Anda di halaman 1dari 9

MINGGU 4

PROGRAMMING & TERM OF REFFERENCE (TOR)


PENDAHULUAN
Arsitektur adalah salah satu bidang ilmu yang menggabungkan Ilmu Bangunan
(Konstruksi), Estetika dan Fungsi (Function) (Vitruvius). Yang dimaksud dengan fungsi
disini adalah bahwa bangunan adalah wadah dari kegiatan (Container of activities),
artinya fungsi dari bangunan adalah menampung kegiatan. Kegiatan adalah aktifitas
manusia, seperti tinggal, bekerja, sekolah/belajar, bersosialisasi, berekspresi dalam seni
dan budaya dan sebagainya. Maka keberadaan Arsitektur tidak bisa begitu saja, tetapi
membutuhkan studi dan kajian terhadap persoalan dalam hal ini aktifitas yang akan
diwadahi.
Dalam merancang bangunan, ruang maupun tempat, arsitek membutuhkan panduan
(guidance) untuk memulainya. Bangunan, ruang ataupun tempat adalah wadah yang
menampung aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Maka setiap aktifitas memiliki
requirements atau kebutuhan yang beragam dan berbeda satu sama lainnya. Untuk
memudahkan tugas arsitek dalam merancang, maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat TOR (Term of Refference), yang merupakan rangkuman dan
kesimpulan dari kebutuhan-kebutuhan, persyaratan-persyaratan ruang atau bangunan,
hingga akhirnya memunculkan Program. Dengan membuat Program, hasil rancangan
dapat memenuhi segala kebutuhan pengguna, sehingga aktifitas dapat dilakukan
dengan lancer dan sesuai dengan harapan pengguna.
Dalam melakukan Programming, hal yang pertama harus dilakukan adalah
mengidentifikasi kegiatan yang akan dilakukan dalam wadah yang akan dirancang,
kemudian menganalisis masing-masing kegiatan tersebut. Setelah itu akan muncul
kebutuhan-kebutuhan untuk memfasilitasi kegiatan tersebut, dalam bentuk jenis-jenis
ruang. Setelah itu dilakukan analisa terhadap ruang-ruang yang muncul, untuk
diorganisir dalam sebuah bangunan ataupun kompleks bangunan yang akan dirancang.
Kemudian setiap jenis ruang diidentifikasi persyaratannya, bentuknya, kapasitasnya,
perabotnya, hingga dapat dihitung berapa luas yang dibutuhkan.
Jadi hal-hal yang harus dilakukan untuk dapat menghasilkan TOR antara lain:
1. Analisa Kegiatan, mencakup zoning kegiatan
2. Analisa Hubungan ruang
3. Organisasi Ruang dan Sirkulasi
4. Program Ruang.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

1. ANALISA KEGIATAN
Dari jenis proyek yang akan dibangun, arsitek mulai dapat mengidentifikasi pelaku/
pengguna bangunan serta kegiatan yang akan dilakukan dalam bangunan yang
dimaksud. Misalnya untuk kegiatan belajar (edukasi), bangunan yang akan dibangun
kemungkinan besar adalah bangunan sekolah. Pada bangunan sekolah, pelaku
yang dapat diidentifikasi antara lain adalah murid-murid sebagai pengguna utama,
guru-guru sebagai pemandu proses pembelajaran, pengelola administrasi, petugas
kebersihan serta petugas keamanan. Sedangkan pelaku lain yang sewaktu-waktu
datang, misalnya orang tua murid, atau tamu-tamu pengelola sekolah. Dari masingmasing pelaku tadi aktifitas yang dilakukan dapat berbeda-beda, misalnya muridmurid, selain belajar, mungkin juga bermain, berolah raga, berlatih seni seperti seni
lukis, seni musik, seni tari dll. Kegiatan belajar juga terbagi dalam belajar teori
maupun belajar praktek. Sedangkan Guru-Guru selain melakukan proses belajar
mengajar bersama murid, mereka juga harus mengerjakan tugas-tugas guru seperti
menyiapkan bahan ajar, membuat soal ulangan dan tugas-tugas, mengoreksi soal
ulangan, melakukan koordinasi dengan antar guru maupun dengan kepala sekolah.
Begitu pula dengan pelaku kegiatan lainnya. Dari hasil identifikasi tersebut maka
arsitek dapat menganalisis kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh
setiap pelaku kegiatan saat mereka melaksanakan aktifitasnya masing-masing.
Di bawah ini akan disimulasikan bagaimana menganalisis kegiatan dalam sebuah
sekolah musik.

