Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN EKSPERIMENT I

MENENTUKAN BESAR MEDAN MANGNET DAN RASIO ELEKTRON


PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

OLEH :
RAJA FATHURRAHMAN A.K
G1B012029

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2014

BAB I
PENDAHULUAN
0.1

Latar Belakang

Dalam fisika dasar maupun teori medan kita telah mempelajari beberapa hal
tentang medan listrik dan medan magnetik. Medan listrik merupakan daerah yang
dilingkupi oleh muatan elektron yang bergerak, sehingga selain menghasilkan medan
listrik gerakan elektron juga menghasilkan medan magnet jika aliran arus mengalir
dalam sebuah kumparan. Hal ini menunjukan bahwa adanya hubungan antara
medan listrik dan medan magnet dimana arus listrik selain menghasilkan medan
listrik juga menghasilkan medan magnet, hubungan antara listrik dan magnet ini
disebut dengan elektromagnetik.
Untuk membuktikan adanya medan magnet pada saat arus listrik dialirkan,
maka salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan menggunakan kumparan
Helmholtz. Kumparan Helmholtz merupakan kumparan yang terdiri dari dua buah
solenoida yang diletakan dalam suatu sumbu dengan jari-jari tertentu. Jika di dalam
kumparan Helmholtz tersebut dialiri arus listrik dengan arah yang sama, maka akan
dihasilkan medan magnet homogen yang sejajar dengan sumbu kumparan tersebut.
Dalam eksperimen fisika ini saya mencoba untuk membuktikan adanya medan
magnet yang timbul akibat adanya medan listrik pada kumparan Helmholtz dan
menentukan besar medan magnet berdasarkan jarak antara kedua kumparan tersebut kemudian membandingkan antara teori dan hasil praktikum. Selain menentukan
medan magnet, dengan memanfaatkan turunan rumus dari hukum kekekalan energi
dan gaya Lorentz dapat di tentukan rasio elektron per satuan massa (e/m) sehingga
bisa dijadikan suatu eksperimen yang lebih sederhana dan kompleks untuk menentukan rasio elektron tersebut.

0.2

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh jarak terhadap besar medan magnet pada kumparan


Helmholtz ?
2. Apakah hasil pengukuran medan magnet pada kumparan secara eksperimen
sesuai dengan teori yang ada ?
3. Bagaimana rasio elektron persatuan massa pada lilitan Helmholtz ?

0.3

Tujuan

1. Mengetahui dan membuktikan besar medan magnet pada kumparan Helmholtz


berpengaruh pada jarak kumparan dan membandingkan dengan teori yang
ada.
2. Menganalisis besaran-besaran fisis yang mempengaruhi besar medan magnet
pada kumparan Helmholtz.
3. Menghitung besarnya nilai rasio elektron persatuan massa (e/m) dengan percobaan sederhana.
2

0.4

Manfaat

Adapun manfaat dari eksperimen ini adalah :


1. Sebagai sarana pembelajaran tentang hubungan antara medan magnet dan
medan listrik, dimana medan listrik akan menghasilkan medan magnet dan
sebaliknya.
2. Sebagai eksperimen dimana efek induksi magnet statis yang ditimbulkan pada
kumparan Helmholtz akan menghilangkan pengaruh medan magnet bumi.
3. Sebagai analisis untuk menentukan variable yang lebih rumit seperti nilai rasio
elektron persatuan massa dengan percobaan yang sederhana.

0.5

Batasan Masalah

Eksperiment ini menjelaskan cara kerja dari kumparan Helmholtz dan bagaimana
cara memanfaatkan kumparan Helmhotlz dengan menganalisis medan magnet yang
ditimbulkan dengan jarak kumparan yang berbeda-beda serta membandingkan hasil
pengukuran secara eksperimen dan teori. Kemudian dengan memanfaatkan hasil
pengukuran medan magnet dari kumparan Helmholtz maka bisa juga digunakan
untuk menentukan rasio elektron persatuan massa, dimana hasil pengukuran ini bisa
dianalisis dengan menggunakan turunan rumus dari hukum kekekalan massa, gaya
Lorentz dan hukum Biot-savart. Selain dari penjelasan diatas tidak akan dijelaskan
pada laporan eksperimen ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menentukan medan megnetik yang ditimbulkan oleh suatu arus pada kawat
tertentu, maka pertama perlu kita membayangkan membagi elemen-elemen diffentsial yang memiliki panjang ds. Dan kemudian kita definisikan elemen panjang
berarus dimana i.ds dengan demikian bila medan magnet bisa didefinisikan seperti
medan listrik maka kita bisa mendapatkan medan magnet dalam elemen ds didefinisikan dB, dapat dituliskan dalam persamaan
dB =

