Anda di halaman 1dari 9

TEORI PENGADUAN

Pengaduan, adalah Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang
berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang
yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.

Penanganan pengaduan masyarakat, adalah rangkaian proses penanganan atas pengaduan


yang ditujukan terhadap instansi, atau pelayanan publik, atau tingkah laku aparat
pengadilan,dengan cara melakukan monitoring dan atau observasi dan atau konfirmasi
dan atau klarifkasi dan atau investigasi
(pemeriksan) untuk mengungkapkan benar tidaknya hal yang diadukan tersebut;

Materi Pengaduan
Materi pengaduan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pelangaran terhadap kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim;
2. Penyalahgunan wewenang/jabatan;
3. Pelangaran sumpah jabatan;
4. Pelangaran terhadap peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil atau peraturan disiplin
milter;
5. Perbuatan tercela, yaitu berupa perbuatan amoral, asusila, atau perbuatan-perbuatan
yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang aparat lembaga peradilan, maupun selaku
angota masyarakat;
6. Pelangaran hukum acara, baik yang dilakukan dengan sengaja, maupun karena
kelalaian dan ketidakpahaman;
7. Mal administrasi, yaitu terjadinya kesalahan, kekeliruan atau kelalaian yang bersifat
administratif;

8. Pelayanan publik yang tidak memuaskan yang dapat merugikan pihak-pihak yang
berkepentingan serta masyarakat secara umum.

SYARAT DAN TATA CARA PENYAMPAIAN PENGADUAN


A. Disampaikan secara Tertulis
1. Pengaduan hanya dapat diterima dan ditangani oleh Mahkamah Agung, Pengadilan
Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama apabila disampaikan secara tertulis
oleh Pelapor;
2. Pelapor dianjurkan untuk mengunakan formulir khusus untuk menyampaikan
pengaduanya, baik dalam bentuk cetak maupun elektronik di situs resmi Mahkamah
Agung. Meskipun demikian, pengaduan yang tidak mengunakan formulir khusus
tersebut etap akan diterima dapat ditndaklanjuti;
3. Dalam hal Pelapor memilki kesulitan untuk membaca dan menulis, Petugas di
Mahkamah Agung atau Pengadilan akan membantu menuangkan pengaduan yang ingin
disampaikan Pelapor secara tertulis dalam formulir khusus pengaduan
.B. Menyebutkan Informasi yang Jelas
Untuk mempermudah penanganan dan tindak lanjut erhadap pengaduan yang disampaikan,
Pelapor diharapkan dapat menyebutkan secara jelas informasi mengenai:
a. Identias Aparat yang dilaporkan, termasuk jabatan, serta satuan kerja
b. atau pengadilan tempat Terlapor bertugas;
c. Perbuatan yang dilaporkan;

d. Nomor perkara, apabila perbuatan yang diadukan berkaitan dengan


e. pemeriksan suatu perkara; dan
f. Menyertakan bukti atau keterangan yang dapat mendukung pengaduan
g. yang disampaikan. Bukti atau keterangan ini termasuk nama, alamat
h. dan nomor kontak pihak lain yang dapat dimintai keterangan lebih
i. lanjut untuk memperkuat pengaduan Pelapor.
Pelapor sedapat mungkin diharuskan untuk mencantumkan identiasnya. Namun demikian
selama informasi dalam pengaduan yang disampaikan benar dan memilki dasar yang kuat,
pengaduan yang tidak mencantumkan identias akan tetap ditndaklanjuti oleh Mahkamah
Agung.

C. Tata Cara Pengirman


1. Pengaduan ditujukan kepada:
a. Ketua atau Wakil Ketua pada Pengadilan Tingkat Pertama atau
b. Pengadilan Tingkat Banding di mana Terlapor bertugas; atau
c. Ketua Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non Yudisial, atau Ketua
d. Muda Pengawasan dengan tembusan kepada Kepala Badan
e. Pengawasan.
2. Apabila pengaduan dikirmkan melalui pos dalam amplop tertutup, maka harus
disebutkan secara jelas bahwa isi amplop tersebut adalah pengaduan dengan
menuliskan kata PENGADUAN pada Pengadilan pada bagian kir atas muka amplop

tersebut.

