A. Latar Belakang
Susu adalah hasil perahan dari sekresi kelenjar ambing ternak yang
menyusui. Susu mengandung protein, lemak, karbohidrat (laktosa), mineral dan
vitamin. Alam bebas, susu diperuntukan bagi anak hewan untuk perkembangan
dan pertumbuhannya. Manusia memanfaatkan susu untuk dijadikan sumber
saat setelah minum susu. Susu juga dapat menyebabkan terjadinya alergi pada
orang tertentu, hal ini dikenal dengan istilah protein intolerance. Salah satu
jenis protein yang ada di dalam susu adalah laktoglobulin, yang di dalam tubuh
orang tertentu dapat bertindak sebagai antigen yang sangat kuat sehingga dapat
menyebabkan terjadinya alergi.
Permasalahan lain yang ada pada susu sapi segar adalah sangat mudah
rusak. Susu sapi segar merupakan bahan pangan yang sangat tinggi gizinya,
sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik
pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali
sehingga susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu
diperlukan cara untuk memperpanjang daya guna, daya tahan simpan, serta
untuk meningkatkan nilai ekonomi susu, maka diperlukan teknik penanganan
dan pengolahan. Salah satu upaya pengolahan susu yang sangat prospektif
adalah dengan fermentasi susu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian susu?
2. Bagaimana karakteristik susu?
3. Apakah yang dimaksud susu fermentasi?
4. Bagaimana pembibitan bakteri susu fermentasi?
5. Bagaiman proses fermentasi susu?
6. Bagaimana standar parameter mutu susu fermentasi?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian susu.
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik susu.
3. Mahasiswa mengetahui yang dimaksud susu fermentasi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pembibitan bakteri susu fermentasi.
5. Mahasiswa mengetahui proses pembuatan fermentasi susu.
6. Mahasiswa mengetahui standar parameter mutu susu fermentasi.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Susu
Susu adalah hasil perahan dari sekresi kelenjar ambing ternak yang
menyusui. Susu mengandung protein, lemak, karbohidrat (laktosa), mineral dan
vitamin. Alam bebas, susu diperuntukan bagi anak hewan untuk perkembangan
dan pertumbuhannya. Manusia memanfaatkan untuk dijadikan sumber pangan.
Mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir juga membutuhkan susu
sebagai sumber makanan. Susu yang populer dan banyak dikonsumsi adalah
susu sapi karena populasi sapi perah relatif tinggi dan setiap individu sapi dapat
menghasilkan susu 7-20 l/hari. Susu dapat pula diperoleh dari ternak kambing,
domba dan kerbau. Susu selain dari ternak sapi belum banyak dikenal, hal ini
disebabkan terbatasnya populasi ternak yang dapat diperah.
B. Karakteristik Susu
Susu sapi yang masih segar pada umumnya terdiri dari air (87,6%), protein
(3,3%), lemak (3,8%) laktosa (4,7%) dan abu (0,7%) (Priesley, 1979). Terdapat
sejumlah kecil vitamin yang larut dalam air dan lemak serta enzim-enzim.
Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula,
garam-garam
mineral,
protein
dalam
bentuk
suspensi
koloidal
jenis ternak. Susu sapi mengandung protein 3,3% dan lemak 3%. Nilai tersebut
relatif lebih rendah dibandingkan susu kambing, susu domba dan susu kerbau.
Nutrisi yang tinggi pada susu tentunya merupakan media yang sangat baik
bagi pertumbuhan mikro organisme patogen maupun saprofit. Menurut Dwidjoseputro (1990) bakteri yang selalu ada dalam susu adalah bakteri penghasil
asam susu, sebagian besar dari famili Lactobacteriaceae dan Streptococcus
lactis. Beberapa species Micrococcaceae sering berada dalam susu yang
kurang terjaga kebersihannya. Spesies ini menyebabkan susu menjadi asam.
Famili Enterobacteriaceae, terutama Escherichia coli dan Aerobacter
aerogenes kerap kali ditemukan dalam susu. Kedua spesies ini dapat
menyebabkan fermentasi terhadap laktosa. Kerusakan susu mengakibatkan
susu tidak dapat dikonsumsi, karena susu pecah, berbau dan terasa asam.
C. Susu Fermentasi
Susu memerlukan penanganan yang baik, tepat, cepat agar susu tidak cepat
rusak dan busuk. Salah satu cara yang dilakukan agar mutu susu terjaga dan
aman dikonsumsi, serta memiliki cita rasa enak adalah memfermentasinya
dengan
bakteri
pembentuk
asam
seperti
Lactobacillus
acidophilus.,
Lactobacillus
renteri
dan
Lactobacillus
acidophilus
di Iran disebut daough dan kash, di Libanon dinamakan laba, jamit dan
rawbah. Selanjutnya villa dan vellia dari Finlandia sedangkan yoghurt, bugaria
milk dari Eropa Timur. Produk susu fermentasi dari Asia adalah koumis,
shubat, dahi, dadih dan lain-lain (Kanbe, 1992).
