Anda di halaman 1dari 26

SEMINAR

IDENTIFIKASI CAGAR BUDAYA UNTUK PENGEMBANGAN


KAWASAN PARIWISATA
Studi Kasus : Kawasan Kota Lama Manado
Disusun Oleh : Mario Maahury (080 215 029)
Dosen Pengajar : Fella Warouw, ST, M.Eng. PhD

Pendahuluan
Latar Belakang
Cagar Budaya mempunyai pengertian yang serupa seperti cagar alam
yang sudah sering didengar dalam masyarakat. Cagar alam adalah
sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna yang ada
didalamnya, sedangkan cagar budaya yang dilindungi bukan suatu daerah
yang bersifat alamiah melainkan hasil kebuadayaan manusia yang berupa
peninggalan masa lalu.(Fransisca dan Sunarya, 2012)
Dengan melihat Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado
2010-2030, kawasan kota lama manado merupakan lokasi terdapat
beberapa peninggalan Cagar budaya yang seharusnya menjadi lokasi
yang mempunyai nilai historis sebagai tempat informasi pengetahuan
sejarah kota manado pada masa lalu serta areal yang berpotensi untuk
dijadikan Objek Wisata Budaya yang memadukan kepentingan pelestarian
dan pariwisata.

Here comes your footer

Page 2

Masalah
Masalah yang ada yaitu :
Ketidakjelasan Cagar budaya akibat pertumbuhan dan perkembangan
kota dengan wajah bangunan-bangunan baru.
Cagar budaya beralih fungsi menjadi tanpa bentuk arsitektur dan tidak
mempunyai nilai sejarah bangunan.

Here comes your footer

Page 3

Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini yaitu
Mengidentifikasi cagar budaya yang berada pada kawasan kota lama
Mengenal Cagar budaya yang memiliki kriteria-kriteria pelestarian pada
kawasan Kota lama manado.

Manfaat
Manfaat dari pembahasan ini yaitu mengenal cagar budaya yang ada di
kawasan kota lama Manado dan pertimbangan dalam mengembangkan
kawasan kota lama sehingga dalam proses pengembangannya tidak
menghilangkan nilai histori yang ada, dan mempertahankanya sebagai
daerah kota bersejarah yang dapat menawarkan kawasan pariwisata di
kota manado.
Here comes your footer

Page 4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cagar Budaya
Pengertian Cagar Budaya
Dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs
Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air
yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan.

Here comes your footer

Page 5

Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda


buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak,
berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya,
atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang
terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak
berdinding, dan beratap.
Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat
dari benda alam dan/atau benda buatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan
alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan
manusia.
Here comes your footer

Page 6

Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat


dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya
sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada
masa lalu.
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis
yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang
letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang
yang khas.

Here comes your footer

Page 7

Kriteria Pelestarian
Kriteria kawasan dan Bangunan Cagar Budaya menurut Peraturan Daerah
Nomor 19 Tahun 2009 Kota Bandung adalah :
Nilai Sejarah
Hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau sejarah politik
(perjuangan), sejarah ilmu pengetahuan, sejarah budaya termasuk di
dalamnya sejarah kawasan maupun bangunan (yang lekat dengan hati
masyarakatnya), tokoh penting baik pada tingkat lokal (Bandung atau
Jawa barat), nasional (Indonesia) maupun internasional
Nilai Arsitektur
Berkaitan dengan wajah bangunan (komposisi elemen-elemen dalam
tatanan lingkungan) dan gaya tertentu (wakil dari periode gaya tertentu)
serta keteknikan. Termasuk di dalam nilai arsitektur adalah fasad, layout
dan bentuk bangunan, warna serta ornamen yang dimiliki oleh
bangunan. Juga berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
atau menunjang ilmu pengetahuan
Here comes your footer

Page 8

Nilai Ilmu Pengetahuan


Mencakup bangunan-bangunan yang memiliki peran dalam
pengembangan ilmu pengetahuan
Nilai Sosial Budaya (collective memory)
Berkaitan dengan hubungan antara masyarakat dengan locusnya.
Umur
Berkaitan dengan umur kawasan atau bangunan cagar budaya. Umur
yang ditetapkan adalah sekurang-kurangnya 50 tahun. Semakin tua
bangunan, semakin tinggi nilai ke-tuaannya.

