Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari
organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakann uniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai
prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang
memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota
atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di
mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan
bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 m, meski ada jenis dapat
menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel
tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak
menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan
mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada
tahun 1828, diambil dari kata Yunani yang memiliki arti "small stick"

Morfologi/bentuk bakteri

Berbagai bentuk tubuh bakteri


Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi
sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus

Staphylococcus, jika bergerombol


Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi
sebagai berikut:
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena
itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri
yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksibakteri. Faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan,
dan cahaya.
B. Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui adanya bakteri Escherichia Coli, Salmonella & Shigella pada sampel tinja.

Untuk mengidentifikasi Escherichia Coli, Salmonella & Shigella pada sampel .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Escherichia Coli

1. Tinjauan Eschericia Coli

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utamabakteri gram negatif.
Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus
besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat
mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat
menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam
usus.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagaivektor untuk
menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. colidipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

Klasifikasi ilmiah
Superdomain: Phylogenetica
Filum:

Proteobacteria

Kelas:

Gamma Proteobacteria

Ordo:

Enterobacteriales

Famili:

Enterobacteriaceae

Genus:

Escherichia

Spesies:

E. coli

Morfologi dan fisiologi

E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan


panjang 2,0 6,0 m dan lebar 1,1 1,5 m. Bentuk sel dari bentuk seperti
coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak
ditemukan spora.. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat
tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak
berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E. Coli
merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Kapsula atau
mikrokapsula terbuat dari asam asam polisakarida. Mukoid kadang kadang memproduksi
pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K
tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada
Enterobacteriaceae. Selanjutna digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam
kolanik. FARMASI USD YOGYAKARTA 2
Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E. Coli memproduksi macam macam fimbria
atau pili yang berbeda, banyak
macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut
appendages di sekeliling sel dalam variasi
jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai
pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang
penting. E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik,
mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi
pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.pertumbuhan yang baik
pada suhu optimal 370C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan
nitrogen. E. Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk
mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks
dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan
hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.

Struktur Antigen

Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein
yang tahan terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang tahan
panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop. Antigen K terletak di atas antigen
O dan mencegah antigen O kontak dengan antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria
terletak pada fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari protein.
Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas (Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai berikut:

Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; sebagai contoh, O33 (Carter, 2004).
Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang
lipopollisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap
panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O
adalah IgM. Sedangkan tiap jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan kelompok khusus O sehingga
tiap organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E. coli dapat
bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan salmonella. Biasanya antigen O
berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia, misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan
pada diare dan infeksi saluran kemih (Brooks, 1995).
Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih dari 80 Antogen K yang berbeda-beda. Dituliskan
menggunakan numeral Arabik; contoh, K4 (Carter, 2004). Antigen K merupakan bagian luar dari antigen
O pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida,
termasuk antigen K dari E. coli dan yang lainnya protein. Antigen K dapat berpengaruh pada reaksi
aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat dihubungkan dengan virulensi misalnya strain E. coli
memproduksi K1 yang merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli
menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang memungkinkan invasi ke sistem
gastrointestinal atau saluran kemih) (Brooks, 1995).
Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H diikuti dengan numeral Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada
flagella , dituliskan dengan NM (nonmotil) (Carter, 2004). Antigen H terletak pada flagella dan denaturasi
atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat diawetkan dengan pemberian formalin pada
varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu
dalam antigen H merupakan fungsi dari rangkaian asam amino pada protein flagella (flagellin) (Brooks,
1995).

Patogenesis :

Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E. Coli adalah


DIARE. E. Coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di

seluruh dunia. E, Coli ini diklasifikasikan oleh cirri khas sifat sifat
virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda, antara lain:
a. E. Coli Enteropatogenik (EPEC)
Penyebab penting diare pada bayi, khususnya di Negara
berkembang. EPEC melekat pada sel mukosa yang kecil.
Faktor yang diperantarai secara kromosom menimbulkan
pelekatan yang kuat. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair yang biasanya sembuh sendiri taetapi
dapat juga kronik. Lamanya diare EPEC dapat diperpendek dengan
pemberian anibiotik. Diare terjadi pada manusia, kelinci,
anjing, kucing dan kuda. Seperti ETEC, EPEC juga
menyebabkan diare tetapi mekanisme molekular dari kolonisasi dan etiologi adalah berbeda.
EPEC sedikit fimbria, ST dan LT toksin, tetapi EPEC menggunakan adhesin yang
dikenal sebagai intimin untuk mengikat inang sel usus. Sel FARMASI USD YOGYAKARTA 3
EPEC invasive (jika memasuki sel inang) dan menyebabkan radang.

