Anda di halaman 1dari 14

PEMBANGKIT NON KONVENSIONAL

Proses Pengolahan Limbah Sawit Sehingga Menghasilkan Energi Listrik

Noza Afrian
Abi Yusuf Aulia
Edo Satrio Noviando
Yudi Adriko Putra
Arbi Wahyu

>>

>>

>>

>>

>>

>>

3
>>

>>

>>

>>

>>

>>

2
>>

>>

>>

>>

>>

>>

1
>>

>>

>>

>>

>>

>>

START
>>

>>

>>

>>

>>

>>

Energi Biomassa limbah kelapa sawit merupakan


salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjawab
kebutuhan energi alternatif. Limbah kelapa sawit ini memiliki
kandungan kalori yang cukup tinggi.
Untuk setiap 1 ton pengolahan tandan buah segar
(TBS) akan dihasilkan 120 kg serat, 230 kg bungkil kosong,
60 kg cangkang.

>>

>>

>>

>>

>>

>>

1. Serat
Serat didapatkan dengan jalan mengepres buah
yang terdiri dari sejumlah minyak dengan mesin screw
press. Setelah itu, serat buah kelapa sawit akan terpisah
dengan bijinya. Sebenarnya serat ini masih mengandung
sedikit minyak. Kalori yang terkandung diserat ini sekitar
2637-4554 kkal/kg.

>>

>>

>>

>>

>>

>>

2. Cangkang (Shell)
Bagian luar biji yang dipisahkan dari inti dinamakan
cangkang. Cangkang ini didapatkan dengan memecah biji
buah kelapa sawit dengan alat pemecah. Cangkang ini
mempunyai kalori yang tinggi sekitar 4105-4802 kkal/kg,
sehingga dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Tapi
dalam penggunaannya cangkang ini hanya digunakan
beberapa persen saja.

>>

>>

>>

>>

>>

>>

Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Kelapa


Sawit
Dalam proses konversi limbah kelapa sawit ke
energi listik, terdapat dua macam pemrosesan:
1. Proses pengambilan serabut dan cangkang pada
buah kelapa sawit
2. Proses konversi energi dari serabut dan
cangkang menjadi energi listrik.

>>

>>

>>

>>

>>

>>

Proses konversi energi dari serabut dan cangkang menjadi


energi listrik

>>

>>

>>

>>

>>

>>

KETEL UAP SISTEM GRATE


Ketel uap yang digunakan dalam proses pembakaran
limbah kelapa sawit adalah tipe khusus yang menggunakan
sistem grate. Berbeda dengan bahan bakar lain yang tidak
menggunakan sistem grate. Serabut dan cangkang ini
dalam penggunaanya menggunakan 70% serabut dan 30%
cangkang, hal ini dikarenakan spesifikasi boiler. Bila
penggunaanya tidak sesuai maka akan merusak gratenya.

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang ditimbulkan pada
pembangkit ini tergolong cukup rendah, bila dibanding
dengan pembangkit yang menggunakan gas dan
batubara. Emisi Gas CO2 yang dihasilkan per kWh sekitar
1100 g pada batubara, sedangkan pada pembangkit listrik
berbahan bakar limbah kelapa sawit hanya 16 g per kWh
emisi gas CO2 nya. Dampak lain selain CO2 adalah gas
nitrogen dioksida (NOx), partikulat (PM) dan belerang
dioksida (SO2) [10]. Gas hasil pembakaran limbah kelapa
sawit menjadi listrik tergolong cukup rendah jika
dibandingkan dengan bahan bakar fosil.Penyumbang
polusi terbesar adalah proses pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak.
>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

>>

Anda mungkin juga menyukai