Oleh:
Meilia Safitri (L2F008061)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
-AbstrakPT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SURALAYA merupakan industri yang
menggunakan sistem kendali otomatis dalam proses produksinya di Pembangkit/Pusat Listrik Tenaga Uap
(PLTU). Otomatisasi tidak hanya diperlukan sebagai pendukung keamanan operasi , faktor ekonomi maupun
mutu produksi, namun telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam proses produksi listrik. Pada sistem kendali
otomatisnya PT. Indonesia Power UBP. Suralaya menggunakan pengontrol Position Control System (PCS)
Programmable Logic Controller (PLC), dan Distributed Control Integrated System (DCIS).
High Pressure Turbine Bypass valve merupakan salah satu komponen penting yang membantu kerja
turbin uap. Pengendalian pembukaan HP Turbine Bypass valve berfungsi untuk mengatur jumlah steam yang
akan dialirkan melalui HP Turbine Bypass valve. Pengontrolan ini memanfaatkan Position Control System
(PCS) agar dihasil aksi kontrol yang akurat.
Kata Kunci : Position Control System (PCS), High Pressure Turbine Bypass valve
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi,
peralatan yang digunakan pada proses produksi
juga semakin berkembang. Saat ini, hampir
semua industri menggunakan sistem kendali
otomatis dalam proses produksinya.
PT. INDONESIA POWER UBP.
Suralaya merupakan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan
sistem kendali otomatis dalam proses produksi
listriknya. Sistem kendali otomatis sangat
diperlukan dalam operasi-operasi industri
misalnya
untuk
pengontrolan
tekanan,
temperatur, level, dan laju alir dalam proses
produksi. Otomatisasi tidak hanya diperlukan
sebagai pendukung keamanan operasi , faktor
ekonomi maupun mutu produksi, namun telah
menjadi suatu kebutuhan pokok dalam proses
produksi listrik.
Turbin adalah salah satu bagian penting
pada proses pembangkitan listrik. Pada proses
pembangkitan listrik turbin dibantu oleh
peralatan pendukung turbin salah satunya
adalah High Pressure (HP) Turbine bypass
valve. HP Turbine Bypass valve berfungsi
untuk mengalirkan uap dari main steam ke
reheater ketika terjadi turbin trip dan ketika
start up unit. Secara otomatis, pengontrolan
Pembatasan Masalah
Pada laporan kerja praktek ini
permasalahan di batasi pada sistem kontrol
pada High Pressure Bypass Turbine Valve.
II.
Sudu-sudu Turbin
Sudu-sudu turbin mempunyai effisiensi
sudu yang tinggi, ketepatannya tinggi dan
terpercaya. Sudu mempunyai bentuk dan
ukuran sesuai dengan tingkatannya.
2.2.1 Komponen-Komponen Pendukung
Turbin
Bearing
Berfungsi untuk mencegah deflesi
(lentingan) dari poros karena pengaruh
panas dari uap pada waktu unit beroperasi
dan juga karena sudu-sudu turbin.
Pipa crossover
Berfungsi sebagai penyalur uap dari
keluaran IP turbin ke LP turbin yang
dipasang pada casing turbin tersebut.
Governor valve
Berfungsi mengontrol putaran pada high
pressure turbin dan membatasi putarannya
pada batas tertentu, pada setiap saat terjadi
perubahan beban yang menyebabkan
perubahan putaran turbin.
Interceptor Valve
Interceptor valve adalah peralatan untuk
mengontrol putaran pada intermediate
pressure turbin dan membatasi putarannya
pada batas tertentu.
Pengaman putaran lebih
Pengaman putaran lebih dari turbin
digunakan jika governor kurang sensitive
kerjanya.
Pengaman bantalan axial
Pengaman bantalan axial berfungsi
sebagai
pengaman
rotor
dan
mengamankan sudu-sudu agar tidak
bergerak ke arah axial melebihi batas yang
diijinkan pada saat berputar..
Main Stop Valve
Fungsi utama main stop valve adalah
untuk menutup dengan cepat aliran steam
ke turbin bila dalam keadaan bahaya,
seperti kegagalan pada governor valve
atau pada saat kehilangan beban.
Reheat Stop Valve
Fungsi utama Reheat stop valve adalah
untuk menutup dengan cepat aliran steam
2.3
Bypass System
Bypass system merupakan salah satu
komponen penting yang membantu kerja turbin
uap. Sistem Bypass berfungsi sebagai jalur
alternatif. Ketika terjadi masalah pada turbin
(turbin trip), boiler tetap dapat memproduksi
steam (tetap aktif) tetapi steam yang dihasilkan
III.
menghasilkan sinyal kontrol berupa tegangan 10 V sampai +10 V. Kemudian pada Power
Amplifier card akan dilakukan pemodulasian
lebar pulsa untuk memperoleh efisiensi yang
efektif serta pendeteksian arus, untuk
memberikan output aktual ke solenoid valve.
