Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH
NAMA
NIP

:
:

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH
NAMA
NIP

:
:

KOP SEKOLAH
PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri ............ menerangkan
bahwa:

Nama

: .......................................

NIP

: ........................................

Jabatan

: Guru Madya

Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian tentang


..............................................................................................................................

Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Kab. ..........

......................, ......................
Kepala SMA Negeri..............

...................................................
NIP.

.........................................
NIP.

ii

KOP SEKOLAH
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan SMA Negeri ............
menyatakan bahwa:

Nama

: ................................

NIP

: ................................

Jabatan

: .................................

Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan


Kelas dengan judul.............................................. di sekolah kami dan menaruh 1
(satu) buah karyanya di perpustakaan SMA Negeri ......................... Singaraja.

Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.

Mengetahui
Kepala SMA Negeri ..........

......................, ......................
Pengelola Perpustakaan
SMA Negeri..................

...................................................
NIP.

.........................................
NIP.

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi materialmaterial yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai
sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah
dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh
derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada
kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.

Penulis

......................................

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat
sehingga karya tulis yang berjudul .......................................................................,
dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan.
Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan
material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan
profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan
setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal 12
poin.
Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu
yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu
terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada:
1. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri ................................
2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi
sehingga

data-data

hasil

penelitian

ini

benar-benar

dapat

dipertanggungjawabkan.
Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga
karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di
SMA Negeri ...........................

......................, ......................
Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................

PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH ......................................................

ii

PERNYATAAN PERPUSTAKAAN .........................................................

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................

iv

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xi

ABSTRAK ..................................................................................................

xii

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................

A. Latar Belakang...................................................................

B. Rumusan Masalah .............................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

D. Manfaat Penelitian .............................................................

vi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.

Nama-nama Siswa Kelas .......................................................

Tabel 2.

Kisi-kisi Instrumen Wawancara .............................................

Tabel 3.

Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran..............

Tabel 4.

Instrumen Wawancara ............................................................

Tabel 5.

Instrumen Observasi Proses Pembelajaran ............................

vii

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.

Rancangan Penelitian .............................................................

Gambar 2.

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Pedoman Wawancara ..........................................................

Lampiran 2.

Jawaban-jawaban yang Penting dari Pertanyaan Tentang


Wawancara ..........................................................................

ix

ABSTRAK

BPMRC (acuan Abstrak). Backgroud/latar, Purpose/Tujuan, Metodology,


Result/Hasil, Conslusion/Simpulan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri ......................... Singaraja di
Kelas ........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah.
Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui
apakah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar.
Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk
data kuantitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah diskusi patisipatif dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang
diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar siswa dan .....%
untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......% untuk aktivitas
belajar dan ....... untuk prestasi belajar.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran
Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru
melaksanakannya dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan mata
pelajaran yang diajarnya. Selain pemahaman akan hal-hal tersebut keefektipan
itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran
menjadi model pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen No. 41
tahun 2007 tentang Standar Proses.
Peran mata pelajaran .................. adalah untuk pengembangan intelektual,
sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju
keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata pelajaran
.................. adalah sebagai suatu bidang kajian untuk mempersiapkan siswa
mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain,
mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam
nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk membantu siswa mengenal
dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab
pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan
analitic dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Disamping mengetahui peran,
fungsi dan kegunaan mata pelajaran, sebagai seorang guru juga diperlukan
untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma
pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan
peraturan yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).
Kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran yang
dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa
tentu tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru,
keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahan-kelemahan yang
ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri
seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, termasuk kemauan guru

itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di


bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat
mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru
dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2)
keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4)
keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas.
Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk
menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap
cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan
profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307:
1-30).
Penggunaan model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat
penting dalam upaya memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat
berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog konseptual yang
digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris
sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan suatu struktur
konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan
sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir
dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang
(Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).
Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan
dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan modelmodel pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori
yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih
luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model
komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat jika maka,
dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna
Wilis Dahar, 1989: 5).

Dari semua uraian di atas dapat diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metodemetode ajar; penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori
belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta
kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti
tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran ........................ tidak akan rendah. Namun kenyataannya
keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa kelas....................... di semester
........... tahun ajaran ................... baru mencapai nilai D dan untuk keaktifan
belajar dan untuk prestasi belajar baru mencapai rata-rata......
Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan
dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki
mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran.........................., sangat perlu
kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah
perbaikan

pembelajaran

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

Contextual Teaching And Learning. Oleh karenanya penelitian ini sangat


penting untuk dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya


1. Rumusan Masalah
Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang
ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang
masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut:
1) Apakah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas ..... SMA Negeri .................
2) Apakah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas ..... SMA Negeri ..................

2. Cara Pemecahan Masalah


Model

pembelajaran

Contextual

Teaching

And

Learning

merupakan salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-

langkah yang mendorong keaktifan siswa dalam belajar dengan cara


memberikan kesempatan bagi siswa untuk siap tampil dihadapan temantemannya. Untuk mampu tampil dihadapan orang banyak bukanlah hal
yang gampang. Untuk mampu tampil dihadapan orang banyak bukanlah
hal yang gampang. Hal itu memerlukan persiapan yang matang. Untuk
persiapan yang matang ini, guru memberik kesempatan yang sebanyakbanyaknya, guru memberi kesempatan agar siswa menyiapkan sebaikbaiknya apa yang akan ditampilkan dihadapan siswa-siswa yang lain.
Model Contextual Teaching And Learning ini mampu merangsang siswa
untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menuntut
persiapan yang sangat matang, menuntut kemampuan yang matang dalam
presentasi, menutut semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran agar
dapat mempersiapkan tampilan yang diharapkan, menuntut sebab akibat
dari pelaksanaan diskusi. Contoh sebab akibat tersebut adalah, apabila
siswa giat mengikuti pelajaran, akibatnya adalah mampu memberi
tampilan yang diharapkan. Siswa akan menjadi aktif akibat diberikan
giliran untuk berbicara di depan teman-temannya, yang sudah pasti akan
menimbulkan tuntutan-tuntutan kemampuan yang tinggi baik dalam
penampilan maupun keilmuan. Tanpa keilmuan yang mencukupi tidak
akan mungkin tampilannya akan memuaskan, dalam hal ini siswa tidak
bisa sembarangan saja, mereka harus betul-betul mampu menyimpulkan
terlebih dahulu apa yang mereka akan bicarakan. Tuntunan langkahlangkah, motivasi, interpretasi yang inovatif dipihak guru akan
menentukan keberhasilan pelaksanaan model ini.
Dari uraian singkat ini jelas bahwa model pembelajaran Contextual
Teaching And Learning menuntut kemampuan siswa untuk giat
mempelajari apa yang disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya di
depan siswa-siswa yang lain. Dipihak lain, untuk dapat menyelesaikan
tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan guru akan sangat menentukan.
Inovasi tersebut berupa tuntunan-tuntunan, motivasi-motivasi, interpretasi
serta kemampuan implementasi yang tinggi. Cara inilah yang dapat
digunakan sebagai dasar pemecahan masalah yang ada.

C. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah
yang dapat disampaikan adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan aktivitas belajar yang akan
dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching
And Learning dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa akan
terjadi setelah diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching And
Learning dalam pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai
acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah,
khususnya SMA Negeri ........ dalam rangka meningkatkan kompetensi guru
IPS/IPA/................... Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan
bermanfaat sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala
sekolah di sekolahnya masing-masing.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning


Contextual Teaching And Learning didasarkan pada filosofi bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Konsep belajar yang mengaitkan antara materi
yang diajar dengan situasi dunia nyata siswa perlu dilakukan guru (Depdiknas,
2002: iii).
Lingkungan belajar yang diciptakan sangat menentukan keberhasilan
belajar siswa. Dengan menciptakan situasi belajar yang alamiah, siswa diajak
mengetahui dan mengalami sendiri apa yang diajar, pengetahuan itu akan lama
melekat pada benak siswa. Apa yang diajar oleh guru sudah sepatutnya
dikaitkan dengan lingkungan dunia nyata, dunia kehidupan siswa sebagai
anggota keluarga dan sebagai anggota masyarakat. Siswa diupayakan bekerja
dan mengalami sendiri apa yang dipelajari dan bukan dilakukan dengan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Materi yang dipelajari siswa perlu diketahui gunanya, manfaatnya,
tujuannya, sehingga mereka merasa bahwa materi tersebut berguna bagi
kehidupan mereka nanti. Tanpa diberitahukan semua hal tersebut, siswa akan
merasa awam terhadap apa yang mereka sedang pelajari dan tidak akan ada
upaya guru untuk memotivasi keperluan materi tersebut.
Knowledge is constructed by humans. Knowledge is not a set of facts,
concepts, or laws waiting to be discovered. It is not smothing that exists
independent of a knower. Humans create or construct knowlwdge as they
attempt to bring meaning to their enperience. Everything that we know, we
made (Zahorik, 1995 dalam Depdiknas, 2002: 3). Apa yang perlu disampaikan
pada cuplikan ini adalah bahwa pengetahuan itu dibangun sendiri oleh
manusia bila manusia ingin pengetahuan itu memiliki arti. Pengetahuan itu
mesti dialami sendiri.

Dari beberapa gambaran tentang cuplikan di atas ada hal-hal yang


perlu mendapat perhatian dalam pendekatan kontekstual yaitu: 1) belajar
diupayakan dengan cara agar siswa mengetahui sendiri apa yang dipelajari, 2)
pengetahuan merupakan keterampilan yang dapat diterapkan, 3) siswa
diupayakan agar menemukan sesuatu yang berguna baginya, 4) pengetahuan
dan keterampilan diperluas dari yang terbatas menjadi yang sempurna, 5)
peran guru adalah sebagai pembantu, fasilitator, mengupayakan pembelajaran
yang kooperatif dan kolaboratif, pemberi informasi, membantu mengaitkan
antara materi yang diajar dengan situasi dunia nyata siswa, mendorong
menghubungkan antara pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapan
pada kehidupan sehari-hari.
Contextual Teaching And Learning merupakan landasan filosofi
konstruktivisme. Dalam belajar menggunakan filosofi konstruktivisme ada 5
elemen belajar yang penting untuk diketahui. 5 elemen tersebut juga
merupakan elemen dalam praktek pembelajaran kontekstual (Zahorik, 1995:
14 22 dalam Depdiknas, 2002: 7) yaitu: 1) pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada, 2) pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara
keseluruhan dahulu, kemudian memperhatikan detailnya, 3) pemahaman
pengetahuan yaitu dengan cara menyusun konsep sementara (hipotesis),
melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan
atas

tanggapan

tersebut

dilakukan

revisi

dan

dikembangkan,

4)

mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, 5) melakukan refleksi


terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.
Mengingat Contextual Teaching And Learning terdiri dari 7
komponen yaitu: 1) konstruktivisme (membangun), 2) bertanya, 3)
menemukan, 4) masyarakat belajar, 5) pemodelan, 6) refleksi dan 7) penilaian
yang sebenarnya, dalam penerapan pengajaran yang dilakukan oleh guru mesti
mengupayakan agar semua bagian-bagian tersebut tercakup dalam proses
pembelajaran mengingat juga bahwa dalam Contextual Teaching And
Learning ada 5 elemen belajar yang penting seperti sudah disampaikan pada
paragraf di atas maka langkah-langkah pengajaran yang bisa dilakukan guru di
dalam kelas adalah:

