Oleh :
FAJRI MARINDRA
0708112154
Pembimbing :
dr. Maisarah Zas, Sp.KJ
LAPORAN KASUS
Dokter Muda
: Fajri Marindra
:M
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir/Umur
: 61 tahun
Tempat lahir
: Pariaman
Status Perkawinan
: Sudah menikah
Pekerjaan
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Suku Bangsa
: Minang
Pendidikan
Alamat
: Pekanbaru
Keluarga terdekat
: Tn. H (Suami)
Alamat
: Pekanbaru
STATUS INTERNUS
Keadaan Umum
: Baik
Bentuk badan
: Astenikus
Nadi
: 105 x/menit
Suhu tubuh
: Afebris
Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respiratorik
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urogenital
Kelainan Khusus
: Tidak ditemukan
STATUS NEUROLOGIKUS
I. Urat saraf kepala (panca indera) : Dalam Batas Normal
Gejala rangsangan selaput otak
:-
:-
Mata
- Gerakan (kelumpuhan, nistagmus, dsb) : Normal
- Persepsi (diplopia, visus, dsb)
: Normal
- Pupil;bentuk
: Bulat, isokor 3 mm
- Reaksi cahaya
: +/+
- Reaksi konvergensi
: +/+
- Reaksi kornea
: +/+
- Pemeriksaan opthalmoskopik
: Tidak dilakukan
II. Motorik
- Tonus
: Normal
- turgor
: Normal
- Kekuatan
: Normal
- Koordinasi
: Normal
- Refleks
: Normal
III. Sensibilitas
: Normal
: Normal
V. Fungsi-fungsi luhur
: Normal
: (-)
- Tremor
: (-)
- Nasal Stifness
: (-)
: (-)
ALLOANAMNESIS
Belum didapatkan karena pasien hanya datang bersama suaminya, dan suaminya
tidak banyak terlibat dalam wawancara bersama pasien.
Keluhan Utama
Sejak 4 bulan yang lalu pasien merasa sangat sedih, nafsu makan menurun,
dan sulit tidur. Hal ini dialami pasien setelah tahu suaminya menikah lagi,
padahal saat itu pasien sedang dirawat di RS AB karena menjalani operasi
katarak, dan seorang anaknya juga dirawat karena menderita DBD. Menurut
pasien dia sangat sedih karena suaminya tega melakukan hal tersebut disaat
dia dan anaknya sedang sakit.
Setelah
dilakukan
pemeriksaan
lab
dan
EKG,
semuanya
Pasien tidak pernah menceritakan masalahnya ini pada saudara, anak, atau
teman-temannya karena pasien tidak mau keburukan suaminya diketahui oleh
orang lain.
Tahun 1967 pasien juga pernah mengalami hal serupa karena suaminya
ketahuan selingkuh, namun pasien tidak ada berobat. Saat itu pasien sedang
hamil tua (8 bulan 21 hari), disaat itu suaminya ketahuan selingkuh sama
pembantunya (yg juga merupakan keluarga jauh suami pasien), saat itu pasien
merasa terpukul karena melihat kelakuan suaminya tersebut disaat ia hamil
tua, namun akhirnya pasien mau memaafkan suaminya setelah diajak jalanjalan.
Tahun 1969 suami pasien kembali ketahuan selingkuh dengan wanita lain,
setelah pasien menemukan surat cinta dari suaminya, namun suaminya
kembali minta maaf dan pasienpun memaafkannya.
Pada tahun 2002, setelah pasien dan suaminya pulang haji, saat itu suami
pasien kembali ketahuan selingkuh dengan wanita yang tergolong keluarga
jauh pasien, suami pasienpun minta maaf hingga bersumpah diatas al-quran
untuk tidak selingkuh lagi, dan pasien pun kembali mau memaafkan
suaminya.
Pada bulan agustus, tahun 2011, suami pasien ketahuan menikah lagi disaat
pasien dan anak perempuannya dirawat di rumah sakit, suami pasien menikah
dengan perempuan yang juga dikenal pasien, karena pasien sering membantu
dan meminjamkan uang pada wanita tersebut. Pasien sangat terpukul dengan
kejadian ini, walaupun satu bulan kemudian suami pasien menceraikan wanita
tersebut, kejadian ini sulit diterima pasien dan membuat pasien seperti
sekarang.
Pasien lahir cukup bulan. Ditolong oleh dukun beranak. Berat badan dan
panjang badan ketika lahir tidak diketahui.
Saat sekolah pasien dikenal baik oleh teman-temannya, pandai bergaul, tidak
ada musuh, dan termasuk anak yang berprestasi.
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara, ayah pasien dulunya
berkerja sebagai wiraswasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga, orang tua
pasien tergolong orang tua yang baik dan selalu mengajarkan pasien agar
kelak menjadi ibu yang baik
Saat berumur 16 tahun (SMA kelas 2) pasien dilamar oleh seorang pria
(suaminya sekarang), awalnya pasien menolak karena tidak menyukai pria
tersebut, namun lama-kelamaan karena pria tersebut rajin datang ke rumah
dan berkomunikasi dengan pasien, akhirnya pasien mau menikah dengan pria
(suaminya) tersebut.
Sebelum menikah, mertua perempuan pasien pernah berpesan agar kelak setia
mendampingi suaminya, karena suaminya merupakan anak tunggal dan tidak
memiliki keluarga lagi.
Setelah kejadian pada tahun 2002, pasien merasakan suaminya mulai berubah,
suaminya mulai pemarah dan jarang menafkahi pasien, hingga pasien
membuka beberapa usaha seperti usaha kelontong dan katering untuk
menambah ekonominya.
pasien
AUTO ANAMNESIS
Tanggal 8 Desember 2011
DM
: selamat pagi buk, saya fajri, dokter muda, siapa namanya buk ?
