Reseptor diinternalisasi.
Dihasilkan satu atau lebih sinyal. Setelah peristiwa tersebut, glukosa akan
masuk ke dalam sel dan membentuki glikogen.
Insulin yang telah terpakai maupun yang tidak terpakai, akan dimetabolisme. Ada
dua mekanisme untuk metabolisme insulin:
1. Melibatkan enzim protese spesifik-insulin yang terdapat pada banyak
jaringan, tetapi banyak terdapat pada hati, ginjal, dan plasenta.
2. Melibatkan enzim hepatik glutation-insulin transhidrogenase, yang mereduksi
ikatan disulfida, dan kemudian rantai A dan B masing-masing diuraikan
dengan cepat.
Insulin dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada tubuh kita, hormon insulin yang
diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun,
ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon
4
insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat
berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Walaupun demikian, hanyalah sebagian dari diabetesein yang membutuhkan insulin
eksogen. Seorang diabetesein yang menggunakan insulin eksogen sedikit banyak
akan memerlukan beberapa informasi serba serbi insulin eksogen tersebut. Mulai
dari cara kerja insulin eksogen, mula kerjanya, waktu tercapainya efek insulin
eksogen paling kuat, lama bekerjanya, dan waktu penyuntikan insulin eksogen
disamping pengetahuan cara pemberian insulin eksogen dan cara penyimpanannya.
Ketoasidosis diabetik.
4. Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24 jam). Merupakan campuran dari
insulin dan protamine, diabsorbsi dengan lambat dari tempat penyuntikan
sehingga efek yang dirasakan cukup lama, yaitu sekitar 24 36 jam.
Preparat: Protamine Zinc Insulin (PZI), Ultratard.
Cara pemberian insulin
Insulin kerja singkat :
IV, IM, SC
Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien
dan tepat karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada waktu itu. Gula
darah diperiksa setiap 6 jam sekali.
Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :
Gula darah :
< 60 mg % =
0 unit
< 200 mg % =
5 8 unit
20 unit
bersih.
Bersihkanlah
dengan
cairan
alkohol
70%
dengan
dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 45 derajat agar tidak terjadi
penyuntikkan otot (intra muskular).
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan
insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut
dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah
rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.
Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas
dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan digerakgerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi
variasi penyerapan.
Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya
perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan
sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.
Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke
daerah yang lain.
10
Untuk mengurangi rasa sakit pada waktu penyuntikkan dapat ditempuh usaha-usaha
sebagai berikut:
1. Menyuntik dengan suhu kamar
2. Pastikan bahwa dalam alat suntik tidak terdapat gelembung udara
3. Tunggulah sampai alkohol kering sebelum menyuntik
4. Usahakanlah agar otot daerah yang akan disuntik tidak tegang
5. Tusuklah kulit dengan cepat
6. Jangan merubah arah suntikkan selama penyuntikkan atau mencabut
suntikan
7. Jangan menggunakan jarum yang sudah tampak tumpul
Jenis alat suntik (syringe) insulin
1. Siring (syringe) dan jarum Siring dari bahan kaca sulit dibersihkan, mudah
pecah dan sering menjadi kurang akurat. Siring yang terbaik adalah siring
yang terbuat dari plastik sekali pakai. Walaupun banyak pasien diabetes yang
menggunakan lebih dari sekali pakai, sangat disarankan hanya dipakai sekali
saja setelah itu dibuang.
2. Pena insulin (Insulin Pen) Siring biasanya tertalu merepotkan dan
kebanyakan pasien diabetes lebih suka menggunakan pena insulin. Alat ini
praktis, mudah dan menyenangkan karena nyaris tidak menimbulkan nyeri.
Alat ini menggabungkan semua fungsi didalam satu alat tunggal.
3. Pompa insulin (Insulin Pump)Pompa insulin (insulin pump) diciptakan untuk
mneyediakan insulin secara berkesinambungan. Pompa harus disambungkan
kepada pasien diabetes (melalui suatu tabung dan jarum). Gula (Glucose)
darah terkontrol dengan sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan.
Penyimpanan Insulin Eksogen
Bila belum dipakai : Sebaiknya disimpan 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku), di
dalam gelap (seperti di lemari pendingin, namun hindari freezer.
Bila sedang dipakai : Suhu ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk menyimpan
selama beberapa minggu, tetapi janganlah terkena sinar matahari. Sinar matahari
11
Hipoglikemia
Lipoatrofi
Lipohipertrofi
Resistensi insulin
Edema insulin
Sepsis
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi bila
terdapat ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan jumlah insulin. Pada 2575% pasien yang diberikan insulin konvensional dapat terjadi Lipoatrofi yaitu terjadi
lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak. Hal ini diduga
disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi pada wanita muda terutama
terjadi di negara yang memakai insulin tidak begitu murni. Lipohipertrofi yaitu
pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat lipogenik insulin.
Lebih banyak ditemukan di negara yang memakai insulin murni. Regresi terjadi bila
insulin tidak lagi disuntikkan di tempat tersebut.
Reaksi alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemik terutama pada
penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa eritem dan indurasi di
tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan berlangsung selama
beberapa hari. Reaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu sesudah pengobatan
insulin dimulai. Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit
kurang baik, penggunaan antiseptik yang menimbulkan sensitisasi atau terjadinya
suntikan intrakutan, reaksi ini akan hilang secara spontan. Reaksi umum dapat
berupa urtikaria, erupsi kulit, angioudem, gangguan gastrointestinal, gangguan
12
pernapasan dan yang sangat jarang ialah hipotensi dan shock yang diakhiri
kematian.
