Agama Dan Hukum
Agama Dan Hukum
Agama Dan Hukum
HUKUM ISLAM
Oleh
HANDAYANI EKA BUDHIANITA
NIM 120710101205
Kelas A
Oleh
HANDAYANI EKA BUDHIANITA
NIM 120710101205
Kelas A
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Hukum Islam.karya tulis
ilmiah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas UTS Mata Kuliah Hukum Islam
Fakultas Hukum, Universitas jember.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua kami yang telah memberikan semangat dan doanya
demi terselesainya karya tulis ilmiah ini,
2. Teman teman dari fakultas hukum yang telah membantu dalam analis
karya tulis ilmiah ini
3. Dosen pengajar mata kuliah Hukum Islam Fakultas Hukum, Universitas
Jember
4. Seseorang yang penulis sayangi yang telah memberikan bantuan berupa
semangat dan dukungannya dalam karya ilmiah ini.
5. Sumber sumber referensi yang kami baca, dll.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang telah membacanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 4
1.1 ( Latar Belakang ) .................................................................... 4
1.2 ( Perumusan Masalah ) ............................................................. 4
1.3 ( Tujuan dan Manfaat ) ............................................................. 4
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 11
5.2 Saran .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini,hubungan antar umat beragama telah lama menjadi isu yang
populer di Indonesia. Popularitas isu ini sebagai konsekuensi dari masyarakat
Indonesia yang majemuk, khususnya dari segi agama dan etnis. Karena itu,
persoalan hubungan antar umat beragama ini menjadi perhatian dari berbagai
kalangan,Tidak hanya itu bahkan hal ini sering menimbulkan polemik dikalangan
masyarakat maupun pemerintah.
Seringkali kita lihat di tengah masyarakat apalagi di kalangan orang
berkecukupan dan kalangan selebriti terjadi pernikahan beda agama, entah si pria
yang muslim menikah dengan wanita non muslim (nashrani, yahudi, atau agama
lainnya) atau barangkali si wanita yang muslim menikah dengan pria non
muslim.Hal ini sering menjadi pemicu munculnya trend baru dikalangan
masyarakat mulai dari berpindahnya keyakinan seseorang hingga mereka harus
pindah kewarganegaraan demi tercapainya keinginan mereka.
Namun kadang kita hanya mengikuti pemahaman sebagian orang yang
sangat mengagungkan perbedaan agama (pemahaman liberal) tanpa tahu
bagaiamana itu semua terjadi dan bagaimana sebenarnya hal itu diatur. Khususnya
menurut aturan Hukum Islam.Oleh karena itu,karya tulis ilmiah ini saya buat guna
mengetahui bagaimana perkawinan beda agama atau keyakinan ini menurut
perspektif Hukum Islam.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian Perkawinan
Dalam bahasa Indonesia perkawinan berasal dari kata kawin yang menurut
bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin.
Perkawinan disebut juga pernikahan yang berasal dari kata nikah yang menurut bahasa
artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh.1
Berikut ada beberapa pendapat tentang pengertian perkawinan, yaitu: menurut
UU perkawinan no.1 tahun 1974 pasal 1
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa.
Disamping definisi yang diutarakan oleh UU perkawinan no.1 tahun 1974 diatas,
Kompalasi Hukum Islamdi Indonesia memberikan definisi lain yang tidak mengurangi
arti-arti definisi UU tersebut, namun bersifat menambah penjelasan dengan rumusan
sebagai berikut:
Perkawinan menurut islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat
atau atau mitsaqan ghalizhan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah.(pasal 2)
Ungkapan akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalizhan merupakan
penjelasan dari ungkapan ikatan lahir batin yang terdapat dalam rumusan UU yang
mengandung arti bahwa akad perkawinan itu bukanlah semata perjanjian yang bersifat
keperdataan. Ungkapan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah, merupakan penjelasan dari ungkapan berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa
dalam UU. Hal ini lebih menjelaskan bahwa perkawinan bagi umat islam merupakan
peristiwa agama dan oleh karena itu orang yang melaksanakannya telah melakukan
perbuatan ibadah2.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan perkawinan merupakan suatu ikatan lahir
batin dari seorang pria dan wanita untuk membentuk suatu keluarga dalam menaati
perintah Allah dan merupakan suatu perbuatan ibadah. Berikut adalah suruhan Allah
dalam Al-quran untuk melaksanakan perkawinan, firman-Nya dalam surat an-Nur ayat 32
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang
yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
menikah karena pernikahan itu dapat menjaga pandangan mata dan lebih
dapat memelihara kelamin (kehormatan) dan barang siapa tidak mampu
menikah hendaklah ia berpuasa,karena puasa itu menjadi penjaga baginya.
