kamu,
maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat & memperbaiki diri, maka biarkanlah
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [an-Nis`/ 4:15-16]
a.

Pezina al-Muhshn

Pezina nan pernah menikah (al-Muhshn) dihukum rajam (dilempar dgn batu) sampai mati. Hukuman ini berdasarkan
al-Qur`an, hadits mutawatir & ijma' kaum muslimin(*7). Ayat nan menjelaskan tentang hukuman rajam dlm al-Qur`an
meski telah dihapus lafadznya namun hukumnya masih tetap diberlakukan. Umar bin Khatthab Radhiyallahu 'anh
menjelaskan dlm khuthbahnya:
Sesungguhnya Allah telah menurunkan al-Qur`an kepada NabiNya & diantara nan diturunkan kepada beliau adalah
ayat Rajam. Kami telah membaca, memahami & mengetahui ayat itu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
melaksanakan hukuman rajam & kamipun telah melaksanakannya setelah beliau. Aku khawatir apabila zaman telah
berlalu lama, akan ada orang-orang nan mengatakan: Kami tak mendapatkan hukuman rajam dlm kitab Allah
sehingga mereka sesat lantaran meninggalkan kewajiban nan Allah Azza wa Jalla telah turunkan. Sungguh (hukuman)
rajam adalah benar & ada dlm kitab Allah utk orang nan berzina apabila telah pernah menikah (al-Muhshn), bila
telah terbukti dgn pesaksian atau kehamilan atau pengakuan sendiri. (*8)
b.

Pezina nan Tidak al-Muhshn

Pelaku perbuatan zina nan belum memenuhi kriteria al-muhshn, maka hukumannya adalah dicambuk sebanyak
seratus kali. Ini adalah kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
Perempuan nan berzina & laki-laki nan berzina, maka deralah (cambuklah) tiap-tiap seorang dari keduanya seratus
kali dera (cambuk). [An-Nr/24:2]
Al-Wazr rahimahullah menyatakan: Para ulama sepakat bahwa pasangan nan belum al-muhshn & merdeka (bukan
budak-red), apabila mereka berzina maka keduanya dicambuk (dera), masing-masing seratus kali.

14

Anda mungkin juga menyukai