1) Memulai dengan pengaktifan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,


dalam hal ini tentu saja guru bisa berceramah dalam kaitan dengan unsur
Contextual Teaching And Learning yang pertama yaitu construktivisme.
2) Setelah itu bahan dibagikan dan dipelajari/dikonstalasi oleh siswa, sambil
tidak perlu guru melepaskan kesempatan tanya jawab dan tanya jawab
(questioning) terus bisa diupayakan selama proses pembelajaran
berlangsung dan terus bisa diterapkan hampir pada semua aktivitas belajar
(Depdiknas, 2002: 14). Pada saat menemukan (inquiry) ini juga bisa
diupayakan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif yaitu learning
community. Kegiatan dari elemen Contextual Teaching And Learning
kedua ini perlu memperhatikan pendapat Zahorik yang dipetik oleh
Depdiknas yaitu konstruksi pengetahuan secara keseluruhan dahulu,
kemudian memperhatikan detail dari materi yang diberikan.
3) Langkah guru selanjutnya yang merupakan elemen penting dari
Contextual Teaching And Learning tentang pemahaman pengetahuan,
setelah konsep sementara ada pada pengetahuan mereka dikemukakan,
kemudian ditanggapi oleh siswa lain kemudian guru merevisi apa-apa
yang belum benar lalu dikembangkan untuk menjadi pengetahuan baru.
Pada saat kegiatan ini dilakukan masuklah unsur-unsur Contextual
Teaching And Learning yang lain yaitu refleksi, pemodelan (modeling),
refleksi dan penilaian proses. Dari kegiatan tanya jawab yang dilakukan
pada proses pembelajaran itu guru sudah bisa melakukan penilaian proses,
walaupun penilaian akhirnya belum dilakukan. Pada langkah yang ketiga
ini sudah juga bisa dimasukkan elemen penting yang keempat dari
Contextual Teaching And Learning yaitu mempraktekkan pengetahuan
dan pengalaman yang didapat termasuk elemen penting yang kelima yaitu
melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.
Dalam pemodelan (modeling) guru boleh menghadirkan ke kelas: tokohtokoh, olahragawan, dokter, perawat, tukang, petani, pengurus organisasi,
polisi, tukang kayu, dsb (Depdiknas, 2002: 164) atau temannya sebagai
sumber belajar serta guru sebagai sumber belajar. Dalam refleksi guru
mengupayakan siswa berpikir ulang terhadap apa yang sudah diketahui,

guru membantu menghubungkan antara pengetahuan sebelumnya dengan


pengetahuan baru didapat dengan cara bertanya, meminta kesan, saran,
menata hasil karya, dll.
4) Langkah yang terakhir adalah penilaian yang dalam hal ini penilaian
tersebut adalah penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Penilaian
yang dilakukan adalah penilaian akhir seperti pemberian tes, bisa tes tulis
atau tes tidak tertulis, tes uraian (essay) atau tes objektif.
Contoh

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

berbasis

Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat dilihat di bawah ini.


Penekanannya adalah pada skenario pembelajaran yang mesti diupayakan
mengingat langkah-langkah pembelajaran yang tepat dengan mengupayakan
semua komponen Contextual Teaching And Learning dapat dilakukan.

CONTOH
RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS CTL
Topik/Kegiatan :
Kompetensi Dasar :
Bidang Studi
:
Kelas/Caturwulan :
Waktu
:

Mendeskripsikan Benda Misteri


Menulis Paragraf Deskripsi
Bahasa Indonesia
2/2
90 menit

A. TUJUAN
Melatih siswa mendeskripsikan ciri dan menemukan karakteristik bendabenda, kemudian mengungkapkannya dalam sebuah paragraf deskriptif.
B. MEDIA
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan media
1. 4 buah benda misteri yang dibungkus rapi (korek api, kotak sabun,
akar pohon, dll)
2. 1 lembar pengamatan
C. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Guru menjelaskan rencana kegiatan saat itu, yaitu mendeskripsikan
benda misteri Kemampuan yang dilatihkan adalah cara
mendeskripsikan atau menemukan ciri benda-benda.
2. Siswa dibagi dalam empat kelompok, dengan cara guru menghitung
siswa satu, dua, tiga dan empat. Yang nomor satu, masuk kelompok
satu, yang nomor dua masuk kelompok dua dan seterusnya.

3. Guru membagi benda yang telah disiapkan. Jangan sampai kelompok


lain mengintip. Kemudian dibagikan juga blangko.
4. Siswa mendeskripsikan benda misteri dengan mengisi blangko yang
ada. Pertama menjelaskan ciri benda dengan dua kata, kemudian dalam
kalimat. Usahakan deskripsinya lengkap, tetapi tidak merujuk pada
benda apa itu.
5. Setelah 15 menit, secara bergantian masing-masing kelompok
mendeskripsikan secara lisan benda itu. Setelah itu, kelompok lain
menebaknya. Sebelum menebak, kelompok lain boleh bertanya.
6. Siswa menyusun sebuah paragraf deskripsi berdasarkan data yang
diperolehnya secara kelompok.
D. PENILAIAN
Data kemajuan belajar diperoleh dari:
(1) Partisipasi setiap siswa dalam kerja kelompok
(2) Lembar pengumpulan data deskriptif
(3) Cara siswa menyampaikan ulasan deskriptif secara lisan
(4) Paragraf deskripsi yang ditulis siswa
(5) Kerjasama dalam kelompok
CATATAN
1. Rencana pembelajaran tersebut, tentu bukan yang ideal. Hanya yang perlu
mendapat perhatian, RP dalam pembelajaran CTL benar-benar progam
atau rencana untuk pegangan guru sendiri, sebelum ia mengajar. Tidak
sama sekali untuk laporan kepada pihak lain. Dalam RP itu, ia bisa melihat
apa-apa

yang

perlu

dipersiapkannya

sebelum

mengajar

dan

mengingatkannya mungkin ia lupa membawa gunting, kertas atau hal-hal


yang kurang.
2. Fokus RP dalam pembelajaran CTL ada pada rincian kegiatan tahap demi
tahap (skenario pembelajarannya) dan media yang digunakan.
Hal-hal yang perlu dipahami dari ke 7 unsur CTL:
1) Konstruktivisme/membangun pengetahuan dilakukan pada awal proses
dengan memberi motivasi-motivasi, menjelaskan kegunaan materi, dll.
2) Proses inquiry muncul pada cara dan kiat mendeskripsikan yang
ditempuh siswa.
3) Questioning muncul ketika siswa (peserta) mengamati benda, bertanya,
mengajukan usul dan menebak.
4) Learning community

muncul pada kerja kelompok dan saling

menebak dengan kelompok lain.

10

5) Modeling, bisa oleh siswa, oleh guru atau oleh ahli lain seperti tukang,
petani, dll.
6) Reflektion dilakukan pada akhir pembelajaran.
7) Authentic Assesment dilakukan pada saat pelajaran berlangsung untuk
penilaian proses dan setelah pelajaran untuk penilaian akhir.

B. Aktivitas Belajar
1. Aktivitas
Kata Aktivitas berasal dari Bahasa Inggris activity yang artinya
state of action, lireliness or ingorous mation (Webster New American
Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti
kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau
giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif
berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi
(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32).
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik
dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas
merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim
Instruktur PKG, 1992: 2):
1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran
2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa
3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok
4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.
Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari
(Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008):
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam pemecahan masalah
3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya

11

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk


memecahkan masalah
5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

2. Belajar
Belajar dalam Bahasa Inggris adalah Study yang artinya The act
of using the mind to require knowledge (Webster New American
Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar
adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/
memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh
ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus
Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan
yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat
pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang
dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun
2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa
belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap
mengetahui sesuatu yang baru.
Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar
siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan
dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081).
Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani
yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan
keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar
dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa

siswa

dengan

siswa

http://www.scribd.com/doc/90372081/).

12

lain

(Abdul,

2002

dalam

Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar


sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan
penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang
dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga
muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara
siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan
serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh
pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan
cara-cara tertentu seperti simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan
balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun
rohani yang dapat membangkitkan interaksi antara siswa dengan guru serta
siswa dengan siswa lainnya.

3. Aktivitas Belajar
Dari semua pengertian dan pendapat-pendapat tentang aktivitas dan
pengertian-pengertian serta pendapat-pendapat tentang belajar dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar mempunyai batasan-batasan seperti:
1) kebenaran perlakuan, 2) ada partisipasi, 3) kegiatan aktual atau
keikutsertaan baik jasmani maupun rohani, 4) antusiasme, 5) interaksi
siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, 6) penerapan secara
aktual apa yang telah diporoleh.

C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar ................ sama dengan prestasi belajar bidang studi yang
lain merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa
dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester
atau akhir tahun ajaran.
Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi
anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau
angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan

13

berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang


bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa
yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah
laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan
tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk
mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah.
Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki

oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima

pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain: (1)
faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut faktor
individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi,
dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor
sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dalam penelitian ini factor
ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan cara mengajarnya yang akan
menentukan prestasi belajar siswa. Guru dalam hal ini adalah kemampuan atau
kompetensi guru, pendidikan dan lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan
factor kebiasaan guru itu atau pembawaan guru itu dalam memberikan
pelajaran. Juga dikatakan oleh Slamet (2003: 54-70) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi
menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor
psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

14

kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani.


Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor
keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain: cara
orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh
factor ekstern yaitu metode mengajar guru.
Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia
pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil
penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan
sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut.
Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah
melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa
diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi
prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa
setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai
alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar,

baik secara

individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan


mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan
berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi.
Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian
untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah
sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri.
Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi
prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang
telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c)
informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk

15

peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan
kecerdasan murid.
Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut
situasi belajar.
Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar
dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor
dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi,
etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi
belajar siswa.
Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa),
prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan
jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan
kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses
belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat
menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran
dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat,
mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk
menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi
pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi
belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
sekitar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka
sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini
sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang
menjadi titik perhatian peneliti di lapangan.
Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar ...................
digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada materi pelajaran ..................
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah
ini.

16

D. Kerangka Berpikir
Kemampuan menampilkan sesuatu yang baik di depan orang lain bukan
merupakan hal yang gampang untuk dilakukan. Hal ini memerlukan pelatihanpelatihan yang perlu dimatangkan, dilatih, diulang serta dicoba beberapakali
tampilan.
Kemampuan menampilkan sesuatu yang baik tentu memerlukan
bimbingan orang lain, dalam hal ini adalah bimbingan guru terhadap
siswanya. Apabila guru telah melakukan inovasi-inovasi untuk mematangkan
siswanya memperoleh kemampuan yang diharapkan dalam menampilkan
sesuatu tentu dapat diharapkan para siswa akan memiliki kebiasaan-kebiasaan,
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Untuk dapat terwujudnya apa
yang diharapkan tersebut, inovasi langkah-langkah yang diupayakan guru
akan dapat memecahkan permasalahan yang ada. Dasar berpikir inilah yang
dijadikan acuan dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti.

E. Hipotesis Tindakan
Melihat langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching And
Learning yang ampuh dalam memecahkan masalah yang ada, yang lebih
diyakini lagi dengan kebenaran teori yang disampaikan, maka hipotesis
tindakan ini dapat dirumuskan seperti berikut:
Langkah-langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning dapat Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa
Kelas...... SMA Negeri .....................

17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya,
rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan.
Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka
atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai
tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7).
Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat
penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan
ngawur dalam pelaksanaannya.
Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang
disampaikan oleh ........................ seperti terlihat pada gambar berikut.

18

Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1)


Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh
Dave Ebbut.
Gambar 1
Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)
IDE AWAL

Temuan dan Analisa

D
A
U
R
1

Rencana Umum
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2

Implementasi
Langkah Tindk. 1

Langkah Tind. 3
Minitor Implementasi
dan Efeknya

Penjelasan kegagalan
untuk implementasi

Revisi rencana umum

Rencana diperbaiki
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3

D
A

Monitor implementasi
dan efek

Implementasi
langkah berikut

U
R

Jelaskan setiap
implementasi dan efek

Revisi ide umum


Rencana diperbaiki

Langkah Tind. 1
D
Langkah Tind. 2

Langkah Tind. 3

U
R
3

Monitor implementasi
dan efek

19

Implementasi
langkah berikut

Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)

Gambar 2
Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)

Plan
R
4

Plan

F
L
2

E
3

C
T

Plan

T
8

Plan

E
F
6

L
7

E
C
T

Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai
A

berikut:
1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses
inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah
dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?

Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas


pertanyaan sendiri.

20

Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)

Gambar 3
Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)

Ide Umum

Memperbaiki/
Mengubah

Reconnaissance

Pengintaian/
Peninjauan

Rencana
Menyeluruh

Rencana
Menyeluruh

Rencana
Menyeluruh

Tindakan 2 dst

Tindakan 1

Tindakan 3 dst

atau

Monitor dan
reconnaissance

atau

atau

Tindakan 2 dst

Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkahlangkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot,
dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian
tindakan kelas.

21

Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)

Gambar 4
Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)

TINDAKAN DAUR I
Tindakan perlu perbaikan

DAUR 2

dst
Penerapan

Definisi
masalah

Penerapan

Redefine
problem

Evaluasi
tindakan

Need
assessement

Evaluate
action

Need
assessement

Implementasi
tindakan

Hipotesis ide

Impl. Revise
plan

New
hypothesis

Develop action plan T 1

Revise action plan T 2

Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 54)


Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan
gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah
memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal
apanya dan bagaimana antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan
kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut
sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti.

22

Model No. 5

Gambar 5. Rancangan Penelitian

Permasalahan

Perencanaan

Pelaksanaan

Tindakan I

Tindakan I

Refleksi

Pengamatan/
Pengumpulan Data
I

Siklus I

I
Permasalahan baru
hasil refleksi
Perencanaan

Pelaksanaan

Tindakan II

Tindakan II

Refleksi

Pengamatan/
Pengumpulan Data
II

Siklus II
II

Apabila

Dilanjutkan ke siklus

permasalahan belum

berikutnya

terselesaikan

Diadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006)

23

B. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas......... SMA Negeri
......................... Singaraja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas ..... SMA Negeri ..........................
No
1
2
3
4
5
dst

Nama Siswa
Abdurrahman
Saleh

.............

2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan
prestasi belajar siswa kelas ....... SMA Negeri ......................... Singaraja
setelah diterapkan model Contextual Teaching And Learning dalam proses
pembelajaran.

C. Waktu Penelitian
Penelitian

ini

dilakukan

dari

bulan

....................

sampai

bulan

...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat


pada tabel berikut:

24

Tabel 02. Jadwal Penelitian


No

Des 2010

Kegiatan

1. Penyusunan

proposal

Jan 2011

Feb 2011

Mar 2011

April 2011

Mei 2011

Juni 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
dan

perencanaan tindakan I
2. Pelaksanaan tindakan I
3. Pengamatan/pengumpulan data I
4. Refleksi I

5. Perencanaan tindakan II
6. Pelaksanaan tindakan II
7. Pengamatan/ pengumpulan data II
8. Refleksi II
9. Penulisan laporan/ penjilidan

25

D. Metode Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes
prestasi belajar.

E. Metode Analisis Data


Metode yang

digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini

adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data
kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbanganpertimbangan,

memberi

komentar-komentar,

mengklasifikasikan

data,

mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari


hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan
data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari
kesimpulan hubungan antarkategori. Sebelum melakukan analisis kualitatif
sebaiknya kita mencoba melihat pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew
B. Miles dan A. Michael Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif
cendrung diabaikan. Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah
menjangkau sesuatu yang lebih dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita
akan pentingnya kualitas tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi
sebagaimana yang kita perhatikan sebelumnya, terjadi banyak perhitungan
pada saat penentuan kualitas dibuat. Jadi dalam penelitian kualitatif perlu
diketahui, yang pertama-tama adalah bahwa kita juga menghitung. Untuk data
kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus, standar deviasi,
membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan
grafik.

26

F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian


1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
A. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar
No

Indikator

Sub Indikator

Jml
Soal

1. Kegiatan Nyata

Reaksi
angkat
tangan
akibat
menerima rangsangan, dorongan,
penguatan, dll
Bertanya pada guru dan pada temanteman
Keaktifan memberi jawaban
Giat menulis, menyelesaikan tugas
yang diberikan
Kecepatan mengumpulkan tugas
Aktif mengkonsultasikan hal-hal
yang belum dipahami
Sibuk berpikir dengan mencari dan
menggali dari berbagai informasi
Kegiatan Penggunaan Betul-betul
mendengarkan
dan
Pikiran
memperhatikan guru
Jawaban yang disampaikan siswa
betul merupakan jawaban yang
muncul atas dasar akal yang sehat
Jumlah

No
Soal

B. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar


No

Standar
Kompetensi

Kompetensi
Dasar

Materi

27

Indikator

Bentuk Tes

2. Instrumen Penelitian
A. Instrumen Observasi Keaktifan Belajar
Keterangan:
Skor 1 = rendah
Skor 2 = sedang
Skor 3 = tinggi
No
1.

2.
3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.

Skor
No
Instrumen Pengecekan
Soal
1 2 3
Keaktifan angkat tangan 1 Angkat tangan sekali, dua
akibat
rangsangankali, tiga kali
rangsangan,
dorongan,
penguatan, dll
Bertanya pada guru atau 2 Bertanya sekali, dua kali,
pada teman-temannya
tiga kali atau lebih
Keaktifan memberi reaksi 3 Keaktifan memberi reaksi
positif
positif terhadap jawaban
teman-temannya
atau
jawaban
guru
atau
terhadap hal-hal yang
kurang cocok
Giat menulis
4 Aktif
menulis
dalam
upaya
menyelesaikan
tugas yang diberikan
Kecepatan mengumpulkan 5 Cepat
menyelesaikan
tugas
tugas
Aktif
mengkonsultasikan 6 Mengkonsultasikan
hal-hal
yang
belum
masalah pada guru atau
dipahami
pada temannya yang lain
Sibuk
berpikir
dengan 7 Membaca
beberapa
mencari dan menggali dan
sumber untuk menggali
berbagai sumber
siswa masalah yang ada
Betul-betul mendengarkan 8 Perhatian setiap siswa
dan memperhatikan guru
pada
saat
guru
menjelaskan sesuatu
Jawaban yang disampaikan 9 Jawaban-jawaban
siswa
siswa betul merupakan
betul rasional
jawaban yang muncul atas
dasar akal yang sehat
Sub Indikator

B. Instrumen Penilaian Prestasi Belajar Siswa


Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa
kelas......... adalah tes. Tes ini terdiri dari...... soal dengan bentuk tes
adalah......., seperti terlihat di bawah ini.

28

Tes Prestasi Belajar .....................


Hari/Tanggal :
Petunjuk

: Jawablah ..................................................................

29

G. Indikator Keberhasilan Penelitian


Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada
siklus I diusulkan aktivitas belajar siswa mencapai nilai C pada siklus II
diharapkan mencapai nilai B. Untuk prestasi belajar siswa diharapkan pada
siklus I mencapai nilai 6,5 dan pada siklus II mencapai nilai 8,5.
Kriteria Kualitatif
A

: 75 % lebih siswa aktif

: 50 74 % siswa aktif

: 30 49 % siswa aktif

: kurang dari 30 % siswa aktif.

Kategori nilai kualitatif


A

: aktif dengan nilai 3

: kurang aktif dengan nilai 2

: tidak aktif dengan nilai 1

Kriteria tambahan keaktifan belajar siswa


Aktif

: apabila 75% keatas siswa menunjukkan keaktifan


belajar dengan nilai 3.

Kurang aktif : apabila 50-74 % siswa menunjukkan keaktifan belajar


dengan nilai 2.
Tidak aktif

: apabila dibawah 50 % siswa menunjukkan keaktifan


belajar belajar dengan nilai 1.

0 - 1 tidak aktif
1,01 - 2 kurang aktif
2,01 - 3 aktif

30

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, akan dipaparkan data yang diperoleh dari penelitian
tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA
Negeri ......................... Singaraja. Sebelum menyampaikan hasil-hasil
penelitian ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut:
dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan
uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek
keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang
mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan,
guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan
grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi
disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Melihat paparan ini jelaslah apa yang harus
dilihat dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai
perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa hasil yang dicapai,
sampai pada refleksi berikutnya semua hasilnya. Oleh karenanya pembicaraan
pada bagian ini dimulai dengan apa yang dilakukan dari bagian perencanaan.
1. Siklus I
1. Rencana Tindakan I
Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:
a. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan dilaksanakan dengan metode Contextual Teaching And
Learning sepeti terlihat pada lampiran 8. Berdasar hasil awal
kemampuan siswa kelas..... yang tertera pada latar belakang,
peneliti merencanakan kegiatan yang lebih intensif seperti
berkonsultasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang
persiapan

pelaksanaan

pembelajaran

Contextual Teaching And Learning.


31

menggunakan

metode

b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal,


sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan....
c. Meminta kepada teman-teman guru bidang studi sejenis dan kepala
sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan RPP yang
sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru
untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas.
d. Menentukan yang menjadi prinsip supervisi teknik kunjungan
kelas.

Hasilnya

adalah

format-format

perencanaan

teknik

kunjungan kelas untuk penilaian guru (terlampir di lampiran 7).


e. Sebelum masuk kelas, peneliti meminta guru untuk membawa
lembar penilaian yang berisikan tentang penilaian proses
pembelajaran. Berdasar format yang sudah dibawa guru, peneliti
melakukan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan supervisi kelas adalah:
a) Supervisor harus sudah mantap dan mengetahui metode
pembelajaran yang menggunakan Contextual Teaching And
Learning dan kehadirannya di kelas bukan mencari kesalahan,
tetapi untuk

kepentingan bersama yaitu memperbaiki

pembelajaran.
b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang
prinsip-prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung
instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip kesejawatan.
c) Dalam

pelaksanaan

supervisi,

supervisor

diharapkan

menunjukkan rasa kesejawatan yang akrab.


d) Guru yang disupervisi diharap tidak selalu memperhatikan
supervisor, tetapi tetap berkonsentrasi pada pelaksanaan
pembelajaran.
f. Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran
supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan
guru dalam pembelajaran, tapi untuk meningkatkan kemampuan
menguasai ilmu.
32

g. Memperbanyak jumlah/frekuensi kunjungan kelas dalam siklus


berikutnya sehingga kedekatan supervisor dengan guru dan siswa
akan terjalin dengan baik.
h. Merencanakan

bahan

pelajaran

dan

merumuskan

tujuan.

Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan


silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.
i. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber
belajar.
Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi
pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang
mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa,
menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan
sumber

belajar

sudah

disesuaikan

dengan

tujuan,

materi

pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.


j. Merancang skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan
tingkat

perkembangan

siswa,

diupayakan

variasi

dalam

penyampaian. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah


disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa,
waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh siswa dalam
posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari
pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun
2007.

2. Pelaksanaan Tindakan I
a. Pengelolaan Kelas
Mengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi
dengan benar sesuai perencanaan di RPP.
b. Alat Penilaian
Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format
penilaian, memulai dengan pembukaan, pembelajaran inti,
pembelajaran penutup dan dilanjutkan dengan penilaian.
33

c. Penampilan
Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan
bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan
penggunaan metode Contextual Teaching And Learning, peneliti
mengupayakan strategi agar mudah mengamati siswa yang sedang
belajar. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan
mengadakan pertemuan dengan guru yang mengawasi proses
pembelajaran untuk mendiskusikan hasil pengamatan
d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:
1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti
baru pertamakali mencoba metode ini.
2. Siswa-siswa memang belum aktif menerima pelajaran dan
memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode
Contextual Teaching And Learning.
3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali
dan bersedia mengamati kembali pada kesempatan di siklus II.
4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas akan meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa, tetapi menurut pengamat, cara yang
dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan
kreativitas dan prestasi belajar.
5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan
sebagai berikut:
Pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar
Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar,
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1)

Peneliti menyediakan alat bantu/media pembelajaran.

2)

Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis,


kebersihan seragam siswa, dalam hal lain yang berguna
untuk menumbuhkan motivasi belajar dan disiplin siswa.

