Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Manajemen

Rasa Nyaman Nyeri pada Tn/Ny.


Dengan Fraktur Femur di RS Panti
Wilasa Citarum Semarang

BAB I
Latar Belakang
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RIKERDAS) tahun
2008 - 2010 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang
disebabkan oleh cedera antara lain :
45.987 peristiwa jatuh (1.775 orang mengalami
fraktur)
20.829 kecelakaan lalu lintas (1.770 orang mengalami
fraktur)
14.127 trauma benda tumpul (236 orang mengalami
fraktur)

Sedangkan dari data rekam medis RS


Panti Wilasa Citarum di dapatkan data
selama bulan januari maret 2012
terdapat 17 pasien keseluruhan
mengalamai jenis fraktur tertutup dengan
region cruris, femur, dan antebrachii yaitu
17.65%, 23.53% dan 5.88%.

BAB II
Tinjauan Pustaka
a. Definisi nyeri
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial atau yang dirasakan dalam
kejadian kejadian dimana terjadi kerusakan
(Potter & Perry, 2005).

b. Fisiologi nyeri
Stimulus nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf
perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinallis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya
sampai didalam massa berwarna abu-abu di medulla spinallis.
Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf
inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral.
Sekali stimulus mencapai korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi
tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi
kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (McNair,
1990 dalam Potter & Perry, 2005)

c. Tipe nyeri
berdasarkan durasi dan lamanya
Nyeri akut
Nyeri kronis
berdasarkan intensitas
Skala intensitas nyeri wajah Wong - Baker
Skala intensitas nyeri numerik 0-10
Skala nyeri analog visual (VAS)
berdasarkan sumber
Cutaneus/superfisial
Deep sonatic/nyeri dalam
Visceral (pada organ dalam)
berdasarkan penyebab
Nyeri neuropatik/nyeri syaraf
Psikogenetik
Nosiseptif

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon dan


persepsi nyer
Usia
Jenis kelamin
Kebudayaan
Makna nyeri
Perhatian
Ansietas
Keletihan
Pengalaman sebelumnya
Gaya koping
Dukungan keluarga dan social

a. Definisi Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya
(Smeltzer and Bare, 2002).
Fraktur femur dapat terjadi pada beberapa
tempat. Bila bagian kaput, kolum, atau
trkhanterik femur yang terkena, terjadilah
fraktur pinggul. Fraktur juga dapat terjadi pada
batang femur dan di daerah lutut (Smeltzer &
Bare, 2002).

b. Penyebab Fraktur
Trauma langsung
Trauma yang tak langsung
Trauma ringan

c. Deskripsi fraktur
Berdasarkan keadaan luka
Berdasarkan garis patah
Berdasarkan jumlah garis patah
Berdasarkan arah garis patah

d. Tanda dan gejalanya


Nyeri
Bengkak/edema
Memar/ekimosis
Spame otot
Penurunan sensasi
Gangguan fungsi
Mobilitas abnormal
Krepitasi
Deformitas
Shock hipovolemik

Asuhan Keperawatan Nyeri pada Fraktur


Femur
Pengkajian
Identitas klien
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola fungsi kesehatan

Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan dampak dari patah tulang
Resiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan
dengan hilangnya darah dari luka terbuka, kerusakan
vaskuler, dan cedera pada pembuluh darah.
Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan
cedera jaringan lunak sekunder akibat fraktur femur
terbuka.
Disfungsi neuro vaskuler perifer, resiko tinggi terhadap
berhubungan dengan penurunan atau interupsi darah
adalah : cidera vaskuler langsung, oedema berlebihan,
pembentuksn trombus, hipovolemia.

Intervensi dan Implementasi


Nyeri berhubungan dengan dampak dari
patah tulang
Tujuan : nyeri berkurang setelah dilakukan
tindakan 1 x 24 jam
KH : a. nyeri berkurang atau hilang
b. klien tampak rileks
c. klien mampu melakukan teknik
relaksasi

Intervensi :
Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi ).
Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
Kurangi faktor presipitasi nyeri (misal dengan jangan
terlalu banyak bergerak)

Intervensi :
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologis/non farmakologis).
Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk mengatasi nyeri.
Kolaborasi untuk pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri.
Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain
tentang pemberian analgetik tidak berhasil.

Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dari implementasi, apakah
implementasi yang dilakukan efektif atau belum efektif untuk
mencapaitujuan yang ingin dicapai (Carpenito, 2000)
Evaluasi terhadap hasil yang diharapkan pasien, dilakukan
pada setiap perencanaan keperawatan, setelah perawatan
emergency dan stabilisasi, pada tahap pemuliahan dan
rehabilitasi.
Hasil yang diharapkan pasien dan atau keluarga dapat:
Tidak ada nyeri atau nyeri terkontrol.
Ansietas pasien berkurang atau teratasi.
Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis
dapat dipahami pasien.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai