Anda di halaman 1dari 2

Harian KOMPAS

Bola Panas KPK


Pemburu Rente
Persoalan korupsi di lingkungan pemerintahan, termasuk Istana, tidak hanya
menyangkut pejabat, dari pejabat politik sampai pejabat struktural di lingkungan
kementerian, tetapi terkait juga dengan partai politik. Sudah jadi rahasia umum,
banyak partai politik yang memiliki menteri di kabinet memanfaatkan anggaran
publik untuk mendanai kegiatan partai.
Seperti kita ketahui, anggaran partai politik dapat berasal dari iuran anggota
(termasuk anggota DPR dan kabinet), sumbangan perusahaan, dan anggaran publik
yang sah, seperti bantuan pemerintah kepada partai politik sesuai dengan nilai
perolehan suara dalam pemilu. Namun, menggunakan anggaran publik dari
kementerian tidak sah karena kegiatan partai disisipkan ke dalam daftar isian
pelaksanaan anggaran kementerian.
Negara sampai saat ini adalah pemilik anggaran terbesar. Tidaklah
mengherankan jika partai politik bagaikan pemburu rente yang berupaya masuk ke
dalam koalisi pemerintahan agar bisa menikmati anggaran publik. Jika masuk
memeriksa semua kementerian yang menterinya berasal dari partai politik, tidak
mustahil KPK akan menemukan betapa banyak anggaran untuk kepentingan partai
politik.
Dana publik yang digunakan partai politik bisa dalam bentuk kegiatan yang
terkait dengan konstituen partai, anggaran rutin partai, kampanye pemilu, ataupun
kegiatan untuk meningkatkan kapasitas politisi partai di perwakilan daerah.
Maka, korupsi yang sudah menggurita dan amat struktural ini harus dibongkar
sampai ke akarnya. Dalam kaitan itu, dalam kasus temuan di Kantor Sesmenpora,
jangan sampai Sesmenpora Wafid Muharam hanya dijadikan korban dari seluruh
korupsi di Kemenpora tersebut. Bisa saja ia adalah pejabat pengumpul dana yang
diperintah oleh pejabat yang lebih tinggi, dalam hal ini menteri.
Tuntaskan Penanganan
Pada era reformasi ini cara yang konvensional, yaitu meminta izin Presiden
untuk memeriksa menteri, tampaknya sudah usang. Seperti dalam kasus banyaknya
kepala daerah yang belum mendapat izin Presiden untuk diperiksa, ini justru
menimbulkan tuduhan seolah-olah Presiden melindungi para kepala daerah tersebut,
apalagi kalau mereka berasal dari partai yang sama dengan Presiden.
Kita harus tetap menganut asas praduga tidak bersalah terhadap pejabat
struktural ataupun pejabat politik yang diduga tersangkut kasus korupsi. Namun,
penyidikan KPK ke semua lembaga pemerintah kementerian dan nonkementerian
perlu dilakukan agar penegakan hukum di negeri ini benar-benar terlaksana tanpa
pandang bulu.
Masa kerja pimpinan KPK yang tinggal delapan bulan tampaknya harus benarbenar digunakan tidak saja untuk menolak revisi atas UU No 30/2002 tentang KPK
yang intinya semakin melemahkan KPK dan mengembalikan penegakan hukum
kasus-kasus korupsi seperti dulutetapi juga bagaimana KPK dapat menuntaskan
bola panas korupsi yang menyerempet Istana.

Para komisioner KPK tak perlu takut pada bola panas yang mereka genggam
karena rakyat pasti akan mendukung KPK sepenuh hati. KPK harus melakukan
serangan balik terhadap para politisi korup yang ingin melemahkannya. Inilah saat
yang tepat bagi KPK untuk membuktikan bahwa institusi ini tetap tegas dan
independen dari penguasa negeri.
*dikutip dari: http://nasional.kompas.com/read/2011/04/29/02492569/bola.panas.kpk
Analisa:
Persoalan korupsi mengenai dana publik yang dipakai oleh parpol sudahlah
menjadi rahasia umum. Mekanisme transparansi dan pengawasan internal seringkali
terlalu banyak keterbatasan sehingga sulit diakses dan memadai sebagai alat kontrol
penegakkan hukum dan publik. Badan yang khusus menangani korupsi, seperti KPK
bisa dikatakan cukup wewenang dan sumber daya relatif, namun masih tergantung
pada kualitas lembaga lain sebagai tenaga pelaksana. Lembaga ini juga sangat kurang
mendapat dukungan politik. Menurut saya, bila ada pertanyaan mampukah KPK
membongkar semua kasus ini? Tentu jawabannya jelas tidak, sebelum kekuasaan
hampir tak terbatas parpol dikurangi dan ditinjau ulang. Karena kita semua sudah
tahu, sebelum dapat berbuat banyak, kekuasaan KPK pun hendak dipreteli oleh
DPR. Saran saya agar semua kasus korupsi ini dapat dikurangi, jangan hanya yang
kelihatan saja yang ditindaklanjuti, tetapi tentu masih banyak oknum-oknum lain yang
bekerja sama dalam masalah ini yang tidak terjamah atau sengaja tidak dijamah oleh
pemerintah yang harus mendapat tindakan tegas.

Anda mungkin juga menyukai