Abstrak
Perkiraan prevalensi gangguan visual yang disebabkan oleh kesalahan refraksi
dikoreksi pada tahun 2004 telah ditentukan di tingkat regional dan global pada orang
yang berusia 5 tahun ke atas berdasarkan survei terbaru yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan. Perkiraan didasarkan pada prevalensi ketajaman visual kurang
dari 6/18 pada mata yang lebih baik dengan adanya koreksi refraksi yang tersedia
dapat meningkat lebih baik atau sama dengan 6/18 dengan refraksi atau pinhole.
Sebanyak 153 juta orang (estimasi: 123 juta - 184 juta) diperkirakan akan
mengalami gangguan visual dari kesalahan refraksi yang terkoreksi di mana delapan
juta diantaranya mengalami kebutaan. Hal ini menyebabkan gangguan visual telah
melebihi perkiraan sebelumnya yang didasarkan pada penglihatan terbaik yang
dikoreksi. Dari 161 juta orang dengan gangguan visual diperkirakan pada tahun 2002
sesuai dengan penglihatan terbaik dikoreksi, 314 juta orang dengan gangguan visual
berasal dari penyebab di antaranya: penyebab utama penglihatan menurun dan
penyebab kedua adalah kebutaan.
Kesalahan refraksi yang dikoreksi dapat menghambat performance di sekolah,
mengurangi kerja dan produktivitas, dan umumnya mengganggu kualitas hidup.
Namun koreksi kesalahan refraksi yang sesuai dengan kacamata yang tepat adalah
salah satu intervensi yang paling efektif dalam perawatan kesehatan mata. Hasil yang
disajikan dalam makalah ini membantu untuk menggali masalah sebelumnya yang
tersembunyi dari dimensi kesehatan masyarakat dan mempromosikan kebijakan
pengembangan dan implementasi, program pengambilan keputusan dan intervensi
korektif, serta memicu untuk dilakukan penelitian.
Pendahuluan
Kesalahan refraksi (miopia, hyperopia dan astigmatisme; presbiopia tidak termasuk
dalam penelitian ini memiliki kekurangan data terkini, namun diakui apabila tidak
dikoreksi dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup) mempengaruhi sebagian
besar penduduk di seluruh dunia, tanpa memperhatikan usia, jenis kelamin dan
kelompok etnis. Kesalahan refraksi tersebut dapat dengan mudah didiagnosis, diukur
dan dikoreksi dengan kacamata atau koreksi refraksi lain untuk mencapai penglihatan
normal. Namun, jika tidak dikoreksi atau koreksi inadekuat, kesalahan refraksi
menjadi penyebab utama penglihatan melemah dan bahkan kebutaan (untuk pilihan
studi, lihat http: //. Ftp who.int/nmh/references/ RE-estimates- references.pdf).
Gangguan visual dari kesalahan refraksi terkoreksi dapat memiliki konsekuensi
jangka menengah dan panjang pada anak-anak dan orang dewasa, seperti kehilangan
kesempatan untuk pendidikan dan pekerjaan, keuntungan ekonomi yang hilang untuk
individu, keluarga dan masyarakat, dan gangguan kualitas hidup. Berbagai faktor
bertanggung jawab untuk kesalahan refraksi yang tidak dikoreksi: kurangnya
kesadaran dan pengenalan masalah di tingkat pribadi dan keluarga, serta pada tingkat
masyarakat dan kesehatan masyarakat; ketidaksediaan dan atau ketidakmampuan
untuk membayar jasa untuk menguji refraksi; kurangnya penyediaan lensa yang
terjangkau; dan kepatuhan budaya disinsentif.