b. E. Coli Enterotoksigenik (ETEC)


Penyebab yang sering dari diare wisatawan dan sangat
penting menyebabkan diare pada bayi di Negara
berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk
menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.
Lumen usus terengang oleh cairan dan mengakibatkan
hipermortilitas serta diare, dan berlangsung selama
beberapa hari. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotosin tidak
tahan panas. Prokfilaksis antimikroba dapat efektif
tetapi bisa menimbulkan peningkatan resistensi antibiotic
pada bakteri, mungkin sebaiknya tidak dianjurkan secara
umum. Ketika timbul diare, pemberian antibiotic dapat secara efektif mempersingkat lamanya
penyakit. Diare tanpa disertai demam ini terjadi pada manusia, babi, domba, kambing, kuda, anjing,
dan sapi. ETEC menggunakan fimbrial adhesi (penonjolan dari dinding sel bakteri) untuk mengikat sel
sel enterocit di usus halus. ETEC dapat memproduksi 2
proteinous enterotoksin: dua protein yang lebih besar, LT
enterotoksin sama pada struktur dan fungsi toksin kolera
hanya lebih kecil, ST enterotoksin menyebabkan akumulasi
cGMP pada sel target dan elektrolit dan cairan sekresi berikutnya ke lumen usus. ETEC strains tidak
invasive dan tidak tinggal pada lumen usus.

c. E. Coli Enterohemoragik (EHEC)


Menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksinya
pada sel Vero, suatu sel hijau dari monyet hijau Afrika.
Terdapat sedikitnya dua bentuk antigenic dari toksin. EHEC berhubungan dengan
holitis hemoragik, bentuk diare yang berat dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit
akibat gagal ginja akut, anemia hemolitik mikroangiopatik,
dan trombositopenia. Banyak kasus EHEC dapat dicegah
dengan memasak daging sampai matang. Diare ini ditemukan pada manusia, sapi, dan kambing.

d. E. Coli Enteroinvansif (EIEC)


Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan
shigellosis. Penyakit terjadi sangat mirip dengan shigellosis. Penyakit sering terjadi pada anak
anak di Negara berkrmbang dan para wisatawan yang menuju ke Negara tersebut. EIEC
melakukan fermentasi laktosa dengan lambat FARMASI USD YOGYAKARTA 4
dan tidak bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melaluii
invasinya ke sel epitel mukosa usus. Diare ini ditemukan hanya pada manusia.

e. E. Coli Enteroagregatif (EAEC)


Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di Negara berkembang. Bakeri ini ditandai dengan
pola khas pelekatannya pada sel manusia. EAEC menproduksi hemolisin dan ST enterotoksin yang sama
dengan ETEC.

Gejala diare :
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang
kadang disertai:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga
bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan
bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun
menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18
bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

Selain diare, E. Coli juga dapat menyebabkan beberapa penyakit yang bisa juga disebabkan
beberapa bakteri lain, antara penyakitnya sebagai berikut :

1. Infeksi saluran kemih

Penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan


merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira kira 90% wanita muda.

Gejala :
Sering kencing, disuria, hematuria, dan piura. Kebanyakan infeksi ini
disebabkan oleh E. Coli dengan sejumlah tipe antigen O.

2. Sepsis

Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. Coli dapat memasuki aliran darah dan
menmyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis E. Coli karena tidak
memiliki antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih. FARMASI USD YOGYAKARTA 8

3. Meningitis

E. Coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi.


E. Coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Antigen ini
bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N meningtidis.
Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui.

Pengobatan Diare

Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi


dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh
banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang
diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.

