Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM KIMIA DASAR

Dasar Teknik
Instrumentasi
Menggunakan pH Meter
Agung Rahmat Gunawan

2009

pH meter
http://agungrahmatgunawan.multiply.com/

pH meter
Instrumen pH meter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan pH
atau tingkat keasaman/kebasaan dari suatu larutan. Tingkat keasaman/kebasaan dari suatu zat,
ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dan ion hodroksida dalam larutan.
Yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
pH = - log [H+]
pOH = - log [OH-]
pH = 14 pOH
Pengukuran sifat keasaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Kertas Lakmus
Terdapat dua jenis kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Penggunaan kertas lakmus hanya sekali pakai.Nilai pH yang terukur hanya bersifat
pendekatan, jika suatu senyawa merubah warna kertas lakmus merah menjadi biru,
maka dia bersifat basa, sedangkan jika suatu senyawa merubah warna kertas lakmus
biru menjadi merah, maka ia bersifat asam. Pengukuran hanya bersifatkualitatif, hasil
yang diperoleh relatif tidak begitu akurat. Kertas lakmus dengan kombinasi beberapa
indikator ada yang dapat digunakan yakni dengan pencocokan kala, kertas lakmus
jenis ini mengkombinasikan 4 indikator yang berbeda warna. Kombinasi warna yang
berbeda diberi skala 1-14 sesuai dengan pH sistem yang diukur.
b. pHmeter
Keuntungan dari penggunaan pHmeter dalam menentukan tingkat keasaman suatu
senyawa adalah:
- Pemakaiannya bisa berulang-ulang
- Nilai pH terukur relatif cukup akurat

Instrumen yang digunakan dalam pHmeter dapat bersifat analog maupun digital.
Sebagaimana alat yang lain, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, maka
diperlukan perawatan dan kalibrasi pHmeter. Pada penggunaan pHmeter, kalibrasi
alat harus diperhatikan sebelum dilakukan pengukuran. Seperti diketahui prinsip
utama pHmeter adalah pengukuran arsu listrik yang tercatat pada sensor pH akibat
suasana ionik di larutan. Stabilitas sensor harus selalu dijaga dan caranya adalah
dengan kalibrasi alat. Kalibrasi terhadap pHmeter dilakukan dengan: Larutan buffer
standar : pH = 4,01 ; 7,00 ; 10,01
Penentuan kalibrasinya dapat dilakukan dengan cara:
a. Teknik satu titik
Yaitu pada sekitar pH yang akan diukur, yakni kalibrasi dengan buffer standar
pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00 untuk sistem netral, dan
buffer standar pH 10,01 untuk sistem basa.

pH meter
http://agungrahmatgunawan.multiply.com/

b. Teknik dua titik (diutamakan)


Apabila sistem bersifat asam, maka digunakan 2 buffer standar berupa pH
4,01 dan 7,00. dan apabila sistem bersifat basa, digunakan 2 buffer standar
berupa pH 7,00 dan 10,01
c. Teknik multi titik
Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3 buffer standar.Untuk sistem
dengan pH < 2,00 atau > 12,00, sering terjadi ketidaknormalan elektroda,
kelemahan ini dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Untuk pengukuran
yang dilakukan dalam waktu yang lama, maka diperlukan proses kalibrasi
secara periodik selang 1,5 2 jam, Hal ini untuk menjaga kestabilan dari alat
pHmeter yang digunakan, sehingga tetap dapat diperoleh hasil pengukuran
yang bagus. Untuk keperluan kalibrasi ini dapat menggunakan buffer pH yang
ada di pasaran, skala yang biasa digunakan adalah:
pH = 4,01 merah; pH = 7,00 hijau; pH = 10,00 biru
Selain itu, untuk lebih menjaga keawetan sensor, maka perlakuan sensor
apabila tidak dipakai harus direndam/tercelup dalam aquades. Proses kalibrasi
dan perlakuan pHmeter seperti yang diterangkan di atas akan dapat
memberikan hasil pengukuran pH yang akurat dan presisi.
Secara umum, faktor yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran
sehingga menimbulkan variasi hasil, antara lain adalah:

Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur.


Hal ini dapat diatasi dengan:
Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh ukuran kualitas yang homogen
Menggunakan teknik sampling yang benar

Perbedaan situasi pada saat pengukuran


Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan
perbedaan suatu obyek yang terdapat pada situasi yang sama. Dengan
demikian sifat-sifat dari obyek dapat diprediksikan.
Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan
Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan
menggunakan alat pengatur yang terkontrol dan telah terkalibrasi.