Definisi gangguan visual dalam klasifikasi penyakit statistik internasional cedera
dan penyebab kematian, revisi ke-10 (ICD-10), H54, didasarkan pada penglihatan
dengan koreksi terbaik, yaitu ketajaman visual yang diperoleh dengan koreksi
terbaik.(1) Namun, untuk menilai sejauh mana gangguan penglihatan disebabkan oleh
kesalahan refraksi yang dikoreksi, perkiraan harus didasarkan pada penglihatan yang
mewakili yaitu ketajaman visual yang diperoleh sekarang dengan koreksi refraksi
yang ada. Dengan demikian, yang mewakili penglihatan, yaitu merupakan penglihatan
yang terbaik, yang mencakup prevalensi dari gangguan visual yang dapat
meningkatkan refraksi yang terkoreksi. Berdasarkan definisi dari gangguan visual
yang mempresentasikan penglihatan maka definisi yang ada diperluas menjadi ciri
khas gangguan visual yang dihadapi oleh orang-orang dalam kegiatan sehari-hari.
Menggunakan penglihatan terbaik yang dikoreksi, gangguan visual diperkirakan
mempengaruhi 161 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2002, diantaranya 37 juta
mengalami kebutaan.(2) Penyebab utama kebutaan dan penurunan penglihatan adalah
katarak; Namun, diakui bahwa kecuali kesalahan atau gangguan refraksi dikoreksi
2
merupakan salah satu penyebab gangguan penglihatan di tingkat global yang secara
signifikan.
Makalah ini menyajikan estimasi prevalensi gangguan penglihatan dari kesalahan
refraksi dikoreksi untuk segala usia lebih dari 5 tahun di tingkat regional dan global,
berdasarkan survei baru-baru ini yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
Beberapa hasil dari makalah ini dilaporkan dalam siaran pers WHO pada 11 Oktober
2006 sebagai penanda Hari Penglihatan Dunia.(3)
Metode
Definisi
Penglihatan yang ada diketahui dengan ketajaman visual pada mata yang baik
dengan menggunakan koreksi refraksi yang tersedia. Penglihatan terbaik yang
dikoreksi adalah ketajaman visual pada mata yang baik yang didapatkan dengan
subjek yang dites dengan pinhole atau refraktor.
Gangguan penglihatan disebabkan tidak terkoreksinya atau inadekuat koreksi
refraksi yang diketahui sebagai ketajaman visual kurang dari 6/18 pada mata yang
baik yang dapat ditingkatkan sama dengan atau lebih baik dari 6/18 dengan refraktor
atau pinhole, di mana kategori penurunan penglihatan dan kebutaan dimasukkan ke
dalam ICD-10.
Perlu diketahui bahwa revisi kategori dari ICD-10 terhadap gangguan penglihatan
diajukan pada 2003 dengan konsultasi WHO pada perkembangan dari standard untuk
karakteristik dari kehilangan penglihatan, penurunan penglihatan dibagi atas dua
kategori: gangguan penglihatan sedang (ketajaman visual kurang dari 6/18 namun
sama dengan atau lebih dari 6/60) dan gangguan penglihatan berat (ketajaman visual
kurang dari 6/60 namun sama dengan atau lebih dari 3/60).(4)
Kriteria Inklusi
Kriteria yang digunakan:
-
Prevalensi dengan koreksi terbaik dan mewakili ketajaman visual yang kurang
dari 6/18 yang sudah dilaporkan atau didistribusikan yang menjadi penyebab
gangguan penglihatan.
Data yang sudah dilaporkan untuk mata terparah tidak dimasukkan pada
estimasi yang dikalkulasikan untuk orang dan mata yang lebih baik.(9)
Untuk kelompok umur 5-15 tahun, 16 survey ditemukan untuk memenuhi kriteria
seleksi. Di antaranya, 10 berasal dari negara yang berbeda menggunakan protokol
yang didesain secara spesial untuk estimasi prevalensi dari gangguan penglihatan dari
kegagalan koreksi refraksi. RESC studies menunjukkan informasi yang ekstensif pada
ketajaman visual; kegagalan refraksi dan menggunakan beberapa kacamata.(11)
Untuk kelompok umur 50 tahun atau lebih, 38 survey memenuhi kriteria inklusi.