Konser

Pamera
n

Menjual
alat musik

Membeli
alat musik

LOBBY

Datang

Mengaja
Belajar

Parki
r
Makan

Sholat

Memesan
alat musik

Informasi

r
Umu
Rapat

membac
a
Memfoto
copy

Tunggu

Daftar
Teori

Meminjam
buku

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Praktek
Pembayar
an

m
pengunjung
Gur
u
Sisw
a

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Diagram diatas disebut sebagai Bubble Diagram Analisa Kegiatan


menggambarkan Analisis Kegiatan pengguna bangunan serta sirkulasinya.

yang

ANALISA HUBUNGAN DAN ORGANISASI RUANG


Setelah didapat kegiatan yang berlangsung dalam sebuah bangunan dengan fungsi
tertentu (Sekolah Musik dalam kasus di atas), maka dapat diidentifikasi ruang-ruang
yang dibutuhkan untuk menampung / mewadahi aktifitas tersebut. Buble Diagram
kemudian muncul dengan nama-nama ruang, misalnya untuk menampung kegiatan
proses belajar teori dan praktek dibutuhkan ruang kelas teori dan juga ruang kelas
praktek seperti terlihat dalam Bubble Diagram Organisasi dan hubungan ruang,
sebagai berikut:

Music
Instrumen
t Shop

Selasar
Pameran
Auditorium

R.
Administrasi

LOBBY

Entrance
Hall
Perpustakaan

R. Teori

Area Parkir
Kantin

R.

R.
Prakte
k

Guru

Guda
ng

R.
Rapat

R. Seminar
Musholla

R. Paduan
Suara

Diagram di atas menggambarkan hubungan dan organisasi ruang pada sekolah musik
yang dimaksud. Hubungan ruang juga dapat digambarkan melalui matriks hubungan
ruang. Dalam Matriks Hubungan Ruang, dapat diidentifikasi ruang-ruang apa yang
harus secara kegiatan berhubungan erat dan harus saling berhubungan secara
langsung, atau yang tidak perlu terlalu dekat, berhubungan tetapi tidak langsung,
ataupun ruang-ruang yang sama sekali tidak saling berhubungan. Sebagai contoh
Matriks Hubungan Ruang, sebagai berikut:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

MATRIKS HUBUNGAN RUANG

Legenda :
xxx
xx
x

xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
x
R. Guru

Auditorium

Perpustakaan

R. Paduan Suara

R. Praktek

JENIS HUBUNGAN
xx xx xx xx xxx
xxx xxx xx xx xxx
x
x
x
x
x
xxx xx xx x
xxx
xx xx x
xx xx
x
x
xx xx x
x
x
x
x
x
xx xx xx xx x
R. Teori

R. Administrasi

Lobby

xxx xx
xxx
xxx
xx xxx
xx xxx x
xx xxx x
xx xx x
xx xx x
xxx xxx x
xx xx xx
Entrance

NAMA RUANG
Entrance
Lobby
R. Administrasi
R. Teori
R. Praktek
R. Paduan Suara
Perpustakaan
Auditorium
R. Guru

: Hubungan Erat dan ruang berdekatan


: Hubungan sedang dan ruang tidak harus dekat
: Hubungan jarang dan ruang dapat berjauhan.

Dari Matriks yang di atas dapat disimpulkan bagaimana intensitas kegiatan antar ruang
sehingga dapat diidentifikasi hubungan dan jarak ruang-ruang tersebut. Misalnya Ruang
Auditorium tidak memiliki Intensitas Hubungan yang tinggi dengan ruang-ruang lain
kecuali Entrance dan Lobby. Sehingga dalam mengorganisir perletakan ruang,
Auditorium harus berdekatan dengan Entrance dan Lobby, tetapi dapat berjauhan
dengan ruang-ruang lain, bahkan mungkin sama sekali tidak berhubungan.
ZONING
Ruang-ruang juga dikelompokan berdasarkan kesamaan Zoningnya. Pengelompokan
Zoning dapat dilihat berdasarkan jenis pengunjung (Publik, Semi Publik, Privat) maupun
berdasarkan jenis kebisingan yang ditimbulkan maupun yang mempengaruhi ruangruang (disebut sebagai Zoning Kebisingan).

Zona berdasarkan Jenis Pengunjung


Pembagian Zona didasarkan atas Jenis Pengunjung yang boleh memasuki
ruang-ruang yang ada. Zona yang bersifat Publik (Zona Publik/ Umum) adalah
area dimana semua orang baik pengunjung, tamu, murid, guru, orang tua murid,
pengantar, diizinkan untuk masuk dan menggunakannya. Dengan demikian
Ruang-ruang yang terletak di dekat Pintu Masuk termasuk dalam Zona Publik.
Apabila kita melihat Matriks Hubungan Ruang di atas, Ruang yang paling dekat
dan memiliki intensitas Hubungan tinggi dengan Entrance adalah Lobby. Maka