3)

Peneliti belum begitu baik dalam waktu. Memulai


pelajaran tidak tepat waktu akibat hal-hal tertentu.
34

6. Penggunaan strategi pembelajaran


1)

Jenis kegiatan sesuai dengan tujuan serta lingkungan


siswa. Namun, guru kurang memperhatikan kebutuhan
siswa, guru masih menerapkan gaya pembelajaran
tradisional. Guru juga kurang memperhatikan disiplin
siswa.

Banyak

siswa

yang

tidak

memperhatikan

penjelasan guru.
2)

Guru sama sekali tidak menggunakan alat bantu pelajaran,


walaupun sekolah telah menyediakannya.

3)

Dalam

menjelaskan

pelajaran,

guru

kurang

memperhatikan keterkaitan materi yang satu dengan


materi yang lain. Guru tidak memberikan kesimpulan dan
tindak lanjut pada akhir pelajaran.
4)

Kelebihannya,

guru

telah

menggunakan

cara

pembelajaran yang baru yaitu Contextual Teaching And


Learning.
7. Pengelolaan interaksi kelas
1)

Penjelasan guru cukup dimengerti oleh siswa. Hal ini bisa


dilihat dari respon siswa. Jika ada siswa yang belum
mengerti, guru berusaha menjelaskan ulang.

2)

Dalam bertanya, guru menggunakan kata atau tindakan


yang mengurangi keberanian siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan guru. Guru mengabaikan partisipasi
aktif siswa.

3)

Dalam

menyajikan

pelajaran,

guru

menggunakan

komunikasi lisan, tulisan, isyarat, token atau gerakan


badan. Pembicaraan guru cukup lancar dan dimengerti
siswa, namun gerakan badan atau tangan guru kurang
menunjukkan keantusiasan dalam mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif.
4)

Guru tidak membantu siswa dalam mengingat kembali


pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh siswa
35

dan kurang memberikan peluang kepada siswa yang pasif


untuk berpartisipasi. Guru tidak memberi pertanyaan yang
menggali reaksi siswa. Cara guru merespon siswa yang
berpartisipasi aktif masik kurang baik.
5)

Dalam mengakhiri pelajaran, guru kurang mengupayakan


kesimpulan yang lengkap. Guru juga kurang melibatkan
siswa dalam membuat kesimpulan. Dengan demikian,
pembelajaran kurang bermakna bagi siswa.

8. Sikap guru
1)

Dalam kegiatan pembelajaran, kadang-kadang guru


kurang bersikap ramah. Guru kurang menunjukkan sikap
bersahabat dengan siswa. Dalam menegur siswa yang
berbuat salah, guru menggunakan kata yang kurang
sopan. Jika ada pendapat siswa yang kurang sesuai
dengan pendapat guru, guru langsung menepis begitu saja.

2)

Guru sangat bergairah dalam mengajar. Hal itu terlihat


dari ekspresi wajah dan pandangan matanya. Tetapi, suara
monotun, isyarat tangan dan gerakan tubuh kurang
beraturan.

3)

Dalam membantu siswa yang menghadapi kesulitan,


bantuan guru kurang maksimal. Guru juga tidak
mendorong siswa untuk memecahkan masalah sendiri.

4)

Guru tidak memperhatikan perbedaan individual siswa.


Guru tidak memberi perhatian khusus kepada siswa yang
memiliki kelainan, misalnya yang suka usil, pembohong
yang pura-pura ikut bekerjasama, tapi dia ngomong lainlain dari pelajaran. Guru juga tidak memberikan
penghargaan kepada siswa yang memiliki kelebihan. Guru
tidak membina kerjasama diantara siswa.

9. Pelaksanaan penilaian
Guru mengadakan apersepsi penilaian awal sehingga guru
mengetahui kesiapan siswa terhadap materi pelajaran yang
36

akan diajarkan. Penilaian juga dilakukan dalam proses


pembelajaran.
10. Kesan umum dalam proses
1)

Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar


cukup jelas, tetapi kurang baku karena bercampur dengan
bahasa daerah. Demikian juga Tata Bahasa Indonesianya
kurang baik.

2)

Penampilan guru dilihat dari perkataan, rambut dan


perlengkapan yang lain cukup rapi. Suara cukup jelas
tetapi kurang bervariasi. Posisi guru juga kurang ada
variasi.

3. Refleksi Siklus I
Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para
pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi.
Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang
perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin,
1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80).
1) Analisis kualitatif observasi keaktifan belajar siswa sesuai data
observasi di lampiran 9.
Hasil yang didapat dari observasi keaktifan belajar siswa di
siklus I secara kualitatif dapat disampaikan sebagai berikut:
a. Kategori angkat tangan, ada ...... siswa yang rajin mengangkat
tangan. Dari jumlah siswa....... baru ..... siswa yang aktif,
berarti kurang dari setengah belum aktif, artinya pada Siklus I
ini tingkat kategori angkat tangan berada pada kategori tidak
aktif.

37

b. Untuk kategori yang penulis upayakan untuk meningkatkan


kemampuan bertanya, ada...... siswa yang rajin bertanya dari
jumlah seluruhnya..... orang. Data ini mengatakan bahwa dari
kategori bertanya masih sangat sedikit siswa yang rajin
bertanya. Keaktifan bertanya siswa masih pada kategori C yaitu
tidak aktif.
c. Untuk kategori memberi rakasi terhadap jawaban-jawaban
siswa dan pembinaan-pembinaan guru, baru...... siswa yang
mendapat nilai 3, yang lain tetap pasif.
d. Untuk kategori keaktifan menulis dalam upaya mempraktekkan
tugas yang diberikan, tercatat ......... siswa yang aktif dan
bergiat untuk melaksanakan tugas.
e. Untuk kategori kecepatan menyelesaikan tugas, ada ..... siswa
yang mampu menyelesaikan tugas sesuai waktu yang
diberikan.
f. Untuk kategori keaktifan mengkonsultasikan hal-hal yang
belum dipahami, ada hanya 3 orang siswa yang aktif
berkonsultasi.
g. Untuk kategori menggali dari beberapa sumber untuk
memecahkan masalah yang ada, hanya ..... siswa yang bergiat
untuk itu.
h. Untuk kategori perhatian siswa pada guru saat guru sedang
mengajar, ada terlihat ..... siswa, hampir semua aktif
mendengarkan guru.
i. Darti kategori jawaban yang menggunakan akal sehat, hanya....
siswa yang jawabannya sesuai akal sehat.
Kesimpulan refleksi yang diperoleh dari hasil observasi keaktifan
belajar adalah:
a. Dari 9 kategori keaktifan belajar, yang tergolong sangat aktif
dengan nilai 3 adalah..... orang, yang memperoleh nilai 2 dengan
kategori aktif adalah ..... orang dan yang tergolong tidak aktif di

38

kelas ini dengan nilai 1 dan bahkan tidak mendapat nilai sama
sekali adalah ..... orang.
b. Hasil interpretasi hubungan antarmasing-masing kategori yang
dapat dipakai kesimpulan untuk refleksi kualitatif adalah bahwa
keaktifan belajar siswa pada siklus I baru mencapai tingkatan
sangat rendah karena dari ...... orang siswa di kelas ini kurang
dari setengahnya tidak aktif.
c. Trianggulasi data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh teman sejawat (teriihat pada
lampiran 5). Data tersebut menunjukkan kesamaan dengan
penilaian yang dilakukan guru sendiri yaitu keaktifan belajar
siswa baru mencapai kategori C dimana kurang dari setengah
siswa yang aktif belajar, hanya .... siswa yang aktif dan
mendapat nilai 3.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh siswa teman sekelasnya terlihat
pada lampiran 16. Data tersebut juga menunjukkan kesamaan
dengan hasil penilaian keaktifan belajar yang dilakukan peneliti
yaitu masih setengah siswa di kelas ini belum aktif mengikuti
pembelajaran. Hanya ada 5 orang yang aktif di kelas ini.
d. Validasi Data
Dari semua data yang telah diperoleh terhadap keaktifan belajar
siswa, baik dari pengamatan penulis sendiri, pengamatan guru
lain, pengamatan siswa-siswa teman sekelasnya menunjukkan
kesamaan. Dari kesamaan ini terungkap bahwa permasalahan
yang diteliti telah memenuhi unsur kevalidan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Kekurangan yang terjadi
Dari observasi yang dilakukan guru sejawat yang terlihat
pada lampiran 7 terlihat beberapa kolom pengamatan guru yang
tidak diisi nilai atau kosong, dari penilaian tersebut terlihat
39

kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu........, .......,


......, ......., ....... yang perlu perencanaan dan pelaksanaan yang
lebih matang pada siklus selanjutnya.

2) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I


Sesuai data pada lampiran 10.
1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah.................................
2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................
3. Modus (angka yang paling banyak muncul)..............................
4. Standar deviasi dihitung dengan rumus:

SD

SD

SD

= 1,549

No

Nama Siswa

Nilai
(X)

(X-x)

(X-x)2

X
5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal
berikut dihitung terlebih dahulu.
1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........
2. Rentang kelas (r) = skor maksimum skor minimum
3. Panjang kelas interval (i) =

40

4. Tabel data kelas interval


No
Urut

Nilai
Tengah

Interval

4.0 4.95
5.0 5.95
6.0 6.9
7.0 8.0
Total

1
2
3
4

Frekuensi
Absolut

Frekuensi
Relatif

3
1
3
3
...........

30
10
30
30
100

Frekuensi Relatif = F. Absolut dibagi jumlah x 100


5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
10
9
8
7
6
5
4
3
2
10
0
4

Grafik 01. .......................................................

Untuk penyajian tabel rekapitulasi hasil penelitian ini


sekaligus disampaikan pada akhir analisis refleksi siklus II.

41

2. Siklus II
1. Perencanaan
Dengan melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, baik
refleksi data kualitatif maupun refleksi data kuantitatif, maka untuk
perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal
yang perlu dilakukan yaitu:
a. Peneliti

merencanakan

kembali

jadwal

untuk

melakukan

pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab


III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus
i merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus ini.
b. Menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik serta

membuat instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan


data yang dibuat seperti instrumen-instrumen sebelumnya yang
meliputi instrumen observasi keaktifan belajar dan instrumen tes
prestasi belajar.
c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama guru dan kepala
sekolah sebagai upaya trianggulasi data. Untuk ini peneliti
berkonsultasi dengan kepala sekolah, minta kesediaannya untuk
ikut proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan
agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan
pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil
konsultasi dengan kepala sekolah adalah adanya kesiapan kepala
sekolah untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas. Guru
yang akan mengobservasi diberitahu bahwa kepala sekolah akan
ikut berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama
melakukan supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan
harapan agar guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi
untuk melakukan supervisi yang lebih berkualitas.
d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan
melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan
mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan
pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan
42

yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan


pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu
dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan
metode Contextual Teaching And Learning yang benar sesuai
dengan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan Tindakan
Uraian tentang pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan
sebagai berikut:
a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai
tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan
yang sudah dibuat. Terkait Contextual Teaching And Learning
mulai diupayakan dalam pembelajaran, pada kali yang kedua ini
peneliti mengajak kepala sekolah untuk ke kelas dan ikut
melakukan pengamatan. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti
akan lebih bersemangat untuk dapat melaksanakan pembelajaran
lebih serius. Dengan kepala sekolah ikut mengamati berarti ada
orang lain yang mesti dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan
keseriusan mereka yang lebih dari biasanya. Peneliti membawa
instrumen pengamatan observasi keaktifan belajar dan instrumen
tes prestasi belajar. Setelah masuk kelas bersama guru yang akan
mengamati proses pembelajaran memulai aktivitas pembelajaran
sambil mempersilahkan kepala sekolah dan guru yang mengamati
duduk di bangku paling belakang yang sudah disediakan. Setelah
pelaksanaan pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari
oleh pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan
melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang
penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya.

Di

belakang guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif


menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian
terhadap kemampuan dan profesionalisme guru sedangkan di
depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang
43

dilaksanakan

di

kelas.