Here comes your footer

Page 9

Sedangkan Menurut Undang undang No 11 Tahun 2010, Benda,


bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila
memenuhi kriteria:
berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;
memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan; dan
memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Here comes your footer

Page 10

Pariwisata
Pengertian Pariwisata
Pariwisata sudah diakui sebagai industri terbesar abad ini, dilihat dari
berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dunia dan
penyerapan tenaga kerja (Pitana dan Gayatri, 2005: 54). Pariwisata
sangat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh factor eko omi, politik,
sosial, lingkungan dan perkembangan teknologi (Hall dan Page, 1999).
Pariwisata adalah wahana utama pelestarian kebudayaan. Pariwisata
tidak menghancurkan kebudayaan melainkan justru memberikan
inspirasi untuk terjadinya proses pengayaan, konservasi, adaptasi,
rekonstruksi dan reinterpretasi (Pitana dan Gayatri, 2005).

Here comes your footer

Page 11

BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Lokasi Studi
Lokasi Studi Pembahasan berada di Kecamatan Wenang dengan lima
kelurahan yang terdapat cagar budaya dan merupakan kawasan kota
lama manado yaitu kelurahan wenang utara, kelurahan calaca,
kelurahan lawangirung, kelurahan pinaesaan dan kelurahan istiqlal .
lokasi studi ini juga berbatasan dengan :

Here comes your footer

Page 12

Identifikasi Cagar Budaya


Taman Kesatuan Bangsa
Kawasan Taman Kesatuan Bangsa Telah ada sejak tahun 1970an yang kemudian
diresmikan pada tahun 1987 oleh Pemerintah Sulawesi Utara. Kawasan TKB sangat erat
kaitan dengan sejarah perkembangan Kota Manado.

Kawasan TKB Termasuk ke dalam Struktur Cagar Budaya karena telah ada lebih dari 50
tahun, mempunyai nilai historis, sosial budaya dan memberikan nilai ilmu pengetahuan
serta memenuhi dan menampung kebutuhan manusia karena Taman Kesatuan Bangsa ini
merupakan ruang publik dan telah menjadi landmark kota manado sampai sekarang ini.
Here comes your footer

Page 13

Oude Kerk (Gereja Sentrum),


Sebelum nama Gereja Sentrum Manado dikenal dengan nama Gereja Besar Manado.
Pada masa penjajahan Jepang Gereja Besar Manado pernah menjadi Markas/Pusat
MSKK (Manado Syuu Kiri Sutoktop Kyookai) yang dipimpin oleh pendeta Jepang
Hamasaki. Namun, Gedung Gereja Besar Manado yang begitu sarat akan nilai historis
religius ini hancur di bom pada perang dunia II atau agresi militer.

Gereja Sentrum merupakan Bangunan Cagar Budaya karena telah berumur lebih dari 50
tahun dan masih memiiki nilai arsitektur, mempunyai nilai historis, dan menunjang nilai
pengetahuan dalam perkembangan kawasan disekitarnya.
Here comes your footer

Page 14

Tugu Perang Dunia Ke 2


Tugu Perang Dunia II ini dibangun pada tahun 1940 untuk memperingati dan sebagai
tanda bahwa sekutu pernah melakukan pengeboman pada kawasan Indonesia Bagian
Timur pada waktu Perang Dunia II. Target dari pengeboman ini adalah Gereja Sentrum,
dimana pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, gedung tersebut pernah menjadi
markas / pusat Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai yang dipimpin Pendeta Jepang,
Hamasaki. Letak tugu peringatan ini berada di sebelah kiri dari bangunan Gereja Sentrum.

Tugu perang dunia ke


II merupakan Benda cagar
budaya
karena
telah
berumur lebih dari 50 tahun,
mempunyai nilai historis,
dan mempunyai hubungan
erat dengan kebudayaan
dan sejarah perkembangan
kawasan disekitarnya.

