Anda di halaman 1dari 13

Proposal Evaluasi Proses

Pembelajaran
PROPOSAL
EVALUASI PROSES PENAMBAHAB JAM PELAJARAN
DI SMP BOPKRI GODEAN
Disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar
Dosen pengampu: Dra.MM Endang Susetiyawati, M.Pd.

Disusun oleh:
Nama : JURYANTI
MPM : 09144100041
Kelas : 5A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2010/201

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain
ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan
kemampuan kepada kami sehingga tugas proposal ini dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW,
para sahabat dan seluruh keluarga beliau sertra para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak,
terutama dari Dra.MM Endang Susetiyawati, M.Pd. selaku dosen pengasuh mata kuliah
Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Serta ucapan terima kasih juga penulis persembahkan
kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam
penyelesaian proposal ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran
dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan proposal kami selanjutnya.

Yogyakarta, 04 November 2011


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................1
Tujuan Evaluasi.................................................................................1
Sasaran Evaluasi................................................................................2
Rumusan Masalah..............................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
Landasan Teori...................................................................................3
Program Penambahan Jam Pelajaran............................................3
Model CIPP..................................................................................4
Desain Evaluasi Proses Pembelajaran.................................................9
Instrumen Penilaian............................................................................11

Lembar Observasi.........................................................................11
Angket..........................................................................................13
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................15
Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering dikenal dengan
pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor baik pengajar,
pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Karena banyaknya hambatan dalam
proses belajar mengajar pada saat jam efektif, maka sekolah mengadaan program penambahan
jam pelajaran, begitu juga yang di lakukan SMP POBKRI GODEAN. Terutama untuk siswasiswa kelas IX.
Program penambahan jam pelajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau
bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Misi dan tujuan diadakan
program penambahan jam belajar di SMP POBKRI GODEAN terutama untuk kelas IX yaitu:
Untuk mempersiapkan siswa menghadapi UN.
Untuk menambah wawasan siswa terhadap materi pelajaran yang akan di UN-kan.
Untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah-masalah.
Untuk menekan angka ketidak lulusan saat mengikuti UN.

Tujuan Evaluasi
Evaluasi proses untuk mengetahui terlaksananya Program Penambahan Jam
Pelajaran secara efektif dalam persiapan UN di SMP BOPKRI GODEAN.
Menilai secara nyata , terlaksananya Program Penambahan Jam Pelajaran secara efektif
dalam persiapan UN dengan tujuan, situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran di SMP
BOPKRI GODEAN .

Menilai secara input, kesiapan Siswa dan pengajar sudah siap untuk melaksanakan program
tersebut , serta kesiapan fasilitas dan institusi pendukung pelaksanaan Program
Penambahan Jam Pelajaran.
Menilai secara process, konsistensi implementasi proses pembelajaran sesuai deng an
program penambahan jam pejaran
Menilai secara product, pencapaian sasaran yang diajukan dalam proposal proses
pembelajaran dalam program penambahan jam pelajaran.

Sasaran Evaluasi
Sasaran dari evaluasi proses penambahan jam pelajaran ini adalah siswa kelas IX dan
guru SMP BOPKRI GODEAN.

Rumusan Masalah
Untuk mengetahui terlaksananya program penambahan jam pelajaran di SMP
BOPKRI GODEAN secara efektif, serta strategi yang digunakan pada program penambahan
jam pelajaran ini.

BAB II
PEMBAHASAN
Landasan Teori
Program Penambahan Jam Pelajaran.
Program penambahan jam pelajaran adalah program yang dilakukan untuk menambah
pengetahuan siswa berdasarkan kebijakan sekolah. Program penambahan jam pelajaran ini
dilaksanakan pada siang hari setelah KBM selesai. Mata pelajaran yang ditambahkan yaitu
semua mata pelajaran yang akan diujikan dalam Ujian Nasional. Diharapkan penambahan jam
pelajaran ini dapat meningkatkan prestasi peserta didik dalam belajar dengan memberikan
kualitas pembelajaran yang lebih sesuai. Serta membantu dan memberikan perhatian yang
khusus bagi peserta didik yang lambat agar menguasai standar kompetensi maupun

kompetensi dasar serta memberi program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai
ketuntasan belajar lebih awal.
penambahan jam belajar itu dilakukan empat kali dalam seminggu dan dilakukan di
luar jam belajar regular. Persiapan menghadapi UN memang sengaja lakukan jauh-jauh hari.
Hal ini supaya siswa memiliki persiapan yang cukup, sehingga bisa mengerjakan soal yang
keluar pada UN nanti.
Materi-materi yang diberikan pada pelajaran tambahan tersebut yaitu contoh soal-soal
UN tahun lalu dan beberapa materi yang dibuat guru sesuai dengan kisi-kisi. Dengan adanya
persiapan yang dilakukan sejak dini, diharapkan siswa tidak terbebani dengan UN, sehingga
secara psikologis siswa tidak memiliki rasa ketakutan untuk menghadapinya. Selain itu, guru
juga menganjurkan kepada siswa agar bisa mencari latihan-latihan soal dari internet. Karena
dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, siswa bisa mendapat tambahan ilmu
pengetahuan tidak hanya di bangku sekolah saja.