Pada

pembelajaran

inti

peneliti

melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasi dengan membagi


siswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk siap menerima
pembelajaran, dan terakhir peneliti melaksanakan penutupan
pembelajaran.

Untuk

pelaksanaan

explorasi,

elaborasi

dan

konfirmasi bagian-bagiannya cukup banyak dan penulis tidak


paparkan panjang lebar karena kegiatan yang mesti dilakukan
seperti diskusi, presentasi dan lain-lain sudah bisa dibaca pada
instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilampirkan di
lampiran 8.

3. Observasi/Penilaian
Penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan pada saat
peneliti melakukan tindakan. Peneliti menilai keaktifan belajar siswa
sesuai format penilaian aktivitas belajar yang dibawa. Dari catatancatatan yang cepat tersebut penulis mengetahui dibagian mana
diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian
mananya

perlu

diberi

saran-saran

serta

penguatan-penguatan.

Disamping itu pada catatan cepat yang dilakukan peneliti, dicatat juga
kreativitas siswa, kemauan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam
pembelajaran, kontribusi diantara para siswa. Apabila

semua

ini

terlaksana dengan baik sudah pasti guru dalam melaksanakan tugas


pembelajaran akan cukup profesional. Pelaksanaan penilaian akhirnya
dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses
pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

44

4. Refleksi Siklus II
1. Analisis Hasil Observasi Siklus II (sesuai lampiran 12)
1) Hasil yang didapat dari observasi terhadap siswa-siswa kelas
.... SMA................ secara kualitatif dapat disampaikan sebagai
berikut:
(1) Dari kategori keaktifan angkat tangan yang timbul akibat
respon-respon, penguatan-penguatan, motivasi-motivasi,
siswa yang memperoleh nilai 3 ada ...... orang, siswa yang
memperoleh nilai 2 ada ...... orang, yang memperoleh nilai
1 ada ...... orang, sedangkan yang tidak mendapat nilai sama
sekali adalah ...... orang.
(2) Dari kategori kemauan bertanya yang merupakan keaktifan
nyata siswa, baik bertanya pada guru maupun bertanya pada
teman-temannya, ada ...... orang memperoleh nilai 3, ada
...... orang memperoleh nilai 2, ...... orang memperoleh nilai
1 dan ...... orang sama sekali tidak mendapat nilai.
(3) Dari kategori keaktifan memberi reaksi positif terhadap
jawaban teman-temannya, ada juga terhadap jawaban guru
terhadap hal-hal yang kurang cocok, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai
2, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ......
orang siswa sama sekali tidak memperoleh nilai.
(4) Dari klasifikasi kegiatan menulis dengan kategori keaktifan
menulis dalam upaya menyelesaikan tugas yang diberikan,
ada ...... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ...... orang
siswa memperoleh nilai 2, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang sama sekali
tidak memperoleh nilai.
(5) Dari klasifikasi kecepatan mengumpulkan tugas dengan
kategori cepatnya siswa mengumpulkan tugas, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 3, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 2, ada ...... orang siswa memperoleh nilai
45

1 dan ada ...... orang yang sama sekali tidak memperoleh


nilai.
(6) Dari klasifikasi keaktifan mengkonsultasikan hal-hal yang
perlu

dengan

kategori

keaktifan

mengkonsultasikan

masalah pada guru maupun pada teman-temannya untuk


sesuatu masalah yang dihadapi, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai
2, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ......
orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.
(7) Dari klasifikasi kesibukan berpikir dan menggali segala
masalah yang dihadapi dengan kategori keaktifan membaca
berbagai sumber untuk memecahkan permasalahan yang
ada, terdapat ...... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 2, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang sama sekali
tidak memperoleh nilai.
(8) Dari

klasifikasi

keaktifan

mendengarkan

dan

memperhatikan guru sewaktu guru memberi perintah, atau


menjelaskan

hal-hal

yang

perlu

dengan

kategori

memperhatikan guru sewaktu guru memberi penjelasan


atau memberi perintah, ada ...... orang siswa memperoleh
nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang
sama sekali tidak memperoleh nilai.
(9) Dari

klasifikasi

kemampuan

menjawab

pertanyaan

menggunakan akal yang sehat dengan kategori jawabanjawaban yang rasional, ada ...... orang siswa memperoleh
nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang
sama sekali tidak memperoleh nilai.

46

Kesimpulan refleksi yang dapat disampaikan dari observasi


keaktifan belajar siswa adalah:
(1) Dari 9 kategori keaktifan belajar siswa yang tergolong
sangat aktif atau yang memperoleh nilai 3 dalam keaktifan
adalah ..... orang, yang mendapat nilai 2 adalah ..... orang,
yang mendapat nilai 1 adalah ...... orang dan yang dengan
keaktifan yang rendah adalah ...... orang, sedangkan yang
tidak mendapat nilai keaktifan belajar sama sekali adalah
..... orang.
(2) Hasil interpretasi hubungan antarkategori yang bisa
digunakan sebagai kesimpulan refleksi kualitatif adalah
bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus II sudah naik
pada tingkat yang diharapkan yaitu sudah tergolong aktif
sekali atau sangat aktif karena lebih dari setengah siswa di
kelas telah menunjukkan keaktifannya untuk belajar.
(3) Trianggulasi data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh teman sejawat (teriihat pada
lampiran 5). Data tersebut menunjukkan kesamaan dengan
penilaian yang dilakukan guru terdiri yaitu keaktifan belajar
siswa baru mencapai kategori C dimana kurang dari
setengah siswa yang melakukan keaktifan belajar, hanya ....
siswa yang aktif dan mendapat nilai 3.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh siswa teman sekelasnya terlihat
pada lampiran 16. Data tersebut juga menunjukkan
kesamaan dengan hasil penilaian keaktifan belajar yang
dilakukan peneliti yaitu masih setengah siswa di kelas ini
belum aktif mengikuti pembelajaran. Hanya ada 5 orang
yang aktif di kelas ini.

47

(4) Validasi Data


Dari semua data yang telah diperoleh terhadap keaktifan
belajar siswa, baik dari pengamatan penulis sendiri,
pengamatan guru lain, pengamatan siswa-siswa teman
sekelasnya menunjukkan kesamaan. Dari kesamaan ini
terungkap
memenuhi

bahwa

permasalahan

unsur

kevalidan

yang

diteliti

telah

data

yang

dapat

dipertanggungjawabkan.
(5) Kekurangan yang terjadi
Dari observasi yang dilakukan guru sejawat yang terlihat
pada lampiran 7 terlihat beberapa kolom pengamatan guru
yang tidak diisi nilai atau kosong, dari penilaian tersebut
terlihat kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini
yaitu........, ......., ......, ......., ....... yang perlu perencanaan
dan pelaksanaan yang lebih matang pada siklus selanjutnya.

2. Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar


Siklus II
Sesuai data pada lampiran 13.
1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............
2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................
3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah.......
4. Standar deviasinya adalah: ............................
5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka
dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES:
K

= 1 + 3,3 x log N
= .......................
= .......................
= .......................

48

2) Rentangan dihitung dengan:


r

= skor maksimum skor minimum


= ................ - ................
= .............

3) Panjang kelas interval dihitung dengan:


i

= ...................

4) Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut:


No
Urut
1
2
3
4
5

Interval

Nilai
Tengah

Frekuensi
Absolut

Frekuensi
Relatif

...........

100

16 17,20

Total
6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
100

200

300

400

500

600

700

Grafik 02. .......................................................

49

Tabel ....... Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus II


Awal

Siklus I

Tingkat
Variabel
Hasil Hasil Hasil Hasil Kenaikan
Observasi Tes Observasi Tes Keaktifan
Belajar
1
Keaktifan
Belajar

Siklus II

RataPersentase
Rata
Kenaikan
Hasil Hasil
Kenaikan
Prestasi Observasi Tes
Prestasi
Belajar
Belajar
7
8
9
10

Prestasi
Belajar

50

RataTingkat
Persentase
Rata
Kenaikan
Kenaikan
Kenaikan
Keaktifan
Prestasi
Prestasi
Belajar
Belajar
Belajar
11
12
13

B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif adalah:
kelemahan-kelemahan

yang

ada,

kelebihan-kelebihan,

perubahan-

perubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang


dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas
internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang
berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbanganpertimbangan,

perbandingan-perbandingan,

tanggapan-tanggapan,

tambahan

pengalaman,

komentar-komentar,
summary,

pendapat-

pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna


di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi,
standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu,
alasan

penggunaan

penggolongan,

langkah-langkah

tertentu,

penggabungan-penggabungan,

penggolongan-

tabulasi,

pemakaian,

kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar


kategori.
a. Pembahasan hasil observasi keaktifan belajar siswa
Dengan perencanaan guru yang cukup matang dan dengan
pelaksanaan pembelajaran sesuai metode Contextual Teaching And
Learning yang memberikan kesempatan seluas-luasnya agar siswa
dapat mengemukakan isi hatinya dengan leluasa, ditambah dengan
trianggulasi dengan menggunakan pemantau, hasil akhir yang
diperoleh baru mencapai....
Dari hasil tersebut masih terdapat banyak hal yang harus diperbaiki
guru. Guru harus memperhatikan masukan-masukan pemantau proses
belajar, guru harus memperhatikan keinginan-keinginan siswa, guru
harus lebih terfokus untuk merubah cara pengajaran ke bentuk
pembelajaran, jadi guru jangan mendominasi waktu, guru harus
mengupayakan agar waktu itu diberikan sepenuhnya pada siswa untuk
melakukan sesuatu sampai pada tingkatan akhirnya agar siswa dapat
mengerjakan sesuatu.
51

Dari pertimbangan/masukan yang diberikan di kelas, sudah


disampaikan bahwa persiapan guru sudah cukup matang. Selain
masukan dari tim pemantau, hasil observasi keaktifan belajar siswa
menunjukkan beberapa hal penting untuk dibahas yaitu dari kategori
keaktifan siswa untuk angkat tangan yang disebabkan oleh motivasi,
penekanan-penekanan, pemberian waktu untuk bekerjasama, dan
akibat rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan serta penguatanpenguatan guru, telah mulai menghasilkan keaktifan siswa yang dapat
diharapkan. Namun keaktifan siswa ini belum maksimal, walaupun
upaya guru telah maksimal yang diakibatkan oleh karena siswa-siswa
kelas ....... SMA.............. baru pertamakali menerima cara pengajaran
yang dilakukan. Untuk ini perlu diulangi lagi agar siswa terbiasa,
terlatih untuk menyampaikan hal-hal yang mereka belum kuasai
karena merubah kebiasaan itu bukan hal yang gampang.
Untuk kategori yang ketiga dan keempat yang merupakan
keaktifan siswa yang dituangkan dalam kegiatan nyata dalam memberi
reaksi dan kegiatan berkelompok sudah dapat diharapkan, namun guru
dalam melaksanakan pembelajaran lebih dituntut untuk memberikan
rangsangan-rangsangan, penguatan, token dan lain-lain. Untuk hal ini
kekurangan yang ada adalah pada dorongan-dorongan untuk bertindak
lebih aktif dan lebih berani, bila perlu dengan rangsangan-rangsangan
dalam bentuk tambahan nilai, misalnya untuk membangun niat dan
menumbuhkan prakarsa sesuai harapan pemerintah.
Kategori kecepatan mengumpulkan tugas akan bisa dilakukan pada
saat-saat siswa cepat mengerti dengan apa yang diajarkan, sedang
untuk kategori keaktifan mengkonsultasikan pada guru atau pada
temannya hal-hal yang sangat penting di sini adalah menumbuhkan
motivasi siswa terutama motivasi intrinsik agar mereka berupaya untuk
giat melakukan upaya-upaya agar permasalahan yang ada mau
dibicarakan, disampaikan, ditanyakan, dikonsultasikan pada guru atau
pada teman-temannya.