Here comes your footer

Page 15

Klenteng Ban Hin Kiong


Kelenteng Ban Hing Kiong didirikan sekitar 300 tahun yang lampau dengan
mengikuti pola yang diawali dari niat dan hakekat para pendirinya, dimana hal
tersebut tertampil secara fisik pada papan nama yang mencerminkan fungsi dan
peran serta sifatnya yang umum dan luas (universal).

Klenteng Ban Hin Kiong


merupakan bangunan
Cagar Budaya karena
telah berumur lebih dari
50 tahun dan masih
memiliki nilai arsitektur,
mempunyai sejarah ilmu
pengetahuan, sejarah
budaya dan berpengaruh
bagi perkembangan
kawasan disekitarnya.
Here comes your footer

Page 16

Monumen Pendaratan Batalyon Worang


Monumen tujuh tentara ini diresmikan pada 10 Mei 1954 dan berlokasi di dekat
Pasar 45, di mana patung Dotu Lolong Lasut berdiri (lihat di atas). Nama dari
batalyon ini diambil dari salah satu perwira tinggi Minahasa (H.V. Worang) pada
awal kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Batalyon Worang mendarat di
Sulawesi Utara dengan perintah untuk melawan pemberontakan penduduk lokal
yang mendukung Belanda.
Monumen Pendaratan
Batalyon Worang
merupakan Benda Cagar
Budaya karena telah
berumur lebih dari 50
tahun, mempunyai nilai
sejarah, dan mempunyai
hubungan erat dengan
kebudayaan dan
perkembangan kawasan
kota lama di Manado
Here comes your footer

Page 17

Minahasa Raad (Gedung Dewan Minahasa)


Sejarah Minahasa Raad yang adalah gedung parlemen pertama di Indonesia dibangun
tahun 1925 dan selesai pada tahun 1930. DR Sam Ratulangi adalah penduduk pribumi
pertama yang menjadi anggota dewan merangkap sekretaris dewan.
Bangunan lama milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di Jalan Sam
Ratulangi depan Gedung Bank Sulut, dahulunya adalah Gedung Dewan Minahasa
(Minahasa Raad) pada jaman pendudukan Belanda di Manado

Minahasa Raad merupakan


Bangunan Cagar Budaya
karena telah berumur lebih
dari 50 tahun dan masih
memiiki nilai arsitektur,
mempunyai sejarah ilmu
pengetahuan, sejarah
budaya dan berpengaruh
bagi perkembangan
kawasan disekitarnya.

Here comes your footer

Page 18

Benteng (Bioskop Benteng)


Bangunan bioskop Benteng dibangun pada tahun 1930, memiliki peranan sejarah, karena
sudah ada sejak lama. Bangunan ini juga menjadi salah satu bangunan yang berfungsi
sebagai tempat hiburan masa sejarah.

Benteng Atau Bioskop


Benteng merupakan
Bangunan Cagar Budaya
karena telah berumur lebih
dari 50 tahun dan masih
memiiki nilai arsitektur,
mempunyai sejarah ilmu
pengetahuan, dan
berpengaruh bagi
perkembangan kawasan di
kota lama Manado
Here comes your footer

Page 19

Kapel Biara St. Joseph


Didirikan pada abad 19, Berusia 150 Tahun. Sturuktur dan bernuk bagnunan masih asli.
Masih berfungsi sebagai kapel sampai sekarang dan dapat di kunjungi oleh siapa saja
yang ingin berkunjung

Kapel Biara St. Joseph


merupakan bangunan Cagar
Budaya karena telah
berumur lebih dari 50 tahun
dan masih memiiki nilai
arsitektur, mempunyai nilai
historis, kebudayaan dan
berpengaruh dalam
perkembangan kawasannya.

Here comes your footer

Page 20

Gereja St. Ignatius


Gereja ST. Ignatius memiliki nilai sejarah tiggi dimana gereja ini ialah salah satu gereja
katholik mula-mula di kota Manado. Di bangun pada tahun 1957, gereja ini merupakan
hasil pemekaran dari gereja Katedral Hati Tersuci Maria dan menjadi gereja Katholik yang
berpengaruh di Manado Utara.

