Anda di halaman 1dari 75

INVESTIGASI WABAH

BROMELIAD

Tabel 1
Distribusi frekuensi penderita diare berdasarkan masa inkubasinya,
kecamatan M, tahun 1996

Masa inkubasi
(dalam hari)

Frekuensi

Frekuensi
kumulatif

0-1

2-3

4-5

10

17

6-7

26

8-9

31

10-11

34

12-13

36

14-15

37

jumlah

37

Hitunglah median masa inkubasi

Rumus Median untuk data berkelompok

Median = B + [(Pm f) / (fm f)] x i

= batas atas dari kelas dibawah kelas


median
Pm = posisi median
f
= frekuensi kumulatif dari kelas
dibawah median
fm = frekuensi kumulatif dari kelas
median
I
= besarnya interval kelas

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Posisi median = (37 + 1)/2 = 19


Kelas median adalah kelompok 6-7 hari
Oleh karena antara tiap kelas interval ada selang satu
hari, maka batas antara masing-masing interval dianggap
terdapat pada pertengahan selang tersebut, sehingga
untuk kelas 6-7 hari batasnya adalah 5,5 7,5 hari,
sedangkan untuk kelas 2-3 hari adalah 1,5 3,5 hari.
Dengan demikian interval masing-masing kelas adalah 2
hari.
Frekuensi kumulatif kelas median = 26
Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas median = 17
Dengan menggunakan rumus, didapat hasil sbb:
Median = 5,5 + [(19-17)/(26-17)] x 2 hari = 5,94 hari
atau 5 hari 22 jam 33 menit 36 detik

INVESTIGASI WABAH

Cara mengartikan
kurve epidemi
Pertimbangkan bentuknya.
Bentuknya ditentukan oleh: cara penularan & periode
pemaparan

1. Cara penularan penyakit

a. Point source epidemic, pemaparan bersumber


tunggal dan waktu yang singkat

b. Continuous common source epidemic: periode


pemaparan memanjang --> kurve berpuncak tunggal &
datar

c. Intermittent common source epidemic: lama


pemaparan dan jumlah orang yang terpapar tak beraturan
besarnya, kurve bergerigi tak beraturan

d. Propagated epidemic: penularan dari orang ke


orang, berpuncak banyak, berjarak 1 masa inkubasi

Kriteria Untuk Menentukan KLB


1. Timbulnya suatu penyakit menular yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
di suatu daerah
2. Adanya peningkatan kejadian kesakitan
atau kematian dua kali atau lebih
dibandingkan jumlah kesakitan atau
kematian yang biasa terjadi pada kurun
waktu sebelumnya (jam, hari, minggu)
bergantung pada jenis penyakitnya

3. Adanya peningkatan kejadian kesakitan


secara terus menerus selama 3 kurun
waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut

Level Kasus
SOAL
Kasus Pasti (Confirmed): Harus disertakan
pemeriksaan lab hasil +
Kasus Mungkin (Probable): Harus
memenuhi semua ciri klinis penyakit,
tanpa pemeriksaan lab
Kasus Meragukan (Possible): Biasanya
hanya memenuhi sebagian gejala klinis
saja

Pembuktian Adanya Wabah


1. SOAL
Penyakit Endemis yang tidak dipengaruhi
oleh musim

Dapat dilihat dari rata-rata penderitanya setiap


bulan pada tahun-tahun yang lalu
Mencari ambang wabah (Epidemic threshold), yang
didapat dari rata-rata hitung (mean) jumlah
penderita pada waktu-waktu yang lalu, ditambah
dengan 2 x SE-nya. Bila suatu saat jumlah
penderita melebihi garis ambang ini, maka keadaan
tersebut dinyatakan sebagai wabah

SOALS
SOAL
Wabah berarti penyakit menular yang
berjangkit dengan cepat, menyerang
sejumlah besar orang di daerah yang luas
Wabah adalah terdapatnya penderita
suatu penyakit tertentu pada penduduk
suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi
jumlah yang biasa
pernyataan adanya wabah hanya boleh
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Pseudo Epidemik