52

Untuk kategori yang ketujuh yaitu membaca beberapa sumber


sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang ada, sudah sepatutnya
guru yang membantu siswa baik memberikan buku-buku, memberikan
bahan-bahan lain sebagai acuan maupun mengupayakan agar siswa
mau mencari sumber-sumber di media seperti internet karena pada
jaman global ini pencarian sumber-sumber belajar sudah tidak sesulit
seperti masa-masa sebelumnya.
Untuk kategori yang ke delapan yaitu tentang perhatian siswa
sewaktu guru mengajar atau menerangkan sesuatu bisa dipupuk lewat
rangsangan-rangsangan, motivasi-motivasi, maupun bentuk-bentuk
pertanyaan yang ditulis guru di depan kelas terlebih dahulu sebelum
sesuatu itu diterangkan krena pertanyaan-pertanyaan yang ditulis
terlebih dahulu sebelum bahan dijelaskan akan dengan sendirinya
memotivasi siswa untuk mencari jawabannya.
Kategori yang kesembilan yaitu kategori penggunaan akal yang
sehat yang merupakan bentuk penyampaian oleh siswa dalam hal-hal
yang rasional atau penggunaan akal yang gampang diterima oleh orang
lain. Untuk hal ini diperlukan kalimat-kalimat yang ilmiah sehingga
orang lain akan gampang menerimanya. Hasil yang diperoleh dari
kategori ini menunjukkan bahwa siswa masih menjawab pertanyaanpertanyaan secara sangat singkat dan belum memunculkan kalimatkalimat yang mudah dicerna.
Data trianggulasi yang disampaikan siswa dalam pengecekan
aktivitas belajar sesuai lampiran 15 dapat dipakai pengecekan validitas
data yang diperoleh dari hasil observasi guru. Apabila dibandingkan
antara hasil observasi guru dengan hasil observasi siswa pada
temannya sendiri menunjukkan bahwa ada kesesuaian data yang
diperoleh. Hasil observasi guru memperoleh hasil ....... dan hasil
observasi siswa atau temannya sendiri adalah...... Dari perbandingan
yang tidak begitu berbeda ini dapat disampaikan bahwa pembahasan
terhadap semua kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan cara

53

pengajaran yang menggunakan metode Contextual Teaching And


Learning cukup memuaskan.
Sebagai upaya lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada, dari sekian banyak siswa yang keaktipannya tergolong rendah
terpaksa dipanggil di .......... dan diajak berbicara dari hati ke hati untuk
membicarakan sebab-sebab mengapa mereka tidak begitu aktif dalam
pembelajaran sebelumnya. Dari pembicaraan tersebut terungkap bahwa
mereka

belum

terbiasa

untuk

aktif

bertanya

karena

untuk

mengeluarkan suara dalam bertanya itu masih dipengaruhi mental,


tidak terbiasa melakukan hal tersebut karena guru-guru lain juga tidak
ikut

membiasakannya.

Untuk permasalahan

ini

akan penulis

sampaikan pada kolom saran.

b. Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I


Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes pilihan ganda
memforsir siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah
dipelajari. Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan
bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan walaupun belum
begitu sempurna. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan
siswa menguasai mata pelajaran ..................... Apabila dibandingkan
dengan nilai awal siswa sesuai data yang sudah disampaikan dalam
analisis sebelumnya.
Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama
bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Contextual Teaching
And Learning. Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode
pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo (1989/1990) yang
menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang
guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
Seperti telah diketahui bersama bahwasannya mata pelajaran.......
menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, .............., dan .......
sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk
54

penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat


membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran,
mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar
informasi dan memecahkan masalah yang ada bersama dengan anggota
kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih
tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah para
siswa akan dapat memahami dan meresapi mata pelajaran ........... lebih
jauh.
Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi
belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai
dengan tuntutan KKM mata pelajaran............ di sekolah ini yaitu......
Oleh karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan
sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus
selanjutnya.

2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II


a. Pembahasan hasil observasi keaktifan belajar siswa
Perencanaan yang cukup matang telah dibuat untuk menyelesaikan
kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I. Penerapan pembelajaran
dengan metode Contextual Teaching And Learning sudah dapat
membantu peningkatan aktivitas belajar siswa. Ini terbukti dari hasil
yang diperoleh atas observasi keaktifan belajar siswa yang mencapai
nilai cukup tinggi dengan hasil bahwa siswa pada siklus II ini sudah
menunjukkan tingkat keaktifan belajar yang sangat memuaskan
dimana lebih dari setengah jumlah siswa sudah menunjukkan aktivitas
belajar yang tinggi seperti yang dipaparkan pada bagian analisis. Dari
hasil tersebut masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu pada
kategori ........ dimana perolehan aktivitas belajar siswa sangat rendah.
Kekurangan pada kategori ini dapat diupayakan dengan cara yang
betul-betul giat memperhatikan siswa bagi siswa yang selalu ingin
main-main pada saat proses pembelajaran sedangkan dilaksanakan.
55

Dari pertimbangan yang diberikan oleh guru sebagai pengamat


pembelajaran di kelas dalam upaya untuk mengetahui kelemahankelemahan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah
disampaikan bahwa giliran group siswa yang akan tampil sangat
mempengaruhi mental dan kesiapan mereka. Hal ini tepat sesuai
harapan penerapan metode Contextual Teaching And Learning karena
model ini lebih menuntut kemampuan siswa untuk mempresentasikan
sesuatu setelah betul-betul disiapkan sebelumnya.
Meningkatnya aktivitas belajar siswa dari belum aktif menjadi
sangat aktif sesuai data yang disajikan pada hasil penelitian ini
memberikan implikasi yang kuat bahwa model Contextual Teaching
And Learning sangat cocok digunakan untuk mengaktifkan siswa,
cocok

digunakan

memecahkan

kebuntuan-kebuntuan

proses

pembelajaran. Dalam kaitan dengan pembahasan ini dapat dikatakan


bahwa model Contextual Teaching And Learning berpengaruh secara
signifikan terhadap keaktifan belajar siswa mengingat bahwa model ini
sangat menekankan pada kesiapan siswa untuk bisa tampil dihadapan
teman-temannya atau di depan orang banyak yang mungkin
sebelumnya tak pernah dialami.
Data yang disampaikan siswa sebagai bentuk trianggulasi keaktifan
belajar siswa dapat dilihat di lampiran 17. Data ini dapat dipakai
sebagai upaya pengecekan validitas penelitian terhadap data observasi
keaktifan siswa yang dilaksanakan oleh guru sendiri. Hasil yang
disampaikan oleh siswa ternyata tidak begitu berbeda dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu siswa kelas...... SMA .....
terlah berhasil melampaui apa yang diharapkan dalam kriteria
keberhasilan penelitian yang mengharapkan bahwa keaktifan siswa
mencapai nilai B. Ternyata hasil observasi pemantauan keaktifan
belajar siswa di siklus II sudah mencapai B+. Oleh karenanya hal ini
merupakan kepuasan tersendiri bagi peneliti.
Suatu hal yang perlu untuk dibahas pada bagian ini adalah bahwa
format penilaian keaktifan siswa tidak diberikan pada guru yang
56

mengamati kebenaran proses pembelajaran yang dilakukan mengingat


guru tersebut tidak mengajar di kelas ini, tentu saja guru tersebut tidak
tahu nama-nama siswa yang diamati. Dengan tidak mengetahui namanama siswa yang akan diamati maka akan sangat sulit bagi guru
tersebut untuk bisa melaksanakan observasi keaktifan belajar. Inilah
yang menjadi sebab kenapa guru yang diikutkan mengamati proses
pembelajaran tidak dibebani tugas untuk ikut menilai keaktifan belajar
siswa.
Upaya yang telah dilakukan di siklus I yaitu memanggil siswasiswa yang aktivitas belajarnya rendah dan diajak ngomong dari hati
ke hati tentang alasan kenapa mereka tidak begitu aktif pada saat
pembelajaran telah membuahkan hasil sehingga pada siklus II ini
hasilnya sangat memuaskan. Inilah salah satu bentuk inovasi yang lain
yang peneliti lakukan.

b. Pembahasan yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus II


Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran
sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai..........
Hasil ini menunjukkan bahwa metode Contextual Teaching And
Learning telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa
ilmu sesuai harapan. Contextual Teaching And Learning merupakan
model yang cocok bagi siswa apabila guru menginginkan mereka
memiliki

kemampuan

berkreasi,

berargumentasi,

mengeluarkan

pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berargumentasi, mengingat


penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan berbicara
dihadapan orang banyak.
Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa
model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan
bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses
pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak
57

boleh dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan


peneliti lain seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004)
yang pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang
diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Mata pelajaran............ menitikberatkan kajiannya pada aspek
kognitif, ............. sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik
pikiran, prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua
bantuan terhadap hal ini, metode Contextual Teaching And Learning
menempati tempat yang penting karena dapat mengaktifkan siswa
secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih setengah siswa
mendapat nilai ........, ........ siswa memperoleh nilai menengah dan ......
siswa memperoleh nilai rendah. Dari perbandingan nilai ini sudah
dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
penggunaan metode Contextual Teaching And Learning. Walaupun
penelitian ini sudah bisa dikatakan berhasil, namun pada saat-saat
peneliti mengajar di kelas cara selanjutnya, cara ini akan terus
dicobakan termasuk di kelas-kelas lain yang peneliti ajar.
Setelah dibandingkan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II,
terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah
..... naik di siklus I menjadi........ dan di siklus II naik menjadi .......
Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai
ini adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti
demi peningkatan mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan
khususnya di SMA................................

58

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Bertitik tolak dari pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar
ada pada faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru, sehingga
penggunaan atau penggantian metode konvensional menjadi metode-metode
yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba
metode Contextual Teaching And Learning dalam upaya untuk dapat
memecahkan permasalahan yang ada.
Bertumpu pada rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang
disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran
Contextual Teaching And Learning diupayakan untuk dapat menyelesaikan
dua tujuan penelitian ini yang 1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas
belajar siswa dan 2) untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar. Seberapa
besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir
analisis. Dari hasil penelitian di Bab IV. Berdasar pada semua data yang telah
disampaikan tersebut, 2 tujuan penelitian yang disampaikan di atas dapat
dicapai dengan bukti sebagai berikut:
1. Untuk tujuan I yaitu pencapaian peningkatan aktivitas belajar dapat dilihat
bukti-bukti:
a. Keaktifan angkat tangan siswa dari awal tingkatannya rendah naik
ketingkat sedang pada siklus I dan naik ketingkat tinggi pada siklus II.
b. Untuk keaktifan bertanya, dari data awal..... naik ke ...... pada siklus I
dan naik ketingkat ...... pada siklus II.
c. Untuk keaktifan reaksi, dari data awal..... naik ke ...... pada siklus I dan
naik ketingkat ...... pada siklus II.
d. Untuk kegiatan menulis, dari data awal..... naik ke tingkat...... pada
siklus I dan naik ke tingkat ...... pada siklus II.
e. Untuk

aktivitas

pengumpulan

tugas,

dari

data

awal.....

ketingkat...... pada siklus I dan naik ke tingkat ...... pada siklus II.

59

naik

f. Untuk aktivitas mengkonsultasikan hal-hal yang belum dipahami, dari


data awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan naik ketingkat ......
pada siklus II.
g. Untuk aktivitas menggali dari berbagai sumber, dari data awal..... naik
ke ...... pada siklus I dan naik menjadi ...... pada siklus II.
h. Untuk keaktifan mendengarkan dan memperhatikan guru, dari data
awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan naik menjadi ...... pada
siklus II.
i. Untuk aktivitas menyimpulkan sehingga jawaban-jawaban siswa betul
rasional, dari data awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan naik
menjadi ...... pada siklus II.
Dari rekapitulasi keseluruhan kategori-kategori belajar siswa yang ada
dapat dipakai sebagai bukti ketercapaian tujuan pembelajaran adalah
kenaikan aktivitas belajar dari data awal ........ naik pada siklus I menjadi
....... dan pada siklus II naik menjadi..........