Gereja St. Ignatius


merupakan Bangunan
Cagar Budaya karena telah
berumur lebih dari 50 tahun
dan masih memiiki nilai
historis, kebudayaan
mempunyai nilai arsitektur,
dan berpengaruh dalam
perkembangan kawasan
kota lama manado.
Here comes your footer

Page 21

Pengembangan Kawasan Wisata Budaya


Aksesibiltas
. Kota manado sendiri menyediakan sumber transportasi baik darat, laut dan udara.
Transportasi darat dengan adanya terminal malalayang yang terdapat pada selatan kota
manado dan terminal karombasan terdapat di kecamatan Wanea serta terminal Paal 2
terdapat di kecamatan Tikala. Transportasi laut yang ada didukung dengan adanya
pelabuhan diteluk manado berada di pusat kota lama itu sendiri serta pelabuhan yang
berada di kota Bitung dengan transportasi darat yang memerlukan durasi waktu sekitar 1
jam lebih untuk sampai di pusat kota lama manado, dan untuk transportasi udara didukung
dengan adanya bandara Internasional Sam Ratulangi, Akses menuju kawasan kota lama
manado dari bandara memerlukan waktu sekitar 30 menit jika tidak ada hambatan seperti
macet.

Here comes your footer

Page 22

Fasiltas dan Infrastruktur


Kota Manado memiliki 14 hotel berbintang yang terdiri dari 3 Hotel Bintang Lima, 5 Hotel
Bintang Empat, 4 Hotel Bintang Tiga, 3 Hotel Bintang Dua, dan 2 Hotel Bintang Satu.
Sedangkan Hotel Non Bintang yang ada di kota Manado sebanyak 92 Hotel. Sehingga
dapat mendukung keberadaan lokasi cagar budaya di pusat kota lama manado
Di lokasi cagar budaya ini juga terdapat pasar tradisional yaitu pasar bersehati dan
beberapa pasar swalayan seperti jumbo, multimart, dan golden serta juga terdapat area
wisata kuliner wakeke rumah makan di dalamnya.
Pada dasarnya fasilitas umum seperti, lahan parkir, WC umum, pertokoan/warung telah
tersedia dan cukup memadai dan dapat memenuhi kebutuhan orang yang datang atau
singgah ke lokasi wisata budaya

Gambar Fasilitas Parkir di Taman Kesatuan Bangsa

Here comes your footer

Page 23

Gambar PasarBersehati dan WC Umum di Pasar Bersehati

Gambar Pasar Swalayan (Jumbo dan Golden)

Here comes your footer

Page 24

KESIMPULAN
Pada Kawasan Kota Lama Masih terdapat 2 Benda Cagar Budaya, 6 Bangunan
Cagar Budaya, dan 1 Struktur Cagar Budaya sehingga lokasi ini sesuai Undang
Undang no 11 tahun 2010 tentang cagar budaya lokasi ini merupakan Situs
Cagar Budaya yang berpotensi menjadi aset kota manado yang perlu dijaga dan
di lestarikan keberadaannya
Dalam pengembangan wisata budaya akses untuk masuk ke lokasi kota lama ini
dapat di dilalui oleh tranportasi darat yang sudah disediakasn di kota manado
dari terminal malalayang bagian selatan kota manado, terminal karombasan
terdapat di kecamatan Wanea serta terminal Paal 2 terdapat di kecamatan
Tikala. Pada lokasi ini juga ditunjang beberapa fasilitas pendukung seperti Hotel
dan Tempat makan sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi
para wisatawan yang datang dan berkunjung.
Pada lokasi situs cagar budaya ini perhatian pemerintah sangat diperlukan
dalam melindungi dan melestarikan lokasi ini, bentuk sosialisasi, memberikan
pemahaman tentang cagar budaya kepada masyarakat agar dalam
pelestariannya masyarakat turut andil dalam setiap peluang untuk meningkatkan
ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pariwisata di kota manado terutama kawasan
Kota Lama Manado
Here comes your footer

Page 25

TERIMA KASIH

Here comes your footer

Page 26

Anda mungkin juga menyukai