INTERAKSI
Beberapa
hormon
pertumbuhan,
melawan
kortikosteroid,
efek
hipoglikemia
glukokortikoid,
tiroid,
insulin
misalnya
estrogen,
hormon
progestin,
dan
Gambar 8.
13
Regulasi
14
15
Tolbutamide
Diabsorpsi dengan baik tetapi cepat dimetabolisme dalam hati. Masa
kerjanya relatif singkat dengan waktu paruh eliminasi 4 5 jam dan
karena itu merupakan sulfonylurea yang paling aman digunakan untuk
pasien diabetes berusia lanjut.
Chlorpropamide
Memiliki waktu paruh 32 jam dan dimetabolisme dengan lambat di
dalam hati menjadi produk yang masih mempertahankan beberapa
16
dilusi
diketahui
sebagai
suatu
komplikasi
terapi
Tolazamide
Sebanding dengan chlorpropamide dalam kekuatan tetapi masa
kerjanya lebih pendek, meyerupai masa kerja acetohexamide. Lebih
lambat diabsorpsi dibandingkan dengan sulfonylurea lainnya dan
efeknya pada glukosa darah tidak segera tampak dalam beberapa jam.
Waktu paruhnya sekitar 7 jam dan dimetabolisme menjadi beberapa
senyawa yang mempertahankan efek hipoglikemiknya.
Gliburide
Dimetabolisme
dalam
hati
menjadi
produk
dengan
aktivitas
Glipizide
Memiliki waktu paruh yang paling pendek (2 4 jam) dari agen yang
lebih kuat. Karena waktu paruhnya lebih pendek, maka glipizide
17
dengan
gliburide.
Paling
sedikit
90
glipizide
Glimepiride
Dapat mencapai penurunan glukosa darah dengan dosis paling rendah
dari semua senyawa sulfonylurea. Memiliki masa kerja yang panjang
dengan waktu paruh 5 jam. Dimetabolisme secara lengkap oleh hati
menjadi produk yang tidak aktif.
Meglitinide
Merupakan suatu golongan sekretagog insulin yang baru. Obat ini
memodulasi rilis insulin sel dengan mengatur aliran keluar kalium
melalui kanal kalium. Meglitinide tidak mempunyai efek langsung pada
eksositosis insulin.
2. Biguanide
jaringan
(misalnya,
disfungsi
kardiopulmoner
kronis)
karena
peningkatan resiko asidosis laktat yang diinduksi oleh obat biguanide dengan
adanya penyakit tersebut.
3. Tiazolidinedione
Merupakan suatu golongan obat antidiabetes oral yang baru-baru ini
dikenalkan yang meningkatkan sensitivitas insulin terhadap jaringan sasaran.
Mekanisme kerja masih belum diketahui, tetapi diduga memiliki aktivitas
menyerupai (mimetik) insulin pasca reseptor yang akut seperti pula efek
kronis pada transkripsi gen yang termasuk dengan metabolisme glukosa dan
lemak yang dimediasi melalui peroxisme proliferator-activator receptorgamma nuclear receptor. Kerja utama mereka adalah untuk menmgurangi
resistensi insulin dengan meningkatkan ambilan glukosa dan metabolisme
dalam
otot
dan
jaringan
adipose.
Agen
tersebut
juga
menahan
19
4. Penghambat glukosidase-alfa
Acarbose dan miglitol merupakan penghambat kompetitif glukosidase- usus
dan memodulasi pencernaan pasca pranduial dan absorpsi zat tepung dan
disakarida. Akibat klinis pada hambatan enzim adalah untuk meminimalkan
pencernaan pada usus bagian atas dan menunda pencernaan (dan juga
absorpsi) zat tepung dan disakarida yang masuk pada usus kecil bagian
distal, sehingga menurunkan glikemik setelah makan sebanyak 45 60
mg/dL dan menciptakan suatu efek hemat insulin. Baik acarbose dan miglitol
diberika dalam dosis 25 100 mg segera sebelum suapan pertama setiap
waktu makan, tetapi seyogyanya dimulai dengan dosis paling rendah dan
ditingkatkan secara perlahan. Efek tidak diinginkan termasuk flatulensi, diare,
dan rasa nyeri abdominal, dan akibat dari karbohidrat yang tidak diserap di
dalam kolon yang kemudian difermentasi menjadi asam lemak rantai pendek
dengan merilis gas. Baik miglitol dan acarbose diabsorpsi dari usus, medikasi
tersebut seyogyanya tidak diresepkan bagi individu dengan gangguan ginjal.
Acarbose dihubungkan dengan peningkatan enzim hati yang reversibel dan
seyogyanya digunakan dengan hati-hati pada penderita penyakit hati.
Daftar Pustaka
1. Anonim. 2007. http://fkunsri.wordpress.com/2007/05/27/sekilas-tentang-antidiabetik-oral/. Diakses tanggal 25 Oktober 2010.
2. Anonim1.
2009.
http://bigworld027.wordpress.com/2009/02/18/pankreassebagai-pengatur-kadar-gula-darah. Diakses tanggal 25 Oktober 2010.
3. Anonim2.
2010.
http://naturindonesia.com/diabetes-militus/insulin.html.
Diakses tanggal 25 Oktober 2010.
4. Anonim2. 2010. http://titianputri.blogspot.com/2010/03/diabetes-militus.html.
Diakses tanggal 25 Oktober 2010.
5. Rianto setiabudi. 2008. Farmakologi dan Terapi edisi V. Balai penerbit FKUI.
Jakarta
6. Tan Hoan Tjay & Kirana rahardja. 2007. Obat- Obat Penting ed.VI. PT
Gramedia. Jakarta.
20