SOAL
Bila jumlah kasus yang dilaporkan
melebihi jumlah yang diharapkan,
kelebihan ini tidak selalu menunjukkan
adanya wabah. Peningkatan yang
demikian disebut Pseudo Epidemik,
contohnya:
1. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan
penderita
2. Adanya cara diagnosis baru
3. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
4. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
5. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan

Definisi Wabah
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1989
Wabah berarti penyakit menular yang
berjangkit dengan cepat, menyerang
sejumlah besar orang di daerah yang luas.
Departemen Kesehatan RI Direktorat
Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman
1981
Wabah adalah peningkatan kejadian
kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat, baik jumlah
kasusnya maupun daerah terjangkit

Definisi Wabah
Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang
wabah penyakit menular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit
tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata
melebihi jumlah yang biasa
Last 1981
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat,
dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih
banyak dari keadaan biasa

Selain kata wabah


letusan (outbreak)
kejadian luar biasa (KLB = unusual event)
Di Indonesia
pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan

Cara Mengungkapkan Wabah


dideteksi dari analisis data surveilans
rutin
adanya laporan petugas, pamong
ataupun warga yang cukup perduli

Alasan menyelidiki
kemungkinan wabah

Mengadakan penanggulangan dan


pencegahan
Kesempatan mengadakan penelitian dan
pelatihan
Pertimbangan Program
Kepentingan Umum, Politik dan Hukum

Tabel 1
Sumber/Cara Penularan
Skala Prioritas Dalam Melakukan Investigasi dan Penanggulangan (Control) Wabah Berdasarkan
Sumber, Cara Penularan, dan Agen Penyebab

Agen
Penyebab

Diketahui

Tidak
Diketahui

Diketahui

Tidak Diketahui

Investigasi +
Control +++
Investigasi +++
Control +++

Investigasi +++
Control +
Investigasi +++
Control +

Langkah-Langkah
Investigasi Wabah

1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.

Persiapan Investigasi di Lapangan


Memastikan adanya Wabah
Memastikan diagnosis
a. Membuat definisi kasus
b. Menemukan dan menghitung Kasus
Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
Membuat hipotesis
Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasuskontrol)
8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian
tambahan
9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
10. Menyampaikan hasil penyelidikan

Langkah 1: Persiapan Investigasi di Lapangan

tiga kategori:
Investigasi (pengetahuan ilmiah yang
sesuai, perlengkapan dan alat)
administrasi (prosedur administrasi
Konsultasi (peran masing-masing petugas
yang turun ke lapangan)

Langkah 2: Memastikan adanya Wabah

Menentukan apakah jumlah kasus yang


ada sudah melampaui jumlah yang
diharapkan
Dilakukan dengan membandingkan jumlah
yang ada saat itu dengan jumlahnya
beberapa minggu atau bulan sebelumnya,
atau dengan jumlah yang ada pada periode
waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya

Sumber Informasi
Sumber informasi bervariasi bergantung
pada situasinya
Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan
catatan hasil surveilens
Untuk penyakit/ kondisi lain, digunakan data setempat
yang tersedia
Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari
wilayah di dekatnya atau data nasional
Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk
menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada.

Pseudo Epidemik

Bila jumlah kasus yang dilaporkan


melebihi jumlah yang diharapkan,
kelebihan ini tidak selalu menunjukkan
adanya wabah. Peningkatan yang
demikian disebut Pseudo Epidemik,
contohnya:
1. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan
penderita
2. Adanya cara diagnosis baru
3. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
4. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
5. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan

Pembuktian Adanya Wabah


1. Penyakit Endemis yang tidak dipengaruhi
oleh musim

Dapat dilihat dari rata-rata penderitanya setiap


bulan pada tahun-tahun yang lalu
Mencari ambang wabah (Epidemic threshold), yang
didapat dari rata-rata hitung (mean) jumlah
penderita pada waktu-waktu yang lalu, ditambah
dengan 2 x SE-nya. Bila suatu saat jumlah
penderita melebihi garis ambang ini, maka keadaan
tersebut dinyatakan sebagai wabah