Di antaranya, 30 survey untuk keputusan cepat untuk layanan operasi katarak
(RACSS), yang juga menunjukkan prevalensi dari ketajaman visual yang ada dan
yang terbaik.(12)
Ditambah lagi 14 survey dilaporkan pada prevalensi umur yang spesifik dari
gangguan visual yang ada dan penyebabnya dari masing-masing kelompok umur.
Estimasi prevalensi dari gangguan visual yang berasal dari kesalahan refraksi
yang dikoreksi
Untuk kelompok umur dari 5 sampai 1 tahun, prevalensi diestimasi secara berbeda
di antara prevalensi yang ada dengan ketajaman visual yang terkoresi dengan baik
atau kurang dari 6/18 dengan refraktor di bawah cycloplegia: koresponden berbeda
dari prevalensi ketajaman visual yang ada yang dapat ditingkatkan menjadi sama
dengan atau lebih baik dari 6/18 dengan koreksi yang sesuai. Pada suatu kasus studi
dijabarkan hanya prevalensi ketajaman visual menurut kegagalan refraksi yang
teridentifikasi dari distribusi yang menjadi survey.
Prevalensi pada orang yang berusia 40-49 tahun diestimasi dari hasil yang
dilaporkan pada data umur spesifik untuk grup usia atau dikalkulasikan secara linear
di antara prevalensi umur 39 dan 5 tahun.(13)
Untuk populasi berumur 50 tahun dan lebih tua lagi, prevalensi diestimasi dari
perbedaan antara ketajaman visual kurang dari 6/18 dengan koreksi yang tersedia dan
ketajaman visual yang kurang dari 6/18 dengan koreksi terbaik yang memakai
refraktor atau pinhole, yang diasumsikan pinhole dapat menyesuaikan refraksi yang
sempurna.
koresponden yang mengalami kebutaan dilihat dari perbedaan antara prevalensi yang
ada dan ketajaman visual yang terkoreksi terbaik yang kurang dari 3/60.
Kebutaan dari kegagalan refraksi yang terkoreksi juga dilaporkan dengan beberapa
survey dari kelompok umur 40-49 tahun. Sejak adanya data, diasumsikan bahwa
angka global dari orang yang mengalami kebutaan berasal dari kelompok umur ini
sebesar 5,13 kali lebih rendah daripada korespenden dari orang yang berumur 50
tahun dan lebih, berdasarkan ratio dari jumlah total orang dengan gangguan visual 50
tahun dan lebih dan beberapa pada 40-49 tahun.
Sejak persentase yang didasarkan pada ketajaman visual, menyatakan estimasi dari
kedua provisi dari layanan refraksi dan pemenuhan resep.
Extrapolasi
Sejak data tidak tersedia untuk setiap negara, ekstrapolasi dibuat untuk estimasi
prevalensi global dengan gangguan visual dari kegagalan refraksi terkoreksi. Rasional
untuk ekstrapolasi sama dengan epidemiologi dari kegagalan refraksi, ketersediaan
atau keterjangkauan dari layanan dan pemenuhan refraktif. Berbagai macam dari
ekstrapolasi dibuat berdasarkan data yang dipilih:
-
Prevalensi pada urban dan rural area antara negara terekstrapolasi untuk
semua urban dan rural area, prevalensi dari negara dilihat dari prevalensi
distribusi antara rural-urban dengan populasi;
Untuk Cina dan India, estimasi dibuat terpisah karena besarnya populasi. Beberapa
subregio diestimasi secara terpisah karena besarnya populasi. Beberapa subregio
diestimasi untuk memiliki prevalensi yang sama terhadap gangguan visual dari
layanan refraksi terkoreksi dan provisi dari layanan refraksi dikombinasi.
