Anda di halaman 1dari 18

PPeennddaahhuulluuaann

Perkataan Ketuhanan berasal dari Tuhan.S iapakah Tuhan itu? Jawaban kita ialah
Pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa berarti Maha
Tunggal, tiada sekutu bagiNya, Esa dalam zatNya, dalam sifatNya maupun dalam
perbuatanNya.
Pengertian zat Tuhan disini hanya Tuhan sendiri yang Maha Mengetahui, dan
tidak mungkin dapat digambarkan menurut akal pikiran manusia, karena zat
Tuhan adalah sesempurna-sempurnanya yang perbuatan-Nya tidak mungkin dapat
disamakan dan ditandingi dengan perbuatan manusia yang serba terbatas.
Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh keberadaan daripada makhluk hidup
dan siapapun, sedangkan sebaliknya keberadaan daripada makhluk dan siapapun
justru disebabkan oleh adanya kehendak Tuhan. Karena itu Tuhan adalah prima
causa, yaitu sebagai penyebab pertama dan utama atas timbulnya sebab-sebab
yang lain.
Dengan demikian Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam
semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha Esa
yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan
Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selainNya adalah terbatas.
Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin
kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya

M
MA
AK
KN
NA
A SSIIL
LA
AK
KE
ET
TU
UH
HA
AN
NA
AN
NY
YA
AN
NG
GM
MA
AH
HA
AE
ESSA
A

1. Tidak Memaksakan Suatu Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan


Yang Maha Esa Kapada Oranglain

Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa

11

memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah


sebagai berikut:
1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila
lainnya.
2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang
Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur....
Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ....
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN.
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan bidang
agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat
beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling
menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama
dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk
tingkat perguruan tinggi.
Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama
dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adalah :
1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk
salah
satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau
memaksa
seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua
umat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

22

5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang
Maha
Esa.
Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada
Tuhan Yang
Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan menjauhi
larangannya.
Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan
Tuhan
Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan alam sekitarnya berdasarkan suatu
kitab
suci.
Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan, tetapi
juga
kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.
Setiap agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan
kepada
pemeluk dan penganutnya, tentang perintah perintah dan larangan larangan
Tuihan,
bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan
maupun
dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
2. Manusia Indonesia percaya & takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai

ajaran Agama & Kepercayaanya Masing Masing

Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil & Beradab

Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
kemanusiaan yang adil danberadab.
Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi
diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung
bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.

33

Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk


sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan
manusia lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota
masyarakat lainnya.
Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masingmasing
dimana

pemeluk

melaksanakan

ajaranNya

sesuai

dengan

norma

agamanya.
Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka
hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati
sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan
ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu
agama kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran
agama yang satu bercampur Dari beberapa uraian di atas kita dapat
menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa antara lain:

1.

Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang

Maha Esa.
2.

Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara

untuk memeluk salah satu agama atau kepercayaan sesuai dengan


keyakinan masing-masing.
3.

Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama

kita atau memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4.

Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya

kepada semua umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan


Yang Maha Esa untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
keyakinan masing-masing.

44

5.

Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada

Tuhan Yang Maha Esa.


6.

Fungsi Agama

Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:


a.

Agama sebagai sumber inspirasi.

Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam


berbudaya baik yang berupa fisik maupun non fisik.
b.

Sumber Moral.

Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau


akhlak yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena
dilakukan dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c.

Sumber Motovasi dan Inovasi.

Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif serta
produktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan
dan penyempurnaan.
d.

Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional.

Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap


aktifitas manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat.
Dengan adanya kesamaan dalam katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa maupun kebersamaan sebagai mahluk sosial, timbul rasa persatuan
sebagai makhluk sosial dengan demikian rasa persatuan sebagai bangsa
Indonesia akan terjadi dengan sendirinya.

3.Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Adalah Masalah Yang Menyangkut Hubungan Pribadi
Manusia Dengan Tuhan Yang Maha Esa

Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama


Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya menyadari betul bahwa negara kita
mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga

55

seharusnya prinsip itu dimulai dari setiap individu bagaimana seharusnya individu
itu
berbuat sesuai dengan norma norma yang berlaku di masyarakat.
Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan larangan!
Mengapa kita wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan keperca kita
masing-masing, Kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa itu berarti kita harus selalu berusaha
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.Kepercayaan dan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh
ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan
menjauhi laranganNya. Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kita harus selalu menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah
menciptakan

kita beserta seluruh alam semesta.

- Dan Juga Tuhanlah yang memelihara alam semesta.


- Kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhanlah yang telah
mengkaruniakan seluruh nikmat kepada setiap makhlukNya.
- Kita meyakini bahwa alam semesta beserta isinya diatur oleh Tuhan yang
Maha
Esa
Menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya berarti: kita melakukan
perbuatan
menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang didasari oleh keikhlasan
untuk
melakukannya.Keihklasan untuk

menjalankan

perintahNya dan menjauhi

laranganNya bagi umat beriman dan bertakwa bukan hanya kewajiban, akan tetapi
merupakankebutuhan dan
kebanggaan. Hal ini merupakan pernyataan rasa puji syukur terhadap Tuhan Yang
Maha
Esa.
Namun perlu kita ketahui dan sadari, bahwa perbuatan untuk melaksanakan
perintah

66

agama dan menjauhi larangannya, bukan semata mata beribadah kepada Tuhan
saja,
akan tetapi sesama manusiapun kita diperintahkan.
Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum
Minallah
yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan
untuk
agama Kristen misalnya kebaktian.
b. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan
dengan
mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan
hidup/
pelestarian alam dan lain sebagainya.
Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain sebagai
berikut:
Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain
lain.
Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.
Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil
Ectasy,Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di
dalamnya Narkotik atau Ganja.

4. Mengembangkan Sikap Saling Menghormati, Kebebasan


Menjalankan

Ibadah

Sesuai

Dengan

Agama

&

Kepercayaan Masing - Masing


Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Agama dan Kepercayaan yang berbeda beda ,walupun ada yang berbeda agama dan kepercayaan, mereka tetap
bekerjasama saling membantu, tolong menolong tanpa melihat adanya perbedaan.
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras,
serasi dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya:

77

1.

Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia

2.

Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta

ketetapan MPR dan peraturan lainnya.

Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia dapat kita

lihat dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa Indonesia. Hal ini
terjadi karena masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang berbeda, masing-masing
memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita menjadi bangsa yang majemuk,
walaupun berasal dari nenek moyang yang sama, dan sejak zaman dahulu bangsa
Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dengan
mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Macam-macam agama
yang ada di Indonesia mudah diterima oleh bangsa Indonesia karena:
1).

Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka

terhadap bangsa lain yang membawa ajaran agamanya.


2).

Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik,

kasih sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.


Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan keyakinan
masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun
sampaisekarang.

b.

Landasan Moral/Hukum

Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.)

Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila

lainnya.
2)

Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah

yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur.... Alenea ke empat:
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada

88

Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa.
3).

Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN. Garis-garis Besar

Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu
arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan
hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis
dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat
beragama dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak
dogmatis untuk tingkat perguruan tinggi.

5. Membina Kerukunan Hidup Diantara Sesama Umat


Beragama &

Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha

Esa
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial,
yang
berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap
manusia
perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing
dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya.
Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka
hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama
kepada
orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu
bercampur
aduk dengan ajaran agama lainnya.

99

Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha


Esa
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras,
serasi
dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya:
a. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia
b. Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta
ketetapan
MPR dan peraturan lainnya.Perpindahan agama harus dianggap
peristiwa biasa dan sering disambut hangat oleh kalangan agama yang baru
dipeluk, sebagaimana tampak dalam penayangan orang-orang mualaf atau
pemberian zakat kepada mualaf yang sering kali sebelumnya memeluk agama
lain. Jika pengertian negara sekuler dilawankan dengan negara agama, Indonesia
bukan negara agama, melainkan negara sekuler. Dalam negara sekuler, negara
tidak didasarkan pada suatu ideologi agama tertentu yang membentuk teokrasi.
Namun sering juga dikatakan, Indonesia tidak sepenuhnya sekuler, karena dasar
negara dalam konstitusinya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tetapi negara tidak punya tugas melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya.
Sementara itu warga negara punya kebebasan untuk menjalankan agama dan
beribadah menurut agama dan keyakinannya masing-masing. Ketuhanan Yang
Maha Esa berkedudukan sebagai sumber moral yang dijadikan pedoman bagi
sikap dan perilaku warga. Sistem moral itu dapat digali dari ajaran-ajaran agama
yang dipeluk masyarakat. Tapi ajaran-ajaran agama itu harus melalui proses
rasionalisasi dan objektivikasi. Tuhan di sini adalah Tuhan lintas agama. Dengan
demikian, setiap agama punya peranan dalam
Artinya, agama merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara.
Syariat Islam bisa dilaksanakan, tapi pada tingkat masyarakat, oleh para
pemeluknya sendiri. Inilah makna sekularisme sebagaimana dikatakan Talcott
Parson: mengembalikan agama kepada masyarakat dan bukan bersatu dengan
kekuasaan negara . Kebebasan beragama, dengan dalil tidak ada paksaan dalam
agama, adalah prinsip yang sangat penting dalam sekularisme dan harus dipahami
makna dan konsekuensinya, baik oleh negara maupun masyarakat. Oleh sebab itu,

