TEORI DASAR
Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam dimana penyatuan terjadi dengan
cara dipanaskan pada temperatur yang sesuai baik dengan atau tidak dengan logam
pengisi (filler). Pada praktikum kali ini proses pengelasan yang dilakukan dibagi menjadi
dua, yaitu pengelasan titik dan pengelasan las busur.
H = I2RT
H = Heat power
I = Arus ; Ampere
R = Resistance ;
T = Time ; Sekon
Las titik merupakan pengelasan resistansi listrik yang paling sederhana dan untuk
pengelasan lembaran baja biasa, tidak ada masalah. Salah satu syarat untuk memperoleh
sambungan yang baik adalah permukaan lembaran baja yang bersih dan bebas dari karat
atau kotoran lainnya. Lapisan permukaan yang kotor akan meningkatkan nilai tekanan
permukaan dan menimbulkan panas setempat yang berlebihan (terkadang keluar percikan
bunga api).
squezze time
weld time
forge time
off time
Pada las titik dijumpai lima daerah dimana timbul panas, yaitu: pada batas permukaan
pada kedua lembaran logam, pada batas permukaan antara lembaran logam elektroda dan
yang terakhir di dalam lembaran logam. Arus yang dialirkan pada elektroda pertama kali
menyentuh daerah yang berbatasan langsung dengan plat logam. Disini suhu tidak terlalu
tinggi, karena tahanan dari logam dapat ditembus oleh gaya tekan dari elektroda. Lalu
arus masuk ke daerah dalam plat. Terlihat dalam grafik suhu yang timbul tidak tingi
(lebih rendah dari daerah pertama), karena hambatan di dalam plat paling kecil sehingga
arus dapat langsung mengalir ke permukaan satunya. Lalu pada permukaan batas antar
plat arus tertahan.Oleh karena arus tertahan dan menumpuk juga bereaksi dengan udara
luar (melalui celah kecil) maka arus menjadi panas dan melelehkan bagian perbatasan
antar logam. Maka dari itu di daerah ini terdapat temperatur yang paling besar .
Sumber listrik arus searah mengalir dalam dua macam polaritas. Polaritas langsung
(straight polarity) dan polaritas terbalik (reverse polarity) Polaritas langsung adalah jika
elektroda dihubungkan dalam terminal negatif dan benda kerja pada terminal yang
positif. Elektron mengalir dari kutub negatif ke kutub positif, maka panas yang timbul
akibat tumbukan electron-elektron mengalir dari elektroda ke benda kerja. Pada proses
akhir akan didapatkan bahwa benda kerja akan lebih panas. Sedangkan pada polaritas
terbalik, berlaku sebaliknya. Elektroda negatif diletakkan pada benda kerja dan elektroda
positif pada elektroda. Maka pada hasil akhir akan diperoleh elektroda akan cepat
memanas. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dapat mencapai suhu
5500oC.
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Benda Kerja
Benda kerja yang digunakan pada praktikum kali merupakan batang baja.
Terdapat 10 buah batang. Sisi dari setiap benda kerja ini dibuat chamfer terlebih
dahulu dengan menggunakan gerinda duduk. Kemudian benda kerja dilas pada
bagian chamfernya.
Melakukan proses pengelasan busur listrik yang diawali pada bagian ujungujung benda kerja dan dilanjutkan dengan melakukan pengelasan pada
semua bagian yang akan disambung.
Setelah selesai matikan mesin las busur listrik dan bersihkan peralatan las
busur listrik yang digunakan.
Mengecek kembali peralatan las busur listrik yang digunakan.
Gambar 3.3 Menyambungkan kutub positif pada elektroda dan kutub negatif
pada benda kerja.
BAB IV
ANALISIS