Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi yang di iringi dengan perkembangan IPTEK yang semakin
canggih, seperti penyebaran informasi serta akses transportasi semakin cepat dan
efisien. Hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak
terhadap masyarakat. Baik itu berdampak positif maupun dampak negative.
Dampak nya pun tidak terbatas pada kalangan tertentu saja, namun telah meluas
ke semua kalangan baik kalangan terpelajar maupun bukan terpelajar.
Arus globalisasi yang semakin hari semakin kuat daya tariknya tidak dapat
terhalangi oleh individu, kelompok institusi maupun negara. Sehingga arus
globalisasi mau tidak mau harus di terima secara terbuka. Karena arus globalisasi
dapat masuk melalui aspek-aspek kehidupan.
Dewasa ini perkembangan informasi dan telekomunikasi di dunia,
khususnya di indonesia semakin berkembang. Terbukti dengan tingkat antusiasme
masyarakat indonesia dalam memanfaatkan fasilitas informasi dan transportasi
modern seperti internet dan pesawat. Dari data statistic yang ada penggunaan
fasilitas internet sudah merambah ke pelosok-pelosok indonesia,. Begitu pula
pengguna handphone di indonesia adalah terbanyak di kawasan asia tenggara
dengan tingkat presentase penggunanya mencapai 90% dari jumlah keseluruhan
penduduk indonesia.
Fasilitas internet merupakan fasilitas tercanggih zaman ini, karena dengan
adanya fasilitas ini setiap orang dapat mengakses informasi dengan lebih cepat
dan efisien. Selain itu fasilitas ini juga memiliki banyak kelebihan, selain cepat
dalam pengaksesan informasi, fasilitas ini dapat berfungsi dalam hal
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain sama halnya dengan
handphone.
Berbagai informasi dan pengetahuan secara bebas mendorong manusia
menciptakan teknologi informasi hingga bentuknya yang terkini = internet
manusia dunia masa kini. Salah satu pendorong adalah kemajuan teknologi yang
berhasil mengintegrasi teknologi informasi dan teknologi multimedia.
Pertama kali internet merupakan jaringan computer yang di bentuk tahun
1970-an dan disebut Arpanet yaitu computer yang di bentuk oleh Departeman
Pertahanan Amerika Serikat. Dan untuk itu selanjutnya jaringan ini di perbarui
dan di kembangkan dan menjadi tulang punggung terbentuknya internet sekarang.
Internet sebagai sekedar jaringan computer adalah tidak dapat di benarkan.
Jaringan computer hanyalah medium yang membawa informasi. Daya guna
internet terletak pada informasi itu sendiri, bukan pada jaringan computer,
sehingga dapat di katakan bahwa internet merupakan sumberdaya informasi yang
berorientasi ke manusia. Internet memberikan kesempatan pada pemakai seluruh
dunia untuk mempergunakan sumber daya informasi tersebut secara bersamasama. Dapat mengirim dan menerima informasi untuk hal ini di perlukan jaringan
telekomunikasi dan computer yang memadai serta perangkat lunak sebagai
browser ( penjelajah ).
Menemukan informasi pada internet ternyata tidak gampang. Jutaan
computer terkoneksi ke internet yang mengakibatkan pencarian informasi tidak
berlangsung cepat. Dengan layanan informations browsing pemakai dapat
mencari informasi pada computer-komputer remote tanpa mengambil fila atau
membaca.
Internet menjadi popular karena internet tidak ada pemimpin, tidak ada
satu orang, satu pemimpin, satu negara yang mengatur dan menangani internet.
Pada kenyataan tidak ada satu orang pun yang mampu memahami seluk beluk
internet secara keseluruhan.
Konsekuensi menjadi komunitas internet adalah kebebasan. kebebasan ini
ternyata mempunyai dampak positif dan negative bagi penggunanya. Ibarat pisau
bermata dua, bila pengguna menggunakan secara hati-hati dan benar maka akan
memberi manfaat. Sebaliknya jika di pakai secara sembarangan maka akan
mencelakakan. Di satu sisi informasi tersedia merupakan manfaat besar,
sedangkan di sisi lain bisa merupakan bencana. Mengapa demikian, tergantung
pada pribadi pengguna.
hukum yang dapat di kenakan sangsi bagi siapapun yang melakukannya baik itu
dengan sengaja ataupun tidak sengaja.
Secara etimoligis berasal dari bahasa inggris plagiarism yang apabila di
runtut sebenarnya berasal dari bahas yunani yaitu plagiarus yaitu penculik atau
pencuri karya tulis. Dalam kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai
tindakan / perbuatan yang mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya,
karya orang lain dan menjadikannya karya sendiri tanpa sepengatahuan atau izin
pemiliknya. Maka, kita dapat menyimpulkan bahwa ketika kita mengambil ide,
kata-kata dan tulisan orang lain dalam tulisan kita banyak ataupun sedikit
kemudian kita tidak memberitahukan bahwa itu adalah ide orang lain maka kita di
sebut dengan plagiator.