Pembuktian Adanya Wabah


2. Penyakit Endemis yang bersifat musiman

Bila pola penyakit yang berjangkit itu dipengaruhi


oleh musim, maka jumlah penderita yang
diharapkan adalah sebanyak penderitanya di
musim yang sama tahun yang lalu atau jumlah
paling tinggi yang pernah terjadi pada musimmusim yang sama di tahun yang telah silam
Mencari ambang wabah mingguan atau bulanan
sehingga tercermin variasinya berdasarkan musim,
baru kemudian ditentukan apakah kejadian yang
sedang dihadapi memang lebih tinggi daripada
yang diharapkan

Pembuktian Adanya Wabah


3. Penyakit yang tidak endemis
Dibutuhkan data tentang waktu penyakit
tersebut biasa ditemukan dan berapa
banyak penderitanya. Dengan
membandingkan hal ini akan dapat
ditentukan apakah kejadian yang
diharapkan itu di luar kebiasaan yang
berlaku

Kriteria Untuk Menentukan KLB


1. Timbulnya suatu penyakit menular yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
di suatu daerah
2. Adanya peningkatan kejadian kesakitan
atau kematian dua kali atau lebih
dibandingkan jumlah kesakitan atau
kematian yang biasa terjadi pada kurun
waktu sebelumnya (jam, hari, minggu)
bergantung pada jenis penyakitnya

3. Adanya peningkatan kejadian kesakitan


secara terus menerus selama 3 kurun
waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut

Kriteria Untuk Wabah Akibat Keracunan Makanan

1.

2.

(CDC)

Ditemukannya dua atau lebih penderita penyakit serupa,


yang biasanya berupa gejala gangguan pencernaan
(gastrointestinal), sesudah memakan makanan yang
sama
Hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan makanan
sebagai sumber penularan

Perkecualian diadakan untuk keracunan akibat


toksin (racun) Clostridium botulinum atau akibat
bahan-bahan kimia, didapatkan seorang penderita
sudah dianggap suatu letusan.

Kriteria KLB:
1.Timbulnya suatu peny.menular yang sebelumnya tidak
ada/tidak dikenal.
2.Peningkatan kasus/kematian terus menerus selama kurun
waktu berturut=turut (jam/hari/minggu )
* mgg 8 =5 kasus
* mgg 9 = 10 kasus
* mgg 10= 15 kasus
3. Peningkatan kejadian peny/kematian 2 x atau lebih dibanding
dgn periode sebelumnya (jam,minggu,bulan ,tahun)
*mgg2-7 tiap minggu dilaporkan diare 10-13 kasus
*mgg 8 = 26 kasus
4. Angka rata-rata perbulan meningkat 2 x dibanding dengan
angka rata-rata tahun sebelumnya.

Kriteria KLB:
5. Angka kematian /CFR menunjukkan kenaikan
>50% dibanding dengan CFR periode sebelumnya.
Kriteria KLB diatas dalam aplikasi
sehari-hari menggunakan akal
sehat/common sense

Langkah 3: Memastikan
Diagnosis

Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah


(1) untuk memastikan bahwa masalah
tersebut telah didiagnosis dengan patut
(2) untuk menyingkirkan kemungkinan
kesalahan laboratorium yang
menyebabkan peningkatan kasus yang
dilaporkan
Semua temuan klinis harus
disimpulkan dalam distribusi
frekuensi
Distribusi ini penting untuk menggambarkan spektrum
penyakit, menentukan diagnosis, dan
mengembangkan definisi kasus

kunjungan terhadap satu atau dua


penderita

Langkah 4a: Membuat Definisi Kasus


Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dalam
penyelidikan wabah dibatasi oleh waktu, tempat dan
orang
Bila penyakitnya belum terdiagnosis, diagnosis kerja dibuat
berdasarkan gejala-gejala yang paling banyak diderita,
sedapat mungkin yang dapat menggambarkan proses
penyakit yang pathognomonis, dan cukup spesifik.

