Disusun oleh:
1.
Ade Muchlas
(12.001)
2.
Faiqotul Himmah
(12.009)
3.
(12.015)
4.
Yohana Rafiqah
(12.049)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae (tumbuhan)
Divisi
: Spermatophyta
: Dicottyledoneae
: Caryophylalles
Suku
: Caryophillaceae
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Syzygium
Spesies
: Syzygium.aromaticum
sebagian besar terdiri dari eugenol bebas dan sedikit eugenol asetat,
seskuiterpena, sejumlah kecil ester, keton dan alkohol.
Para
minyak
atsiri
sebagai metabolit
sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak
dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing
dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup.
juga
mengeluarkan
bau-bauan
(seperti kesturi dari beberapa musangatau cairan yang berbau menyengat dari
beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Seperti dijelaskan diatas bahwa minyak atsiri bersifat mudah
menguap, hal ini karena titik didihnya yang rendah. Selain itu, susunan
senyawa
komponennya
kuat
(terutama
2.
3.
4.
5.
Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah
menjadi tengik (rancid).
6.
7.
8.
9.
Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat
larut
hingga
dapat
memberikan
baunya
kepada
air
walaupun
2.6 Soxhletasi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan
larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut (Geancoplis,
1998).
Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk
mengekstrak suatu senyawa. Pada umumnya metode yang digunakan dalam
instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang memiliki kelarutan
terbatas dalam suatu pelarut namun, jika suatu senyawa mempunyai kelarutan
yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya menggunakan
yaitu
mengubah
suatu
senyawa
menjadi
bentuk
uapnya,
2.8 Pelarut
Ekstraksi adalah proses penarikan komponen aktif (minyak atsiri)
yang terkandung dalam tanaman menggunakan bahan pelarut yang sesuai
dengan kelarutan komponen aktifnya. Prinsip metode ekstraksi dengan
pelarut menguap adalah untuk melarutkan minyak atsiri didalam bahan
pelarut organik mudah menguap. Pelarut yang banyak digunakan untuk
mengekstraksi minyak atsiri adalah alkohol, heksana, benzena, dan toluena.
Selain itu, juga dapat menggunakan pelarut non-polar seperti aseton, etanol,
metanol, petroleum eter dan etilasetat dengan kadar 96%.
Dalam memilih pelarut yang akan digunakan untuk ekstraksi harus
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
1. Harga pelarut harus serendah mungkin dan tidak mudah terbakar
2. Harus dapat melarutkan semua zat aromatik dengan cepat dan sempurna,
dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti, lilin, pigmen, senyawa
albumin dengan kata lain pelarut harus bersifat selektif.
3. Harus memiliki titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah
diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi. Namun, titik didih pelarut juga
tidak boleh terlalu rendah. Hal ini karena akan mengakibatkan hilangnya
sebagian pelarut akibat penguapan pada musim panas.
4. Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen
minyak daun
5. Pelarut harus memiliki titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak
akan tertinggal dalam minyak. Pelarut yang memiliki titik didih tinggi
akan tertinggal dalam minyak setelah proses penguapan, sehingga
mempengaruhi aroma minyak yang akan dihasilkan.
6. Pelarut tidak boleh larut dalam air
Pada pemisahan minyak atsiri bunga Cengkeh ini digunakan pelarut
etanol, karena dalam pemilihannya ada beberapa pertimbangan/keuntungan
antara lain:
1. Absorbsinya baik
2. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan
3. Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan metanol
4. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas
5. Lebih selektif
6. Netral
7. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit, dan
8. Tidak beracun
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Soxhletasi
1.
2.
3.
4.
Masukan pelarut etanol 96% 150 ml ke dalam labu dasar bulat lalu
ditambah batu didih yang telah dicuci dengan etanol 96%, lalu
6.
7.
8.
Jika suhu air meningkat, ganti air agar air dalam kondensor selalu
dingin.
9.
pelarut
dengan
cara
diuapkan
dalam
lemari
asam,
2.
3.
Labu alas bulat yang telah terisi hasil ekstraksi bunga cengkeh dipasang
pada ujung toror yang menghubungkan dengan kodensor.
4.
5.
6.
7.
Pompa vakum di nol kan, kemudian pompa labu alas bulat dikeluarkan
setelah kran pengatur tekanan pada ujung kondensor di buka
BAB IV
SKEMA KERJA
20 g bunga cengkeh
+ 100 ml etanol
Di lakukan
soxhletasi
Ekstrak minyak
atsiri + etanol
Dihasilkan minyak
atsiri murni
BAB V
GAMBAR ALAT
BAB VI
HASIL PENGAMATAN
6.1 Soxhletasi
Dari hasil pengamatan bunga Cengkeh menggunakan metode
Soxhletasi yang dilakukan dengan dua puluh empat siklus menghasilkan
ekstrak minyak atsiri sebanyak 100 ml yang berwarna coklat dan berbau
aromatik khas dari tanaman Cengkeh.
BAB VII
PEMBAHASAN
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Prinsip dari metode Soxhletasi adalah mengekstrak lemak dengan
menggunakan pelarut organik, setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya
dapat ditimbang dan dihitung persentasenya.
Pelarut yang digunakan pada praktikum ini adalah etanol 96%. Pemilihan
pelarut ini didasarkan pada sifatnya yang non polar dan netral, volatile,
absorbsinya baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan,
kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, lebih selektif,
panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit dan tidak beracun,
serta harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan metanol.
Kelebihan dari metode Soxhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat
digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan
yang lebih banyak karena adanya pemanasan.
Dengan menggunakan rotary evaporator dapat dipisahkan antara pelarut
dan minyak yang telah didapat dari proses Soxhletasi sehingga, pelarut
dapat digunakan lagi.
8.2 Saran
Praktikan harus lebih teliti dan berhati-hati dalam melakukan proses
pemisahan, baik ketika menimbang hingga proses Soxhletasi dan
Evaporasi
Praktikan harus memperhatikan suhu dan tekanan yang digunakan baik itu
ketika proses Soxhletasi maupun Evaporasi
Praktikan harus memperhatikan sekeliling alat Soxhletasi agar pelarut
yang digunakan tidak keluar dan menguap yaitu dengan diolesi lem.
Karena hal itu akan mempengaruhi volume ekstrak cair minyak atsiri yang
diperoleh
Praktikan hendaknya memperhatikan pula penggunaan batu didih setiap
proses Soxhletasi berlangsung
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Materia Medika Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Novi Kristanti, Afinda (dkk). 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Guenther, Ernest. 2006. Kimia Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Azam,
khoirul.
Rotary
Vakum
Evaporator.
2012.
http://khoirulazam89.blogspot.com/2012/01/rotary-vakum-evaporator.html.
Diakses tanggal 28 Maret 2013. Pukul 10:19.
Anonim.
Rotary
Evaporator.
2012.
http://chemsanboice-
Lampiran