0 ids sin
4 r2

(1)

dengan 0 adalah konstanta permeabilitas, arah dari medan magnet dB bisa ditentukan dengan perkalian silang antara ds r , dengan r merupakan suatu vektor
yang diperluas dari elemen arus pada titik tertentu. Oleh karenanya persamannya
menjadi
0 ids r
dB =
(2)
4 r2
Persamaan vektor dan bentuk skalarnya dikenal sebagai hukum Biot-Savart , persamaan ini merupakan persamaan inversi kuadrat. Dengan hukum ini kita dapat menghitung netto dari medan magnet B untuk semua distribusi arus (Halliday,Resnick , 2005 : 361-362).
Kumparan Helmholtz merupakan sebuah solenoida yang dibengkokan sehingga
membentuk kumparan menyerupai toronoida, dimana pada kumparan Helmholtz
ini terdapat dua buah kumparan yang identik terletak pada sumbu yang sama dan
keduanya dipisahkan dalam jarak tertentu sehingga memiliki medan magnet yang
uniform (sama). Besar induksi medan magnet yang dihasilkan dari kedua kumparan
ini dapat dirumusakan sebagai berikut

B = 0 IN R2


( d2

x)2

R2

3 
2

1
( d2

x)2

R2

3

(3)

dimana R adalah jari-jari kumparan, x adalah jarak dari dua kumparan ke titik
uji, I adalah arus yang melewati kumparan dan N adalah banyaknya lilitan pada
kumparan tesebut dan dimana nilai dari0 adalah konstanta dengan nilai 4107 T.m/A.
Rumusan diatas diperoleh dari penurunan rumus Hukum Biot-Savart sehingga jika
jarak antara kedua kumparan sama dengan jari-jari kumparan tersebut maka rumusan untuk menentukan induksi medan magnet dari kumparan tersebut bisa dituliskan.
8 0 IN
Bz (z) =
(4)
5 5 R
Nilai ini hanya berlaku untuk jarak tertentu. Kumparan Helmhotlz biasanya akan
menghasilkan medan yang seragam jika arus pada kedua kumparan dibuat sama
besar sehingga berlaku kaidah tangan kanan untuk menentukan arah induksi medan
magnetnya(Griffiths, 1999 : 215 - 217).

Efek Hall merupakan suatu fenomena dimana jika sebuah konduktor pembawa
arus tertahan pada medan magnet, medan magnet tersebut memberikan gaya yang
menyamping pada muatan yang mengalir pada konduktor. Sebagai contoh jika
elektron-elektron bergerak ke arah kanan konduktor maka medan magnet dalam konduktor akan memberikan gaya kebawah pada elektron-elektron dengan persamaan
gayanya adalah F B = evdB, dimana vd adalah kecepatan aliran elektron. Beda
potensial ini akan terus naik sehingga medan listrik EH yang dihasilkan akan memberikan gaya sebesar eEH , pada muatan-muatan yang bergerak yang sama dan
berlawanan dengan gaya magnet, beda potensial yang dihasilkan dari dari gaya
tersebut dinamakan ggl Hall. Besar ggl Hall yang dihasilkan sebanding dengan kuat
medan magnet sehingga efek Hall dengan demikian dapat digunakan untuk mengukur kuat medan magnet (Giancoli, 2001 : 154).
Elektron yang dihasilkan oleh filamen (yang berlaku sebagai katoda) akibat proses
termoelektron akan dipercepat ke arah anoda yang mempunyai beda tegangan V terhadap katoda. Dari prinsip kekekalan energi, jika tidak ada usaha yang dikenakan
pada elektron, maka elektron tersebut akan mempunyai tenaga kinetik akibat tegangan V yang besarnya
1
mv 2 = eV
(5)
2
dengan m adalah massa elektron, e adalah muatan elektron , v adalah kecepatan
elektron dan V adalah beda potensial anoda katoda, sehingga kecepatan elektron
dapat ditulis sebagai :
s
2eV
v=
(6)
m
jika elektron tersebut bergerak di dalam medan magnet B, maka akan mengalami
gaya Lorenz sebesar F = evB untuk elektron vB. Hal ini akan menyebabkan
perubahan arah dari kecepatan elektron tanpa merubah kelajuannya, sehingga elektron akan bergerak melingkar. Pada gerak melingkar ini besar gaya sentripental
sama dengan besar gaya medan magnet pada elektron tersebut dan dari persamaan
medan magnet pada elektron tersebut dapat juga ditentukan nilai rasio elektron
e
persatuan massa m
dengan melakukan penurunan rumus dari hukum kekekalan
energi dan gaya Lorenz sehingga didapatkan
mv 2
= evB 7
r

e
m

2V
B 2 R2

(7)

dimana V adalah beda potensial dan r adalah jari-jari lintasan elektron (Beiser,
1987 : 256).

BAB III
METODE EKSPERIMENT
A. Pelaksanaan Praktikum
Waktu
Tempat

: Oktober 2014
: Laboratorium Fisika Lantai II, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Mataram.

