Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Perkataan Ketuhanan berasal dari Tuhan.S iapakah Tuhan itu? Jawaban kita ialah
Pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa berarti Maha
Tunggal, tiada sekutu bagiNya, Esa dalam zatNya, dalam sifatNya maupun dalam
perbuatanNya.
Pengertian zat Tuhan disini hanya Tuhan sendiri yang Maha Mengetahui, dan
tidak mungkin dapat digambarkan menurut akal pikiran manusia, karena zat
Tuhan adalah sesempurna-sempurnanya yang perbuatan-Nya tidak mungkin dapat
disamakan dan ditandingi dengan perbuatan manusia yang serba terbatas.
Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh keberadaan daripada makhluk hidup
dan siapapun, sedangkan sebaliknya keberadaan daripada makhluk dan siapapun
justru disebabkan oleh adanya kehendak Tuhan. Karena itu Tuhan adalah prima
causa, yaitu sebagai penyebab pertama dan utama atas timbulnya sebab-sebab
yang lain.
Dengan demikian Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam
semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha Esa
yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan
Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selainNya adalah terbatas.
Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin
kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
M
MA
AK
KN
NA
A SSIIL
LA
AK
KE
ET
TU
UH
HA
AN
NA
AN
NY
YA
AN
NG
GM
MA
AH
HA
AE
ESSA
A
Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
11
22
5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang
Maha
Esa.
Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada
Tuhan Yang
Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan menjauhi
larangannya.
Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan
Tuhan
Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan alam sekitarnya berdasarkan suatu
kitab
suci.
Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan, tetapi
juga
kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.
Setiap agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan
kepada
pemeluk dan penganutnya, tentang perintah perintah dan larangan larangan
Tuihan,
bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan
maupun
dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
2. Manusia Indonesia percaya & takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai
Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
kemanusiaan yang adil danberadab.
Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi
diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung
bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.
33
pemeluk
melaksanakan
ajaranNya
sesuai
dengan
norma
agamanya.
Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka
hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati
sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan
ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu
agama kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran
agama yang satu bercampur Dari beberapa uraian di atas kita dapat
menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa antara lain:
1.
Maha Esa.
2.
kita atau memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4.
44
5.
Fungsi Agama
Sumber Moral.
Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif serta
produktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan
dan penyempurnaan.
d.
55
seharusnya prinsip itu dimulai dari setiap individu bagaimana seharusnya individu
itu
berbuat sesuai dengan norma norma yang berlaku di masyarakat.
Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan larangan!
Mengapa kita wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan keperca kita
masing-masing, Kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa itu berarti kita harus selalu berusaha
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.Kepercayaan dan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh
ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan
menjauhi laranganNya. Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kita harus selalu menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah
menciptakan
menjalankan
laranganNya bagi umat beriman dan bertakwa bukan hanya kewajiban, akan tetapi
merupakankebutuhan dan
kebanggaan. Hal ini merupakan pernyataan rasa puji syukur terhadap Tuhan Yang
Maha
Esa.
Namun perlu kita ketahui dan sadari, bahwa perbuatan untuk melaksanakan
perintah
66
agama dan menjauhi larangannya, bukan semata mata beribadah kepada Tuhan
saja,
akan tetapi sesama manusiapun kita diperintahkan.
Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum
Minallah
yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan
untuk
agama Kristen misalnya kebaktian.
b. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan
dengan
mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan
hidup/
pelestarian alam dan lain sebagainya.
Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain sebagai
berikut:
Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain
lain.
Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.
Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil
Ectasy,Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di
dalamnya Narkotik atau Ganja.
Ibadah
Sesuai
Dengan
Agama
&
77
1.
2.
lihat dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa Indonesia. Hal ini
terjadi karena masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang berbeda, masing-masing
memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita menjadi bangsa yang majemuk,
walaupun berasal dari nenek moyang yang sama, dan sejak zaman dahulu bangsa
Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dengan
mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Macam-macam agama
yang ada di Indonesia mudah diterima oleh bangsa Indonesia karena:
1).
b.
