Anda di halaman 1dari 39

PULMONARY

HYPERTENTION

FARHANA - 080100427
AMANDA FULVIONA 090100138
LENI RIZKI DALIMUNTHE - 090100161
IKE RETNO YOLANDA - 090100345

Bab I
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINI
SI
Suatu penyakit yang ditandai
dengan peningkatan tekanan
darah pada pembuluh darah
arteri paru-paru yang
menyebabkan menurunnya
fungsi ventrikel kanan oleh
karena peningkatan afterload
ventrikel kanan

ETIOLOGI
Penyebab
tersering adalah
gagal jantung kiri

Penyakit Paru Obstruktif


Kronik (PPOK), penyakit
paru interstitial dan
sleep apnea

PATOFISIOLOGI

Symptoms

MANIFESTA
SI KLINIS

Signs

Dyspnea saat aktivitas

Distensi vena jugular

Kelelahan

Impuls ventrikel kanan


yang cepat

Sinkop

Menekankan komponen
katup pulmonal (P2)

Nyeri dada angina

Terdengar

suara

jantung ketiga (S3)


Hemoptisis

Murmur

insufisiensi

tricuspid
Fenomena Raynaud

Hepatomegali
Peripheral edema

Klasifikasi fungsional hipertensi


pulmonal

DIAGNOSIS

Anamnesa

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Tambahan

Pemeriksaan Tambahan
Non Invasif

Invasif

Laboratorium

Ekokardiografi
Tes Berjalan 6 Menit
Tes Latihan Kardiopulmunal (CPET)
Tes Fungsi Paru
Radiografi Torak
Elektrokardiografi
CT scan resolusi tinggi

Tes Latihan Kardiopulmonal (CPET)


Tes Vasodilator
Biopsi paru

analisa gas darah, pemeriksaan kimia


dan darah lengkap

Penatalaksanaan
1. Calcium-Channel Blocker (CCB)
2. Prostanoid
a. Epoprostenol
b. Beraprost
3. Antagonis Reseptor Endotelin
a. Bosentan
b. Sitaxsentan
c. Ambrisentan

4. Phosphodiesterase Inhibitor
a. Dipyridamole
b. Sildenafil

5. NO dan Arginine
a. NO inhalasi
b. Suplemen Arginine
6.

Terapi Bedah
Atrial Septostomi dan Transplantasi paru

Komplikasi
Gagal jantung
kanan (cor
pulmonal)

Blood clots

Aritmia

Perdarahan
pada paru dan
hemoptisis

Indikasi Pemasangan CVC


1. Pemantauan Tekanan Vena Sentral pada pasien
akut
2. Jumlah total parenteral Gizi
3. Obat
4. Kurangnya akses perifer

Indikasi Rawat ICU


Dalam keadaan yang terbatas, pasien yang
memerlukan terapi intensif (prioritas 1) lebih
didahulukan dibandingkan dengan pasien yang
hanya memerlukan pemantauan intensif
(prioritas 3)

Golongan pasien prioritas 1 (satu)


Golongan pasien prioritas 2 (dua)
Golongan pasien prioritas 3 (tiga)

Pengecualian :

Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi


menolak terapi tunjangan hidup yang agresif
dan hanya demi perawatan yang aman saja
Pasien dalam keadaan vegetatif permanen
Pasien yang telah dipastikan mengalami mati
batang otak

Bab Ii
Laporan kasus

Anamnesis
Identitas Pribadi
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Agama
Alamat

:ML
:Perempuan
:62 tahun
:Kristen Katolik
:Simpang Haranggaul Tiga Runggu Kec. Purba
Simalungun
Status
:Janda
Pekerjaan
:Petani
Tanggal Masuk :04 Juni 2014