Perbedaan penyelenggaraan/administrasi
Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahannon-teknis
dengan baik sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga
melakukan kerja.

Perbedaan pembacaan hasil pengukuran


Kesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali
alat atau instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.

Dari lima faktor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan instrumentasi
sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh pemakainya. Untuk

pH meter
http://agungrahmatgunawan.multiply.com/

peralatan mekanis yang baru relatif semua sistem sudah berjalan dengan optimal, sebaliknya
untuk alat yang sudah berumur akan banyak menimbulkan ketidak optimuman karena
komponen aus, korosi dan sebagainya. Demikian juga peralatan elektrik, pencatatan harus
selalu dikalibrasi dan dicek ulang akurasinya. Untk peralatan yang menggunakan sensor atau
detektor maka perawatan dan kalibrasi akan berperan penting. Berikut disajikan contoh
peranan kalibrasi pada pHmeter
DERAJAT KEASAMAN LARUTAN
Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman. Untuk menyatakan
derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.
Untuk air murni (25oC): [H+] = [OH - ] = 10 -7 mol/L
pH = - log 10 -7 = 7 dan pOH = - log [OH-]
pOH = - log 10-7 = 7
Atas dasar pengertian ini, ditentukan untuk setiap larutan:
- Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral
- Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam
- Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa
- Pada suhu kamar: pKw = pH + pOH = 14

MENGHITUNG pH LARUTAN ASAM


1. pH Asam Kuat
Bagi asam-asam kuat ( = 1), maka menyatakan nilai pH larutannya dapat dihitung langsung
dari konsentrasi asamnya (dengan melihat valensinya). Yaitu, [H+] = n.Ma, dimana n valensi
asam dan Ma konsentrasi asam.
Contoh:
1. Hitunglah pH dari 100 ml larutan 0.01 M HCl
Jawab: HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
[H +] = [HCl] = 0.01 = 10 -2 M
pH = - log 10 -2 = 2
2. Hitunglah pH dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat (H2SO4)
Jawab: H2SO4 (aq) 2 H+(aq) + SO42-(aq)
[H+] = 2[H2SO4] = 2 x 0.1 mol/2.0 liter = 2 x 0.05 = 10-1 M
pH = - log 10-1 = 1
2. pH Asam Lemah
Bagi asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya 1, yaitu (0 < < 1) maka
besarnya konsentrasi ion H+ tidak dapat dinyatakan secara langsung dari konsentrasi
asamnya (seperti halnya asam kuat). Langkah awal yang harus ditempuh adalah menghitung
besarnya [H+] dengan rumus :
[H+] = ( Ma . Ka)
Dimana : Ma = konsentrasi asam lemah & Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh: Hitunglah pH dari 0.025 mol CH3COOH dalam 250 ml larutannya, jika diketahui
Ka = 10-5
Jawab: Ma = 0.025 mol/0.025 liter = 0.1 M = 10-1 M

pH meter
http://agungrahmatgunawan.multiply.com/

[H+] = (Ma . Ka) = 10-1 . 10-5 = 10 -3 M


Jadi pH = -log [H+] = -log 10 -3 = 3
MENGHITUNG pH LARUTAN BASA.
1. pH Basa Kuat
Untuk menentukan pH basa-basa kuat ( = 1), maka terlebih dahulu dihitung nilai pOH
larutan dari konsentrasi basanya, yaitu: [OH-] = n.Mb dimana n= valensi basa &
Mb=konsentrasi basa.
pOH = - log [OH- ]
pH = pKw pOH = 14 pOH
Contoh:
a. Tentukan pH dari 100 ml larutan KOH 0.1 M
b. Hitunglah pH dari 500 ml larutan Ca(OH)2 0.01 M
Jawab:
a. KOH(aq) K+ (aq) + OH- (aq)
[OH- ] = [KOH] = 0.1 = 10-1 M
pOH = - log [OH- ] = - log 10-1 = 1
pH = 14 - pOH = 14 - 1 = 13
b. Ca(OH)2 (aq) Ca2+ (aq) + 2 OH (aq)
[OH-] = 2[Ca(OH)2] = 2 x 0.01 = 2.10 -2 M
pOH = - log [OH- ] = - log 2.10-2 = 2 - log 2
Jadi pH = 14 - pOH = 14 - (2 - log 2) = 12 + log 2