Model CIPP
Dalam mengevaluasi program penambahan jam pelajaran penulis memilih model CIPP.
Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai
sebuah sistem. Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh para
evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan
dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem,
dkk (1967) di Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk
mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan
singkatan dari :
Context Evaluation : Evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation

: Evaluasi terhadap masukan

Process Evaluation : Evaluasi terhadap proses


Product Evaluation : Evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan sasaran evaluasi, yang tidak
lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation approach
structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah dan guru)
didalam membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko
mengungkapkan bahwa, the CIPP approach is based on the view that the most important
purpose of evaluation is not to prove but improve. Konsep tersebut ditawarkan oleh

Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan,
tetapi untuk memperbaiki.
Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi, context,
input, process, product.
Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan evaluasi konteks yang
utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan yang dimilki evaluan. Dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan
yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin menjelaskan bahwa, evaluasi konteks
adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi,
populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Dalam hal ini suharsimi memberikan
contoh evaluasi program makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) dalam pengajuan
pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a) Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program, misalnya jenis makanan dan siswa
yang belum menerima ?
b) Tujuan pengembngan apakah yang belum tercapai oleh program, misalnya peningkatan
kesehatan dan prestasi siswa karena adanya makanan tambahan ?
c) Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mnegembangkan masyarakat, misalnya
kesadaran orang tua untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya ?
d) Tujuan-tujuan manakah yang paling mudah dicapai, misalnya pemerataan makanan, ketepatan
penyediaan makanan ?
b. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Tahap kedu dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi masukan. Menurut Eko
Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumbersumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai
tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan
meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau
anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini pertanyaanpertanyaan yang dapat diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :
a) Apakah makanan yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada perkembangan siswa ?
b) Berapa orang siswa yang menerima dengan senang hati atas makanan tambahan itu ?
c) Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran setelah menerima makanan tambahan?
d) Seberapa tinggi kenaikan nilai siswa setelah menerima makanan tambahan ?

Menurut Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, mengungkapkan


bahwa pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah yang
mendorong diselenggarakannya program yang bersangkutan.
C.

Process Evaluation (Evaluasi Proses)


Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan bahwa,

evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : 1) do detect or predict in procedural design
or its implementation during implementation stage, 2) to provide information for programmed
decision, and 3) to maintain a record of the procedure as it occurs .
Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau memprediksi rancangan prosedur atau
rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan
program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi
koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan
program.
Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah
diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,
evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada apa (what) kegiatan yang dilakukan
dalam program, siapa (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program,
kapan (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada
seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan
rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai berikut :
a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal ?
b) Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan program akan sanggung menangani kegiatan
selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan ?
c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal ?
d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan
jika program dilanjutkan ?
d. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian evaluasi produk/hasil
adalah to allow to project director (or techer) to make decision of program . Dari evaluasi
proses diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau guru untuk membuat keputusan
yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program. Sementara menurut
Farida Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan, evaluasi
produk untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah
dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.

Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi produk merupakan
penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang
evaluator dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu
program dapat dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan. Pada tahap
evaluasi ini diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a) Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai ?
b) Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses
dengan pencapaian tujuan ?
c) Dalam hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi selama proses pemberian
makanan tambahan (misalnya variasi makanan, banyaknya ukuran makanan, dan ketepatan
waktu pemberian) ?
d) Apakah dampak yang diperoleh siswa dalam waktu yang relatif panjang dengan adanya
program makanan tambahan ini ?
Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi CIPP
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif diantara model
evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup
konteks, masukan, proses, dan hasil. Selain kelebihan tersebut, di satu sisi model evaluasi ini
juga memiliki keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam bidang program
pembelajaran dikelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak adanya
modifikasi.

Desain Evaluasi Proses Pembelajaran


No Informasi

yang Indikator

Sumber Data

Alat

Keterangan

dibutuhkan
1.

Mengetahui

Kompetensi

keefektifan strategi tercapai

dasar Guru
sesui

wawancara.

pembelajaran yang dengan KKM.


dipilih

dan Keterlaksanaan

pergunakan

oleh strategi

guru.

pembelajaran.

Observasi, diskusi, Keterlaksanaan

Dokumen
Siswa

angket.

pembelajaran.
nilai,

Sikap siswa, tangg

siswa terhadap stra


yang diterapkan.