Riwayat Perjalanan Penyakit


Keluhan Utama
: Sesak nafas
Telaah
: Hal ini dialami pasien 1 minggu
SMRS. Sesak nafas berhubungan
dengan aktifitas, PND (+), DOE (+), kaki
bengkak (+) 1 minggu ini, nyeri dada (). Demam (+), batuk (+) sesekali, dahak
(-), penurunan berat badan (-). Nyeri
perut kanan (+) 2 minggu ini, riwayat
sakit kuning (-), riwayat minum alkohol (). BAK seperti teh pekat (+), mual (+),
muntah (-), BAB (+) normal. Pasien
sudah dirawat di CVCU selama 8 hari.
Pasien dirujuk ke ICU karena gagal
nafas
RPO
RPT

: Tidak jelas
: PPOK Eksaserbasi

Time Sequence
4 Juni 2014
Pukul 23.00 WIB
Masuk IGD
RSUPHAM

4 Juni 2014
Pukul 02.00 WIB
Pasien dirawat di
CVCU

9 Juni 2014
Konsul
pemasangan
CVC

13 Juni 2014
Pasien dirawat di
ICU

12 Juni 2014
Konsul
perawatan ICU

10 Juni 2014
Acc dan
pemasangan
CVC

Tatalaksana di Ruang ICU

Elevasi kepala 30
IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/1 (mikro)
Morfin 10mg + Midazolam 15mg/ 50 cc NaCl 0.9% 2cc/ jam
Levosol 8mg/ 50cc NaCl 0.9% 5.8cc/ jam
Dobutamin 200mg/ 50cc NaCl 0,9% 7.2cc/ jam
Diet jantung 1500kkal + 50gr protein
Inj Meropenem 1gr/ 8jam
Inj Ranitidin 50mg/ 12jam
Inj Furosemid 20mg/ 12jam
Nebul Combivent 1fls/ 6jam
Nebul Fulmicort 1fls/ 6jam
Nebul Bisolvon 20gtt/menit + 3cc NaCl 0,9%/ 12jam
Dorner 2x20ug
Spironolakton 1x25mg
Sistenol 3x500mg (k/p)
Cek darah rutin, elektrolit, KGD ad random, AGDA, ureum, kreatinin,
procalsitonin

Pemeriksaan Fisik
Secondary survey:
B1 (Breath)
Airway: clear, S/G/C: -/-/-, RR : 29x/mnt, SP: vesikuler melemah, ST: (-), SaO2: 98%, MLP: sulit
dinilai,

GL : bebas, Riw. Asma (-), Sesak (+), Alergi (-), Batuk (+)
B2 (Blood)
Akral: H/M/K, TD 100/60 mmHg, HR 100 x/mnt, irreguler, T/V : kuat/cukup
B3 (Brain)

Sens: Somnolen, GCS 13(E2V5M6) , pupil isokor, ki=ka, : 3mm, RC +/+


B4 (Bladder)
UOP (+) vol 50cc/jam, warna: kuning pekat, kateter terpasang
B5 (Bowel)
Abdomen:sopel, peristaltik (+) normal
B6 (Bone)
Edema pretibial (+), fraktur (-)

Pemeriksaan Laboratorium
(11/06/2014)

Darah Lengkap:
Hb/RBC/WBC/Ht/PLT/Neu/Lim/Mon/Eos/Bas:
15,8/5,09.106/4900/50,3/8900/88,4/5,3/6,1/0/0,2

Ca/Na/K/Cl/Mg: 7,9/138/3,7/98/1,36

PCT: 2,25 ng/mL

AGDA:
pH/pCO2/pO2/HCO3/CO2/BE/SaO2:
7,291/40,2/47,7/19/20,2/-7/81,8

Elektrokardiografi

Foto X-ray

Kesimpulan : Kesan ada perselubungan homogen pada lapangan


paru kiri atas, pendorongan trakea ke arah kanan ( suspek tumor
paru)