Level Kasus
Kasus Pasti (Confirmed): Harus disertakan
pemeriksaan lab hasil +
Kasus Mungkin (Probable): Harus
memenuhi semua ciri klinis penyakit,
tanpa pemeriksaan lab
Kasus Meragukan (Possible): Biasanya
hanya memenuhi sebagian gejala klinis
saja

Tabel 2
Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang pengungsi yang menyatakan sakit
pada kejadian letusan penyakit diare

Macam gejala

Penderita yang mempunyai gejala


Jumlah

1. Sakit perut

207

(207/235) X 100%

2. Mencret

191

3. Muntah

11

4. Pusing

36

5. Panas

24

6. Sakit
tenggorok
0 Letusan Penyakit Diare di
Sumber:
Buchari
Lapau dkk. (1976) Penyelidikan
Perusahaan
Perakitan Motor, Jakarta , Universitas
7. Lain-lain
10 Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Tabel 2
Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit
pada kejadian letusan penyakit diare

Macam gejala

Penderita yang mempunyai gejala


Jumlah

1. Sakit perut

207

88.1

2. Mencret

191

81.3

3. Muntah

11

4.7

4. Pusing

36

15.3

5. Panas

24

10.2

6. Sakit
tenggorok
0 Letusan Penyakit Diare0di
Sumber:
Buchari
Lapau dkk. (1976) Penyelidikan
Perusahaan
Perakitan Motor, Jakarta , Universitas
Masyarakat.
7. Lain-lain
10 Indonesia, Fakultas Kesehatan
4.3

Langkah 4b: Menemukan dan Menghitung Kasus

dikumpulkan informasi berikut ini dari


setiap kasus:
Data indentifikasi -- nama, alamat,
nomor telepon
Data demografi-- umur, jenis kelamin,
ras, dan pekerjaan
Data klinis
Faktor risiko-- harus dibuat khusus
untuk tiap penyakit.
Informasi pelapor mencari informasi
tambahan atau memberikan umpan balik

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Studi tentang kejadian penyakit atau
masalah lain yang berkaitan dengan
kesehatan pada populasi.
Umumnya berkaitan dengan ciri-ciri dasar
seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan,
status sosial ekonomi, dan lokasi
geografiknya
Berdasarkan
1. Orang
2. Tempat
3. Waktu

Gambaran Perjalanan wabah


berdasarkan waktu
1. Kurve Epidemi
Gambar perjalanan suatu letusan, berupa
histogram dari jumlah kasus berdasarkan
waktu timbulnya gejala pertama

Manfaat Kurva Epidemi


Mendapatkan Informasi tentang
perjalanan wabah dan kemungkinan
kelanjutan
Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui,
dapat memperkirakan kapan pemaparan
terjadi memusatkan penyelidikan pada
periode tersebut
Kesimpulan pola kejadian -- apakah
bersumber tunggal, ditularkan dari orang
ke orang, atau campuran keduanya

Membuat Kurva epidemi


Untuk membuatnya dibutuhkan informasi
tentang waktu timbulnya gejala pertama.
tanggal timbulnya gejala pertama
jam timbulnya gejala pertama, untuk
masa inkubasi sangat pendek

Cara mengartikan
kurve epidemi
Pertimbangkan bentuknya.
Bentuknya ditentukan oleh: cara penularan & periode
pemaparan

1. Cara penularan penyakit

a. Point source epidemic, pemaparan bersumber


tunggal dan waktu yang singkat

b. Continuous common source epidemic: periode


pemaparan memanjang --> kurve berpuncak tunggal &
datar

c. Intermittent common source epidemic: lama


pemaparan dan jumlah orang yang terpapar tak beraturan
besarnya, kurve bergerigi tak beraturan

d. Propagated epidemic: penularan dari orang ke


orang, berpuncak banyak, berjarak 1 masa inkubasi

2. Perjalanan Wabah
a. kurve menanjak: jumlah kasus terus
bertambah, wabah sedang memuncak,
akan ada kasus-kasus baru
b. Puncak kurve sudah dilalui: kasus yang
terjadi semakin berkurang, wabah akan
segera berakhir.