2. pH Basa Lemah
Bagi basa-basa lemah, karena harga derajat ionisasinya 1, maka untuk menyatakan
konsentrasi ion OH - digunakan rumus:
[OH - ] = (Mb . Kb)
Dimana : Mb = konsentrasi basa lemah & Kb = tetapan ionisasi basa lemah.
Contoh:
Hitunglah pH dari 100 ml 0.001 M larutan NH4OH, jika diketahui tetapan ionisasinya = 10-5
Jawab:
[OH- ] = (Mb . Kb) = 10-3 . 10-5 = 10-4 M
pOH = - log [OH- ] = - log 10-4 = 4
Jadi pH = 14 - pOH = 14 - 4 = 10
Larutan buffer adalah:
a. Campuran asam lemah dengan garamnya (garam dari asam lemah tersebut/basa
konjugasinya).
Contoh:
- CH3COOH dengan CH3COONa
- H3PO4 dengan NaH2PO4

pH meter
http://agungrahmatgunawan.multiply.com/

b. Campuran basa lemah dengan garamnya (garam dari basa lemah tersebut / asam
konjugasinya).
Contoh:
- NH4OH dengan NH4Cl
Sifat larutan buffer:
pH larutan tidak berubah jika diencerkan.
pH larutan relatif tidak berubah jika ditambahkan ke dalamnya sedikit asam kuat atau
basa kuat.
CARA MENGHITUNG pH LARUTAN BUFFER
1. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya
(larutannya akan selalu mempunyai pH < 7) digunakan rumus:
[H + ] = Ka. [a] / [g]
pH = pKa + log [g] / [a]
dimana:
[a] = konsentrasi asam lemah atau mol asam lemah dalam campuran.
[g] = konsentrasi garamnya atau mol garam dalam campuran.
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh
Hitunglah pH larutan yang terdiri atas campuran 0.01 mol asam asetat dengan 0.1 mol
natrium Asetat dalam 1 1iter larutan, Ka asam asetat = 10-5
Jawab :
[a] = 0.01 mol/liter = 10 -2 M dan [g] = 0.10 mol/liter = 10 -1M
pH= pKa + log [g] / [a] = -log 10-5 + log 10-1 / 10 -2 = 5 + 1 = 6
2. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya (larutannya
akan selalu mempunyai pH > 7), digunakan rumus:
[OH - ] = Kb . [b] / [g]
pOH = pKb + log [g] / [b]
dimana:
[b] = konsentrasi basa lemah (mol basa lemah) dalam campuran.
[g] = konsentrasi garamnya (mol garam atau asam konjugasinya dalam campuran).
Kb = tetapan ionisasi basa lemah

Contoh
Hitunglah pH campuran 1 liter larutan yang terdiri atas 0.2 mol NH4OH dengan 0.1 mol HCl
(Kb.NH4OH = 10-5)
Jawab
NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)
mol NH4OH yang bereaksi = mol HCl yang tersedia = 0.1 mol
mol NH4OH sisa = 0.2 - 0.1 = 0.1 mol
mol NH4Cl yang terbentuk = mol NH40H yang bereaksi = 0.1 mol

pH meter
http://agungrahmatgunawan.multiply.com/

Karena basa lemahnya bersisa dan terbentuk garam (NH4Cl) maka campurannya akan
membentuk Larutan Buffer.
[b] (sisa) = 0.1 mol/liter = 10-1 M
[g] (yang terbentuk) = 0.1 mol/liter = 10-1 M
pOH = pKb + log [g] / [b] = -log 10-5 + log 10-1/10-1 = 5 + log 1 = 5
Jadi pH = 14 - p0H = 14 - 5 = 9

Walaupun teori Arrhenius berhasil mengungkapkan beberapa kasus, tetapi memiliki


beberapa keterbatasan. Selain hanya memandanga aspek reaksi asam basa didalam pelarut
air, juga pembentukan ion OH- atau ion H+ merupakan kekhasan teori asam basa
Arrhenius. Artinya jika suatu reaksi tidak membentuk ion OH- atau ion H+ tidak dapat
dikatakan sebagai asam atau basa.

pH meter
http://agungrahmatgunawan.multiply.com/

Anda mungkin juga menyukai