Hasil
Prevalensi gangguan visual dari kegagalan refraksi terkoreksi bedasarkan umur
dan subregion
Sudah diestimasi bahwa secara global 153 juta orang yang berumur lebih dari 5
tahun biasanya mengalami gangguan visual sebagai hasil dari kegagalan refraksi
terkoreksi di mana 8 juta diantaranya mengalami kebutaan. Tabel 2 menunjukkan
jumlah orang di subregion WHO dengan gangguan visual yang berasal dari penyebab
ini dan prevalensi koresponden berdasarkan umur. Tidak ada evidens dari gangguan
visual yang disebabkan oleh kegagalan refraksi terkoreksi pada anak-anak yang
berumur kurang dari 5 tahun.
Rata-rata koreksi refraksi yang dikalkulasi dari studi RESC untuk ketajaman visual
dipotong menjadi kurang dari 6/18 yang dapat dilihat di tabel 4.
Diskusi
Batasan: data dan ekstrapolasi yang tidak menentu
Sampel dan metode pemeriksaan pada studi RESC didesain untuk memproduksi
hasil yang dapat secara langsung membandingkan antara negara: yang menampilkan
ketajaman visual kurang dari 6/18, ketidakpastian di antara 20% dan 25%.
Ketidakpastian ini memberikan efek adanya estimasi dari kelompok umur 16-39
tahun di mana berdasarkan hasil pada kelompok umur 5-15 tahun. Ketidakpastian ini
dilaporkan pada studi RACSS antara 15% dan 25% dari prevalensi ketajaman visual
kurang dari 6/18, studi lain melaporkan ketidakpastian dari 15% menjadi lebih dari
20%. Dari semua studi, ketidakpastian menjadi meningkat untuk prevalensi dari
gangguan visual kurang dari 3/60.
Asumsi bahwa pada orang dewasa pengukuran ketajaman visual dengan pinhole
mendekati hasil yang diperoleh dengan refraksi penuh membawa beberapa bias yang
diperkirakan.(14)
visual akan termasuk dari revisi berikutnya pada tahun 2009, yang mempresentasikan
penglihatan sepanjang penglihatan terbaik yang dikoreksi saat ini.
11
pemotongan jarak level dari 3% menjadi 35%, hipermetrop dari 0,4% menjadi 17%,
astigmatisma dari 2,2% sampai 34% tergantung regio dan urban/rural.
Data yang didapat dari koreksi refraksi didapat dari RESC menyatakan kurang dari
atau sekitar 50% pada kebanyakan regio dari dunia; urban area seperti yang
diperkirakan memiliki layanan yang lebih baik dibandingkan rural area.
Kesimpulan
Penemuan ini menjamin bahwa implementasi yang penting dari beberapa
kebijakan fundamental.
- Skrining daripada anak-anak untuk kegagalan refraksi harus disalurkan pada
level komunitas dan terintegrasi ke dalam program kesehatan sekolah, bersamaan
dengan pendidikan dan kepedulian untuk memastikan koreksi dapat berguna dan
pemenuhan barier budaya dapat terlokalisir dan dipindahkan.
- Biaya untuk koreksi refraksi masih tinggi dibandingkan pendapatan personal
dan keluarga pada beberapa regio, koreksi harus dapat diakses dan dipenuhi untuk
semua kalangan usia.
- Personal kesehatan mata harus dilatih pada beberpa teknik refraksi. Pelatihan
dan program informasi harus didesain untuk para guru dan pekerja kesehatan
sekolah.
- Peralatan yang handal dan terjangkau untuk penilaian refraksi harus
dikembangkan.
- Layanan refraksi diperlukan untuk terintegrasi dengan sistem kesehatan mata
termasuk bagian dari operasi mata katarak.
12
- Gangguan dari kegagalan refraksi terkoreksi, provisi dari layanan refraksi dan
hasil dari provisi harus dimonitoring pada level nasional untuk mengidentifikasi
komunitas yang membutuhkan dan mengevaluasi intervensi pengeluaran.
Aspek lain dari fungsi visual yang belum didiskusikan pada makalah ini adalah
penglihatan dekat; keperluan untuk mengkoreksi presbiopia yang sampai sekarang
belum diketahui dan harus diakses dan dimasukkan pada estimasi ke depannya dari
kegagalan visual.
13