3. Mencari Periode Pemaparan


Pada point source epidemic -- penyakit dan masa inkubasi
diketahui, kurve epidemic dapat digunakan untuk mencari
periode pemaparan -- penting menanyakan sumber letusan
Caranya:

1. Cari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan ratarata

2. Tentukan puncak letusan atau kasus median, hitung


mundur satu masa inkubasi rata-rata, catat hasilnya

3. Mulai dari kasus paling awal, hitung mundur masa


inkubasi terpendek, catat hasilnya

2. Masa Inkubasi
Waktu antara masuknya agen penyakit
sampai timbulnya gejala pertama
Cara menghitung masa inkubasi
Contoh: Sepuluh orang menderita diare
akibat keracunan makanan yang
diperkirakan terjadi pada saat makan
siang, tanggal 1 Maret 2010, jam 13.00.
Saat timbulnya gejala pertama adalah
sebagai berikut:

1. tanggal
2. tanggal
3. tanggal
4. tanggal
5. tanggal
6. tanggal
7. tanggal
8. tanggal
9. tanggal
10.tanggal

1
1
2
1
1
1
1
1
1
1

Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret

jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam

24.00
18.30
01.00
21.00
16.00
19.00
19.00
20.00
19.00
18.00

Tentukan masa inkubasi terpendek,


terpanjang, dan median masa inkubasi?

Jawaban
Masa inkubasi terpendek adalah 3 jam
(kasus no. 5) dan yang terpanjang 12 jam
(kasus no. 3)

1. tanggal 1 Maret jam 16.00


2. tanggal 1 Maret jam 18.00
3. tanggal 1 Maret jam 18.30
4. tanggal 1 Maret jam 19.00
5. tanggal 1 Maret jam 19.00
6. tanggal 1 Maret jam 19.00
7. tanggal 1 Maret jam 20.00
8. tanggal 1 Maret jam 21.00
9. tanggal 1 Maret jam 24.00
10.tanggal 2 Maret jam 01.00
Median kelompok ini terletak pada penderita no. 5 1/2
( berasal dari (n +1)/2 , yang dalam hal ini (10 + 1)/2
Sehingga median masa inkubasinya adalah jarak antara
jam 13.00 ke jam ( 19.00 + 19.00 ) / 2 = 19.00 yaitu 6 jam

Manfaat diketahuinya masa inkubasi

1. Bila penyakit belum diketahui, informasi


tentang masa inkubasi bersama
diagnosis penyakit dapat mempersempit
differential diagnosis
2. Untuk memperkirakan saat terjadinya
penularan

Tabel 1
Distribusi frekuensi penderita diare berdasarkan masa inkubasinya,
kecamatan M, tahun 1996

Masa inkubasi
(dalam hari)

Frekuensi

Frekuensi
kumulatif

0-1

2-3

4-5

10

17

6-7

26

8-9

31

10-11

34

12-13

36

14-15

37

jumlah

37

Hitunglah median masa inkubasi

Rumus Median untuk data berkelompok

Median = B + [(Pm f) / (fm f)] x i

= batas atas dari kelas dibawah kelas


median
Pm = posisi median
f
= frekuensi kumulatif dari kelas
dibawah median
fm = frekuensi kumulatif dari kelas
median
I
= besarnya interval kelas

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Posisi median = (37 + 1)/2 = 19


Kelas median adalah kelompok 6-7 hari
Oleh karena antara tiap kelas interval ada selang satu
hari, maka batas antara masing-masing interval dianggap
terdapat pada pertengahan selang tersebut, sehingga
untuk kelas 6-7 hari batasnya adalah 5,5 7,5 hari,
sedangkan untuk kelas 2-3 hari adalah 1,5 3,5 hari.
Dengan demikian interval masing-masing kelas adalah 2
hari.
Frekuensi kumulatif kelas median = 26
Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas median = 17
Dengan menggunakan rumus, didapat hasil sbb:
Median = 5,5 + [(19-17)/(26-17)] x 2 hari = 5,94 hari
atau 5 hari 22 jam 33 menit 36 detik