HAK-HAK PELAPOR, DAN TERLAPOR


A. Hak Pelapor
1. Mendapatkan perlindungan kerahasian identiasnya;
2. Mendapatkan kesempatan untuk dapat memberikan keterangan secara bebas tanpa
paksan dari pihak manapun;
3. Mendapatkan informasi mengenai tahapan laporan pengaduan yang didaftarkanya;
4. Mendapatkan perlakuan yang sama dan setara dengan Terlapor dalam pemeriksan.
B. Hak Terlapor
1. Membuktikan bahwa ia tidak bersalah dengan mengajukan saksi dan alat buktiain;
2. Meminta berita acara pemeriksan (BAP) dirnya

TEORI PENYELIDIKAN

Menjalankan penyelidikan bermaksud mencari maklumat lebih lanjut mengenai sesuatu perkara ,
menyelami lebih lanjut, menjalankan kajian menyeluruh atau menyiasat dengan lebih mendalam.

Penyelidikan di definasikan sebagai penyiasatan yang penuh berhati-hati, mendalam, secara bijak
dan meluas mengenai sesuatu perkara atau subjek spesifik, dengan bertujuan meningkatkan dan
meluaskan ilmu pengetahuan manusia sejagat. (Manheim, 1977, mukasurat 4)

Penyelidikan adalah aktiviti penyelesaian masalah yang membawa kepada pengetahuan dan
penemuan baru dengan mengunakan kaedah mengenalpasti dan persoalan yang sedang
digunapakai oleh sarjana-sarjana didalam bidang tersebut. (Helmstadter, 1970, mukasurat 5)

Penyelidikan adalah suatu penyiasatan atau ujikaji yang bertujuan menemukan dan
mengintrepretasikan fakta-fakta, mengulang semula teori yang diterima didalam penemuan baru
atau amalan penggunaan teori atau undang undang dan peraturan baru atau yang digunapakai
semula. (Woolf, 1975 mukasurat 984)

Penyelidikan adalah persoalan berhati-hati atau pengujian bertujuan mendapatkan atau


menemukan maklumat atau perhubungan dan mengembangkan dan mengesahkan pengetahuan
tersedia (Rummel dan Ballaine Research and Methodology in Business)

Subyek dan Kewenangan

Menurut Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana


Pasal 1 Angka 4
Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undangundang ini untuk melakukan penyelidikan.
Pasal 4
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia.
Pasal 5
(1) Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 :
a. Karena kewajibannya mempunyai wewenang :
1. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
2. mencari keterangan dan barang bukti;
3. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai serta memeriksa tanda pengenal diri;
4. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
1. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan;
2. pemeriksaan dan penyitaan surat;
3. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
4. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.

Pasal 9
Penyelidik dan penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a mempunyai
wewenang melakukan tugas masing-masing pada umumnya di seluruh wilayah Indonesia,
khususnya di daerah hukum masing-masing di mana ia diangkat sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
Penjelasan Pasal 9
Dalam keadaan yang mendesak dan perlu, untuk tugas tertentu demi kepentingan penyelidikan,
atas perintah tertulis Menteri Kehakiman pejabat imigrasi dapat melakukan tugasnya sesuai
dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Pasal 16
(1) Untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas perintah penyidik berwenang melakukan
penangkapan.
(2) Untuk kepentingan penyidikan, penyidik dan penyidik pembantu berwenang melakukan
penangkapan.
Penjelasan Pasal 16
Ayat (1)
Yang dengan "atas perintah penyidik" termasuk juga penyidik pembantu sebagaimana dimaksud
dalam penjelasan Pasal 11. Perintah yang dimaksud berupa suatu surat perintah yang dibuat
secara tersendiri, dikeluarkan sebelum penangkapan dilakukan.

Tata Cara Penyelidikan


Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
Pasal 5
(2) Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan sebagaimana
tersebut pada ayat (1) huruf a dan huruf b kepada penyidik.
Pasal 102
(1) Penyelidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu
peristiwa yang 'patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan
penyelidikan yang diperlukan.
(2) Dalam hal tertangkap tangan tanpa menunggu perintah penyidik, penyelidik wajib segera
melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelidikan sebagaimana tersebut padaPasal
5 ayat (1) huruf b.
(3) Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) penyelidik wajib
membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum.
Pasal 104
Dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyelidik, wajib menunjukkan tanda pengenalnya.
Pasal 105
Dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyelidik dikoordinasi, diawasi dan diberi petunjuk
oleh penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat (1) huruf a.

DAFTAR PUSTAKA
http://pn-surabayakota.go.id/uploads/pdf/Pengaduan.pdf : Surat Keputusan Ketua Mahkamah
Agung RI No: 076/KMA/SK/VI/209 Tentang Pedoman Pelaksanan
Pengaduan Dilngkungan Lembaga Peradilan.

https://id.scribd.com/doc/18521231/Apa-Itu-Penyelidikan#download

http://acarapidana.bphn.go.id/jenis/anak/?s=penyelidikan&type=anak

Anda mungkin juga menyukai