Wawancara,
Kepala sekolah
Staf akademik

diskusi.

Kelancaran strategi y
diterapkan.

Wawancara, diskusi Tanggapan

terh

trategi
Orang tua

Angket

diterapkan.
Tanggapan

ten

strategi

diterapkan
2.

Mengetahui

Kesiapan guru dalam Guru

Observasi,

persiapan guru dan proses penambahan

wawancara,

siswa

dalam jam pelajaran.

diskusi.

mengikuti

proses Kesiapan

penambahan
pelajaran.

siswa Siswa

jam dalam

proses

penambahan

Observasi,
dokumen.

Aktivitas

ketepatan materi.

Aktivitas siswa,
pembelajaran.

jam

pelajaran.

3.

Mengetahui
hubungan
belajar
dengan

antara Guru

proses RPP dengan proses


mengajar belajar.

Dokumen,

belajar mengajar

diskusi, observasi.

sesuai

Observasi, angket.

dengan Siswa

Kesesuian

Tanggapan

antara

pr

Kelancaran

Wawancara, diskusi. penggunaan/penera

pembelajaran
dengan

komponen
Staf akademik Angket

kompetensi.
Pengelolahan kelas.

antara Orang tua


dengan

RPP.

pembelajaran.
Tanggapan
terlaksananya

antara

strategi

dengan

ten

pr

belajar mengajar.
Tanggapan

Kesesuaian

kompetensi.

ten

belajar mengajar.
Kepala sekolah

media

strategi

den

pembelajaran.

Wawancara, diskusi. terlaksananya

RPP.

Kesesuian

pr

komponen

jam antara materi yang


diajarkan

Terlaksananya

wawancara,

program Kesesuaian

penambahan
pelajaran.

Kesesuaian

terlaksananya

ten

pr

belajar mengajar.

Instrumen Penilaian
Lembar Observasi
Observasi

merupakan

suatu

pengamatan

langsung

terhadap

siswa

dengan

memperhatikan tingkah lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahanbahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Contoh lembar observasi yaitu:
Petunjuk :
Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan proses pembelajaran!
Tuliskanlah hasil pengamatan pada tempat yang telah disediakan !

No

Aspek yang diamati

Perangkat Pembelajaran
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran
2. Silabus
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Proses Pembelajaran
1. Membuka pelajaran
2. Penyajian materi
3. Metode pembelajaran
4. Penggunaan bahasa
5. Penggunaan waktu
6. Cara memotivasi siswa
7. Teknik penguasaan kelas
8. Penggunaan media
9. Bentuk dan cara evaluasi
10. Menutup pelajaran

Perilaku siswa
1. Perilaku siswa di dalam kelas
2. Perilaku siswa di luar kelas

Deskripsi Hasil Pengamatan

Angket
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam
proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta
didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara
tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak yang
dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila nagket
itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya
diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya.
Contoh lembar angket untuk siswa, yaitu:
Petujuk :
Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan proses dan interaksi belajar-mengajar!
Tuliskanlah tanda cek pada kolom K (kurang), C (cukup), B (baik), AB (amat baik) sesuai
keadaan yang anda amati!

No

INDIKATOR

Guru membuka pelajaran

Guru mengabsen /menyebut nama

Guru mengevaluasi materi pelajaran dan pertemuan sebelumnya

Suara guru jelas

Guru memakai media

Guru memakai alat peraga

Guru sering bertanya kepada siswa

Pertanyaan guru diajukan ke perorangan

Pertanyaan guru diajukan kepada kelas

11

Guru memberikan tugas rumah

12

Sikap guru serius

13

Sikap guru santai

14

Guru menulis di papan tulis

16

Guru sering berjalan ke belakang, ke samping dan ke tengah

17

Guru membuat rangkuman pelajaran

18

Kejelasan guru dalam menjelaskan suatu materi

AB

19

Penguasaan materi guru

20

Tingkat pemahaman yang diperoleh dalam mengikuti pembelajaran

21

Variasi dalam pembelajaran

22

Waktu yang digunakan guru optimal

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam mengevaluasi proses penambahan jam pelajaran di SMP BOPKRI GODEAN
penulis menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan
oleh Daniel Stufflebeam. Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang
dievaluasi sebagai sebuah sistem.
Dalam evaluasi proses penambahan jam pelajaran di SMP BOPKRI GODEAN penulis
mengamati strategi yang digunakan, serta kesesuian kurikulum, silabus dan RPP pada proses
penambahan jam pelajaran tersebut.

B.Saran
Untuk meningkatkan mutu proposal evaluasi proses penambahan jam pelajaran di SMP
BOPKRI GODEAN ini penulis meminta saran dan kritik para pembaca. Supaya penyusunan
proposal ini terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Calon Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009)
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, cetakan kedua, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)

Anda mungkin juga menyukai