Perbuatan plagiasi sebagaimana yang di sebutkan di atas tidak hanya
merugikan orang yang mempunyai ide utamanya, karena hasil karyanya bisa
mungkin lebih baik dari yang di plagiat. Tetapi juga pelangggaran etika dalam
proses penciptaan sebuah karya. Karya seorang plagiator pada hakekatnya adalah
sebuah karya tipuan karena menyamarkan keaslian gagasan dalam karyanya.
Pembaca akan tertipu karena yang dikira tulisan itu adalah hasil karyanya ternyata
hanya merupakan jiplakan atau gagasan ide orang lain. untuk itu tindakan ini di
golongkan sebagai tindakan pidana, yaitu pencurian terhadap hasil karya /
kekayaan
intelektual
milik
orang
lain.
bagi
mahasiswa,
cenderung
penyalahgunaan yang terjadi hanyalah sekedar copy paste file atau artikel atau file
yang mereka temukan lewat internet atau searcher google. Tanpa mereka sadari
bahwa tindakan yang mereka anggap sepele itu adalah sebuah pelanggaran
hukum.
Beberapa contoh dari plagiarism adalah sebagai berikut :
1. Copy paste tulisan / artikel atau posting milik orang lain yang di peroleh dari
internet tanpa mencantumkan nama pemilik karya cipta tersebut.
2. Mengganti nama pemilik karya tulis dengan nama sendiri atau nama lain
dalam tulisan yang kita buat, tanpa ada sedikitpun perbedaan kata.
3. Menggunakan ide milik orang lain berupa gambar, foto, video, grafik, table
dan sebagainya tanpa mencantumkan sumber aslinya.
meraih gelar strata 1 (S1), para mahasiswa harus mampu melaporkan hasil
penelitiannya dalam bentuk skripsi.
Permasalahan yang lebih signifikan dan lebih sempit lagi adalah
kurangnya pengetahuan tentang penguraian bagian-bagian dalam laporan
penelitian. Beberapa upaya yang dapat di hindari atau membuang budaya plagiasi.
Pertama, peraturan tentang plagiasi. Dalam regulasi tersebut harus ada define
yang jelas tentang filosofi plagiasi serta hukuman bagi yang melakukannya.
Sehingga civitas akademika atau semua orang yang berkompeten dengan urusan
tulis menulis akan mempunyai persepsi yang sama terhadap plagiasi. Di harapkan
pelaku plagiator akan takut untuk melakukannya karena ada konsekwensi berat
terhadap tindakannya seperti denda, dan pencabutan wewenang atau gelar yang
melekat dari seseorang yang di ketahui di peroleh melalui tindakan plagiasi.
Peraturan ini akan efektif apabila setelah disahkan akan segera disosialisasikan
kepada semua civitas akademika serta masyarakat yang kompeten terhadap urusan
ini.
Kedua dorongan untuk meningkatkan budaya menulis pada semua level
pendidikan kita. Upaya ini mutlak di lakukan karena terbukti budaya menulis kita
pada hampir semua karya baik akademik maupun non akademik masih sangat
lemah di bandingkan dengan negara lain. dorongan budaya menulis ini perlu di
barengi melalui penekanan menulis secara benar dan jauh dari budaya plagialis.
Ditengarai banyaknya plagialis yang terjadi di negara kita di lakukan karena
mereka tidak mempunyai budaya menulis yang bagus. Sehingga mereka tidak
sengaja atau malah tidak tahu kalau mereka telah menjadi plagiator.
Ketiga, ada semacam asumsi yang menyatakan bahwa, seorang mahasiswa
akan melakukan aksinya untuk mencontek karya ilmiah orang lain ditengarai
karena kurangnya kemampuan mahasiswa tersebut dalam pembuatan serta
penyusunan karya ilmiah. Upaya yang harus dilakukan adalah dari setiap
universitas menambah jam-jam perkuliahan untuk mata kuliah yang berorientasi
dalam pembelajaran pembuatan karya ilmiah. Jadi, paling tidak disana akan ada
rasa tanggung jawab yang di emban oleh setiap mahasiswa, mereka memiliki ilmu
untuk menyusun serta membuat karya ilmiah, jadi mahasiswa akan berpendapat
bahwa sayang sekali jikalau ada ilmu kemudian tidak digunakan.
Keempat, Plagiarisme atau plagiat dapat terjadi karena tak disengaja,
misalnya karena kurang memahami tatakrama pengutipan atau perujukan gagasan
atau pendapat orang lain, atau bisa juga karena keterbatasan pelacakan sumbersumber informasi dari literatur-literatur ilmiah. Oleh sebab itu, setiap penulis
harus berusaha maksimal untuk memastikan bahwa karya tulisnya bukan buah
karya orang lain. Semua ide atau pendapat dari peneliti lain yang dimasukkan
dalam
karya
tulis
seharusnya
disebutkan
sumbernya
dan
disebutkan
kontributornya. Apabila hal itu tidak dilakukan maka penulis karya tulis tersebut
dapat dicap melakukan tindakan plagiat. Jadi dalam penyusunan karya ilmiah,
setiap pembuat harus tetap memperhatikan setiap sumber dan apa yang akan di
ambil dari setiap sumber, bukan mengambil secara keseluruhan isi dari sumber
dan kemudian mengganti semaunya karya orang lain serta tidak lupa juga untuk
menaikkan sumber dari mana setiap materi yang didapatkannya.
