Anda di halaman 1dari 5

Manajemen

Dalam terminologi umum, mencakup:


Perencanaan (Planning)
Organisasi (Organizing)
Monitoring
Accounting dan
Controlling terhadap suatu aktivitas
Jaringan Komputer / Komunikasi
Mencakup :
Aset Perangkat keras : Komputer, Hub, Switching, Router, PBX,
Sentral Telefon, Piranti Transmisi/Trunking
Aset Perangkat lunak Software : Sistem Operasi (Operating System)/
Network Operating system, Aplikasi, Dll.
Manajemen Jaringan
Adalah kemampuan menerapkan suatu metode untuk :
Memonitor suatu jaringan
Mengontrol suatu jaringan
Merencanakan (planning) sumber (resourses) serta komponen sistem
dan jaringan komputer & komunikasi
Sasaran-sasaran Manajemen Jaringan
Menjaga agar jaringan tetap berjalan
Menjaga Sistem agar tetap beroperasi
Mengumpulkan informasi tentang kesehatan suatu jaringan
Memelihara Kinerja Jaringan
Jaringan harus mampu mendatangkan manfaat (terus menerus ->
Optimal)
Memahami kapan pelanggan menjadi tidak puas
Memelihara QoS yang disepakati
Manajemen Jaringan mampu menyediakan informasi yang diperlukan
untuk analisis jangka pendek maupun jangka panjang
Mengurangi ongkos kepemilikan (memberikan added value)
Perangkat yang diinstal adalah suatu pengeluaran (ongkos)
Manajemen : Reaktif (suatu tindakan reaktif terhadap suatu masalahmasalah) kadang tidak memperhatikan berapa besar biaya yang
dikeluarkan untuk menyelesaikan
Manajemen : Proaktif (suatu tidakan yang terencana) diharapkan dapat
menekan biayabiaya seperti pada manajemen yang bersifat reaktif
Batasan Manajemen Jaringan Komputer/Komunikasi
Manajemen Jaringan adalah suatu aplikasi untuk mengelola suatu
resources berupa Perangkat keras/ Perangkat lunak suatu jaringan

Mampu memberikan informasi-informasi akurat yang diperlukan untuk


kepentingan bisnis
Permasalahan Pada Implementasi Manajemen Jaringan
Multi Vendor :
Perangkat Keras = Berbagai macam teknologi, dan layanan (Voice, Video,
Message, Data)
Perangkat Lunak = Sistem Operasi, Protokol, dan aplikasi
Solusi Iplementasi Manajemen Jaringan
Total Solution (Solusi Menyeluruh) - > Vendor tunggal
Kelebihan :
Simple dalam penerapannya
Kerugian :
Ketergantungan
*) Catatan : Semua industri jaringan /telekomunikasi memiliki kepentingan
untuk memonopolinya, dengan berbagai cara
Standarisasi (Mengikuti suatu, aturan/rule yang disepakati bersama)
Keuntungan :
Tidak tergantung dari suatu vendor
Kerugian :
Sangat rumit dalam implementasinya
*) Catatan: Solusi ini merupakan cara yang bijaksana.
VLSM
(Variabel Length Masking)
Teknik yang menggunakan subnetting beberapa kali dalam sebuah
iterasi
Memperbolehkan sebuah network untuk dibagi menjadi beberapa
subnetwork yang hirarkis dan berbeda-beda ukuran
Problem Single-Level Subnetting
Dalam sebuah jaringan yang besar, kebutuhan untuk membagi jaringan
yang ada menjadi hanya satu level subnetwork tidak menunjukkan
bahwa hal itu adalah cara terbaik untuk menggunakan blok alamat IP
yang ada
Subnet ID harus dipilih berdasarkan kepada subnet mana yang
mempunyai alokasi host paling banyak
Hal ini akan membutuhkan pengalamatan blok yang nantinya akan
menyia nyiakan beberapa alamat di setiap blok yang tidak terpakai
Contoh Kasus
Sebuah perusahan skala kecil mempunyai IP address kelas C yaitu
201.45.222.0/24
Mempunyai 6 buah subnetwork antara lain 4 subnetwork dengan masingmasing 10 host, 1 subnetwork dengan 50, dan 1 subnetwork dengan 100 host