USG

Kesimpulan: Liver
kongesti + kista
ginjal kiri

Echocardiography

Kesimpulan:
1. Fungsi sistolik baik: EF 57 %
2. Disfungsi diastolik LV: abnormal relaksasi
3. Katup : TR severe, MR mild-moderate, PR moderate
4. Ruang jantung: RA, D shape RV dilatasi, LV
5. Kontraktilitas baik

CT-Scan Toraks dengan Kontras

Tampak emfisema paru kanan


Tampak fibrosis paru kiri
Tampak efusi pleura kiri dan kanan dengan
atelektasis paru bawah bilateral
Tampak dilatasi arteri pulmonalis hingga +/- 5,3
cm
Kedua cabang bronkus terbuka
Tidak tampak pembesaran KGB
hilus/mediatinum

Kesimpulan : Kardiomegali dengan


hipertensi pulmonal, efusi pleura bilateral,
tidak tampak tumor paru, emfisema paru
dengan proses fibrosis paru kiri (bekas
TB).

Diagnosis Fungsional
CPC ec COPD + COPD Eksaserbasi Akut +
AKI Std Risk

13 Juni 2014
Secondary survey
B1 (Breath)
Airway : clear, terintubasi
dengan ETT (+), modus
SIMV 14,TV: 400 cc, SP:
vesikuler, ST (-), RR
14x/mnt, FiO2 50%,
B2 (Blood)
Akral :
Hangat/Merah/Kering,
Tekanan Darah : 109/66
mmHg, HR 115 x/mnt
irregular, T/V :
kuat/cukup,
B3 (Brain)
Sens: DPO, pupil isokor ,
3 mm ka/ 3 mm ki, RC:
+/+
B4 (Bladder)
UOP (+), Volume : 60
cc/jam, warna: kuning
pekat
B5 (Bowel)
Abdomen: soepel,
peristaltik (+)
B6 (Bone)

Diagnosa
Diagnosa primer : CPC
ec COPD
Diagnosa sekunder :
COPD Eksaserbasi Akut
AKI std risk

Terapi
Elevasi kepala 30
IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/1
(mikro)
Morfin 10mg + Midazolam
15mg/ 50 cc NaCl 0.9%
2cc/ jam
Levosol 8mg/ 50cc NaCl
0.9% 5.8cc/ jam
Dobutamin 250mg/ 50cc
NaCl 0,9% 7.2cc/ jam
Diet jantung 1500kkal +
50gr protein
Inj Meropenem 1gr/ 8jam
Inj Ranitidin 50mg/ 12jam
Inj Furosemid 20mg/ 12jam
Nebul Combivent 1fls/
6jam
Nebul Fulmicort 1fls/ 6jam
Nebul Bisolvon 20gtt/menit
+ 3cc NaCl 3%/ 12jam
Dorner 2x20ug
Spironolakton 1x25mg
Sistenol 3x500mg (k/p)
Chest physioterapy
Koreksi KCl 32 mEq

Pemeriksaan
laboratorium
Darah Lengkap:
Hb/RBC/WBC/Ht/PLT/Neu
/Lim/Mon/Eos/Bas:
16,3/516.106/16390/84000
/90,2/4,9/4,6/0,2/0,1
AGDA:
pH/ pCO2/ pO2/ HCO3/
CO2/ BE/SaO2:
7,491/ 55,3/ 161,4/
41,3/43/ +15/ 99,6

14 Juni 2014
Secondary survey

Diagnosa

Terapi

Pemeriksaan
laboratorium

B1 (Breath)
Airway : clear, terintubasi
dengan ETT (+), modus
SIMV 12, TV: 400 cc, SP
vesikuler, ST (-), RR
14x/mnt, FiO2 50%, PEEP
5, SaO2 97%.
B2 (Blood)
Akral :
Hangat/Merah/Kering,
Tekanan Darah : 116/88
mmHg, HR 108 x/mnt
irregular, T/V :
kuat/cukup,
B3 (Brain)
Sens: Apatis, pupil isokor ,
3 mm ka/ 3 mm ki, RC:
+/+
B4 (Bladder)
UOP (+), Volume : 300
cc/jam, warna: kuning
jernih
B5 (Bowel)
Abdomen soepel,
peristaltik (+)