Obat diare dibagi menjadi tiga pertama kemoterapeutika


yang memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk
menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang
tidak menyenangkan. Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika
tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan obat yang
disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri,
parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk
dokter Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara
berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan
elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

Kerangka Operasional

Spesimen

Media transport
(carry-Blair)

Media Pemupuk
(Boillon Agar)
Inkubasi 370 C, 24 jam

Media selektif 370 C, 24 jam

Mac Conkey Agar

Sedang

Hijau metalik

Tengah warna hijau

smooth

Besar

Merah tua

Cembung

smooth

Sedang-besar

Merah keruh

E M B

Endo Agar

Cembung

Smooth

Differential medium
TSIA
(inkubasi 370 C, 24 jam)

Tes biokimia / gula-gula


(inkubasi 370 C, 24 jam)

Uji sensitivitas
B. Salmonella & Shigella

1. Tinjauan Bakteri Salmonella

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne
diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang
mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah
memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit
kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S.
typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever),
karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan
makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S.
typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat
berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini
disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah
dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Kerajaan: Bakteria
Filum:

Proteobakteria

Kelas:

Gamma Proteobakteria

Ordo:

Enterobakteriales

Famili:

Enterobakteriakceae

Genus:

Salmonella

Klasifikasi ilmiah

Media tumbuh
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah
media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite
agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektifdiferensial. Media ini tergolong selektifkarena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang
tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan
bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jeniskarbohidrat pada media,
yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat

memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari
fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena
asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan
bromtimol blue.
Morfologi dan Fisiologis
Bentuk batang,
gram negatif fakultatif aerob
bergerak dengan flagel peritrich,
mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung
empedu.
Sebagian besar salmonella bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi pada
manusia. Binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, ternak, anjing dan kucing.
Di alam bebes salmonella dapat tahan hidup lama dalam air, tanah atau bahan makanan.
Dalam feces di luar tubuh manusia tahan hidup 1 - 2 bulan.
Dalam air susu dapat berkembang biak da hidup lebih lama sehingga sering merupakan batu loncatan
untuk penularan penyakit lainya.
Salmonella spesies adalah gram negatif, aerob, berbentuk batang, bakteri zoonosis yang dapat
menginfeksi manusia, burung, reptil, dan hewan lainnya. genus ini termasuk sekitar 2.000 spesies dibagi
menjadi lima subgenera. Dari subgenera lima, dua subgenera, Subgenus Subgenus I dan III, dapat
ditemukan pada burung. Subgenus saya berisi spesies salmonella yang paling sering menginfeksi unggas.
Subgenus III, berisi spesies Salmonella arizonae dan Arizona hinshawii, yang kadang-kadang dilaporkan
pada burung, terutama yang berhubungan dengan, atau dekat dengan reptil.
Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15 - 41o C (suhu
pertumbuhan optimum 37o C) dan pH pertumbuhan 6 - 8. Pada umumnya isolat
kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan Sebagian
besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella thypi hanya
membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada agar SS,Endo, EMB
dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni
kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S.
Struktur Antigen
Seperti Enterobacteriaceae lain, salmonella memiliki beberapa antigen O (dari keseluruhan yang
berjumlah lebih dari 60) dan antigen H yang berbeda pada salah satuatau kedua fase. Beberapa

salmonella mempunyai antigen simpai (K), yang disebut Vi,yang dapat mengganggu aglutinasi melalui
antiserum o. Antigen ini dihubungkan dengan sifat invasif yang dimilikinya. Tes aglutinasi dengan
antiserum serapan untuk O dan Hyang berbeda merupakan dasar untuk klasifikasi salmonella secara
serologi.

Patogenitas dan Gambaran Klinis


Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne
diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami
salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan
yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntahmuntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. Enteritidis.
S.typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh
darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan / intoksikasi. Gejala demam tifus
meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang
manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil
dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang
menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan
makanan yang dikonsumsi.
Patogenitas Salmonella bersifat invasif yakni menyerang bagian epithelium dari
ileum. Salmonella menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare berair. Bila selaput lendir
menjadi rusak, diare yang terjadi disertai darah.
Ada 2000 serotipe Salmonella dan 6-10 di antaranya diketahui menimbulkan gastroenteritis.
Diare yang ditimbulkan biasanya disertai dengan gejala-gejala mual, demam dan nyeri perut. Di samping
menyebabkan diare berair, Salmonella juga menyebabkan mencret (exudative diarrhoea) yang ditandai
oleh hadirnya leukosit di dalam feses. Di beberapa negara telah ditemukan strain Salmonella yang
resisten terhadap ampisilin, khloramfenikol, dan sulfametoxazol-trimet (Anonim, 2007).
Bakteri Salmonella masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar
bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteri Salmonellaadalah peradangan pada saluran
pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Akibatnya penderita akan mengalami diare, sari makanan
yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan
kurus. Racun yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi
wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran.
Penyakit penyakit yang disebabkan oleh Salmonella secara umum dikenal dengan Salmonellosis.
Secara klinik ada 3 bentuk Salmonellosi. Secara klinik ada 3 bentuk Salmonellosis yang bias timbul pada
manusia yaitu:

Enteric fever

Mencakup demam tifoid dan demam paratifoid. Deman tifoid atau tifus abdominalis disebabkan
oleh Salmonella typhi. Salmonella typhi tertelan bersama makanan atau terkontaminasi dan bersarang
di jaringan limfoid pada dinding usus . Aliran limfa membawa organisme ini kedalam duktus torak
kemudian kedalam darah. Sedangkan demam paratifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh
salmonella enteristidis ( Tambayong, J, 2000).
Demam paratifoid disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Salmonella
paratyphi C, gejala kliniknya biasanya lebih ringan dan mempunyai masa inkubasi lebih pendek 1 10
hari, demam diasa berlangsung selama 1 3 minggu, rose spots jarang ditemukan.

- Septikemia
Disebabkan oleh Salmonella choleraesus, infeksi terjadi melalui rute oral dan akhirnya masuk kedalam
sirkulasi darah dan berkembang biak. Salmonella tersebar luas dalam tubuh dan cenderung
menyebabkan supurasi local, abses, meningitis,pneumonia dan endokartidis terutama pada orang
orang yang fisiknya dalam keadaan lemah, tetapi manifestasi pada saluran usus sering tidak ada.
Septikemia ini ditandai dengan demam tinggi yang turun naik, kultur darah positif.

- Gastroenteritis/enterokolitis
Merupakan manifestasi infeksi Salmonella yang wajar, timbul sesudah makan makanan yang tercemari
bakteri penyakit Salmonella, spesies Salmonella yang lazim menyebabkan penyakit ini
adalah Salmonella typhimurium dan Salmonella enteridis, bakteri tersebut masuk kedalam sirkulasi
darah. Gejala gejalanya timbul dalam waktu 8 49 jam sesudah makan makanan yang
tercemar Salmonella tersebut. Diare disertai demam berlangsung selama 1 4 hari. Kultur darah
biasanya negative tetapi kultur tinja positif untuk Salmonella.
Epidemologi
Di banyak negara berkembang, diare akut yang disebabkan oleh Salmonella tidak begitu besar.
Terutama di daerah urban diare pada anak-anak yang disebabkan oleh infeksi Salmonella sekitar 10%.
Transmisi kuman terjadi secara meat-borne, yaitu melalui makanan yang berasal dari hewan seperti
daging, unggas, telur, susu; tetapi dapat pula terjadi secara water-borne.

Kerangka operasional

Spesimen

Media transport
(carry-Blair)

Media Pemupuk
(Boillon Agar)
Inkubasi 370 C, 24 jam

Media selektif 370 C, 24 jam

Bulat

Putih jernih

Cembung, Kecil, rata

Tidak memecah laktosa

Bulat

Merah mengkilap

Cembung

Keci, rata

Memecah laktosa
Mac conkey

SSA

Inkubasi 370 C, 24 jam


TSIA, Tes biokimia

Uji sensitivitas

2. Tinjauan bakteri shigella

Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteri endospor berbentuk-tongkat yang
berhubungan dekat dengan Escherichia coli dan Salmonella. Shigella merupakan penyebab dari
penyakit shigellosis pada manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya,
tetapi tidak pada mamalia lainnya.Shigella adalah bakteri yang dapat menginfeksi saluran pencernaan

dan menyebabkan gejala mulai dari diare, nyeri perut, muntah, dan mual, sampai komplikasi yang lebih
serius. Infeksi ini disebut Shigellosis, terkadang dapat menghilang dalam perjalanan penyakitnya,
antibiotik dapat mempersingkat perjalanan penyakit. Shigellosis, yang paling umum terjadi dalam musim
panas, umumnya mengenai anak-anak usia 2-4 tahun, dan jarang menginfeksi bayi kurang dari 6 bulan.

Klasifikasi kingdom Shigella


Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus

: Bakteria
: Proteobakteria
: Gamma Proteobakteria
: Enterobakteriales
: Enterobakteriaceae
: Shigella

Morfologi dan Fisiologi


Shigella adaiah bakteri bentuk batang, tidak bergerak , Gram ngatif, bersifat aerobik tetapi
bisa fakultatif anaerob, tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbihidrat lainnya, menghasilkan
asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pencemaan manusia
dan primata lainnya dimana spesiesnya bisa menimbulkan disentri basiler. Spesies
patogen Shigella yaitu:Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Shigella boydii, Shigella sonnei yang dapat
dibedakan secara serologi spesifik untuk Shigella dari hasil kultur atau pembiakan.