Penyelesain dengan tanpa VLSM


Tanpa VLSM, semua subnet dibagi dengan ukuran yang sama yang mana hal
ini akan menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang membutuhkan
alokasi IP address yang lebih besar daripada subnet-subnet lainnya
Jaringan class C (/24) dibagi menjadi 8 subnetwork yang sama

Solusi dengan VLSM

We first do an initial subnetting by using one bit for the subnet ID,
leaving us 7 bits for the host ID.
This gives us two subnets:
o 201.45.222.0/25 and
o 201.45.222.128/25.
Each of these can have a maximum of 126 hosts.
We set aside the first of these for subnet S6 and its 100 hosts
We take the second subnet, 201.45.222.128/25,
and subnet it further into two sub-subnets.
We do this by taking one bit from the 7 bits left in the host ID.
This gives us the sub-subnets

o 201.45.222.128/26 and
o 201.45.222.192/26,
each of which can have 62 hosts.
We set aside the first of these for subnet S5 and its 50 hosts.
We take the second sub-subnet,
201.45.222.192/26,
and subnet it further into four sub-subsubnets.
We take 2 bits from the 6 that are left in the host ID.
This gives us four sub-sub-subnets that each can have a maximum of
14 hosts.
These are used for S1, S2, S3 and S4.

CIDR
(Classless Inter-Domain Routing / "Supernetting)
Permasalahan Classful IP Addressing
Kurangnya fleksibilitas alamat IP internal
Penggunaan space address yang tidak efisien
Semakin banyaknya tabel routing yang ada
Solusi dengan CIDR
Konsep CIDR adalah subnetting sebuah network menjadi lebih besar
Class-class IP dipecah menjadi subnet dan dikumpulkan menjadi satu
supernet yang lebih besar
Hal ini dapat mengatasi masalah semakin banyaknya tabel routing
internet di dunia saat ini
Konsep CIDR
Classless Inter-Domain Routing (CIDR) is a system of IP addressing and
routing that solves the many problems of classful addressing by
eliminating fixed address classes in favor of a flexible,
multiple-level,
hierarchical structure of networks of varying size.
The Many Benefits of Classless Addressing and Routing
Efficient Address Space Allocation
addresses are allocated in sizes of any binary multiple
So, a company that needs 5,000 addresses can be assigned a block of
8,190 instead of 65,534
Elimination of Class Imbalances
no more class A, B and C networks!!!
Efficient Routing Entries
Network descriptions can be aggregated and represented by a single
entry
No Separate Subnetting Method
The Main Disadvantage of CIDR: Complexity
no longer possible to determine by looking at the first octet to
determine how many bits of an IP address represent the network ID
and how many the host ID.
A bit more care needs to be used in setting up routers as well, to make
sure that routing is accomplished correctly.

IP "Supernetting": Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Hierarchical


Addressing and Notation
In a classless environment, we completely change how we look at IP
addresses, by applying VLSM concepts not just to one network, but to
the entire Internet
under CIDR, all Internet blocks can be of arbitrary size.
Instead of having all networks use ...
o 8 (Class A),
o 16 (Class B) or
o 24 (Class C) bits for the network ID, ...
we can have large networks with, say, 13 bits for the network ID
(leaving 19 bits for the host ID),
or very small ones that use 28 bits for the network ID (only 4 bits for
the host ID).
The size of the network is still based on the binary power of the
number of host ID bits, of course.
CIDR ("Slash") Notation
for simplicity, under CIDR we don't usually work with 32-bit binary
subnet masks
we use slash notation, more properly called CIDR notation.
In this method, we show the size of the network, sometimes called the
prefix length, by following an IP address by an integer that tells us how
many bits are used for the network ID (prefix).
Since there are no address classes in CIDR, one cannot tell the size of
the network ID of an address from the address alone.
In CIDR, the length of the prefix (network ID) is indicated by placing
it following a slash after the address.
Sample
184.13.152.0/22
The 22 means this network has
o 22 bits for the network ID and
o 10 bits for the host ID
equivalent : 184.13.152.0
255.255.252.0
provides a total of 1,022 hosts (2^10 minus 2)