Landasan Moral/Hukum
Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.)
Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila
lainnya.
2)
Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah
yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur.... Alenea ke empat:
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
88
Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa.
3).
Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu
arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan
hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis
dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat
beragama dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak
dogmatis untuk tingkat perguruan tinggi.
Esa
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial,
yang
berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap
manusia
perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing
dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya.
Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka
hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama
kepada
orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu
bercampur
aduk dengan ajaran agama lainnya.
99
1100
1111
1122
1133
T erhadap
1144
1155
Sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita
harus
mampu menempatkan diri dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, di
lingkungan
masyarakat, maupun di Negara, khususnya di negara Indonesia.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus kita wujudkan
dalam
berbagai aspek kehidupan. Melalui ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang
Maha Esa kita mendapatkan tuntunan tingkah laku yang baik, antara lain sebagai
berikut:
1. Dalam hubungannya dengan Tuhan: berdoa, bersyukur, menjalankan
perintah sertamenjauhi laranganNya.
2. Dalam hubungannya dengan sesama manusia rela berkorban untuk
kepentingan
orang lain untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya, suka
bekerja
keras,hemat, dan mawasdiri.
3. Dalam hubungannya dengan alam sekitar, melestarikan alam, merawat
kehidupan alam sekitar, menjaga dan tidak merusak alam beserta isinya.
.PENUTUP
Dengan selesainya Makalah ini kami dapat menyimpulkan materi
tersebut yaitu:
1. Landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama diantaranya:
a. Pancasila
b. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
c. Dalam Ketetapan MPR NO. IV/MPR/1999 tentang GBHN.
2. Agama mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting antara lain:
a. Agama sebagai sumber inspirasi.
b. Sumber moral.
c. Sumber motivasi (pendorong) dan inovasi (ide ide baru).
d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan.
1166
Keselarasan
adalah
situasi
yang
menggambarkan
hubungan
harus
menumbuhkan
ketentraman sesama.
Sumber Hukum:
a. Pancasila ... Sila Pertama.
b. UUD 1945 ... Alinea ke tiga, pasal 29 ayat 1.
c. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1998 ... GBHN.
5. Fungsi agama adalah sebagai sumber pernyataan bangsa Indonesia karena
adanya
kesamaan ketaqwaan.
1. Nilai moral agama adalah segala sesuatu yang mengandung petunjuk dan
pedoman
bagi manusia dalam hidupnya.
2. Tiga manfaat dengan adanya toleransi:
a. Tidak membedakan ras keturunan atau agama.
b. Terwujudnya persatuan dan kesatuan.
c. Terjalin kerja sama yang baik antar umat beragama yang berbeda.
3. Di keluarga : menjaga nama baik keluarga.
Di sekolah : tidak menbeda bedakan teman.
Masyarakat : menjalin kerja sama/gotong royong.
1177
DAFTAR PUSTAKA
Aim Abdul Karim, Drs. M.Pd., Memahami PPKn untuk kelas I, Bandung:
Penerbit
Ganesa Exact, 2000.
Ahmad Yunani. S. Drs., Uki Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan I a,
Bandung: Penerbit Angkasa, 1994.
Dasim Budimansyah, Drs., M.Si., Lembaran kegiatan siswa PPKn I untuk SMU
Kls. I, Bandung: Penerbit Epsilon Group.
Reny Ratnaningsih, Dra., PPKn untuk SMU Kls.I, Penerbit Grafindo Media
Pratama,
1999.
Suardi Abu Bakar DKK, PPKn edisi 2 untuk Kls. I, Jakarta: Penerbit Yudistira,
2000.
Sri Puspita Murni, Dra., DKK, PPKn untuk SMU Kls. I, Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara,
2000.
Supita DKK, Drs., Lembaran Kegiatan Siswa PPKn untuk SMU Kls. I, Surakarta:
Penerbit PT. Pabean, 1999.
1188