Tabel 2
Distribusi penderita penyakit hepatitis A
berdasarkan tanggal timbulnya gejala pertama,
di Kecamatan tamalanres , 2010
Frekuensi

Frekuensi kumulatif

8-12 Maret

13-17 Maret

17

19

18-22 Maret

31

50

23-27 Maret

26

76

28 Maret-2 April

15

91

3-7 April

10

101

8-12 April

105

Jumlah

105

Tanggal

Hitunglah median masa inkubasi:

Jawaban
Median masa inkubasi:
Median = B + [(Pm f) / (fm f)] x i
Median = 22 Maret
Median = 22 Maret
Median = 22 Maret
Median = 23 Maret
mulai sakit)

24.00 + [(53 50) / (76 50)] x 5 hari


24.00 + 3/26 x 120 jam
24.00 + 13,84 jam
13 jam 50 menit 24 detik (median waktu

Hitung jarak antara saat pemaparan dengan


waktu
mulai sakitnya kasus median ini, maka akan
didapatkan nilai median masa inkubasi

Gambaran Kejadian Wabah berdasarkan Orang

Ciri Inang:
Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang
menentukan penyakit, karena mempengaruhi:
Daya tahan tubuh
Pengalaman kontak dengan penyakit
Lingkungan pergaulan yang memungkinkan kontak
dengan sumber penyakit

Jenis Kelamin; Ras/ suku; dsb.


Faktor-faktor ini digambarkan apabila diduga
ada perbedaan risiko diantara golongangolongan dalam faktor tsb.
Di negara-negara multirasial, gambaran
penderita berdasarkan ras sering ditampilkan.
Adanya perbedaan cara hidup, tingkat sosial
ekonomi, kekebalan, dsb.

Berdasarkan pemaparan:
Pekerjaan
Rekreasi
Penggunaan obat-obatan
Kedua kelompok (berdasarkan ciri inang atau
pemaparan) mempengaruhi kepekaan dan risiko
pemaparan
Ciri lain yang juga diselidiki: jenis penyakit dan kejadian
wabah

Rate
Rate digunakan untuk mengidentifikasi
kelompok yang berisiko tinggi
Dibutuhkan pembilang (jumlah kasus) dan
penyebut (besar populasi)
Rate berdasarkan umur dan jenis kelamin
faktor yang paling kuat hubungannya
dengan pemaparan dan risiko terserang
penyakit

Gambaran kejadian wabah berdasarkan tempat kejadian

Memberikan informasi tentang luasnya


wialyah yang terserang
Menggambarkan pengelompokkan atau pola
lain ke arah penyebab
Berupa: Spot map atau area map
Spot map: peta sederhana yang berguna
untuk menggambarkan tempat para
penderita tinggal, bekerja, atau
kemungkinan terpapar
Area map: menunjukkan insidens atau
distribusi kejadian pada wilayah dengan
kode/ arsiran

Spot map

Area map

UJI HIPOTESIS

Langkah 6: Membuat hipotesis


Formulasikan hipotesis
meliputi sumber agen penyakit
cara penularan (dan alat penularan atau
vektor)
dan pemaparan yang mengakibatkan sakit

Hipotesis dapat dikembangkan


dengan cara:
a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang
penyakit itu:

Apa reservoir utama agen penyakitnya?


Bagaimana cara penularannya?
Bahan apa yang biasanya menjadi alat
penularan?