Diagnosa primer : CPC ec


COPD

Elevasi kepala 30
IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/1
(mikro)
Morfin 10mg +
Midazolam 15mg/ 50 cc
NaCl 0.9% 2cc/ jam
Levosol 8mg/ 50cc NaCl
0.9% 5.8cc/ jam
Dobutamin 250mg/ 50cc
NaCl 0,9% 7.2cc/ jam
Diet jantung 1500kkal +
50gr protein
Inj Meropenem 1gr/ 8jam
Inj Ranitidin 50mg/ 12jam
Inj Furosemid 20mg/
12jam
Nebul Combivent 1fls/
6jam
Nebul Fulmicort 1fls/
6jam
Nebul Bisolvon
20gtt/menit + 3cc NaCl
3%/ 12jam
Dorner 2x20ug
Spironolakton 1x25mg

Darah Lengkap:
Hb/RBC/WBC/Ht/PLT/Neu
/Lim/Mon/Eos/Bas:
16,1/5,2.106/11970/48,6/8
0000/81,5/9,9/7,8/0,7/0,1

Diagnosa sekunder :
COPD Eksaserbasi Akut
AKI std risk

Ur/Cr: 40,50/0,54
KGD sewaktu: 115,1
Na/K/Cl: 139/3,6/95
AGDA:
pH/ pCO2/ pO2/ HCO3/
CO2/ BE/SaO2:
7,482/61,6/143,3/45/46,9/
18,1/99,5

15 Juni 2014
Secondary survey

Diagnosa

Terapi

B1 (Breath)
Airway : clear, terintubasi
dengan ETT (+), modus
SIMV 12, TV: 350 cc, SP
vesikuler, ST (-), RR
14x/mnt, FiO2 50%, PEEP
3, SaO2 98%.
B2 (Blood)
Akral :
Hangat/Merah/Kering,
Tekanan Darah : 130/100
mmHg, HR 110 x/mnt
irregular, T/V :
kuat/cukup,
B3 (Brain)
Sens: Apatis, pupil isokor ,
3 mm ka/ 3 mm ki, RC:
+/+
B4 (Bladder)
UOP (+), Volume : 300
cc/jam, warna: kuning
jernih
B5 (Bowel)
Abdomen soepel,
peristaltik (+)
B6 (Bone)

Diagnosa primer : CPC ec


COPD

Elevasi kepala 30
IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/1
(mikro)
Morfin 10mg +
Midazolam 15mg/ 50 cc
NaCl 0.9% 2cc/ jam
Levosol 4mg/ 50cc NaCl
0.9% 5.8cc/ jam
Dobutamin 200mg/ 50cc
NaCl 0,9% 5.04cc/
jam
Diet jantung 1500kkal +
50gr protein
Inj Meropenem 1gr/ 8jam
Inj Ranitidin 50mg/ 12jam
Inj Furosemid 20mg/
12jam
Nebul Combivent 1fls/
8jam
Nebul Fulmicort 1fls/
8jam
Nebul Bisolvon
20gtt/menit + 3cc NaCl
3%/ 8jam
Dorner 2x20ug
Spironolakton 1x25mg

Diagnosa sekunder :
COPD Eksaserbasi Akut
AKI std risk

Pemeriksaan
laboratorium
KGD ad random: 126,00
mg/dl
Na/K/Cl: 139/3,8/93
AGDA:
pH/ pCO2/ pO2/ HCO3/
CO2/ BE/SaO2:
7,448/73,6/105,3/49,8/52/
+20,8/98,6