Patogenesis dan Gejala Klinis


Disentri basiler atau shigellosis adalah infeksi usus akut yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan
oleh Shigella. Shigellosis dapat menyebabkan 3 bentuk diare yaitu disentri dengan tinja lembek, disertai
darah, mucus dan pus, waterdiarrhea yaitu tinja yang berbentuk cair, dan kombinasi keduanya yaitu
tinja berbentuk cair disertai darah, mucus dan pus.
Masa inkubasi adalah 2 4 hari atau bias lebih lama sampai 1 minggu. Pada ornag yang sehat
diperlukan 200 kuman untuk menyebabkan sakit (Anonim,1993)
Setelah masa inkubasi, secara mendadak timbul nyeri perut, demam dan tinja encer. Satu hari atau
beberapa hari kemudain jumlah tinja meningkat karena infeksi meliputi ileum dan kolon, melekat pada
permukaan mukosa dan menembus lapisan epitel dan berkembang biak ke dalam lapisan mukosa. Lalu
terjadi reaksi hebat yang menyebabkan terlepasnya sel sel dan timbulnya luka pada permukaan
mukosa usus. Tinja ini berkurang encernya tetapi mengandung lender dan darah. Tiap gerakan usus
disertai dengan tenensmus yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah.

Demam dan diare ini sembuh secara spontan dalam 2 5 hari pada lebih dari setengah kasus otang
dewasa. Namun pada anak anak dan orang tua, enyakit ni berlangsung lama. Kehilangan cairan dan
elektrolit dapat menyebakan dehidrasi,asidosis, bahkan kematian.
Setelah sembuh, kebanyakan orang mengeluarkan bakteri disentri dalam waktu yang singkat,
namun beberapa diantaranya menjadi pembawa yang kronis yang dapat mengalami serangan penyakit
berulang ulang (Jawetz, 2005).
Infeksi ini sangat menular dan dapat dicegah dengan cuci tangan yang baik. Tanda dan Gejala Bakteri
Shigella menghasilkan racun yang dapat menyerang permukaan usus besar, menyebabkan
pembengkakan, luka pada dinding usus, dan diare berdarah. Keparahan diare pada Shigellosis berbeda
dari diare biasa. Pada anak-anak dengan Shigellosis, pertama kali buang air besar besar sering dan
berair. Kemudian buang air besar mungkin lebih sedikit, tetapi terdapat darah dan lendir di dalamnya.
Gejala lain Shigellosis termasuk :
Nyeri perut
Demam tinggi
Hilangnya nafsu makan
Mual dan muntah
Nyeri saat buang air besar
Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah, seseorang mungkin mengalami kejang, kaku
kuduk, sakit kepala, kelelahan, dan kebingungan. Shigellosis juga dapat menyebabkan dehidrasi dan
komplikasi lain yang jarang terjadi, seperti radang sendi, ruam kulit, dan gagal ginjal. Beberapa anak
dengan kasus Shigellosis yang berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Shigellosis sangat menular.
Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang
yang terinfeksi. Ini termasuk mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh
seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh
shigella seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari-jari mereka di mulut maka mereka
bisa menjadi terinfeksi. Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak dengan
tinja yang terinfeksi.
Karena tidak membutuhkan banyak bakteri Shigella untuk menyebabkan infeksi maka
penyakit dapat menyebar dengan mudah dalam keluarga dan penampungan anak. Bakteri mungkin juga
tersebar di sumber air di daerahdengan sanitasi yang buruk. Shigella masih dapat disebarkan dalam 4
minggu setelah gejala penyakit selesai (walaupun pengobatan antibiotik dapat mengurangi pengeluaran
bakteri Shigella di tinja).