2. Untuk tujuan kedua yaitu upaya pencapaian kenaikan prestasi belajar


siswa dapat dilihat dari bukti-bukti berikut:
a. Dari data awal ada ....... siswa mendapat nilai dibawah 25 dan pada
siklus I menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ....... siswa
mendapat nilai 5.
b. Dari rata-rata awal ....... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus
II naik menjadi.....
c. Dari data awal siswa yang tuntas hanya ...... orang sedangkan pada
siklus I menjadi lebih banyak yaitu ...... siswa dan pada siklus II
menjadi cukup banyak yaitu ...... siswa.
Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan
pembelajaran dapat disampaikan bahwa model Contextual Teaching And
Learning dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian
ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti
dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama
teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian,
60

penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian


yang maksimal.

B. Saran
Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran dalam bidang studi..............................., dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran...............,
penggunaan metode Contextual Teaching And Learning semestinya
menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini
telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif,
bertukar

informasi,

mengeluarkan

pendapat,

bertanya,

berdiskusi,

berargumentasi dan lain-lain.


2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model
Contextual Teaching And Learning dalam meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar, sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang
belum sempurna dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang
berminat meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang
tidak sempat diteliti.
3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil
penelitian.

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: PT Bumi Aksara.
Badan

Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.


Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan. 2008. Metode dan Teknik Supervisi.
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2002. Contextual Teaching And Learning. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
INTEN, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal
Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKN dan Sejarah Pada Siswa Kelas II
SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Singaraja. Program
Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Modern Educators and Lexicographers. 1939. Websters New American
Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23
November 2007. Jakarta: Depdiknas.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan
Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas
III SMP Negeri Seririt (Experimen Pada Pokok Bahasan Reproduksi
Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.
Sahertian, Piet A & Aleida Sahertian. 1992. Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.
Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggara Pendidikan
Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.
Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta:
Depdiknas.
Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas.
Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press.
62

Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20


Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus
Media.
Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media.
Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan
Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia Indonesia Inggris.
Malang: Delta Citra Grafindo.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/
Adnyani, Nyoman. 2002. Kelemahan-Kelemahan Penerimaan Siswa SMP yang
Beracuan pada NUAN. Makalah yang Disampaikan dalam Seminar Ilmiah
Universitas Mahasaraswati, September 2003.
Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York:
Macmillan Publishing Co., Inc.
Ardana, Nengah. 1999. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pola Pemberian
Tugas dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Fisika pada Siswa SMP
Negeri 1 Denpasar. Skripsi. IKIP Mahasaraswati Tabanan.
Aryana, Wayan. 2003. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA
pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang
Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal
22-24 September 2003.
Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
63

Budiadnya, Made. 2004. Ujicoba Model Pembelajaran Generatif dalam


Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di
SMP Negeri 5 Singaraja. Tesis. Singaraja: Program Pascasarjana IKIP
Negeri Singaraja.
Budiadnyana, Putu. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Bermodul
yang Berwawasan SMK Terhadap Hasil Belajar Biologi (Eksperimen
pada Siswa Kelas II SMA di Singaraja). Disertasi. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang.
Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
-------. 1996. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran IPS-Sejarah. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.
-------. 1984/1985. Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar Kependidikan:
Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education
Planning, Evaluation and Curriculum Development.
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate
Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic
Approach. New York: Longman.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York:
Holt, Reinhart and Winston.
Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and
Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing
Company.
Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and
Applications. Boston: Allyn and Bacon.
Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition.
London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
64

Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York:


McGraw-Hill, Inc.
Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa
Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU
Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP
Negeri Singaraja.
Irianto, Agus. 1989. Bahan Ajaran Statistika Pendidikan (Buku Kedua). Jakarta:
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1984. Cooperation in the Classroom.
Edina,Minnesota: A publication Interaction Book Company.
------- et al. 1984. Circles of Learning. Fairfax, Va.: Association for Supervision
and Curriculum Development.
------- and R.T. Johnson. 1987. Learning Together and Alone: Cooperation,
Competition, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, N.J.:
Prentice-Hall.
Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Maba, Wayan. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Makalah yang disampaikan dalam
penataran PBM Dosen Kopertis Wilayah VIII, Tanggal 27-30 Oktober
2002.
Marhaeni, A.A.I.N. 2005. Pengaruh
Asesmen Portofolio dan Motivasi
Berprestasi dalam Belajar Bahasa Inggris Terhadap Kemampuan Menulis
Bahasa Inggris (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja, 2004). Desertasi: IKIP Negeri
Jakarta.
Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third
Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc.
Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia..
Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik
Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta.
Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press.
65

Nurkancana, Wayan dan P.P.N. Sunartana. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:


Usaha Nasional.
Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara
Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta:
Kanisius.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa
Unipas.
-------. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir
Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas III SMP
Negeri Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif
Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri
Singaraja.
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi
Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: PrenticeHall, Inc., Englewood Cliffs.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT
Grasindo.
Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice.
Boston: Allyn and Bacon.
Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan
Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.
Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar-Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sudiarta, Wayan. 1996. Pengaruh Penyisipan Berpikir Silogisme dalam Proses
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa SMP Negeri 1
Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang Disampaikan dalam Seminar
Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal 22-24 September 1996.

66

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.


-------. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiarto et al. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sukarta, Wayan. 2005. Pengaruh Pemberian Pretest Terhadap Prestasi Belajar
PKPS pada Siswa Kelas V SD Lab. Singaraja. Laporan Penelitian.
Denpasar: IKIP PGRI.
Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York:
Harcourt Brace Javonovich, Inc.
Universitas Negeri Jakarta. 2000. Aplikasi Komputer: Kalibrasi Instrumen,
Pengolahan Data, dan Pemanfaatan Internet. Jakarta: Laboratorium
Komputer UNJ.
Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian.
Jakarta: Delima Press.
Wartawan, I Wayan. 2004. Pembinaan Kualitas Pembelajaran Fisika Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMU Negeri 2 Singaraja.
Dalam Jurnal IKA, Vol. 2 No.1 Mei 2004 Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Negeri Singaraja.
Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn
and Bacon.

67

Lampiran 1.

Observasi Keaktifan Belajar Siswa untuk Memperoleh Data Awal.


Data ini diambil dari pembelajaran yang dicobakan dengan
menggunakan materi..............

68

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) yang Digunakan dalam


Pembelajaran untuk Memperoleh Data Awal

69

Lampiran 3.

Tes Prestasi Belajar ...................................... (tes yang digunakan


untuk mencari data awal penelitian)

70

Lampiran 4.

NO

Data Awal Siswa yang Diambil dari Semester lalu

NILAI BAHASA INGGRIS


SEMESTER ....... TAHUN AJARAN
........./........

NAMA SISWA

71

Lampiran 5.

Instrumen Observasi Keaktifan Belajar yang Dibawa oleh Guru Ke


Kelas Penilaiannya Sesuai Instrumen Penelitian
Skor 1-3

Menggali
Jawaban
Nama
Reaksi
Angkat
Penyelesaian Konsultasi
dari
Perhatian dengan Jml
Siswa
Bertanya
atas
Menulis
Tangan
Tugas
Masalah Berbagai Siswa
Akal
Jawaban
Sumber
Sehat
1
2
1
2
3
3
1
1
3
2
2
1
2
1
2
2
1
2
3
2
3
2
1
2
1
3
1
1
3
1
4
1
2
1
2
2
2
1
3
2
5
2
1
2
3
1
1
1
3
2
6
1
2
1
2
2
1
1
3
1
7
2
1
2
3
3
2
2
3
2
8
1
2
1
2
2
1
1
3
2
9
2
1
2
1
3
2
2
3
1
10
1
2
1
2
2
1
1
3
1
JML
15
15
15
21
23
13
13
30
16

No

Guru yang menilai:

72

Lampiran 6.

Instrumen untuk Trianggulasi Observasi Keaktifan Belajar Siswa


Skor 1-3

No

Nama Siswa
yang Diamati

Angkat Tangan
Bertanya
1x Nilai 1
1x Nilai 1
2 x Nilai 2
2 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3 3x / Lebih Nilai 3

Memberi Reaksi
terhadap Jawaban
atau Hal yang
Kurang Cocok

Menggali
Mengkonsultasikan Beberapa
Aktif Menulis
Kecepatan
masalah-masalah
Sumber
dalam Upaya
Menyelesaikan
yang ada pada
untuk
Menyelesaikan
Tugas
guru atau pada
Memecahkan
Masalah
teman-temannya
Masalah
yang Ada

73

Perhatian siswa
pada Saat Guru
Memberi
Pelajaran

Jawaban
Siswa Betulbetul Rasional

Lampiran 7. Penilaian Guru oleh Teman Sejawat


FORMAT B
OBSERVASI BELAJAR MENGAJAR

Instrumen Penilaian Profesionalisme Guru sesuai Standar Proses

NO
INDIKATOR
1 Persiapan

SUB INDIKATOR
Program Tahunan
Program Semesteran
Silabus
RPP
Daftar Nilai
Format Analisis Hasil Penilaian
Program Remedial
Program Pengayaan
Agenda/Jurnal
2 SK
Ada Standar Kompetensi
3 KD
Ada Kompetensi Dasar
4 Indikator
Pencapaian Ada minimal 3 buah indikator
Kompetensi
Ada indikator mengukur kognitif
Ada indikator mengukur afektif/ psikomotorik
5 Tujuan Pembelajaran
Ada tujuan yang mengukur kognitif
Ada tujuan yang mengukur afektif/ psikomotorik
Tujuan teratur, berurut-urut sesuai tingkat kognitif,
afektif, dan psikomotor
6 Materi Ajar
Materi dibuat dengan melihat indikator
Materi bisa kognitif, bisa afektif, bisa psikomotor
Materi sistimatis (teratur, bersistim, berurut-urut) dan
sistemik (saling terkait, holistik atau satu kesatuan
lebih penting daripada bagian-bagian; tidak terpisah,
explorasi, elaborasi dan konfirmasi)
Materi bermanfaat sehingga dapat memberi
inspirasi/cita-cita kelak dan menyenangkan
Berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari,
sesuai karakteristik siswa dan lingkungan
7 Alokasi Waktu
Alokasi waktu pertemuan keseluruhan di RPP
Ketepatan penggunaan waktu di pembukaan
Ketepatan penggunaan waktu di inti
Ketepatan penggunaan waktu di penutup
8 Metode Pembelajaran
Ada strategi/model pembelajaran yang digunakan
Ada minimal 3 metode ajar Discovery Inquiry
9 Kegiatan Pembelajaran Ada salam pendahuluan
Pendahuluan
Ada motivasi/apresiasi
Ada apersepsi yang dilakukan
74

SKOR

Kegiatan Pembelajaran
Inti/Explorasi (kegiatan
pembelajaran
yang
memberi
kesempatan
kepada siswa untuk
mencaritemukan
berbagai
informasi,
pemecahan masalah dan
inovasi)
Kompetensi
Evaluasi
Pendidikan (Depdiknas,
2009)
Kegiatan Pembelajaran
Inti/Elaborasi
(yang
memungkinkan
siswa
mengekspresikan
dan
mengaktualisasikan diri
melalui
berbagai
kegiatan dan karya yang
bermakna)

Ada penyampaian tujuan, ada uraian cakupan materi


Ada pelibatan siswa mencari informasi
Ada ragam pendekatan pembelajaran
Ada guru memberi penjelasan bahwa materi yang
sedang diexplorasi sangat bermanfaat untuk
memecahkan kehidupan sehari-hari siswa
Ada upaya guru memfasilitasi terjadinya interaksi
antar siswa, antar siswa dan guru, siswa dengan
lingkunga dan sumber belajar
Ada upaya guru melibatkan seluruh siswa secara aktif

Upaya guru memfasilitasi siswa membuat percobaanpercobaan, melakukan tindakan-tindakan