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Entrance dan Lobby dapat dikategorikan dalam Zona Publik. Memang Lobby
merupakan Ruang Penerima di dalam bangunan dimana semua orang yang
berkunjung ke bangunan dimaksud diterima di Lobby.
Sedangkan Ruang Kelas Teori dan Praktek hanya boleh dimasuki oleh murid dan
guru yang melakukan proses belajar dan mengajar. Dalam matriks di atas juga
terlihat bahwa Ruang kelas Teori dan Prkatek memiliki hubungan yang kurng
intens dengan ruang-ruang lain, karena itu Ruang Kelas Teori dan Praktek dapat
dikategorikan dalam Zona Privat.
Di bawah ini adalah Bubble Diagram yang menggambarkan pembagian Zona
menurut jenis pengunjung.

Semi Publik
Selasar
Pameran

Music
Instrument
Shop

Auditori
um

Publik
R.
Administrasi

LOBBY

Entrance
Hall

R.
Perpustakaan

R.
Praktek

R. Teori

Guru

Area Parkir
Kantin

R.
Rapat

R. Seminar
Musholla
Gudang

Privat

R. Paduan
Suara

Hal yang dapat disimpulkan dari pembagian Zona tersebut adalah Ruang-Ruang yang
berada dalam Zona yang sama diletakkan dalam posisi yang saling berdekatan. Area
yang termasuk dalam Zona Privat sebiknya tidak dapat langsung diakses oleh public,
sehingga diantara keduanya dapat diberikan ruang-ruang yang bersifat semi public.
Pembagian Zona ini dapat dilakukan secara Horizontal ataupun secara Vertikal. Kata
Kuncinya adalah semakin jauh dari area Entrance, maka sifat ruang semakin Privat.
Maka apabila Bangunan menyebar secara horizontal, semakin ke dalam dan semakin
menjauh dari entrance (tempat masuk), sifat ruang semakin privat. Sedangkan apabila
bangunan berbentuk vertical ke atas, dimana tempat masuk berada di lantai bawah,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

maka semakin ke atas sifat ruang semakin privat. Sebaliknya pada bangunan yang
berbentuk vertical ke bawah (biasanya pada tapak yang berkontur tajam kea rah
bawah), entrance berada di lantai atas, maka semakin ke bawah, sifat ruang semakin
privat.

Zona Kebisingan
Berdasarkan sifat aktifitas yang diwadahinya, ruang-ruang dapat diidentifikasi
intensitas kebisingannya. Misalnya pada ruang-ruang yang mewadahi aktifitas
belajar dibutuhkan ruang-ruang yang tenang, jauh dari kebisingan, sedangkan
ruang-ruang seperti Kantin tidak memerlukan ketenangan, bahkan juga
merupakan sumber kebisingan. Dengan demikian, ruang-ruang kelas sebaiknya
tidak berdekatan dengan kantin, bahkan mungkin diberi buffer (mediator) berupa
ruang-ruang yang aktifitasnya memiliki tingkat kebisingan sedang, seperti ruang
Administrasi misalnya.
Pada umumnya Ruang-Ruang yang termasuk dalam zona public identik dengan
ruang-ruang yang tingkat kebisingannya tinggi, karena berkaitan dengan jumlah
pengunjung yang beragam dan dalam jumlah banyak. Akan tetapi hal ini tidak
selalu terjadi pada semua kasus.
Berikut ini adalah contoh pembuatan analisa zona kebisingan:

Selasar
Pameran
Auditoriu
m

Bising

Sedan
g
R.
Administrasi

LOBBY

Entrance
Hall

Music
Instrument
Shop

R.
Perpustakaan

R. Teori

R.
Praktek

Area Parkir
Kantin

Gudan
g

Musholla

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

tenan
g

Guru

R. Rapat

R. Seminar
R. Paduan
Suara

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

PROGRAMMING
Programming adalah pembuatan program yang kemudian akan menjadi acuan
pembuatan rancangan. Dari hasil analisis untuk mengidentifikasi jenis ruang, hubungan
dan organisasi ruang, pengguna, sifat ruang-ruang, maka dapat diambil kesimpulan
yang disajikan dalam bentuk Tabel sebagai berikut:
Kelompok Zoning
Kegiatan

I.
public
Kegiatan
Administr
asi

Jenis Ruang

Standar Sumb Kapasit Luas Jenis


Ukuran er
as
Ruan
g

Loby kantor
-waiting room
-cashier

0.9
1
m2/org
2
1
m2/org
Semi Informasi/recep. 2
1
public counter
m2/org
private R.Staff
6
2