Cara terbaik untuk mencegah penyebaran Shigella adalah dengan sering mencuci tangan yang
bersih dengan sabun, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum mereka makan. Hal ini
terutama penting dalam perawatan anak.
Jika Anda merawat anak yang mengalami diare, cuci tangan sebelum menyentuh orang lain
dan sebelum memegang makanan. (Siapa pun dengan diare sebaiknya tidak menyiapkan makanan bagi
orang lain.) Pastikan untuk sering membersihkan dan membersihkan toilet yang digunakan oleh
seseorang dengan Shigellosis. Popok anak dengan Shigellosis harus dibuang dalam tong sampah yang
tertutup, dan bekas popok harus dibersihkan dengan disinfektan setelah digunakan. Anak-anak
(terutama mereka yang masih menggunakan popok) dengan Shigellosis atau dengan diare dari setiap
penyebab harus dijauhkan dari anak-anak lain. Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan juga
dapat membantu mencegah infeksi Shigella. Makanan dingin harus disimpan dingin dan makanan panas
harus disimpan panas untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Untuk mengkonfirmasi diagnosis Shigellosis, dokter akan mengambil sampel tinja dari anak
Anda yang akan diuji untuk bakteri Shigella. Tes darah dan tes lainnya juga dapat menyingkirkan
kemungkinan penyebab lain dari gejala, terutama jika anak Anda memiliki sejumlah besar darah dalam
tinja.
Beberapa kasus Shigellosis tidak memerlukan pengobatan, tetapi antibiotik akan diberikan
untuk memperpendek penyakit dan untuk mencegah penyebaran bakteri kepada orang lain. Jika dokter
memberikan resep antibiotik sesuai diagnosis maka berikan mereka sesuai dosis. Hindari pemberian
obat bebas untuk muntah-muntah atau diare, karena mereka dapat memperpanjang penyakit.
Acetaminophen (parasetamol) dapat diberikan untuk mengurangi demam dan membuat anak Anda
lebih nyaman. Untuk mencegah dehidrasi, ikuti petunjuk dokter Anda tentang apa yang anak Anda harus
makan dan minum. Dokter anda dapat merekomendasikan minuman khusus yang disebut cairan
rehidrasi oral, atau CRO (seperti Pedialyte) untuk menggantikan cairan tubuh dengan cepat, terutama
jika diare telah berlangsung selama 2 atau 3 hari atau lebih. Anak-anak yang mengalami dehidrasi
sedang-berat atau yang memiliki penyakit lain yang lebih serius mungkin perlu dirawat di rumah sakit
untuk dipantau dan mendapat tatalaksana seperti cairan infus atau antibiotik.
Diagnosa Laboratorium
Bahan pemeriksaan dapat berupa feces, urine, rectal swab, makanan, minuman, dan air. Dari
bahan tersebut kemudian dilakukan pewarnaan gram, perbenihan MacConkey, EMBA, Endo, SSA, HEA,
XLD agar dan diinkubasi pada suhu 370 C. Selanjutnya koloni yang tumbuh dilakukan pewarnaan gram
kembali, tes biokimia, dan penentuan tipe bakteriofag.

BAB III
MATODE KERJA
A. Alat dan Bahan .

Alat :

Objek gelas

Ose

Nall

Lampu spiritus

Mikroskop

Inkubator

Cotton buds

Pipet tetes

Bahan :

Alkohol 96%

Lugol

CGV (Carbol Gentian Violet)

Safranin

KOH 10%

Metil Red

-naftol 1 %

NaCl 0,85%

Kovaks

Tinja

Medium perbenihan :
Mac conkey agar
EMB
ENDO agar
SSA (salmonella shigella agar)
BSA (bismuth sulfit agar)
Selenit dan MKT sebagai media pengaya
Deretan gula-gula : semi solid, TSIA, Manit, dan pepton

B. Prosedur Kerja

1. Escherichia Coli

v Hari I
-

Specimen ditanam pada : ENDO, MC dan EMB

Kemudian dieramkan 370 C, 24 jam

v Hari II
-

Koloni tersangka E. coli diambil, kemudian di tanam pada agar miring, dan gula-gula

Dieramkan 370 C, 24 jam

Koloni tersangka di :

ENDO

: besar-besar, cembung, merah tua metalik, smooth

MC

: sedang-besar, keeping-cembung, merah keruh,

EMB

: sedang, keeping, hijau metalik tengah berwarna ungu tua, smooth

smooth

2. Salmonella & shigella


v Hari I
Secara langsung, tinja ditanam pada perbenihan MC, SSA, BSA
Dieramkan selama 24 jam pada suhu 370 C kecuali BSA harus 2 malam.
v Hari II
Diamati adanya koloni tersangka :
Yang tampak putih jernih dengan diameter 2-3 mm (salmonella), atau diameter 1-2 (shigella), dan koloni
hitam dengan dasar abu-abu pada BSA (salmonellan typhi).

Anda mungkin juga menyukai