: murni
DM
: 61
DM
DM
DM
: mmm... gini nak (sambil lihat suaminya), (ekspresi pasien mulai sedih)
Ibuk sedih karena bapak nikah lagi, sampai hati bapak ni nak, padahal
waktu itu ibuk sedang dirwat, anak pertama ibuk juga dirawat karena sakit
DBD, tapi gak ada bapak mengawankan kami (pasien mulai menangis).
DM
: waktu itu ibuk mau operasi katarak di awal bross,, bukan sekali bapak ni
gini nak, dulu tahun 67 pernah juga bapak ketahuan main, padahal waktu
itu ibuk hamil tinggal 10 hari, minta-minta maaf bapak habis tuh, gak ada
ibuk kasih tahu keluarga, biar gak tahu orang gimana bapak tu, dah ibuk
maafkan, tapi tega bapak ginikan ibuk, padahal ibuk dah tua. (pasien
menangis lagi)
DM
DM
: jadi selama ini ibuk gak ada cerita sama keluarga atau teman dekat ibuk ?
: gak ada nak, ibuk tu gak mau orang tahu keburukan bapak, biar baik tahu
teman-temannya, sama keluarga juga gak ada, karena ibuk gak mau nanti
anak-anaknya benci sama bapak.
DM
: ooow, jadi inikan sudah ada 4 bulan, apa lagi yang ibuk rasakan ??
DM
: ya kalo makan obatnya bisa tidur, tapikan hati ini tetap gak tenang,
karena masalah bapak ni, kadang terpikir tu nak wanita yang dinikahi
bapak tu, mau balas dendam ibuk rasanya, mau ibuk bunuh dia tu, tapi kan
gak mungkin lah nak, dosa tu... (pasien nangis lagi)
DM
: gak da nak.
DM
DM
: jadi, maaf ya buk ya, sudah berapa kali bapak kek gitu ?
DM
: berbeda nak
DM
: iyalah nak, berulang-ulang itu aja yang dibuat bapak, padahal ibuk dah
setia, jaga nama baik bapak, tapi dibuat-buatnya lagi kayak gitu.
DM
: jadi dari tahun 69 sampai 2002, gimana buk ? gak da bapak macammacam buk ?
: gak da nak,, cuma setelah tahun 2002 ni bapak berubah rasa ibuk, suka
marah, kadang uang tu gak dikasih sama ibuk.
DM
DM
: pensiunan apa ?
: (pasien ragu mau menjawab),, jangan kasih tahu kantor ntik ya nak, ibuk
takut nanti orang kantor tahu ibuk ke RS jiwa ni.
DM
: iya buk, kami kan menjaga kerahasiaan pasien, lagian gak mungkin juga
kami kasih tahu,
: dulu kerja di PLN bapak nak, sempat juga dia jadi kepalanya, janji ya
nak jangan kasih tahu kantor.
DM
DM
DM
: di keluarga ada yang sakit gini buk ? atau ada yang sakit jiwa ??
: gak ada
DM
: di pariaman
DM
DM
: normal katanya buk ? tahu berat badan sama tinggi badan lahirnya ??
DM
: terakhir SMA, baik-baik aja ibuk dulu di sekolah, gak ada masalah.
DM
DM
DM
DM
: baik lah nak, gak ada masalah ibuk sama orang tua.
DM
DM
: ada pilih kasih gak orang tua ibuk ? misalnya lebih sayang sama ibuk
atau gimana ?
DM
DM
: pas SMA ibuk nikah nak, makanya gak tamat, dulu tu gak suka ibuk
sama bapak, tapi karena datang terus dia ke rumah, nikah juga kami
jadinya, istilahnya dah susah-susah bapak ni dapain ibuk, tapi dimainmainkannya ibuk sekarang..... (pasien menceritakan lagi masalah
perselingkuhan suaminya dan menangis kembali)
DM
: iya buk, ibuk jangan sedih terus ya. kalau dengan keluarga suami ibuk
gimana ?
: gak da nak, dia ni sendirian aja lagi.. dia anak tunggal, orang tuanya udah
gak ada... dulu sebelum nikah pesanlah ibuk bapak sama ibuk, buat jagain
bapak, karena bapak ni gak ada keluarga lagi,, itulah yang ibuk jaga
sampai sekarang,, tapi bapak tu gitu sama ibuk.. (menyalahkan suaminya
kembali)
DM
: ya anak pertama sama kedua tahulah nak, tapi ibuk gak mau jelekjelekan bapak, takut nanti anak-anaknya benci sama bapak.
DM
10
: Kooperatif
: Hipotim
b. Afek
: Menyempit
c. Keserasian : Serasi
d. Empati
: Dapat dirabarasakan
III. PEMBICARAAN
Lancar, menjawab sesuai pertanyaan dengan menceritakan apa yang dirasakannya
IV. Gangguan Persepsi : Halusinasi (-), depersonalisasi (-)
V. PIKIRAN
a. Proses pikir
: Logis
: Waham (-)
c. Daya ingat
: Baik
: Baik
: Baik
f. Kemampuan Visuospasial
: Baik
g. Pikiran Abstrak
: Baik
11
: Baik
DIAGNOSA AKSIS
Aksis I
Aksis II
: GAF 51-60
ANJURAN TERAPI
o Psikoterapi
Menjelaskan kepada pasien, bahwa bukan karena suaminya dia sakit,
melainkan karena dia yang tidak kuat menghadapi masalah, sehingga pasien
harus lebih kuat dan sabar, karena ini semua adalah cobaan dari Allah SWT.
o Psikofarmaka
Andep 1 x 20 mg (malam)
PROGNOSIS
Dubia et Bonam
12