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko


tertular?
b. Wawancara dengan beberapa penderita
c. mengumpulkan beberapa penderita mencari
kesamaan pemaparan.
d. Kunjungan rumah penderita
e.
Wawancara
dengan
petugas
kesehatan
setempat

Langkah 7: Menilai Hipotesis


Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis
dapat dinilai dengan salah satu dari dua
cara ini:
1. Dengan membandingkan hipotesis
dengan fakta yang ada, atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk
mengkuantifikasikan
hubungan
dan
menyelidiki peran kebetulan.

Penelitian Kohort
Merupakan teknik uji terbaik dalam
investigasi wabah pada populasi yang
kecil dan jelas batasnya
Dalam memeriksa informasi, ada tiga hal
yang harus diperhatikan:
Attack rate tinggi pada mereka yang terpapar
Attack rate rendah pada mereka yang tidak terpapar
Sebagian besar penderita terpapar, sehingga
pemaparan dapat menerangkan sebagian besar dari
kejadian

Penelitian Kohort
Penyakit CAMPAK

Total

Exposure
IMUNISASI
Ya

Ya

Tidak

a1

b49

a+B 50

Tidak

c49

D1

c+d 50

Total

a+c

b+d

a+b+c+d

RR = Ie / Iu = a/(a+b) : c/(c+d)= 30/40 : 10/100

Penelitian kasus kontrol


Dilakukan apabila wabah terjadi,
populasinya tidak jelas batasannya

Penelitian kasus kontrol


Penyakit
Exposure

Total

Ya

Tidak

Ya

a+b

Tidak

c+d

Total

a+c

b+d

a+b+c+d

OR = (A/B) : (C/D)
OR = AD / BC

Uji Kemaknaan Statistik

Status
keterpaparan

Sakit

Tak sakit

Jumlah

Terpapar

H1

Tak terpapar

H2

Jumlah

V1

V2

T {| ad - bc| - (T/2)}2
= ------------------------------V1 x V2 x H1 x H2

Langkah 8: Memperbaiki Hipotesis dan


mengadakan Penelitian tambahan

Penelitian Epidemiologi
epidemiologi analitik
Penelitian Laboratorium dan Lingkungan

Pemeriksaan serum

Pemeriksaan tempat pembuangan


tinja

Langkah 9: Melaksanakan Pengendalian dan


Pencegahan

pengendalian seharusnya
dilaksanakan secepat mungkin
upaya penanggulangan biasanya hanya
dapat diterapkan setelah sumber wabah
diketahui
Pada umumnya, upaya pengendalian
diarahkan pada mata rantai yang terlemah
dalam penularan penyakit.
Upaya pengendalian mungkin diarahkan
pada agen penyakit, sumbernya, atau
reservoirnya.

Langkah 10: Menyampaikan Hasil Penyelidikan

Penyampaian hasil dapat dilakukan


dengan dua cara:
(1) Laporan lisan pada pejabat setempat
dilakukan di hadapan pejabat setempat dan
mereka yang bertugas mengadakan
pengendalian dan pencegahan
(2) laporan tertulis

Penyampaian hasil penyelidikan


Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai
rekomendasi yang tepat dan beralasan
Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara
ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat
dipertahankan secara ilmiah
Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan
tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah
(pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil,
diskusi, kesimpulan, dan saran)
Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari
isu legal, dan merupakan bahan rujukan apabila
terjadi hal yang sama di masa datang

laporan tertulis
a. Pendahuluan (gambaran peristiwa)
b. Latar belakang (geografis, politis, ekonomis, demografis,
historis)
c. Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan,
metode, sumber informasi)
d. Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka
serangan, tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan
laboratorium, kemungkinan sumber infeksi, suspek suatu
sumber penularan, dan lain-lain)

e. Analisis data dan simpulan


f. Uraian tentang tindakan (penanggulangan)
g. Uraian dampak

Populasi: akibat kesehatan, hukum, ekonomis


Tindakan penanggulangan terhadap
Populasi status kekebalan, cara hidup
Reservoir jumlah, distribusi
Vektor jumlah, distribusi
Penemuan penyebab menular baru

h. Saran (perbaikan prosedur surveilens dan penanggulangan di masa depan

Anda mungkin juga menyukai