Produk susu fermentasi yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah,
yoghurt, yakult juga kefir, dengan bahan baku susu sapi. Yakult dibuat dengan
starter bakteri Lactobacillus casei adapun yoghurt dengan starter bakteri
Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang diinokubasi
pada suhu 43C selama + 4 jam dengan perbandingan susu dengan starter
adalah 1 : 1(Sunarlim dan Setiyanto, 2001).
Susu yang digunakan untuk keperluan fermentasi dapat pula dibuat dari
susu kambing, kuda, yaks, unta, kerbau, domba, onta lama, vicuna, rusa,
kopard dan hewan lainnya (Pederson, 1971). Yogurt susu kambing memiliki
nilai pH dan nilai gizi (protein dan lemak) lebih tinggi dibandingkan yogurt
susu sapi.
Proses fermentasi susu menghasilkan produk dengan flavour yang disukai
serta tekstur lembut. Komponen susu yang paling berperan selama proses
fermentasi adalah laktosa dan kasein. Laktosa digunakan oleh mikroorganisme
sebagai sumber karbon dan energi dengan hasil metabolismenya adalah asam
laktat yang menyebabkan pH susu turun. Suasana asam (pH rendah)
menyebabkan keseimbangan kasein terganggu dan pada titik isoelektrik
(pH = 4.6), kasein akan menggumpal membentuk koagulan sehingga terbentuk
susu semi padat (Helferich dan Westhoff, 1980). Menurut Rahman (1992) pada
kondisi tersebut kasein susu bermuatan negatif sedangkan molekul asam laktat
selama proses fermentasi bermuatan positif. Persinggungan antara kasein dan
asam laktat menyebabkan terjadinya proses netralisasi sehingga kasein
mengendap.
Platt (1990) menyatakan ada empat manfaat yang diperoleh dari
fermentasi susu yaitu sebagai pengawet alami, meningkatkan nilai gizi,
mendapatkan rasa dan tekstur yang disukai serta meningkatkan variasi
makanan. Susu fermentasi juga digunakan sebagai minuman untuk tujuan diet
(dietetic purpose) dan pengobatan (therrapeutic purpose).
Produk pangan dari bakteri asam laktat ternyata memenuhi status GRAS
(Generally Recognize As Safe). Amerika Serikat, produk pangan asal
fermentasi bakteri asam laktat diakui mempunyai efek yang baik untuk
kesehatan, karena menghasilkan komponen metabolit yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen, menurunkan kadar kolesterol, anti mutagenik
dan
anti
karsinogenik
serta
memperbaiki
sistim
kekebalan
tubuh
(Surono, 1998).
D. Pembibitan Susu Fermentasi
1. Alam Bakteri dalam Kehidupan Saluran Pencernaan
Berbagai mikroba, terutama bakteri, merupakan makhluk hidup paling
dominan dalam saluran pencernaan, terutama pada usus besar. Berat
mikroba di usus dapat mencapai 1,5 kilogram, sehingga jumlah mikrobapun
trilyunan. Hal ini duitunjukkan dengan adanya mikroba pada kotoran padat
manusia yang merupakan sepertiga berat kering kotoran. Jenis bakteri yang
tinggal di dalam usus antara 300500 spesies. Antara jenis yang satu dengan
yang lain berbeda sifat dan pengaruhnya terhadap tubuh. Kondisi dan
keseimbangan populasi mikroba dalam saluran pencernaan berubah-ubah
karena berbagai sebab sebagai berikut.
a. Antibiotika
Antibiotika adalah musuh
mikroba.
b. Keasaman lambung
Keasaman lambung berfungsi sebagai pintu gerbang pertama untuk
seleksi mikroba sebelum masuk ke usus. Keasaman tersebut menjamin
saluran pencernaan dari serbuan populasi bakteri yang merugikan tubuh.
c. Kondisi mental dan gaya hidup
Kondisi mental makhluk induk semang bakteri mempengaruhi
keberadaan
clostridium,
dan
staphylococcus
hanya
sedikit.
keluarga
lactobacillus
yang
berbentuk
batang
(Lactobacillus
terlampau panas bakteri tidak hanya kepanasan tetapi juga bisa rusak dan
mati. Bahaya lain, yaitu merajalelanya mikroba berbeda yang kondisi
optimumnya di suhu lebih tinggi atau rendah karena lebih cepat berkembang
biak di suhu tersebut, jumlah mikroba penyusup tadi dapat menyusul bahkan
menyisihkan bakteri yogurt semula.
Bakteri lain yang digunakan untuk fermentasi susu adalah yang dalam
bentuk biji kefir atau sebetulnya bibit kefir yang sudah dikeringkan. Biji
yang telah lembab ini akan berbentuk seperti berondong jagung kecil,
dengan ukuran antara 1 mm2 cm. Permukaan biji kefir bergelembunggelembung mirip kembang kol. Warnanya putih setengah bening atau
kekuningan seperti warna tulang. Biji kefir ini lunak seperti karet dan
lengket agak berlendir. Bau biji kefir sedikit masam tapi tidak amis. Biji
kefir adalah kumpulan berbagai jenis mikroba yang menempel di
permukaan kasein (protein susu).