3.3
3.2
Bypass valve
Bypass
valve
digunakan
untuk
mengendalikan banyaknya steam yang akan
dibuang dari main heater ke reheater melalui
sistem Bypass. Valve ini terintegrasi dengan
sistem pendingin (water spray). Dimana jika
aliram steam yang akan masuk ke bypass valve
ini mempunyai temperatur yang sangat tinggi,
maka sebelum steam itu masuk ke bypass valve
akan dispray terlebih dahulu dengan
menggunakan
air
untuk
menurunkan
temperaturnya.
PCS-Module
Di dalam sebuah PCS-module terdiri
dari position controled card, powe amplifier
card, dan sebuah backplane circuit card.
Solenoid valve
Soleniod valve merupakan bagian yang
mengatur besarnya pembukaan katup Bypass.
Pada solenoid valve ini terdapat kumparan,
ketika solenoid valve mendapat sinyal input
berupa tegangan yang berasal dari PCS maka
kumparan pada solenoid valve akan terenergize
dan membuka solenoid valve. Besarnya
pembukaan pada solenoid valve tergantung
dengan besarnya daya yang mengenergize
kumparan solenoid valve.
Electro-Hydraulic Actuator
Bagian ini merupakan aktuator dari
pembukaan katup Bypass. Aktuator elektro
hidrolik ini merupakan silinder kerja ganda
dengan pegas mekanis yang digunakan untuk
menutup valve. Posisi aktuator / valve
dikontrol dengan mengendalikan minyak
hidrolik yang mengalir ke setiap sisi dari piston
dalam silinder aktuator.
Prinsip Kerja
Pada saat menerima sinyal masukan dari
PCS solenoid valve akan bergerak secara
elektris, dan Electro-Hydraulic Actuator akan
digerakkan oleh minyak hidrolik. Tekanan dari
minyak hidrolik ini dihasilkan oleh pompa
hidrolik yang tekanannya ditentukan sebesar
150 kg/cm3. Minyak hidrolik mengalir melalui
solenoid valve untuk menggerakkan piston
pada bypass valve. Karena lebar bukaan
solenoid valve telah ditentukan, maka tenaga
untuk menggerakkan piston juga telah
ditentukan, yaitu sesuai dengan aliran minyak
hidrolik yang dapat melalui solenoid valve.
Dengan demikian, bypass valve akan bergerak
membuka dengan bantuan piston. Pembukaan
bypass valve ini sesuai dengan pembukaan
solenoid valve yang dikontrol oleh PCS.
3.4
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sistem kontrol valve pada HP Turbin
Bypass merupakan kontrol loop tertutup
yang menggunakan besarnya tekanan
steam yang melewati bypass valve sebagai
sinyal input dan posisi valve sebagai
umpan balik.
2. Semakin besar tekanan steam yang akan
melewati bypass valve maka semakin
besar pembukaan bypass valve.
3. Bypass valve bekerja berdasarkan prinsip
tekanan hidrolik yang berasal dari
hydraulic oil yang diberikan pada
diberikan pada piston double acting
sebagai electro-hydraulic actuator dimana
besarnya tekanan hydraulic oil yang
diberikan di atur oleh solenoid valve.
4. Sinyal input pada position controller
system merupakan sinyal arus yang
besarnya antara 4 mA sampai 20 mA dan
keluarannya berupa sinyal tegangan
searah antara -10 V sampai +10 V.
5. Besarnya pembukaan bypass valve
ditentukan oleh besarnya daya yang
mengenergize koil pada solenoid valve.
DAFTAR PUSTAKA
Babcock and Wilcox. 1996. Design Manual
Turbine Bypass System. Suralaya
Steam Power Plant Unit 5, 6, & 7.
Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol
Automatik Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Yuniarti. Diah, Laporan Kerja Praktek
Electrohydraulic Servo Valve Pada
PLTG Tambak Lorok PT. Indonesia
Power UBP Semarang. Jurusan
Teknik Elektro Universitas
Diponegoro: Semarang, 2007.
http://www.suralaya.com//
http://www.google.com//
Biografi
Meilia
Safitri
(L2F008061) lahir
di Krui Provinsi
Lampung,
pada
tanggal 12 Mei
1990.
Telah
menempuh pendidikan
dari
SD
Negeri 1 Way Mengaku, SMP Negeri 1 Liwa
serta SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Saat ini
penulis
sedang
menjalankan
masa
pendidikannya di S1 Teknik Elektro
Universitas Diponegoro.