Teori Pengaduan Dan Penyelidikan
Teori Pengaduan Dan Penyelidikan
Pengaduan, adalah Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang
berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang
yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.
Materi Pengaduan
Materi pengaduan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pelangaran terhadap kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim;
2. Penyalahgunan wewenang/jabatan;
3. Pelangaran sumpah jabatan;
4. Pelangaran terhadap peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil atau peraturan disiplin
milter;
5. Perbuatan tercela, yaitu berupa perbuatan amoral, asusila, atau perbuatan-perbuatan
yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang aparat lembaga peradilan, maupun selaku
angota masyarakat;
6. Pelangaran hukum acara, baik yang dilakukan dengan sengaja, maupun karena
kelalaian dan ketidakpahaman;
7. Mal administrasi, yaitu terjadinya kesalahan, kekeliruan atau kelalaian yang bersifat
administratif;
8. Pelayanan publik yang tidak memuaskan yang dapat merugikan pihak-pihak yang
berkepentingan serta masyarakat secara umum.
tersebut.
TEORI PENYELIDIKAN
Menjalankan penyelidikan bermaksud mencari maklumat lebih lanjut mengenai sesuatu perkara ,
menyelami lebih lanjut, menjalankan kajian menyeluruh atau menyiasat dengan lebih mendalam.
Penyelidikan di definasikan sebagai penyiasatan yang penuh berhati-hati, mendalam, secara bijak
dan meluas mengenai sesuatu perkara atau subjek spesifik, dengan bertujuan meningkatkan dan
meluaskan ilmu pengetahuan manusia sejagat. (Manheim, 1977, mukasurat 4)
Penyelidikan adalah aktiviti penyelesaian masalah yang membawa kepada pengetahuan dan
penemuan baru dengan mengunakan kaedah mengenalpasti dan persoalan yang sedang
digunapakai oleh sarjana-sarjana didalam bidang tersebut. (Helmstadter, 1970, mukasurat 5)
Penyelidikan adalah suatu penyiasatan atau ujikaji yang bertujuan menemukan dan
mengintrepretasikan fakta-fakta, mengulang semula teori yang diterima didalam penemuan baru
atau amalan penggunaan teori atau undang undang dan peraturan baru atau yang digunapakai
semula. (Woolf, 1975 mukasurat 984)
Pasal 9
Penyelidik dan penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a mempunyai
wewenang melakukan tugas masing-masing pada umumnya di seluruh wilayah Indonesia,
khususnya di daerah hukum masing-masing di mana ia diangkat sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
Penjelasan Pasal 9
Dalam keadaan yang mendesak dan perlu, untuk tugas tertentu demi kepentingan penyelidikan,
atas perintah tertulis Menteri Kehakiman pejabat imigrasi dapat melakukan tugasnya sesuai
dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Pasal 16
(1) Untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas perintah penyidik berwenang melakukan
penangkapan.
(2) Untuk kepentingan penyidikan, penyidik dan penyidik pembantu berwenang melakukan
penangkapan.
Penjelasan Pasal 16
Ayat (1)
Yang dengan "atas perintah penyidik" termasuk juga penyidik pembantu sebagaimana dimaksud
dalam penjelasan Pasal 11. Perintah yang dimaksud berupa suatu surat perintah yang dibuat
secara tersendiri, dikeluarkan sebelum penangkapan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pn-surabayakota.go.id/uploads/pdf/Pengaduan.pdf : Surat Keputusan Ketua Mahkamah
Agung RI No: 076/KMA/SK/VI/209 Tentang Pedoman Pelaksanan
Pengaduan Dilngkungan Lembaga Peradilan.
https://id.scribd.com/doc/18521231/Apa-Itu-Penyelidikan#download
http://acarapidana.bphn.go.id/jenis/anak/?s=penyelidikan&type=anak