Ada kegiatan yang membuat siswa terbiasa membaca
dan menulis
Adatugas yang diberikan yang membuat gagasangagasan siswa muncul
Ada kegiatan-kegiatan seperti diskusi, tanya jawab,
presentasi, dll
Ada pemberian kesempatan berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah
Ada cara pembelajaran kooperatif (kerjasama) dan
kolaboratif (bekerja bersama)
Ada cara membuat kompetisi yang sehat
Ada pembahasan laporan explorasi
Ada perintah-perintah yang jelas diucapkan guru
dalam menuntun keberhasilan pencapaian KD
Kompetensi
Evaluasi Ada aktivitas oleh siswa baik individual maupun
Pendidikan (Depdiknas, kelompok
2009)
Ada penyampaian produk oleh siswa pada guru
Ada kegiatan yang menimbulkan kebanggaan dan rasa
percaya diri
Ada kegiatan guru yang menuntut kreativitas, prakarsa,
perkembangan minat, bakat, serta perkembangan fisik
peserta didik
Ada kegiatan guru yang mengarah pada penempatan
siswa sebagai posisi sentral
Dalam penggunaan metode tanya jawab ada terlihat
yang dilakukan adalah tanya jawab lebih dari dua arah
yang membuat siswa interaktif dan tertantang

75

Kegiatan Pembelajaran
Inti/Konfirmasi
(yang
memungkinkan
ada
kesepakatan penilaian,
penguatan, umpan balik)

Ada umpan balik, penguatan yang (baik lisan, tulisan,


isyarat, token atau hadiah bagi siswa yang berhasil)
Ada konfirmasi terhadap hasil explorasi dan elaborasi
(menggunakan berbagai sumber)
Ada refleksi yang digunakan
Ada memfasilitasi siswa dalam menjawab pertanyaan
Ada upaya guru membantu penyelesaian masalah
Ada pemberian acuan untuk mencek hasil explorasi
Ada pemberian motivasi bagi siswa yang
kurang/belum berpartisipasi
Kegiatan Pembelajaran Ada pembuatan rangkuman/simpulan
Penutup
Ada refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
Ada pemberian tindak lanjut seperti remidi dan
pengayaan, tugas-tugas individual maupun kelompok
Ada penyampaian rencana pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya
Ada kegiatan guru menyuruh siswa mengatakan dan
melakukan, untuk 90% pencapaian penguasaan
Ada tugas tidak terstruktur
Ada salam penutup
Guru melakukan penilaian proses atau penilaian akhir
10 Penilaian Hasil Belajar Penilaian yang dilakukan hierarchinya benar (bertahap,
misalnya: C1, terus C2, dst.)
Penilaian yang dilakukan sistimatiknya benar
(penggolongan, misalya: beberapa soal mudah,
beberapa sedang, beberapa sulit)
Penggunaan index sensitivitas bagi yang menggunakan
pre test post test
Ada penilaian yang digunakan bisa test, bisa non test
Penilaian mengacu pada tujuan
Test tepat mengukur kognitif, afektif, psikomotor yang
dituju
Terbukti bahwa test yang dilakukan berdasar acuan
kriteria pada sistim penilaian yang berkelanjutan
Ada minimal 2 penilaian seperti penugasan, fortofolio,
proyek dan/atau produk, penilaian diri, kinerja,
pengukuran sikap, tugas, observasi, laporan praktikum,
unjuk kerja, performansi, responsi (ujian praktek), dll.
Tambahan
Penilaian Ada pengajaran interaktif yaitu memfasilitasi
Guru oleh Pengawas
terjadinya interaksi yang bermakna antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan
lingkungan dan sumber belajar
Ada cara pengajaran inspiratif yaitu mendorong dan
memicu siswa agar aktif mencaritemukan hal-hal yang
baru dan inovatif, misalnya penggunaan pendekatan,
metode dan teknik-teknik tertentu
Ada pembelajaran yang memotivasi yaitu mendorong
76

dan memberi semangat untuk mencapai prestasi,


berkompetisi,
berani
mengekspresikan
dan
mengaktualisasikan diri dengan materi pelajaran
Mengupayakan pembelajaran yang menyenangkan
yaitu memungkinkan siswa belajar dalam suasana
tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik
Ada
pembelajaran
yang
menantang
yaitu
menghadapkan siswa pada masalah, persoalanpersoalan delematis, yang jawabannya membutuhkan
kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai
tingkat kognitif siswa
Ada sumber belajar berupa buku-buku
Ada sumber belajar berupa alat
Ada sumber belajar berupa bahan
Ada sumber lain seperti lingkungan, orang (nara
sumber), peristiwa, media non buku

11 Sumber Belajar

Jumlah Skor
Nilai Kuantitatif
Nilai Kualitatif
Keterangan:
Skor adalah 1 4
Skor maksimal adalah: 80 x 4 = 320
1 = tidak sempurna/D
2 = kurang sempurna/C
3 = sempurna/B
4 = sangat sempurna/A
Jumlah skor
Nilai Kuantitatif =
x 100 .........?
Jumlah skor maksimal
Nilai Kualitatif = A
B
C
D

:
:
:
:

85 100
70 84
55 69
di bawah 55

Kata kunci:
Kegiatan inti adalah kegiatan dengan menggunakan strategi, metode dan teknik tertentu sesuai
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi (Evaluasi Pendidikan, Depdiknas, 2009: 24).
Kepala Sekolah

Guru Yang Mengamati

77

FORMAT C
DAFTAR PERTANYAAN POST OBSERVASI
PENGAWAS MASUK KE RUANG TERTENTU DAN BERDISKUSI DENGAN GURU
NO
PERTANYAAN
1 Apakah KBM sesuai dengan yang Anda rencanakan?
2 Dapatkah saudara menjelaskan hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan dalam proses
pembelajaran tadi?
3 Bagaimana perkiraan saudara mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran?, Metode?,
Strategi?, Tehnik, dll.
4 Apa yang menjadi kesulitan siswa?
5 Apa yang menjadi kesulitan saudara?
6 Marilah kita bersama-sama mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan
pengalaman saudara dan pengamatan saudara, Pengawas berdiskusi dengan guru bidang studi.
Dengan demikian apa yang akan saudara lakukan untuk pertemuan berikutnya?
7 Diadakan pembicaraan tentang penggunaan lab, perpustakaan dan media-media lain seperti
internet, komputer, surat kabar, majalah, dll.
Apa Anda membuat program analisis hasil belajar? Boleh dilihat?
8 Kesulitannya apa? dll.
9

JAWABAN

Program Remidial (Depdiknas, 2008: 8, diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang harus
dihargai sebagai nilai tambah karena yang baik menentukan nilai adalah guru sendiri)
a. Keterlaksanaan Hasil Belajar Remidial
Mata Pelajaran

Terlaksana
Ya

b. Pertanyaan terhadap keberhasilan program remidial


Pertanyaan
1. Apakah Anda puas degan hasil pelaksanaan program remidial yang Anda lakukan?
2. Apakah bentuk remidial yang Anda lakukan:
a. Mengulang bagian-bagian materi yang belum tuntas?
b. Memberikan tugas pada siswa yang belum tuntas?
c. Mengulang seluruh materi?
d. Memberi bimbingan secara khusus bagi siswa yang belum tuntas?
e. Memberi tugas latihan secara khusus?
f. Pemanfaatan tutor sebaya?
g. Tes ulang bagi mereka yang belum tuntas?
3. Apakah pelaksanaan remidial dilakukan berdasarkan permintaan:
a. Siswa?
b. Guru?
c. Ketentuan Sekolah?
4. Apabila remidial tidak dilakukan, disebabkan karena:
a. Tidak ada waktu?
b. Siswa yang bersangkutan tidak menginginkan mengikuti remidial?
c. ...................................................................

Tidak

Ya

Pencapaian
(%)

Jawaban
Tidak

10 Program Pengayaan (Depdiknas, 2008: 8; diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang
harus dihargai sebagai nilai tambah karena yang boleh menentukan nilai adalah guru sendiri)
a. Keberhasilan Program Pengayaan
Pencapaian
Mata Pelajaran
Terlaksana
(%)
Ya
Tidak
1.
Apa Anda melaksasnakan pengajaran terhadap materi-materi baru?
2.
Apa Anda memberi tugas yang lebih menantang?
3.
Apa Anda menyuruh siswa menjawab 10 soal baru dalam 15 menit?
4.
Apa Anda memperkaya siswa yang tuntas?
5.
Apa memberi pengembangan keterampilan berpikir?
6.
Apa membuat pengembangan kreativitas?
7.
Apa memberi keterampilan memecahkan hal-hal baru?

78

Lampiran 8. RPP Siklus I

79

Lampiran 9. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Kelas.......... Semester


............ Tahun Pelajaran ........................ Siklus I

80

Lampiran 10. Hasil Tes Siswa Kelas.......... Semester ............ Tahun Pelajaran
........................ Siklus I
No

Nama Siswa

81

Nilai

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

82

Lampiran 12. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Kelas...... Semester........ Tahun


Ajaran......./......... Siklus II

83

Lampiran 13.

Hasil Tes Prestasi Belajar Kelas....... Semester....... Tahun


Ajaran....../........ Siklus II

84

Lampiran 14. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Kelas..... Semester.....


Tahun Pelajaran...... oleh Guru Bidang Studi Sejenis Siklus I
(Sebagai Pengecekan terhadap Kekurangan Peneliti)

85

Lampiran 15. Hasil Observasi Kelas...... Semester ...... Tahun Pelajaran ...... oleh
Guru Bidang Studi yang Lain Siklus I (Sebagai Pengecekan
terhadap Kekurangan Peneliti)

86

Lampiran 16. Hasil Penilaian Keaktifan Belajar Kelas..... Semester..... Tahun


Pelajaran..... oleh Siswa Teman Sekelasnya Siklus I (sebagai
Trianggulasi Data)

87

Lampiran 17. Hasil Penilaian Keaktifan Belajar Kelas..... Semester..... Tahun


Pelajaran..... oleh Siswa Teman Sekelasnya Siklus II (sebagai
Trianggulasi Data)

88

Lampiran 18. Instrumen untuk Trianggulasi Data


Skor 1-3

No

Nama Siswa
yang Diamati

Angkat Tangan
Bertanya
1x Nilai 1
1x Nilai 1
2 x Nilai 2
2 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3 3x / Lebih Nilai 3

Memberi Reaksi
terhadap Jawaban
atau Hal yang
Kurang Cocok

Menggali
Mengkonsultasikan Beberapa
Aktif Menulis
Kecepatan
masalah-masalah
Sumber
dalam Upaya
Menyelesaikan
yang ada pada
untuk
Menyelesaikan
Tugas
guru atau pada
Memecahkan
Masalah
teman-temannya
Masalah
yang Ada

89

Perhatian siswa
pada Saat Guru
Memberi
Pelajaran

Jawaban
Siswa Betulbetul Rasional

Lamapiran 19. Masukan-masukan/Saran guru yang Mengobservasi Pembelajaran

1. Saran pada siklus I


a. Agar guru lebih terfokus pada perubahan pengajaran ke pembelajaran
b. Agar lebih memberi rangsangan-rangsangan agar siswa lebih giat untuk
belajar
c. Agar guru lebih memperhatikan keinginan-keinginan siswa
d. Agar Guru mampu mendorong motivasi intrinsik siswa

2. Saran/masukan pada siklus II


a. Giliran siswa tampil sangat mempengaruhi kesiapan mental mereka.
b. ..........................
c. ..............................
d. ......................................
e.

90

Lampiran 20. Instrumen untuk Trianggulasi Data oleh Siswa


Skor 1-3

No

Nama Siswa
yang Diamati

Angkat Tangan
Bertanya
1x Nilai 1
1x Nilai 1
2 x Nilai 2
2 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3 3x / Lebih Nilai 3

Memberi Reaksi
terhadap Jawaban
atau Hal yang
Kurang Cocok

Menggali
Mengkonsultasikan Beberapa
Aktif Menulis
Kecepatan
masalah-masalah
Sumber
dalam Upaya
Menyelesaikan
yang ada pada
untuk
Menyelesaikan
Tugas
guru atau pada
Memecahkan
Masalah
teman-temannya
Masalah
yang Ada

91

Perhatian siswa
pada Saat Guru
Memberi
Pelajaran

Jawaban
Siswa Betulbetul Rasional

Anda mungkin juga menyukai