Kelima, Walaupun aturan hukum telah mengatur begitu rupa sanksi yang
akan didapatkan bila seseorang melakukan upaya melawan hukum yaitu Plagiat,
namun plagiat tetap marak terjadi pada sektor pendidikan. Hal ini disebabkan
penegakan terhadap hukum tersebut ibarat api dengan panggang, bila tindakan
penciplakan tidak di kontrol dan diberikan sanksi yang tegas bagi pelaku, maka
dunia akademisi dan atau dunia pendidikan di tanah air mengalami kemunduran
dan para pengajar secara tidak langsung mengajar anak didiknya dengan cara
plagiat. Jadi pengawasan dari para pendidik harus lebih intensif lagi, guna untuk
menghilangkan kebiasaan mencontek karya orang lain.
Keenam, Upaya pencegahan plagiat pada karya tulis ilmiah, tesis atau
skripsi sangat ditentukan oleh para penilai atau para penguji itu sendiri, namun
salah satunya upaya tersebut adalah dengan melakukan pengetatan pemeriksaan
hasil karya tulis yang diajukan oleh pihak berkepentingan itu sendiri. Sebagai
contoh, di Belanda, telah mengadobsi software khusus untuk mendeteksi
plagiatisme, dan plagiatisme ditoleransi maksimal 10 persen, lebih dari itu
otomatis karya akan tertolak.
Adanya fasilitas kampus yang berupa wireless atau yang sering disebut
wifi, semakin memudahkan bagi para mahasiswa dalam mengakses berbagai
informasi dengan lebih efisien. Terdapat juga warnet atau warung internet di
sekitar kampus sehingga apabila wifi sedang lambat mahasiswa dapat
menggunakan fasilitas internet. Bahkan dengan perkembangan teknologi hampir
setiap telepon seluler yang dimiliki mahasiswa mempunyai aplikasi untuk
mengakses internet. Namun mempunyai kapasitas yang terbatas. Sehingga dapat
di katakan bahwa internet merupakan media informasi yang tak asing lagi bagi
kalangan mahasiswa.
10
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah yang ada di atas, maka ada beberapa
identifikasi masalah yang dapat ditemukan:
1. Tingkat plagiasi yang terjadi di kalangan mahasiswa sangat berkembang
pesat.
2. Internet sebagai media informasi paling besar merupakan lokasi paling mudah
untuk melakukan plagiarisme.
3. Dorongan untuk meningkatkan budaya menulis dikalangan mahasiswa
merupakan langkah awal sebagai bentuk penolakan atas perkembangan
plagiarisme dikalangan mahasiswa.
4. Tidak adanya kemampuan mahasiswa dalam membuat karya ilmiah seperti
proposal, tesis, makalah dan sebagainya menjadi faktor yang menyebabkan
perkembangan para plagiator itu sendiri.
5. Tidak fahamnya mahasiswa atas karya ilmiah yang ia kerjakan akan
berdampak pada prestasi belajar mahasiswa itu sendiri.
C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dimaksudkan untuk lebih memfokuskan permasalahan
yang akan dibahas untuk mendapatkan tingkat kedalaman serta kefokusan
penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun yang menjadi
batasan masalah dalam proposal penelitian ini adalah Pengaruh Plagiarisme
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong
D. RUMUSAN MASALAH
Ada beberapa masalah yang akan di bahas dalam penulisan penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1. pakah ada dampak sosial yang disebabkan oleh penggunaan media
informasi internet terhadap tingginya tingkat plagiasi mahasiswa ?
2. Seperti apa wujud kongkrit dalam pemberantasan plagiarisme didalam diri
mahasiswa ?
11
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penulisan proposal penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media informasi internet terhadap
tingginya tingkat plagiasi mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong.
2. Untuk mengetahui wujud kongkrit dalam pemberantasan plagiarisme yang di
dalam diri mahasiswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh plagiarisme terhadap prestasi belajar mahasiswa
STKIP Hamzanwadi Selong.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun beberapa manfaat yang diharapan untuk dicapai dalam
pembuatan proposal penelitian ini adalah:
1. Manfaat akademis
Adanya penelitian dan penulisan proposal ini, di harapkan dapat
memperlancar jalannya pembelajaran dibangku perkuliahan lebih khususnya
di STKIP Hamzanwadi Selong.
2. Manfaat praktis
Proposal penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan untuk
peneliti, masyarakat dan mahasiswa mengenai pengaruh media informasi
internet terhadap plagiasi mahasiswa.
12