16 Juni 2014
Secondary survey

Diagnosa

Terapi

B1 (Breath)
Airway : clear, terintubasi
dengan ETT (+), modus
ventilator spontan, P
support 8cm H2O, TV: 350
cc, SP: vesikuler, ST (-),
RR 22x/mnt, FiO2 40%,
PEEP 5, SaO2 100%.
B2 (Blood)
Akral :
Hangat/Merah/Kering,
Tekanan Darah : 111/80
mmHg, HR 109 x/mnt
irregular, T/V :
kuat/cukup,
B3 (Brain)
Sens: Compos mentis,
pupil isokor , 3 mm ka/
3 mm ki, RC: +/+
B4 (Bladder)
UOP (+), Volume : 50
cc/jam, warna: kuning
jernih
B5 (Bowel)
Abdomen soepel,

Diagnosa primer : CPC ec


COPD

Elevasi kepala 30
IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/1
(mikro)
Morfin 10mg +
Midazolam 15mg/ 50 cc
NaCl 0.9% 2cc/ jam
Levosol 4mg/ 50cc NaCl
0.9% 5.8cc/ jam
Dobutamin 200mg/ 50cc
NaCl 0,9% 5.04cc/
jam
Diet jantung 1500kkal +
50gr protein
Inj Meropenem 1gr/ 8jam
Inj Ranitidin 50mg/ 12jam
Inj Furosemid 20mg/
12jam
Nebul Combivent 1fls/
8jam
Nebul Fulmicort 1fls/
8jam
Nebul Bisolvon
20gtt/menit + 3cc NaCl
3%/ 8jam
Dorner 2x20ug

Diagnosa sekunder :
COPD Eksaserbasi Akut
AKI std risk

Pemeriksaan
laboratorium
-

17 Juni 2014
Secondary survey

Diagnosa

Terapi

Pemeriksaan
laboratorium

B1 (Breath)
Airway : clear, S/G/C: -/-/-,
RR: 22x/menit, SP:
vesikuler, SaO2: 98 %.
B2 (Blood)
Akral :
Hangat/Merah/Kering,
Tekanan Darah: 135/72
mmHg, HR: 110 x/mnt
irregular, T/V :
kuat/cukup,
B3 (Brain)
Sens: Compos mentis,
pupil isokor , 3 mm ka/
3 mm ki, RC: +/+
B4 (Bladder)
UOP (+), Volume : 50
cc/jam, warna: kuning
jernih
B5 (Bowel)
Abdomen soepel,
peristaltik (+)
B6 (Bone)
Edema (-)

Diagnosa primer : CPC ec


COPD

Elevasi kepala 30
Diet jantung 1500kkal +
50gr protein
IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/1
(mikro)
Morfin 10mg +
Midazolam 15mg/ 50 cc
NaCl 0.9% 2cc/ jam
Levosol 4mg/ 50cc NaCl
0.9% 5.8cc/ jam
Dobutamin 200mg/ 50cc
NaCl 0,9% 3,6cc/ jam
Aminofilin 2 amp/ 30 cc
NaCl 0,9 % 2,5 cc/ jam
Inj Meropenem 1gr/ 8jam
Inj Ranitidin 50mg/ 12jam
Nebul Combivent 1fls/
8jam
Nebul Fulmicort 1fls/
8jam
Nebul Bisolvon
20gtt/menit + 3cc NaCl
3%/ 8jam
Metilprednisolon 125
mg/8 jam
Dorner 2x20ug

Darah Lengkap:
Hb/RBC/WBC/Ht/PLT/Neu
/Lim/Mon/Eos/Bas:
16,2/5,39.106/7480/49,9/1
66000/91,7/6,3/1,3/0/0,7

Diagnosa sekunder :
COPD Eksaserbasi Akut
AKI std risk

Ur/Cr: 42,2/0,5
KGD sewaktu: 149,3
mg/dL
Na/K/Cl: 140/3,9/110
PCT : 0,16 ng/mL
AGDA:
pH/ pCO2/ pO2/ HCO3/
CO2/ BE/SaO2:
7,453/61/59,1/41,5/43,6/1
4,6/91,9

Bab Iii
Diskusi dan
pembahasan

TEORI

Hipertensi pulmonal dapat disebabkan

KASUS

oleh Penyakit Paru Obstruktif Kronik

berhubungan dengan aktifitas.