B. Alat dan Bahan


1. Kumparan Helmholtz
2. Hall efek
3. Constant current
4. Penggaris
5. Kabel penghubung
6. Power supply
7. Multimeter
8. probe

C. Prosedur Penelitian
a. Mengukur besar medan magnet
1. Diatur kumparan Helmhotlz agar sejajar satu dengan yang lainya.
2. Kemudian dihubungkan probe ke Hall efek dan diatur posisi probe sepanjang
sumbu dari kumparan Helmholtz.
3. Dirangkaikan kumparan Helmholtz ke constant current yang dihubungkan secara seri seperti gambar berikut

4. Diatur meter sensitivity pada konstan current sampai skala maksimum dan
diatur offset sehingga skala pada Hall efek menunjukan angka nol.
5. Diatur contant current pada skala 0,5 Amper (A)
6. Diatur probe sedemikian rupa sehingga di dapat pembacaan besar medan magnet pada skala Hall efek, kemudian dicatat besar medan magnet tersebut.
7. Diukur juga besar nilai tegangan pada kedua kumparan Helmholtz, kemudian
dicatat hasilnya.
8. Diulangi pengukuran medan magnet dengan jarak antara kedua kumparan
yang berbeda-beda
b. Menghitung rasio elektron persatuan massa
1. Diatur kumparan Helmhotlz seperti percobaan A.
2. Dihubungkan probe ke Hall efek sepanjang sumbu pada kumparan Helmholtz
3. Dihubungkan kumparan Helmholtz dengan constant current yang diatur pada
skala 0,5 Amper (A).
4. Diatur jarak antara kedua kumpuran dengan jarak yang sama dengan jari-jari
kumparan tersebut.
5. Diatur probe sedemikian rupa sehingga didapat pembacaan besar medan magnet pada skala Hall efek, dicatat besar medan magnet yang di peroleh
6. Diulangi pengukuran sebanya 10 kali sehingga di dapat rata-rata pengukuran.

D. Teknik Analisis Data


Dalam melakukan eksperimen untuk kumparan Helmholtz ini pertama tama akan
dilakukan pengukuran besar induksi medan magnet pada kedua kumparan tersebut,
dimana dilakukanya pengukuran secara berulang ulang dengan jarak antara kedua
kumparan berbeda beda sehingga akan di dapatkan nilai besaranya induksi medan
magnet (BB) tesla, Besaran ini merupakan variabel terikat karena variabel ini diperoleh dari rumusan umum hukum Biot-Savart untuk dua buah kumparan yang dapat
dituliskan :

B = 0 IN R2


( d2 x)2 + R2

3 
2

1
( d2 + x)2 + R2

3

(8)

dimana nilai (x x)cm dan besaran (d d)cm merupakan variabel bebas karena
ketiga variabel tersebut dapat diubah ubah nilainya, kemudian untuk nilai 0 , N, I
dan R merupakan variabel kontrol karenan keempat variabel tersebut merupakan
konstanta, dimana pada percobaan yang pertama ini arus dibuat konstan dengan
constant current sehingga nilai I termasuk variabel kontrol,Untuk perolehan nilai B
maka dapat dirumuskan:


B =

B
x +
x


B
d
d


B
=
B

0 IN R2

B =




B =

x +

B
d

d
!

B
x

IN R2

1
3

(( d2 x)2 +R2 ) 2
B
x

x +

1
3

(( d2 x)2 +R2 ) 2

3dx
3dx
 d

( d2 x)2 + R2
( 2 + x)2 + R2

B
d

1
3

(( d2 +x)2 +R2 ) 2

d
! B
1
3

(( d2 +x)2 +R2 ) 2

!
|x| +

3dx
3dx
 d

( d2 x)2 + R2
( 2 + x)2 + R2

rumusan untuk menentukan nilai ketidakpastian diatas mennggunakan rumusan untuk dua variabel bebas atau dua veriabel peubah dimana nilai x, dan d dapat ditentukan dengan setengan nilai skala terkecil, karena menggunakan pengukuran tunggal
dimana jarak kedua kumparan dapat di ubah-ubah. Selanjutnya membandingkan
besar nilai induksi magnet pada kumparan Helmholtz dengan teori yang ada sehingga kita bisa menyimpulkan apakah dalam eksperimen yang dilakukan terdapat
kesalahan atau error sehingga kita bisa mengetahui apa penyebab dari kesalahan
atau error tersebut.
Pada percobaan kedua yaitu untuk menentukan basarnya rasio elektron persatuan massa, Pengukuran ini dilakukan berulang ulang dengan dua variabel bebas atau
variabel peubah. Untuk eksperimen menentukan rasio elektron persatuan massa dapat ditentukan melalui penurunan rumus gaya Lorentz dan hukum kekekalan massa,
dimana dapat dituliskan F m = eV B , dimana Fm merupakan gaya sentripental yang
membuat elektron bergerak. Sehingga :




|d| (B)

Anda mungkin juga menyukai