(H.R Bukhari Muslim)
C. Perkawinan yang Hukumnya Makruh
Makruh artinya dianjurkan untuk tidak melakukan amal tersebut.
Kondisi yang menyebabkan perkawinan dalam Islam menjadi makruh misalnya
jika laki laki tidak bisa memberika nafkah kepada istri sehingga biaya biaya
hidup ditanggung istri atau bisa juga karena tidak adanya kemampuan seksual.
D. Perkawinan yang Hukumnya Mubah
Hukum perkawinan dalam Islam yang mubah atau boleh jatuh
Kepada orang yang berada dalam kondisi tengah tengah.Ada alasan yang
mendorong dia untuk menikah dan juga ada hal hal yang mencegahnya untu
menikah.Orang tersebut dianjurkan untuk menikah,akan tetapi tidak ada alas an
yang melarangnya untuk menikah.
E. Perkawinan yang Hukumnya Haram
Hukum menikah akan berubah menjadi haram biasanya karena
beberapa hal misalnya apabila orang yang Yang ingin menikah tersebut
bermaksud untuk menyakiti salah satu pihak dalam pernikahan tersebut.Ada
pula misalnya saja ada seorang wanita yang menikah dengan laki laki bukan
agama Islam,maka hukum nya haram hukumnya.Kondisi lain misalnya
menikahi orang yang muhrim (haram untuk dinikahi) seperti
ayah,ibu,adik,sepup atau yang masih mempunyai ikatan kekeluargaan dengan
salah satu pihak.
Atau bisa karena disebabnya tidak sempurnanya rukun dan syarat dari
perkawinan seperti ada tidaknya wali dan saksi dan sebagainya.Bagi laki laki
juga haram hukumnya menikahi seorang wanita yang sedang dalam masa iddah
dan wanita yang telah ditalak tiga sebelum ia menikah dan bercerai dengan laki
laki lain.Selain itu pernikahan kontrak yang sekarang ini sering menjadi tren di
masyarakat juga dikatagorikan sebagai perkawinan yang apabila dilakukan
hukumnya haram.
10
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pernikahan antara pria Muslim dengan wanita Ahli Kitab diperbolehkan dalam
Islam tetapi tidak berlaku sebaliknya karena perkawinan antara pria non muslim
dan wanita muslim apapun alasannya tetap diharamkan oleh Islam.Akan tetapi
perkawinan beda agama antara pria muslim dan wanita ahli kitab saat ini tidak
dapat dikatakan sah karena hampir tidak ada wanita Ahli Kitab yang berpegang
teguh kepada Kitab Taurat dan Injil.Sedangkan apabila ditinjau dari segi hukum
Indonesia bahwa dalam Hukum Perkawinan pada pasal 2 ayat 1 UU nomor
1/1974 tentang perkawinan tidak dibenarkan dan dilarang adanya perkawinan
beda agama karena memiliki alasan - alasan tertentu yang berkaitan dengan rumah
tangga perkawinan tersebut.Sedangkan bila dilihat dari segi hukum yang berada
dalam Al-Quran bahwa segala hal yang mengatur tentang perkawinan dan izin
perkawinan beda agama dapat ditinjau dari surat Al-Baqarah dan surat Al-Maidah
dan disesuaikan dengan Iman dan pemikiran masing masing.
5.2 Saran
Sebagaimana kita adalah umat beragama seharusnya kita perlu benar
benar dapat mengerti dan memahami segala aturan yang bersifat fundamental dan
yang bersifat norma yang ada dalam agama kita masing masing.Seperti halnya
dalam masalah perkawinan beda agama yang penulis bahas pada kesempatan
ini.Perlu diadakan suatu pembelajaran lanjutan dan kajian mengenai bagaimana
sebenarnya perkawinan beda agama apabila ditinjau dari segi agama
islam(perbandingan dari surat Al-Baqarah dan Maidah) dengan hukum yang ada
di Indonesia sehingga pembaca dapat benar benar memahami perihal perkawinan
beda agama secara mendetail lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
3.
4.
http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/31/pernikahan-beda-agama-369247 tanggal
07 maret 2013
5.
12