ROUTING
Proses yang dialami datagram untuk mencapai tujuan di jaringan
TCP/IP
Konsep Dasar Routing
Lapisan Internet
terjadi pengalamatan / addressing
Aliran data pada tcp/ip
o Data dari layer aplikasi
ke layer transport
diberi
header tcp/udp
o Segmen tcp/udp
ke layer ip
diberi header alamat asal
dan tujuan
o Lakukan routing, lihat table routing
ke layer network
interface
diberi header alamat asal dan tujuan (frame)
ARP (Address Resolution Protocol)
Menerjemahkan ip address ke alamat ethernet
Dengan melihat tabel cache arp
Berisi ip address dan alamat ethernet
Karena tidak ada hubungan antara ip address dengan ethernet address
IP Address
o bergantung pada ip address jaringan
Ethernet Address
o bergantung pada pembuat
Mekanisme penerjemahan oleh ARP
Awal, hanya mengenal informasi interface-nya sendiri
o Cache arp hanya berisi alamat ethernetnya sendiri
Pencarian awal adalah route default
Misal, datagram dikirimkan ke ip 202.162.32.1 dari host A (satu
subnet)
Host A hanya mengetahui alamat ip pada awalnya
Host A mengirimkan ARP request pada seluruh host dalam 1 subnet ke
alamat broadcast ethernet
Host A menempatkan datagram ip yang dikirim dalam antrian
Bunyi ARP request Jika alamat IP adalah 202.162.32.1 mohon
beritahu alamat ethernet-mu

Host B (yang memiliki IP tsb) menjawab dengan ARP response


alamat IP 202.162.32.1 adalah milik saya
Host A menambahkan entri alamat IP dan ethernet host B di cache
ARPnya
Routing Langsung
Host A mengirimkan data ke host B
Alamat sumber datagram adalah A dan alamat tujuan datagram adlh B
Frame yang dikirimkan oleh A alamat sumbernya A dan alamat
tujuannya adalah B
A mengirim, B menerima, melepas header frame, teruskan ke lapisan
transport
Routing tak langsung
Host A mengirimkan data ke host D, terletak pada jaringan yang
berbeda, dihubungkan oleh host C
Datagram, alamat sumber A, alamat tujuan D
Saat datagram dikirim dari A
o Frame Ethernet, alamat sumber A, alamat tujuan C
Saat datagram dikirim dari C
o Frame Ethernet, alamat sumber C, alamat tujuan D
Diterima oleh D, teruskan le l transport
Table Routing
Proses pengiriman datagram IP menggunakan table routing
Table routing berisi informasi yang diperlukan untuk menentukan ke
mana datagram harus dikirim
Dikirim langsung ke host atau harus melalui host lain tergantung pada
table routing
Terdiri atas entri-entri rute
Setiap entri rute terdiri atas
o Ip address (destination, netmask)
o Tanda langsung/tak langsung
o Alamat router (gateway)
o Nomor interface
Proses pencarian pada table routing
Alamat tujuan datagram di masking dengan subnet mask host
pengirim dan dibandingkan dengan alamat network host pengirim. Jika
sama, maka ini adalah routing langsung dan frame langsung
dikirimkan ke interface jaringan
Jika tujuan datagram tidak terletak dalam satu jaringan, periksa apakah
terdapat entri routing yang berupa host dan dibandingkan dengan ip

address tujuan datagram. Jika ada entri yang sama, kirim frame ke
router menuju host tersebut.
Jika tidak terdapat entri host yang cocok pada table routing, gunakan
almat tujuan datagram yang telah di-mask pada langkah 1 untuk
mencari kesamaan di tabel routing. Periksa apakah ada net/subnet di
table routing yang sama dengan alamat network tujuan datagram. Jika
ada entri yang sama, kirim frame ke router menuju net/subnet tersebut
Jika tidak terpadat entri host maupun entri net/subnet yang sesuai
dengan tujuan datagram, host mengirimkan frame ke router default

Anda mungkin juga menyukai