Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

ANTROPOLOGI
AGAMA dan KEPERCAYAAN

OLEH:
RIA LUZ CLARITA
KELAS XII-BAHASA
SMAN 2 PALANGKA RAYA
2014

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari
kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang
dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul
kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmosdan sifat
manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang
disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, gama yang berarti
"tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
"mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya
kepada Tuhan.
Menurut filolog Max Mller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam
bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan
Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" (
kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti " ketekunan " ). Max
Mller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia,
dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada saat
ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya
disebut sebagai "hukum".
Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama",
tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan
beberapa tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai
contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan sebagai "agama",
juga berarti hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi hukum terdiri dari
konsep-konsep seperti penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta tradisi
praktis. Medieval Jepang pada awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum
kekaisaran" dan universal atau "hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi
sumber independen dari kekuasaan.
Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan meliputi. Definisi
ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan
kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama
agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur
kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agamaagama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan


keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar
dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain
atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng
Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan
dengan cara menghambakan diri, yaitu:

menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin

berasal dari Tuhan, dan


menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari
Tuhan.

Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya.


Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan
dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok
pengertian tersebut dapat disebut agama.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa
seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya.
Bagaimana kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan
sebagainya ditentukan oleh aturan/tata cara agama.
Cara beragama:
1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara
beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya.
Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit
menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat
bertukar agama.
2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di
lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara
beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada
umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya
jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara
beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau
masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan

amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan
nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya.
Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran
agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal
dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak
beragama sekalipun.
4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan
hati (perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami
dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran
(dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap
ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh
utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka
mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu
semua.

Fungsi:

Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok


Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia.
Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
Pedoman perasaan keyakinan
Pedoman keberadaan
Pengungkapan estetika (keindahan)
Pedoman rekreasi dan hiburan
Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu:


agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik,Hindu, Buddha, dan Khonghucu.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu
melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000,
Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini
masih banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi
dari
pejabat-pejabat
pemerintah.
Ada
juga
penganut
agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya
termasuk sedikit.

Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang


No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam
penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh
sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan
kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan
pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama
tersebut.
Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak
resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat
Keputusan) Menteri Dalam Negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom
agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. SK tersebut
kemudian dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap
bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan
beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang
percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama
mayoritas.
Agama-agama yang ada di Indonesia:
Islam

Islam (Arab: al-islm, dengarkan (bantuaninfo): "berserah diri kepada


Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih
dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia.menjadikan Islam
sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti
"penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: ,
Allh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti

"seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin
bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah
menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya,
dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul
terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahdatin ("dua
kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna
muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah".
Esensinya
adalah
prinsip keesaan
Tuhan dan
pengakuan
terhadap
kenabian Muhammad. Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian
mengucapkan dua kalimat persaksian ini, ia dapat dianggap telah menjadi seorang
muslim dalam status sebagai mualaf (orang yang baru masuk Islam dari
kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad sebagai Nabi
terakhir setelah diutusnya Nabi Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam
mempercayai bahwa al-Qur'andan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan
Muhammad) sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang
fundamental. Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama
baru, melainkan sebagai penerus dan pembaharu kepercayaan monoteistik yang
diturunkan kepada Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama. Islam
menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen belakangan setelah kepergian para
nabinya telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini
dengan mengubah teks dalam kitab suci, memperkenalkan intepretasi palsu,
ataupun kedua-duanya.
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an yang disampaikan oleh Allah
kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak
ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah:2). Di dalam al-Qur'an Allah juga telah
berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan
untuk beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang
diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para nabi-nabi yang
lain) melalui nabi dan rasul terdahulu sebelum Muhammad. Umat Islam juga
percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami
perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam
meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli
dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul
utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama dengan (tauhid|satu
Tuhan yang sama), dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan
secara hanif (murni) yang menjadikannya seorang muslim. Pandangan ini
meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang
mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen
sering direferensikan sebagai Ahli Kitab atau orang-orang yang diberi kitab.
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya
digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang
menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas. Tambahan dari Lima
Rukun, hukum Islam (syariah) telah membangun tradisi perintah yang telah
menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini
meliputi
segalanya
dari
hal
praktikal
seperti
[18]
kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
1. Mengucapkan dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang
berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini
bahwa Muhammadadalah hamba dan rasul Allah.
2. Mendirikan salat wajib lima kali sehari.
3. Berpuasa pada bulan Ramadan.
4. Membayar zakat.
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.

Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Iman kepada Allah


Iman kepada malaikat Allah
Iman kepada Kitab Allh (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan suhuf)
Iman kepada nabi dan rasul Allah
Iman kepada hari kiamat
Iman kepada qada dan qadar

Al-Qur'an adalah
kitab
suci
ummat
Islam
yang
diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara
harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah
buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau
kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui
malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610
hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer
melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu
yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang
disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada
pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut.
Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini
pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah
Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian
mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam
pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk
keseragaman.[22]
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan
tergantung cara menghitung).[23] Hampir semua Muslim menghafal setidaknya
beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan
Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu
yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an
diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba
membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut
Qari (pria) atau Qariah (wanita).

Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan
dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh
karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap AlQur'an ataupun bentuk usaha untuk mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan AlQur'an itu sendiri.

Al-Fatihah merupakan surah pertama dalam Al-Qur'an

Muhammad (570-632 M) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana


mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai
seorang muslim (lihat syahadat). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan
sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari
rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.
Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam
pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan
perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang
muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits yakni kumpulan
perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits
adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah Al Qur'an.

Masjid Quba di Madinah, Arab Saudi


Rumah ibadat umat Muslim disebut masjid atau mesjid. Ibadah yang biasa
dilakukan di Masjid antara lain salat berjama'ah, ceramah agama, perayaan hari
besar, diskusi agama, belajar mengaji (membaca Al-Qur'an) dan lain sebagainya.

Kristen
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan
hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari
Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen
meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian
Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya
akan
tiga
pribadi
(secara
teknis
dalam
bahasa
Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama kali
pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin
I. Pengikutnya beribadah di gereja dan Kitab Sucinya adalah Alkitab.

Gereja sebagai rumah ibadah


Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru
Selamat, dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam
kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan
kepemimpinan gereja yang abadi (InjilMatius 16: 18-19)
Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua
kalinya sebagai Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi,
mereka menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus".
Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka
berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).
Sepeninggal Yesus, kepemimpinan orang Kristen diteruskan berdasarkan
penunjukan Petrus oleh Yesus. Setelah Petrus meninggal kepemimpinan
dilanjutkan oleh para uskup yang dipimpin oleh uskup Roma. Pengakuan iman
mereka menyebutkan kepercayaan akan Allah Tritunggal yang Mahakudus, yakni
Bapa, Anak (Yesus Kristus), Roh kudus, Gereja yang satu, kudus, katolik,
apostolik; pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal.
Setelah itu, Gereja Kristen mengalami dua kali perpecahan yang besar: yang
pertama terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Barat yang berpusat di Roma
(Gereja Katolik Roma) dengan Gereja Timur (Gereja Ortodoks Timur) yang
berpusat di Konstantinopel (sekarang Turki). Yang kedua terjadi antara Gereja
Katolik dengan Gereja Protestan pada tahun 1517 ketikaMartin Luther memprotes
ajaran Gereja yang dianggapnya telah menyimpang dari kebenaran.

Banyak denominasi Gereja kini menyadari bahwa perpecahan itu justru


menyimpang dari pesan Yesus yang mendoakan kesatuan di antara para
pengikutnya.

"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orangorang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam
Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya
dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

Injil Yohanes 17:20-21


Doa ini kemudian menjadi dasar dari gerakan ekumenisme yang dimulai pada
awal abad ke-20.
Justin Martyr menggambarkan liturgi [1] (tata cara urutan ibadah) Kristen di First
Apology (c. 150) kepada Penguasa Antoninus Pius pada abad ke-2, dan
penggambarannya masih relevan untuk menggambarkan struktur dasar dari liturgi
ibadah Kristen. Justin menggambarkan, orang Kristen berkumpul untuk ibadah
bersama pada hari Minggu, yaitu hari Yesus bangkit dari kubur. Pembacaan
Firman Tuhan diambil dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tapi terutama
dari Injil. Pada akhir dari liturgi ibadah, diadakan Perjamuan Kudus, untuk
memperingati pengorbanan Yesus. [1]
Namun gereja pada saat ini juga ada yang mengadakan ibadah selain hari Minggu.
Gereja Advent Hari Ketujuh berkumpul pada hari Sabtu. Gereja Pentakosta atau
Karismatik mengikuti "tuntunan Roh Kudus" dan tidak memiliki liturgi yang
tertulis, walaupun ada tata cara urutan umum kebiasaan ibadah yang biasanya dari
minggu ke minggu mirip. Gereja Evangelical menggabungkan Pop dan Rock ke
dalam ibadahnya, sementara beberapa Gereja yang lain melarang sama sekali
penggunaan alat musik dalam ibadah, seperti Gereja Ortodoks.
Ibadah dapat divariasikan untuk acara-acara khusus, seperti baptisan, pernikahan,
atau hari raya Kristen seperti Natal dan Paskah. Ada pula ibadah untuk anak-anak,
yang biasanya disebut Sekolah Minggu atau Ibadah Anak.
Baptisan merupakan sebuah ritual dan sakramen menggunakan air, yang
menandakan seseorang berkomitmen menjadi seorang Kristen dan tergabung
menjadi anggota Gereja. Ada gereja yang memperbolehkan baptisan dengan air
yang dipercikkan (misalnya Gereja Kristen Protestan, Gereja Katolik dan
Ortodoks), ada gereja yang mengharuskan baptisan dilakukan dengan diselamkan
ke dalam air seperti Yesus (misalnya Gereja Pantekosta dan Karismatik).

Pengajaran Yesus tentang doa pada Khotbah di Bukit menggambarkan bahwa doa
secara Kristiani hanya memakai sedikit faktor eksternal, atau tidak ada sama
sekali, seperti misalnya harus menggambar simbol-simbol tertentu atau harus
menyembelih hewan-hewan tertentu terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam doa
secara Kristiani, semua perilaku-perilaku yang menekankan kepada "teknik-teknik
berdoa" yang menggunakan faktor eksternal seperti yang tadi disebutkan biasanya
dituduh sebagai "pagan" (paganisme, penyembahan berhala). Karena itu, dalam
doa secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup hanya perlu percaya kepada
kebaikan Tuhan ketika berdoa. [8] Di seluruh Perjanjian Baru, penekanan terhadap
kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun ditekankan. [9] Keyakinan ini harus
dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen terhadap hubungan yang unik
antara orang percaya dengan Yesus, lewat Roh Kudus. [10]
Dalam tradisi lanjutan, beberapa gerakan sebelum berdoa dianjurkan, seperti
misalnya membuat tanda salib, berlutut, atau membungkuk. Kebiasaan melipat
tangan, menyatukan kedua tangan di depan dada, atau mengangkat tangan pun
terkadang sering dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi ketika berdoa dan
mengekspresikan isi doa.
Perkembangan Agama Kristen di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 zona waktu.
1. Sebelum kolonialisme Belanda
2. Saat kolonialisme Belanda
3. Setelah kolonialisme Belanda
Sebelum kolonialisme Belanda
Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama
abad ke-7 di Sumatera Utara. Kota Barus yang dahulu disebut sebagai negeri
Bancluur/Fansur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera
Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia.[butuh rujukan]
Saat kolonialisme Belanda
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian
diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah, Katolik Roma pertama
tiba pada tahun 1534, di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim
untuk eksplorasi.Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri
Ordo Yesuit bekerja
di
kepulauan Maluku pada
tahun 1546 sampai
[11]
tahun1547.
Namun ketika Belanda mengalahkan Portugis tahun 1605, Belanda
mengusir misionari-misionari Katolik dan memperkenalkan Kristen Protestan
(dari aliran Calvinist Dutch Reformed Church), sehingga terpengaruh pada
ajaran Calvinisme dan Lutheran. [12]

Perkembangan Kekristenan di Indonesia pada zaman itu cukup lambat. Hal ini
dikarenakan ajaran Kalvinisme merupakan aliran agama Kristen yang
memerlukan pendalaman Alkitab yang mendalam, sementara edisi Alkitab saat itu
belum ada yang berbahasa Indonesia. Lagipula, VOC sebagai kendaraan Belanda
untuk masuk dan menguasai Indonesia saat itu adalah sebuah perusahaan sekuler
dan bukan perusahaan yang cukup religius, sehingga tidak mendukung
penyebaran agama yang dilakukan oleh misionaris Belanda sendiri. Setelah
pengaruh VOC mulai tenggelam pada tahun 1799, pemerintah Belanda mulai
memperbolehkan penyebaran agama dengan lebih leluasa. Orang Kristen aliran
Lutheran dari Jerman yang lebih toleran dan tidak memaksa pemeluknya untuk
mempelajari agama Kristen dengan sedemikian dalam, mulai memanfaatkan
perijinan tersebut untuk mulai menyebarkan agama di antara orang Batak di
Sumatera pada tahun 1861, dan misionari Kristen Belanda dari aliran Rhenish
juga menyebarkan agama di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah. [12]
Setelah kolonialisme Belanda
Pada abad ke-20 setelah Belanda pergi dari Indonesia, agama Kristen dan Katolik
mulai berkembang pesat. Hal ini dimulai oleh sebuah keadaan pada tahun 1965,
ketika terjadi peralihan kekuasaan Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto.
Saat itu, Komunisme (dan Atheisme) merupakan hal yang dilarang oleh
pemerintah. Semua orang-orang yang tidak beragama, langsung dicap Atheis, dan
dengan demikian sangat mudah untuk dituduh sebagai pengikut Komunis. Saat
itu, gereja dari berbagai aliran mengalami pertumbuhan jemaat yang pesat,
terutama dari orang-orang (sebagian besar beretnis Tionghoa yang berasal dari
Cina, yang merupakan negara Komunis) yang merasa tidak nyaman dengan
kebijakan pemerintah mengenai Komunisme dan Atheisme pada saat itu. [12]
Pada akhir abad ke 20 sampai awal abad 21, banyak misionaris dari Amerika yang
menyebarkan aliran Evangelican dan Pentecostal. Aliran yang sering disebut
"Karismatik" ini merupakan aliran yang dianggap "modern" karena
menggabungkan antara Kristen tradisional dengan pola pikir modern pada zaman
ini.
Agama Kristen termasuk banyak tradisi agama yang bervariasi berdasarkan
budaya, dan juga kepercayaan dan aliran yang jumlahnya ribuan. Selama dua
milenium, Kekristenan telah berkembang menjadi tiga cabang utama:

Katolik (denominasi tunggal Kristen terbesar, termasuk Gereja Katolik ritus


Timur, dengan satu koma dua miliar penganut total, lebih dari setengah dari
jumlah total penganut agama Kristiani)

Protestanisme (terdiri dari berbagai macam denominasi dan pemikir dengan


berbagai
macam
penafsiran
kitab
suci,
termasuk Lutheranisme, Anglikanisme,Calvinisme, Pentakostalisme, Methodi
s, Gereja Baptis, Karismatik, Presbyterian, Anabaptis, dsb.)

Ortodoks Timur (denominasi tunggal Kristen terbesar kedua, dan merupakan


denominasi Kristen terbesar di Eropa timur)

Selain itu ada pula berbagai gerakan baru seperti Bala Keselamatan, Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh, Mormon, Saksi-Saksi Yehuwa, serta berbagai aliran
yang muncul pada akhir abad ke-19 maupun abad ke-20, dll.

Katolik

Alkitab, Salib, dan Rosario sebagai alat ibadah

Sakramen

Katedral
Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, (katholikos),
artinya "universal".[1] Dalam konteks eklesiologiKristen, kata Katolik memiliki
sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah "Gereja
Katolik"
bermakna
Gereja
yang
berada
dalam persekutuan
penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan 22 Gereja Katolik Timur;
makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan,
"Gereja Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am"
bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan
sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi". Umat Gereja Ortodoks
Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis percaya
bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan
kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan olehpara rasul.
Baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya
bahwa Gerejanya masing-masing adalah satu-satunya Gereja yang asli dan
universal. Dalam "Kekristenan Katolik" (Termasuk Komuni Anglikan), para
uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen, sebagai gembalagembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam
persekutuan satu sama lain.[2] Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri
Gereja. Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik,[3]sesuai Kredo
Nicea tahun 381: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan
apostolik."
Awalnya, jemaat Kristen berada di bawah kepemimpinan besar lima daerah,
yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma. Uskup Roma
dikenal oleh 5 daerah sebagai "yang pertama", permasalahan dengan doktrin dan
prosedur banyak mengambil Roma sebagai masukan pendapat. Kursi Roma

merupakan kursi dari suksesor Santo Petrus yang mendapat julukan "Pangeran
Para Rasul" sebagai tanda persatuan Gereja[9].
Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja sebagai lembaga tercatat
sebagai berikut:

Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili Efesus (431), yang
menyatakan
status Perawan
Maria sebagai Theotokos (Bunda
Allah).
Kebanyakan yang menolak hasil keputusan ini adalah Kristen Persia, gereja
yang sekarang dikenal sebagai Gereja Asiria Timur.

Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451). Konsili ini


menolak Monofisit. Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni
Oriental Ortodoks.

Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11.
Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman NiceaKonstantinopel (lihatfilioque). Gereja Katolik pun terbagi menjadi dua, yaitu
"Barat"
dan
"Timur". Inggris, Perancis, Roma dan
negaranegara Skandinavia termasuk Gereja "Barat" (Gereja Katolik Roma).
Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja "Timur"
(Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma TimurBarat.

Perpecahan terbesar dalam Gereja Katolik Roma terjadi pada abad ke16 dengan
adanya Reformasi
gereja Protestan.

Protestan yang

melahirkan

gereja-

Perpecahan terakhir terjadi ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan
seluruh gereja-gereja di kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena
permintaannya untuk menikah kedua kalinya sementara istri pertamanya
masih hidup ditolak. Kelompok gereja inilah yang dikenal sebagai Gereja
AnglikanInggris.

Seluruh grup di atas kecuali Protestan masih menyebut persekutuan mereka


sebagai Katolik. Dewasa ini, semakin banyak Gereja-Gereja Timur yang kembali
ke dalam persekutuan penuh dengan Roma, namun dengan tetap mempertahankan
tata cara beribadah mereka. Kelompok ini dikenal dengan sebutan Gereja
Katolik ritus Timur.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus menginstitusikan
tujuh sakramen, tidak lebih dan tidak kurang, baik menurut Kitab Suci [10] maupun
Tradisi Suci dan sejarah Gereja[11]. Adapun sakramen yang diakui oleh Gereja
Katolik Roma sebagai berikut:

Baptis

Pengakuan dosa

Ekaristi

Penguatan/Krisma

Imamat

Pernikahan

Pengurapan orang sakit

Dalam ajaran Katolik, sakramen adalah berkat penyelamatan khusus yang oleh
Yesus Kristus diwariskan kepada gereja. Santo Agustinus menyebut sakramen
sebagai "tanda kelihatan dari rahmat Allah yang tidak kelihatan
Penyebaran
agama
Katolik
sudah
dimulai
sejak
kedatangan Portugis di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa misionaris pada
abad ke-16 dan abad ke-17 di bagian timur seperti di Maluku dan Flores, NTT.
Agama katolik baru memasuki tanah Jawa pada masa pemerintahan Herman
Willem Daendels di Batavia awal abad-19 dengan didirikan gereja pertama di
sana pada tahun 1807 dan disertai dengan diakuinya oleh Vatikan. Pada 2005,
sekitar 3,05%7.380.203 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, beragama Katolik

Hindu
Agama Hindu (disebut pula Hinduisme) merupakan agama dominan di Asia
Selatanterutama di India dan Nepalyang mengandung aneka ragam tradisi.
Agama ini meliputi berbagai alirandi antaranya Saiwa, Waisnawa, dan Sakta
serta suatu pandangan luas akanhukum dan aturan tentang "moralitas sehari-hari"
yang berdasar pada karma, darma, dan norma kemasyarakatan. Agama Hindu
cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual,
daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam.[1]
Agama Hindu disebut sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan
hingga kini,[a] dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Santanadharma (Dewanagari: ),[b] artinya "darma abadi" atau "jalan
abadi"[11] yang melampaui asal mula manusia.[12] Agama ini menyediakan
kewajiban
"kekal"
untuk
diikuti
oleh
seluruh
umatnyatanpa
memandang strata, kasta,
atau sekteseperti
kejujuran,
kesucian,
dan
pengendalian diri.
Para ahli dari Barat memandang Hinduisme sebagai peleburan atau sintesis dari
berbagai tradisi dan kebudayaan di India, dengan pangkal yang beragam dan tanpa
tokoh pendiri. Pangkal-pangkalnya meliputi Brahmanisme (agama Weda Kuno),

agama-agama masaperadaban lembah Sungai Indus, dan tradisi lokal yang


populer. Sintesis tersebut muncul sekitar 500200 SM, dan tumbuh berdampingan
dengan agama Buddha hingga abad ke-8. Dari India Utara, "sintesis Hindu"
tersebar ke selatan, hingga sebagian Asia Tenggara. Hal itu didukung
oleh Sanskritisasi.
Sejak abad
ke-19,
di
bawah
dominansi kolonialisme Barat serta Indologi (saat istilah "Hinduisme" mulai
dipakai secara luas[13]), agama Hindu ditegaskan kembali sebagai tempat
berhimpunnya aneka tradisi yangkoheren dan independen. Pemahaman populer
tentang agama Hindu digiatkan oleh gerakan "modernisme Hindu", yang
menekankanmistisisme dan persatuan tradisi Hindu. Ideologi Hindutva dan politik
Hindu muncul pada abad ke-20 sebagai kekuatan politis dan jati diri bangsa India.
Praktik
keagamaan
Hindu
meliputi
ritus
sehari-hari
(contohnya puja [sembahyang] dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari
tertentu, dan penziarahan. Kaum petapa yang disebut sadu (orang suci) memilih
untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada
umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan tapa
brata selama sisa hidupnya demi mencapai moksa.
Susastra Hindu diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: Sruti (apa yang
"terdengar")
dan Smerti (apa
yang
"diingat").
Susastra
tersebut
memuat teologi, filsafat, mitologi, yadnya (kurban), prosesi ritual, dan bahkan
kaidah arsitektur
Hindu.[14] Kitab-kitab
utama
di
antaranya
adalah Weda, Upanishad (keduanya
tergolong
Sruti), Mahabharata, Ramayana, Bhagawadgita, Purana, Manusmerti,
danAgama (semuanya tergolong Smerti).[14]
Dengan penganut sekitar 1 miliar jiwa,[15] agama Hindu merupakan agama
terbesar ketiga di dunia, setelah Kristen dan Islam.
Keberadaan agama Hindu sebagai agama tersendiri yang berbeda dengan agama
Buddha dan Jainisme diperkuat oleh penegasan para penganutnya bahwa agama
mereka memang demikian berbeda.[46] Berbeda dengan dua agama tersebut,
Hinduisme bersifat lebih teistik. Sebagian besar sekte dan aliran Hinduisme
meyakini suatu pengatur alam semestadasar bagi segala fenomena di dunia
yang memanifestasikan diri dalam berbagai wujudyang disebut dengan
berbagai nama, seperti Iswara, Dewa, Batara, Hyang, dan lain-lain. Sebagian
aliran meyakini bahwa berbagai kemajemukan di dunia merupakan bagian
dari Brahman. Dalam agama Hindu, seorang umat boleh berkontemplasi tentang
misteri Brahman (dalam konteks tertentu, Brahman dapat didefinisikan
sebagai Tuhan personal atau pun impersonal) dan mengungkapkannya
melalui mitos yang jumlahnya tidak habis-habisnya, serta melalui penyelidikan

filosofis. Mereka mencari kemerdekaan atas penderitaan melalui praktikpraktik brata atau meditasi yang mendalam, atau dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan melalui cinta kasih (bhakti) dan percaya (sradha).
Meskipun tradisi Hindu tidak seragam, banyak umat Hindu yang tidak mau
mengakui dirinya sebagai penganut aliran atau sekte Hindu tertentu.[112] Pada
umumnya, aliran dibedakan berdasarkan pada dewa yang dipuja sebagai
manifestasi Yang Mahakuasa, serta pada tradisi mengenai cara pemujaan dewa
tersebut.
Ada empat aliran utama yang sering teramati: Waisnawa, Saiwa, Sakta,
dan Smarta.[113] Umat Waisnawa memuja Wisnu sebagai
manifestasi
Yang
Mahakuasa; umat Saiwamemuja Siwa sebagai manifestasi Yang Mahakuasa;
umat Sakta memuja Sakti (kekuatan) atau Dewi yang dipersonifikasikan sebagai
wanita ilahi; sedangkan Smartameyakini kesatuan mendasar dari lima
(Pancadewa) atau enam (Shanmata) dewa sebagai personifikasi dari Yang
Mahakuasa. Aliran lainnya seperti Ganapatya (pemujaan terhadap Ganesa)
dan Saura (pemujaan terhadap Surya) kurang menyebar secara luas.
Sejumlah gerakan keagamaan terkategorikan ke dalam salah satu aliran besar
Hinduisme, contohnya Gerakan Hare Krishna terkategorikan ke dalam
golongan Waisnawa. Ada pula gerakan keagamaan Hindu yang sukar ditentukan
untuk dimasukkan ke dalam golongan yang disebutkan di atas, contohnya Arya
Samaj yang diprakarsai SwamiDayananda Saraswati. Gerakan keagamaan ini
berbeda dengan tradisi Hindu pada umumnya, yaitu tidak memuja Tuhan dengan
sarana arca atau lukisan. Gerakan ini berfokus kepada Weda dan yadnya (yaja;
ritus keagamaan berdasarkan Weda).
Di samping empat aliran besar dalam agama Hindu, sekte-sekte keagamaan yang
ada meliputi Ayyavazhi, Swaminarayana, Ravidassia, Linggayata, dan lain-lain.
Beberapa sekte memiliki konsep, mitologi, serta pustaka suci tersendiri yang
berbeda dengan tradisi Hindu pada umumnya. Sekte-sekte tertentu pun memiliki
aliran di dalamnya, misalnya tradisi Tantra

Waisnawa: aliran dalam tubuh Hinduisme yang memuja Wisnudewa


pemelihara
menurut
konsep Trimurti (Tritunggal)beserta
sepuluh
perwujudannya (awatara). Aliran ini menekankan pada kebaktian, dan para
pengikutnya turut memuja berbagai dewa, termasuk Rama dan Kresna yang
diyakini sebagai perwujudan Wisnu. Pengikut aliran ini biasanya non-asketis,
monastis (mengikuti cara hidup biarawan), dan menekuni praktik meditasi
serta melantunkan lagu-lagu pemujaan.[134][135][136] Biasanya umat Waisnawa
bersifat dualisme. Aliran ini memiliki banyak tokoh suci, kuil, dan kitab

suci.[137] Aliran ini terbagi dalam beberapa golongan, yaitu: Sri


Sampradaya (Waisnawa
yang
memuja Laksmi sebagai
pasangan
Wisnu), Brahma Sampradaya(Waisnawa yang memuja Wisnu secara
eksklusif), Rudra Sampradaya (Waisnawa yang memuja Wisnu atau
para awatara, sepertiKresna, Rama, Balarama, dan lain-lain), Kumara
Sampradaya (Waisnawa yang memuja Caturkumara).

Saiwa: aliran dalam tubuh Hinduisme yang memuja Siwa. Kadangkala Siwa
digambarkan sebagai Bhairawa yang menyeramkan. Umat Saiwa lebih tertarik
pada tapa brata daripada umat Hindu aliran lainnya, dan biasa ditemui
berkeliaran di India dengan wajah yang dilumuri abu dan melakukan ritual
penyucian
diri.[134][135][136] Mereka
bersembahyang
di
kuil
dan
melakukan yoga, berjuang untuk dapat menyatukan diri dengan
Siwa.[137] Aliran ini terbagi dalam beberapa golongan, yaitu: Pasupata (Saiwa
yang menekankan tapa brata, terutama tersebar di Gujarat, Kashmir,
dan Nepal), Saiwa
Siddhanta (Saiwa
yang
mendapat
pengaruh Tantra), Kashmira
Saiwadarshana (Saiwa
yang monistis dan idealistis), Natha
Siddha
Siddhanta (Saiwa
yang
monistis), Linggayata (Saiwa yang monoteistis), Saiwa Adwaita (Saiwa yang
monistis dan teistis).

Sakta: aliran Hinduisme yang memuja Sakti atau Dewi. Pengikut Saktisme
meyakini Sakti sebagai kekuatan yang mendasari prinsip-prinsip maskulinitas,
yang dipersonifikasikan sebagai pasangan dewa. Sakti diyakini memiliki
berbagai
wujud.
Beberapa
di
antaranya
tampak
ramah,
seperti Parwati (pasangan Siwa) atau Laksmi (pasangan Wisnu). Yang lainnya
tampak menakutkan, seperti Kali atau Durga. Sakta memiliki kaitan dekat
dengan Hinduisme Tantra, yang mengajarkan ritual dan praktik untuk
penyucian pikiran dan tubuh.[134][135][136] Umat Sakta menggunakan mantramantra, sihir, gambar sakral, yoga, dan upacara untuk memanggil kekuatan
kosmis.[137] Aliran
ini
mengandung
dua
golongan
utama,
yaitu:Srikula (pemujaan
kepada
dewi-dewi
yang
bergelar
Sri)
dan Kalikula (pemujaan kepada dewi-dewi perwujudan Kali).

Smarta: aliran Hindu-monistis yang memuja lebih dari satu dewa


meliputi Siwa, Wisnu, Sakti, Ganesa, dan Surya di antara dewa dan dewi
lainnyatetapi menganggap bahwa dewa-dewi tersebut merupakan

manifestasi dari zat yang Maha Esa. Dibandingkan tiga aliran Hinduisme yang
disebutkan
di
atas, Smarta berusia
relatif
muda.
Berbeda
dengan Waisnawa atau Saiwa, aliran ini tidak bersifat sektarian secara
gamblang, dan berdasarkan pada iman bahwa Brahman adalah asas tertinggi
di alam semesta dan meresap ke dalam segala sesuatu yang
ada.[134][135][136] Pada umumnya, umat Smarta memuja Yang Mahakuasa dalam
enam personifikasi: Ganesa, Siwa, Sakti, Wisnu, Surya, dan Skanda. Karena
umat Smarta menerima keberadaan dewa-dewi Hindu yang utama, mereka
dikenal sebagai umat liberal atau non-sektarian. Mereka mengikuti praktikpraktik filosofis dan meditasi, serta menekankan persatuan antara individu
dengan Tuhan melalui kesadara

Dewi Saraswati
Agama Hindu memiliki konsepNirguna-brahman (esensi alam semesta; realitas
sejati; atau Tuhan impersonal), sementara sebagian mazhab menganut
konsep Saguna-brahman (zat ilahi yang berkepribadian; Tuhan personal yang
memiliki kasih sayang), yang menyebut Tuhan dengan nama Wisnu,Siwa, atau
bahkan Sakti (kualitas feminin dari Tuhan), contohnya Saraswati
Siwa dan Wisnu dimuliakan sebagai Mahadewa karena kemasyhuran mereka
dalam kitab suci dan pemujaan.[191] Mereka berdua, beserta Brahma, dipandang
sebagai Trimurtitiga aspek dari Yang Mahakuasa. Ketiga aspek tersebut
melambangkan seluruh siklus samsara menurut agama Hindu: Brahma sebagai
pencipta, Wisnu sebagai pelindung atau pemelihara, dan Siwa sebagai pelebur.

Dua di antara tiga dewa tersebut, yaitu Wisnu dan Siwa memiliki pengikut dengan
jumlah banyak sehingga membentuk dua aliran utama (Waisnawa dan Saiwa)
dalam tubuh agama Hindu. Dalam kajian tentang Trimurti, Sir William
Jones menyatakan bahwa umat Hindu "menyembah Tuhan dalam tiga
wujud: Wisnu, Siwa, Brahma Gagasan fundamental agama Hindu, bahwa
metamorfosis, atau transformasi, dicontohkan melalui [konsep] awatara.
Tridewi ("Tiga Dewi") dalam agama Hindu memiliki peran penting sebagaimana
Trimurti dan berfungsi sebagai pasangan bagi Trimurti. Brahma adalah Sang
Pencipta, sehingga ia membutuhkan pengetahuan atau Dewi Saraswati. Wisnu
adalah Sang Pelindung, sehingga ia membutuhkan kemakmuran, yang
dimanifestasikan sebagai DewiLaksmi (Sri). Sedangkan Siwa adalah Sang
Pelebur, sehingga ia membutuhkan Dewi Parwati, Durga, atau Kali sebagai
kekuatannya. Para dewi tersebut adalah manifestasi dari satu entitas, yaitu Sakti.
Di tengah kekuasaan British Raj (penjajahan Inggris atas India), Renaisans
Hindu mulai bangkit pada abad ke-19, yang memberi perubahan besar bagi
pemahaman akan agama Hindu, baik di India atau pun di
Barat.[13] Indologi (disiplin ilmiah tentang kajian kebudayaan India dari sudut
pandang Eropa) didirikan pada abad ke-19, dipimpin oleh para ahli seperti Max
Mller dan John
Woodroffe.
Mereka
memboyong
filsafat
dan
pustaka Weda, Purana, dan Tantra ke Eropa. Para orientalis mencari-cari
"hakikat"
agama-agama
di
India,
dan
menemukannya
pada
[338]
pustaka Weda,
sambil membuat gagasan bahwa "Hinduisme" adalah suatu
kesatuan dari berbagai adat keagamaan dan gambaran populer mengenai India
yang mistis.[339][13] Gagasan tersebut diambil alih oleh beberapa gerakan
reformasi Hindu seperti Brahmo Samaj, yang didukung untuk sesaat oleh Gereja
Unitarian,[340] bersama dengan gagasan Universalisme dan Perenialisme, yaitu
gagasan
bahwa
seluruh
agama
memiliki
dasarmistisisme yang
[341]
sama.
"Modernisme
Hindu",
dengan
tokoh
terkemuka
seperti Vivekananda, Aurobindo, serta Radhakrishnan menjadi panutan dalam
pemahaman populer mengenai agama Hindu.[342][343][344][345]
Tokoh
Hindu
yang
berpengaruh
pada abad
ke-20 adalah Ramana
Maharshi, B.K.S.
Iyengar, Paramahansa
Yogananda, Swami
Prabhupada (pendiri ISKCON), Sri
Chinmoy,
danSwami
Rama,
yang
menerjemahkan, merumuskan ulang, dan memperkenalkan pustaka dasar agama
Hindu bagi khalayak awam masa kini dengan imla yang baru, mengangkat
pandangan tentang Yoga dan Wedanta di Dunia Barat, serta menarik pengikut
baru dan perhatian masyarakat di India dan negara lainnya.

Pada abad ke-20, agama Hindu juga mendapatkan keunggulan sebagai kekuatan
politis dan acuan bagi jati diri bangsa India. Sejak pendirian Hindu
Mahasabha pada 1910-an, banyak gerakan bertumbuh dengan perumusan dan
perkembangan
ideologi Hindutva pada
dekade-dekade
berikutnya;
pendirian Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) pada tahun 1925; dan
percabangan RSSyang kemudian berhasilyaitu Jana Sangha dan Bharatiya
Janata Party (BJP) dalam politik pemilu pada masa pascakemerdekaan
India.[346] Religiositas Hindu juga memainkan peran penting dalam gerakan
nasionalis.
Banyak umat Hindu dari berbagai aliran yang melaksanakan ritual keagamaan
sehari-hari.[365][366] Banyak
umat
Hindu
yang
melaksanakannya
di
[367]
rumah,
tetapi pelaksanaannya berbeda-beda tergantung daerah, desa, dan
kecenderungan umat itu sendiri. Umat Hindu yang saleh melaksanakan ritual
sehari-hari seperti sembahyang subuh sehabis mandi (biasanya di kamar
suci/tempat suci keluarga, dan biasanya juga diiringi dengan menyalakan pelita
serta menghaturkan sesajen ke hadapan arca dewa-dewi), membaca kitab suci
berulang-ulang, menyanyikan lagu-lagu pemujaan, meditasi, merapalkan mantramantra, dan lain-lain.[367] Ciri menonjol dalam ritual keagamaan Hindu adalah
pembedaan antara yang murni dan sudah tercemar. Ada aturan yang
mengisyaratkan bagaimana kondisi-kondisi yang dikatakan tercemar atau tak
murni lagi, sehingga pelaksana upacara harus melakukan pembersihan atau
pemurnian kembali sebelum upacara dimulai. Maka dari itu, penyucianbiasanya
dengan airmenjadi ciri umum dalam kebanyakan aktivitas keagamaan
Hindu.[367] Ciri lainnya meliputi kepercayaan akan kemujaraban upacara dan
konsep pahala yang diperoleh melalui kemurahan hati atau keikhlasan, yang akan
bertumpuk-tumpuk dari waktu ke waktu sehingga mengurangi penderitaan di
kehidupan selanjutnya.[367]
Ritus dengan sarana api (yadnya) kini tidak dilakukan sesering mungkin,
meskipun pelaksanaannya sangat diagungkan dalam teori. Akan tetapi, dalam
upacara pernikahan dan pemakaman adat Hindu, pelaksanaan yadnya dan
perapalan mantra-mantra Wedamasih disesuaikan dengan norma.[368] Beberapa
upacara juga berubah seiring berjalannya waktu. Sebagai contoh, pada masa
beberapa abad yang lalu, persembahan tarian dan musik sakral menurut
kaidah Sodasa
Upachara yang
standarsebagaimana
tercantum
dalam Agamashastratergantikan oleh persembahan dari nasi dan gula-gula.
Peristiwa seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian melibatkan seperangkat
tradisi Hindu yang terperinci. Dalam agama Hindu, upacara bagi "siklus
kehidupan" meliputi Annaprashan (ketika bayi dapat memakan makanan yang

keras untuk pertama kalinya), Upanayanam (pelantikan anak-anak kasta


menengah ke
atas
saat
mulai
menempuh
pendidikan formal),
dan rddha (upacara menjamu orang-orang dengan makanan karena bersedia
melantunkan doa-doa kepada "Tuhan" agar jiwa mendiang mendapatkan
kedamaian).[369][370] Untuk perihal pernikahan, bagi sebagian besar masyarakat
India, masa pertunangan pasangan muda-mudi serta tanggal dan waktu pernikahan
ditentukan oleh para orang tua dengan konsultasi ahli perbintangan.[369] Untuk
perihal kematian, kremasi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
kerabat mendiang, kecuali bila mendiang adalah sanyasin, hijra, atau anak di
bawah lima tahun. Biasanya, kremasi dilakukan dengan membungkus jenazah
dengan pakaian terlebih dahulu, lalu membakarnya dengan api unggun.

Upacara choroonu (nama lain dariannaprashan) di Kerala.


Tempat suci atau tempat peribadatan umat Hindu pada umumnya disebut kuil.
Beberapa istilah lokal untuk menyebut tempat suci Hindu meliputi candi, pura,
mandir, devasthana, ksetram, dharmakshetram, koil, deula, wat, dan bale keramat.
Pembangunan kuil dan tata cara persembahyangan diatur dalam beberapa kitab
berbahasa Sanskerta yang disebut Agama, yang berhubungan dengan dewa-dewi
individual. Ada perbedaan substansial dalam arsitektur, adat, ritual, dan tradisi
mengenai kuil di berbagai wilayah India.

Kuil Emas di Sripuram, Tamil Nadu, India. Kuil ini didedikasikan untuk
Dewi Laksmi.

Weda (Sanskerta:

; Vid,

"ilmu pengetahuan")

adalah kitab

suci agama

Hindu.Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno yang
jumlahnya sangat banyak dan luas. Dalam ajaran Hindu, Weda termasuk dalam
golongan Sruti (secara harfiah berarti
"yang
didengar"),
karena umat
Hindupercaya
bahwa
isi Weda merupakan
kumpulan wahyu dari Brahman (Tuhan). Wedadiyakini sebagai sastra tertua
dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Pada masa awal
turunnya wahyu, Weda diturunkan/diajarkan dengan sistem lisan pengajaran
dari mulut ke mulut, yang mana pada masa itu tulisan belum ditemukan
dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, paraResi menuangkan ajaranajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.[1] Weda bersifatapaurusheya, karena berasal
dari wahyu, tidak dikarang oleh manusia, dan abadi.

Buddha
Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua
India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar
berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara
umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti yang telah sadar dalam bahasa
Sanskerta dan Pali). Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua
India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SEU (Sebelum Era
Umum). Beliau dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah
sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu
makhluk hidup mengakhiri ketidaktahuan/kebodohan (avidy), kehausan/napsu
rendah (tah), dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab
saling bergantungan dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana).

Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena
dalamnya tercatat sabda dan ajaran Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya
kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta
Piaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piaka (peraturan atau tata tertib
para bhikkhu) dan Abhidhamma Piaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
Sebagai mana agama Kristen, Islam, dan Hindu ajaran Buddha juga menjunjung
tinggi nilai-nilai kemoralan. Nilai-nilai kemoralan yang diharuskan untuk umat
awam umat Buddha biasanya dikenal dengan Pancasila. Kelima nilai-nilai
kemoralan untuk umat awam adalah:

Panatipata Veramani Sikkhapadam Samadiyami

Adinnadana Veramani Sikkhapadam Samadiyami

Kamesu Micchacara Veramani Sikhapadam

Musavada Veramani Sikkhapadam Samadiyami

Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami

Yang artinya:

Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.

Aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian/mengambil barang


yang tidak diberikan.

Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila

Aku bertekad akan melatih diri menghidari melakukan perkataan dusta

Aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan atau minuman yang
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran

Selain nilai-nilai moral di atas, agama Buddha juga amat menjunjung tinggi karma
sebagai sesuatu yang berpegang pada prinsip sebab akibat. Kamma (bahasa Pali)
atau Karma (bahasa Sanskerta) berarti perbuatan atau aksi. Jadi ada aksi atau
karma baik dan ada pula aksi atau karma buruk. Saat ini, istilah karma sudah
terasa umum digunakan, namun cenderung diartikan secara keliru sebagai
hukuman turunan/hukuman berat dan lain sebagainya. Guru Buddha dalam
Nibbedhika Sutta; Anguttara Nikaya 6.63 menjelaskan secara jelas arti dari
kamma:
Para bhikkhu, cetana (kehendak)lah yang kunyatakan sebagai kamma. Setelah
berkehendak, orang melakukan suatu tindakan lewat tubuh, ucapan atau pikiran.
Jadi, kamma berarti semua jenis kehendak (cetana), perbuatan yang baik maupun
buruk/jahat, yang dilakukan oleh jasmani (kaya), perkataan (vaci) dan pikiran
(mano), yang baik (kusala) maupun yang jahat (akusala).

Kamma atau sering disebut sebagai Hukum Kamma merupakan salah satu hukum
alam yang berkerja berdasarkan prinsip sebab akibat. Selama suatu makhluk
berkehendak, melakukan kamma (perbuatan) sebagai sebab maka akan
menimbulkan akibat atau hasil. Akibat atau hasil yang ditimbulkan dari kamma
disebut sebagai Kamma Vipaka.
Ada beberapa aliran dalam agama Buddha:
1. Buddha Theravada
2. Buddha Mahayana: Zen
3. Buddha Vajrayana
Buddha Mahayana
Sutra Teratai merupakan rujukan sampingan penganut Buddha aliran Mahayana.
Tokoh Kwan Im yang bermaksud "maha mendengar" atau nama Sansekertanya
"Avalokitevara"
merupakan
tokoh
Mahayana
dan
dipercayai
telah menitis beberapa kali dalam alam manusia untuk memimpin umat manusia
ke jalan kebenaran. Dia diberikan sifat-sifat keibuan seperti penyayang dan lemah
lembut. Menurut sejarahnya Avalokitesvara adalah seorang lelaki murid Buddha,
akan tetapi setelah pengaruh Buddha masuk ke Tiongkok, profil ini perlahanlahan berubah menjadi sosok feminin dan dihubungkan dengan legenda yang ada
di Tiongkok sebagai seorang dewi.
Penyembahan kepada Amitabha Buddha (Amitayus) merupakan salah satu aliran
utama Buddha Mahayana. Surga Barat merupakan tempat tujuan umat Buddha
aliran Sukhavati selepas mereka meninggal dunia dengan berkat kebaktian mereka
terhadap Buddha Amitabha dimana mereka tidak perlu lagi mengalami proses
reinkarnasi dan dari sana menolong semua makhluk hidup yang masih menderita
di bumi.
Buddha Theravada
Aliran Theravada adalah aliran yang memiliki sekolah Buddha tertua yang tinggal
sampai saat ini, dan untuk berapa abad mendominasi Sri Langka dan wilayah Asia
Tenggara (sebagian
dari Tiongkok bagian
barat
daya, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Indonesia dan Thailand) dan juga
sebagian Vietnam. Selain itu populer pula di Singapura dan Australia.
Buddha Vajrayana
Wajrayana atau kadang ditulis Vajrayana, adalah suatu ajaran Buddha yang
di Indonesia lebih sering dikenal dengan namaTantra atau Tantrayana. Namun
banyak juga istilah lain yang digunakan, seperti misalnya: mantrayana, ajaran

mantra rahasia, ajaran Buddha eksoterik. Wajrayana adalah ajaran yang


berkembang dari ajaran Buddha Mahayana, dan berbeda dalam hal praktik, bukan
dalam hal filosofi. Dalam ajaran Wajrayana, latihan meditasi sering di barengi
dengan visualisasi.
Kitab Suci yang dipergunakan dalam agama Buddha Theravada adalah Kitab
Suci Tripitaka yang dikenal sebagai Kanon Pali (Pali Canon). Kitab suci Agama
Buddha yang paling tua, yang diketahui hingga sekarang, tertulis dalam Bahasa
Pali/Magadhi Kuno, yang terbagi dalam tiga kelompok besar (yang disebut
sebagai "pitaka" atau "keranjang") yaitu: Vinaya Pitaka, Sutta Piaka,
dan Abhidhamma Pitaka. Karena terdiri dari tiga kelompok tersebut, maka Kitab
Suci Agama Buddha dinamakan Tipitaka (Pali).

Edisi standar dari Kanon Pali di Thailand


Terdapat empat hari raya besar dalam Agama Buddha. Namun satu-satunya yang
dikenal luas masyarakat adalah Hari Raya Trisuci Waisak, sekaligus satu-satunya
hari raya umat Buddha yang dijadikan hari libur nasional Indonesia setiap
tahunnya
Waisak
Penganut Buddha merayakan Hari Waisak yang merupakan peringatan 3
peristiwa. Yaitu, hari kelahiran Pangeran Siddharta (nama sebelum menjadi
Buddha), hari pencapaian Penerangan Sempurna Pertapa Gautama, dan hari Sang
Buddha wafat atau mencapai Nibbana/Nirwana. Hari Waisak juga dikenal dengan
nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Vesak di Malaysia dan
Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil

dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait dengan
"Waishakha" dari bahasa Sanskerta

Perayaan Waisak di Borobudur


Kathina
Hari raya Kathina merupakan upacara persembahan jubah kepada Sangha setelah
menjalani Vassa. Jadi setelah masa Vassa berakhir, umat Buddha memasuki masa
Kathina atau bulan Kathina. Dalam kesempatan tersebut, selain memberikan
persembahan jubah Kathina, umat Buddha juga berdana kebutuhan pokok para
Bhikkhu, perlengkapan vihara, dan berdana untuk perkembangan dan kemajuan
agama Buddha.
Asadha
Kebaktian untuk memperingati Hari besar Asadha disebut Asadha Puja / Asalha
Puja. Hari raya Asadha, diperingati 2 (dua) bulan setelah Hari Raya Waisak, guna
memperingati peristiwa dimana Buddha membabarkan Dharma untuk pertama
kalinya kepada 5 orang pertapa (Panca Vagiya) di Taman Rusa Isipatana, pada
tahun 588 Sebelum Masehi. Kelima pertapa tersebut adalah Kondanna, Bhadiya,
Vappa, Mahanama dan Asajji, dan sesudah mendengarkan khotbah Dharma,
mereka mencapai arahat. Lima orang pertapa, bekas teman berjuang Buddha
dalam bertapa menyiksa diri di hutan Uruvela merupakan orang-orang yang
paling berbahagia, karena mereka mempunyai kesempatan mendengarkan
Dhamma untuk pertama kalinya. Selanjutnya, bersama dengan Panca Vagghiya
Bhikkhu tersebut, Buddha membentuk Arya Sangha Bhikkhu(Persaudaraan Para
Bhikkhu Suci) yang pertama (tahun 588 Sebelum Masehi ). Dengan terbentuknya

Sangha, maka Tiratana (Triratna) menjadi lengkap. Sebelumnya, baru ada Buddha
dan Dhamma (yang ditemukan oleh Buddha).
Magha Puja
Hari Besar Magha Puja memperingati disabdakannya Ovadha Patimokha, Inti
Agama Buddha dan Etika Pokok para Bhikkhu. Sabda Sang Buddha di hadapan
1.250 Arahat yang kesemuanya arahat tersebut ditasbihkan sendiri oleh Sang
Buddha (Ehi Bhikkhu:Bhikkhu yang ditasbihkan sendiri oleh sang Buddha), yang
kehadirannya itu tanpa diundang dan tanpa ada perjanjian satu dengan yang lain
terlebih dahulu, Sabda Sang Buddha bertempat di Vihara Veluvana, Rajagaha.
Tempat ibadah agama Buddha disebut Vihara.

Vihara

Konghucu
Agama Khonghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan
politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya
denganKonfusianisme sebagai filsafat.
Agama Khonghucu pada zaman Orde Baru
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas
berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak
pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai
pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan
politis (dituduh sebagai atheis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian
diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi
pemeluk agama Kristenatau Buddha. Klenteng yang merupakan tempat ibadah

kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan


diri menjadi vihara yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.

Agama Khonghucu pada zaman Orde Reformasi


Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan
kembali pengakuan atas identitas mereka sejak UU No 1/Pn.Ps/1965 yang
menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara
lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.

Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi ()

Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun


dikarenakan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya
menganggap klentengsebagai tempat ibadah umat Khonghucu.

Menetapkan Sishu Wujing () sebagai kitab suci resmi

Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi

Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek),
Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22
Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.[1]

Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi


(Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).

Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi


Khongcu mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang
sudah ditata kembali oleh Nabi Khongcu.

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 February


pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim semi.
Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari
kebelakang dari 4 Pebruary tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13,
untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius)
dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao () yang berarti agama
dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu
memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan
agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau
sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno
tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan
suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia.
Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru

Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama
Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para
penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan
antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan
hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut
dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
Kitab suci agama Khonghucu dibagi menjadi dua kelompok:

Wu Jing ( ) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:


1. Kitab Sanjak Suci Shi Jing
2. Kitab Dokumen Sejarah Shu Jing
3. Kitab Wahyu Perubahan Yi Jing
4. Kitab Suci Kesusilaan Li Jing
5. Kitab Chun-qiu Chunqiu Jing

Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:


1. Kitab Ajaran Besar - Da Xue
2. Kitab Tengah Sempurna - Zhong Yong
3. Kitab Sabda Suci - Lun Yu
4. Kitab Mengzi - Meng Zi

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti).

Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia


Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup
di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang
mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti
hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

Klenteng Sam Poo Kong

Anda mungkin juga menyukai