1100

prinsip ini perlu diwujudkan ke dalam suatu undang-undang (UU) yang


memayungi kebebasan dalam keberagamaan.
6.Bangsa Indonesia Menjalankan Kepercayaan & Ketaqwaanya
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang adil
danberadab.
Dalam batang tubuh UUD 1945 (Ps 29 UUD 1945) tersirat mengenai pengaturan
dan
ketentuan kehidupan agama bagi penduduk Indonesia, Negara menjamin
kemerdekaan
kepada penduduk untuk memeluk agama yang diyakininya. Kebebasan memeluk
agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia,
sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada martabat didasari
unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antaralain :
1. Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mempunyai kepercayaan
kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka
terhadap
bangsa lain yang membawa ajaran agamanya.
3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik,
kasih
sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.
Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan
keyakinan
masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun
sampai
sekarang.
Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama

1111

dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:


1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk
memeluk salah
satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita
atau memaksa
seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada
semua umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada
Tuhan Yang MahaEsa.
.Fungsi Agama :Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:
a. Agama sebagai sumber inspirasi.
Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam
berbudaya
baik yang berupa fisik maupun non fisik.
b. Sumber Moral.
Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau
akhlak
yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena
dilakukan
dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Sumber Motovasi dan Inovasi.
Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif
sertaproduktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya
pembaharuan dan
penyempurnaan.
d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional.

1122

Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap


aktifitas
manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat
Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut
Hablum Minallah
yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa,
sedangkan untuk
agama Kristen misalnya kebaktian.
b. Perintah secara Horizontal, hubungan dengan mahluk Tuhan terutama
manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/pelestarian alam
dan lain sebagainya.
mengapa umat beragama banyak yang belum melaksanakan perintah
agamanya secara baik dan benar hal ini disebabkan:
1. Belum memahami ajaran agamanya.
2. Adanya pengaruh lingkungan keluarga atau masyarakat yang kurang
mendukung.
3. Kurangnya kesadaran akan ajaran agama tersebut.
Sedangkan untuk pertanyaan mengapa diantara umat beragama sering terjadi
kasus
pertengkaran? Hal ini disebabkan:
1. kurangnya pemahaman ajaran agamanya,
2. pengaruh lingkungan yang buruk,
3. tidak adanya keadilan dalam masyarakat,
4. adanya pihak pihak tertentu yang mengadudomba (Provokator).
Untuk pertanyaan nilai moral apa yang harus dilakukan agar tercipta keselarasan,
antara
lain:
1. tidak boleh memaksakan kehendak,
2. adanya jaminan kepastian hukum,
3. meningkatkan iman dan taqwa kepda Tuhan Yang maha Esa,

1133

4. terjalinnya hubungan yang baik dengan Tuhannya, maupun dengan sesama


manusia
dan alam sekitarnya.

7.Mengembangkan Sikap Hormat Menghormati & Bekerja


Sama

Antar Pemeluk agama

Dengan Kepercayaan Yang Berbeda beda

T erhadap

Tuhan Yang Maha Esa

A. Pengertian Nilai Moral Agama


Nilai moral agama adalah segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung
petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut moral agama.
1. Nilai Moral Luhur Toleransi Antar Pemeluk Agama
Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku dan adat
istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh
agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari nilai nilai
Bhineka Tunggal Ika dan nilai nilai Pancasila beserta penjabarannya dalam UUD
1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sikap toleransi seperti itu mengandung nilai moral yang luhur seperti misalnya:
a. Sikap saling hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda.
b. Memupuk dan membina rasa kasih sayang sebagai insan ciptaan Tuhan
Yang
Maha Esa
c. Menbina dan mengembangkan keharmonisan dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
d. Menciptakan kerukunan hidup antara intern agama, antar umat
beragama, dan
antar umat beragama dengan pemerintah.