Sesak nafas 1 minggu SMRS yang

Sebelumnya pasien sudah memiliki

Gejala yang paling sering pada

riwayat penyakit paru berupa PPOK

hipertensi pulmonal adalah dispnea

Eksaserbasi.

saat aktifitas 60%, fatique 19% dan

sinkop 13%.

Dari hail pemeriksaan fisik, didapatkan


suara pernafasan vesikuler melemah,
sesak nafas dengan frekuensi 29

kali/menit, edema pretibial, disertai


penurunan kesadaran

Pada pasien yang secara klinis


dicurigai hipertensi pulmonal, untuk
diagnosis sebaiknya dilakukan
ekokardiografi, tes fungsi paru, foto

EKG didapatkan gambaran hipertropi


ventrikel kanan.

TEORI

KASUS

Foto toraks didapatkan gambaran


perselubungan homogen pada
lapangan paru kiri atas, pendorongan

trakea ke arah kanan ( suspek tumor


paru).

USG menunjukkan adanya liver


kongesti dan kista ginjal kiri yang
merupakan salah satu komplikasi HP.

CT scan toraks dengan kontras yang


menunjukkan adanya kardiomegali

dengan hipertensi pulmonal, efusi


pleura bilateral, tidak tampak tumor
paru, emfisema paru dengan proses
fibrosis paru kiri (bekas TB).

TEORI

Pasien dengan hipertensi pulmonal

KASUS

Pada pasien ini dijumpai gagal nafas,

dapat di rawat di ICU bila penyakit

penurunan kesadaran, dan komplikasi

disertai dengan gagal nafas, disfungsi

pada organ liver, ginjal dan jantung

ventrikel kiri, emboli paru, dan


gangguan organ lain berupa liver,
paru, ataupun jantung.

Tahanan vaskuler paru secara

Bed rest head up 30

dramatis meningkat pada saat latihan

Pasien terintubasi dengan ETT (+)

atau aktifitas pada pasien HP, dan

modus SIMV 14, TV: 400 cc, dan FiO2

pasien sebaiknya harus

50%, SaO2: 97-100 %

memperhatikan dan membatasi


aktifitas yang berlebihan.

Pemberian oksigen untuk mengatasi


sesak nafas dan hipoksia, saturasi

TEORI

KASUS

Penggunaan diuretik untuk mengurangi sesak

IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/1 (mikro)

dan edema perifer, dapat bermanfat untuk

Morfin 10mg + Midazolam 15mg/ 50 cc NaCl


0.9% 2cc/ jam

mengurangi kelebihan cairan terutama bila


ada regurgitasi trikuspidal.

Levosol 8mg/ 50cc NaCl 0.9% 5.8cc/ jam

Dobutamin 250mg/ 50cc NaCl 0,9% 7.2cc/

Perbaikan survival telah dilaporkan dengan

jam

antikoagulan oral, warfarin 1,5-2,5 mg dengan

Diet jantung 1500kkal + 50gr protein

target INR 1,8.

Inj Meropenem 1gr/ 8jam

Inj Ranitidin 50mg/ 12jam

Telah banyak penelitian untuk pengobatan

Inj Furosemid 20mg/ 12jam

hipertensi pulmonal yang dilakukan: golongan

Nebul Combivent 1fls/ 6jam

vasodilator, prostanoid, NO, penghambat

Nebul Fulmicort 1fls/ 6jam

phosfodiestrase, antagonis reseptor endotelin

Nebul Bisolvon 20gtt/menit + 3cc NaCl 3%/

dan anti koagulan.

12jam

Dorner 2x20mg

Spironolakton 1x25mg

Sistenol 3x500mg (k/p)

Anda mungkin juga menyukai