5 m2 1

5m2

2 org

4 m2 1

4m2

3org

6m2 1

6m2

R. Ke bag.

R. rapat

36 m2 1

2.16
0.9
4.9

50m2

36m2

4org
4org
1org

8.64m 1
2
1
8.64m 2
2
4.9m2

9m2
9m2
9m2

Loby
sekolah
-waiting room 0.2

6m2

kantin

1.00

30 org 6m2 1
50org
50m2 1

Semi R.Kelas piano 6


private R.Kelas alat
5.00
musik dawai
400
R.Kelas
alat6
musik tiup
R.Kelas pukul

1
1
1
1

2org
2org
2org
2org

24m2
10m2
8m2
24m2

12m2
10m2
8m2
12m2

2
1
1
2

Keterangan

Reception
counter
1 MK,1 MS,1
KK

9m2

3
3
2

public
II.
Kegiatan
pendidika
n

7org

20org 50m2 1
3 org
18 org 9m2 1

service toilet- : wc
Westafel
pantry

Luas
Total

50m2

1 MK, 1
MS,1 MR,4
KR
1 MR,KR,L
1 wc = 5
wanita / 8
pria
1 kompor,1
bak cuci

Dapur kantin
30%
luas
kantin
Piano,LB,1
KG,1 KS,1
MK
KG,KS,1
MK,1S,1 LB
KG,KS,1
MK,1S,1 LB
KG,KS,1
MK,1S,1 LB

R.Praktek
bersama:
Paduan suara
Instrumen
Kombinasi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

R.Komputer
R.Seminar

Perpustakaan :
Buku
R.Baca
Fotocopy
Gudang
Hall masuk

R. Dengar
R. Audio Vidio

service toilet- : wc

Semi
public

Auditorium:
Audience
stage

0,5m2/ 1
org
1
1m2/or 1
g
1,5m2/
org
2m2/ru 1
ang
1
1,5m2/
org

15 org 7,5m2 2
2 org 20m2 1
1 org 1,5m2 2

15m2
20m2
3m2

10org 20m2 1
20org 10m2 1

20m2
10m2

167buk 1
u
1
1,5m2/ Ass
org
Ass
3m2/b Ass
uah
3m2/ru
ang
4m2/ru
ang
3m2/or Ass
g
Ass
0,6m2

20.000 5m2
bk
45m2
30
3m2
orang 3m2
4m2

1
1
2
1
1

5m2
45m2
6m2
3m2
4m2

3org
3org

9m2 1
1,8m2 2

9 m2
3,6m2

2m2/or 3
g

3org

6m2 2

12m2

0,5m2/ 3
org
1
1m2/or
g

300
150m 1
org
2
1
10org 10m2

Digunakan
untuk
kat.vokal
juga

1 rak buku
1
meja
bacadgn
tape
baca. Meja
kerja, kursi
kerja, meja
counter,
mesin
fotocopy.

1 wc = 5
wanita / 8
pria

150m2 Jumlah seat


10m2 200
Susunan
formasi
pemain

Total Luas574,6m2

Dari Tabel Program Ruang di atas dapat diperoleh Jumlah luas bangunan sesuai
dengan kebutuhan ruang, kapasitas, persyaratan, isi ruang (furniture) dsb. Perlu dicatat
bahwa apabila perhitungan luas ruang belum terhitung ruang sirkulasi maka dapat
ditambahakan sekitar 25-30% dari luas bangunan keseluruhan sebagai luas ruang
sirkulasi dan service.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Untuk menghitung luas ruang, selain dapat diperoleh melalui buku-buku standar seperti
Data Arsitek, Time Saver Standard dll, dapat juga dihitung sendiri berdasarkan susunan
perabot yang ditampung oleh ruang tersebut.
Contoh:
Untuk membuat ruang rapat dengan kapasitas 12 orang maka dapat dihitung dengan
sketsa sbb:

0.75
0.2
0.45

2.35

0.2
0.75

0.6

0.75

0.6

0.6

0.6

0.6

0.6

0.75

5.10

Dari sketsa di atas, terlihat perkiraan berapa luas ruang rapat untuk 12 orang, yaitu
sekitar 5.10 x 2.35 = 11.85 m2 atau sekitar 12 m2.
Seandainya bentuk ruang tidak dikehendaki dengan pengaturan seperti di atas, tidak
menjadi masalah, karena perhitungan tersebut merupakan perkiraan, dengan lebih
kurangnya sekitar 10%.
PENUTUP
Setelah Programming selesai, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan TOR (Term of
Refference) yang kelak diguanakan sebagai panduan perancangan. Dalam TOR, dapat
dicantumkan juga gambaran spesifikasi teknisnya, misalnya material yang akan
digunakan. Secara kasar, dengan adanya TOR ini perkiraan biaya bangunan sudah
dapat dihitung. Hal ini juga membantu pemilik modal memperkirakan berapa investasi
yang harus disiapkan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Primi Artiningrum M.Arch


PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Anda mungkin juga menyukai