1144

e. Tidak terdapat adanya pemaksaan suatu agama tertentu kepada orang


lain,
dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi
nilai nilai
HAM.
f. Dengan adanya sikap toleransi akan membina, memupuk, menciptakan
persatua dan kesatuan bangsa.
2. Nilai Moral Agama yang Tersirat Dalam Contoh Sehari-hari
Kita berkewajiban menghormati kesucian ajaran agama yang bersumber
Ketuhanan
Yang Maha Esa serta mengembangkan sikap yang didasari iman dan taqwa
terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga,
sekolah
maupun di masyarakat.
Perilaku atau perwujudan sikap yang didasari iman dan taqwa dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
a. menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya
dengan
sungguh-sungguh,
b. selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat
serta
karunia yang diberikan kepada kita,
c. menyayangi makhluk dan isi alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
d. memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan ajaran agama
yang kita
anut,
e. hidup rukun, saling menghormati dan saling harga menghargai sesama
pemeluk
agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan
B. Penampilan Diri Sebagai Umat Beragama

1155

Sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita
harus
mampu menempatkan diri dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, di
lingkungan
masyarakat, maupun di Negara, khususnya di negara Indonesia.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus kita wujudkan
dalam
berbagai aspek kehidupan. Melalui ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang
Maha Esa kita mendapatkan tuntunan tingkah laku yang baik, antara lain sebagai
berikut:
1. Dalam hubungannya dengan Tuhan: berdoa, bersyukur, menjalankan
perintah sertamenjauhi laranganNya.
2. Dalam hubungannya dengan sesama manusia rela berkorban untuk
kepentingan
orang lain untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya, suka
bekerja
keras,hemat, dan mawasdiri.
3. Dalam hubungannya dengan alam sekitar, melestarikan alam, merawat
kehidupan alam sekitar, menjaga dan tidak merusak alam beserta isinya.
.PENUTUP
Dengan selesainya Makalah ini kami dapat menyimpulkan materi
tersebut yaitu:
1. Landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama diantaranya:
a. Pancasila
b. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
c. Dalam Ketetapan MPR NO. IV/MPR/1999 tentang GBHN.
2. Agama mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting antara lain:
a. Agama sebagai sumber inspirasi.
b. Sumber moral.
c. Sumber motivasi (pendorong) dan inovasi (ide ide baru).
d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan.

1166

3. Kewajiban perintah agama (Tuhan Yang Maha Esa) adalah:


a. Kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu kewajiban berbakti
serta mengabdi
menurut peribadatan dan kepercayaan masing masing.
b. Kewajiban kepada sesama makhluk hidup, teutama kepada sesama
manusia, yaitu
kewajiban saling hormat-menghormati, saling percaya, cinta mencintai,
tenggang
rasa dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang
berbeda-beda sehingga kerukunan hidup dapat selalu dibina.
4.

Keselarasan

adalah

situasi

yang

menggambarkan

hubungan

harus

menumbuhkan
ketentraman sesama.
Sumber Hukum:
a. Pancasila ... Sila Pertama.
b. UUD 1945 ... Alinea ke tiga, pasal 29 ayat 1.
c. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1998 ... GBHN.
5. Fungsi agama adalah sebagai sumber pernyataan bangsa Indonesia karena
adanya
kesamaan ketaqwaan.
1. Nilai moral agama adalah segala sesuatu yang mengandung petunjuk dan
pedoman
bagi manusia dalam hidupnya.
2. Tiga manfaat dengan adanya toleransi:
a. Tidak membedakan ras keturunan atau agama.
b. Terwujudnya persatuan dan kesatuan.
c. Terjalin kerja sama yang baik antar umat beragama yang berbeda.
3. Di keluarga : menjaga nama baik keluarga.
Di sekolah : tidak menbeda bedakan teman.
Masyarakat : menjalin kerja sama/gotong royong.

1177

DAFTAR PUSTAKA
Aim Abdul Karim, Drs. M.Pd., Memahami PPKn untuk kelas I, Bandung:
Penerbit
Ganesa Exact, 2000.
Ahmad Yunani. S. Drs., Uki Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan I a,
Bandung: Penerbit Angkasa, 1994.
Dasim Budimansyah, Drs., M.Si., Lembaran kegiatan siswa PPKn I untuk SMU
Kls. I, Bandung: Penerbit Epsilon Group.
Reny Ratnaningsih, Dra., PPKn untuk SMU Kls.I, Penerbit Grafindo Media
Pratama,
1999.
Suardi Abu Bakar DKK, PPKn edisi 2 untuk Kls. I, Jakarta: Penerbit Yudistira,
2000.
Sri Puspita Murni, Dra., DKK, PPKn untuk SMU Kls. I, Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara,
2000.
Supita DKK, Drs., Lembaran Kegiatan Siswa PPKn untuk SMU Kls. I, Surakarta:
Penerbit PT. Pabean, 1999.

1188

Anda mungkin juga menyukai