Jenis mikroba yang ada pada biji kefir cukup banyak tapi semua hidup
bersama-sama dan saling mempengaruhi. Sampai saat ini biji kefir belum
sepenuhnya dimengerti oleh para ahli mikrobiologi karena kerumitannya.
Biji kefir umumnya dijumpai bakteri penghasil asam laktat yaitu
Lactobacillus kefiranofaciens, Lactobacillus paracasei, Lactobacillus kefir,
Lactococcus lactis; bakteri penghasil asam cuka Acetobacter sp.; serta ragi
Torula, Saccharomyces cerevisiae dan Candida kefir dan dua bakteri yogurt
L. bulgaricus dan S. thermophilus dalam jumlah relatif sedikit. Ukuran dan
jumlah biji krefir dapat bertambah dari waktu ke waktu, bahkan berlipat
ganda karena mikroba yang berkembang-biak dan protein susu kasein yang
menempel pada permukaan biji kefir.
bakteri
Lactobacillus
bulgaricus
dan
Streptococcus
10
empiris
merupakan
praktek
yang umum
dilakukan
untuk
11
konsistensi
yogurt
yang
dihasilkan.
Untuk
homogenisasi
susu.
Tahapan
ini
dilakukan
untuk
12
fermentation
produksi
yogurt.
Tahapan
ini
sangat
bergantung pada kondisi bahan baku susu, kultur starter, dan suhu
serta lama inkubasi. Pada tahapan ini akan terjadi pembentukkan
matriks gel yogurt.
j. Pendinginan produk yogurt hasil fermentasi. Proses pendinginan
dilakukan secepat mungkin untuk menghentikan proses fermentasi.
k. Penambahan buah-buahan, bahan penambah flavor, atau bahan
pewarna. Tahapan ini dilakukan sesuai dengan permintaan
konsumen.
l. Pengkemasan produk akhir yogurt. Tahapan ini sangat penting
untuk mendapat perhatian. Pemilihan bahan pengkemas dan
rancangan kemasan perlu disesuaikan sesuai kebutuhan, sehingga
produk aman dikonsumsi dan menarik untuk dinikmati. Kemasan
akan berfungsi untuk melindungi produk, mudah ditangani, dan
merupakan media untuk menyampaikan informasi mengenai
produk yogurt ke konsumen.
m. Penyimpanan dingin, transportasi, dan distribusi. Produk yogurt
setelah proses fermentasi masih terjadi proses reaksi biologis
maupun biokemis. Dengan menyimpan dingin (<10o C) sampai
pada konsumen akan membantu untuk memperlambat reaksi
biologis dan biokemis di dalam produk.
13
memberikan
rasa
yogurt
yang
baik.
Hasil
uji
organoleptik
memperlihatkan bahwa rasa terbaik oleh panelis diberikan untuk yogurt dengan
kandungan asetaldehida yang rendah dan kemungkinan kandungan senyawa
karbonil lainnya memberikan pengaruh terhadap flavor dan/atau aroma yogurt.
Aroma dan flavor khas yogurt (natural atau plain yogurt) sangat erat kaitannya
dengan kandungan senyawa karbonil, terutama asetaldehida. Namun hal ini
menjadi tidak bermakna pada flavored yogurt atau penambahan buah atau sari
buah ke dalam yogurt, flavor dan aroma didominasi oleh senyawa flavor yang
ditambahkan.
14
15
16
A. Kesimpulan
Susu adalah hasil perahan dari sekresi kelenjar ambing ternak
yang menyusui. Susu mengandung protein, lemak, karbohidrat
(laktosa), mineral dan vitamin. Susu sapi yang masih segar pada umumnya
terdiri dari air (87,6%), protein (3,3%), lemak (3,8%) laktosa (4,7%) dan abu
(0,7%). Terdapat sejumlah kecil vitamin yang larut dalam air dan lemak
serta enzim-enzim. Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air
yang mengandung gula, garam-garam mineral, protein dalam bentuk
suspensi koloidal. Susu memerlukan penanganan yang baik, tepat, cepat
agar susu tidak cepat rusak dan busuk. Salah satu cara yang dilakukan
agar mutu susu terjaga dan aman dikonsumsi, serta memiliki cita rasa
enak adalah memfermentasinya. Susu fermentasi merupakan salah satu
produk susu yang berkonsistensi gel seperti fla custard dengan rasa dan
aroma khas. Susu fermentasi dikenal dengan berbagai nama seperti
yoghurt, yogur, yourt, yaort, yaourti atau yaghourt, dengan penulisan
bervariasi, ada yang mengganti huruf Y dengan J. Kata yoghurt berasal
dari bahasa Turki jugurt. Yogurt merupakan makanan tradisional di
negara Balkan dan Timur Tengah. Bakteri yang biasanya digunakan
dalam fermentasi susu antara lain: Lactobacillus acidophilus.,
Bifidobacterium
bifidum
dan
Streptococcus
thermophilus,
17
18