4.PIUTANG Receivable
4.PIUTANG Receivable
Modul 4
PIUTANG
(Receivable)
A. Pengertian
Piutang (receivable) merupakan semua klaim atau tuntutan
perusahaan kepada pihak lain termasuk individu, perusahaan, atau
organisasi atas barang, uang dan jasa yang akan dimintakan
pelunasannya pada saat jatuh tempo. Bagi kebanyakan perusahaan,
pendapatan dari penjualan kredit merupakan unsur terbesar yang
berpengaruh terhadap laba bersih. Bila suatu perusahaan membeli
secara kredit harus dihitung piutang yang ditimbulkan sebagai unsur
penting dari aktiva lancar.
B. Klassifikasi Piutang
Dipandang dari sudut terjadinya piutang dapat diklassifikasikan
menjadi 2 yaitu:
1. Trade
yaitu piutang yang terjadi karena aktivitas utama perusahaan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
a. Piutang yang tidak didukung oleh bukti formal dalam bentuk
perjanjian tertulis yang disebut piutang dagang (account
receivable)
b. Piutang yang didukung oleh bukti formal dalam bentuk
perjanjian tertulis yang disebut piutang wesel (notes receivable)
2. Non Trade
yaitu piutang yang terjadi karena penjualan barang atau jasa akan
tetapi
timbul bukan dari aktivitas utama perusahaan. Yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah:
a. Piutang karyawan
b. Piutang deviden
c. Piutang aktiva tetap, dll
C. Piutang Tak Tertagih
Piutang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa secara
kredit. Pengendalian yang memadai atas piutang usaha dimulai dengan
persetujuan penjualan oleh pejabat perusahaan yang bertanggung jawab
atau bagian kredit, sesudah peringkat kredit pelanggan dikaji ulang.
Demikian pula penyesuaian piutang usaha, seperti retur dan
pengurangan penjualan serta potongan penjualan, juga harus disetujui
atau diperiksa kembali oleh fihak yang bertanggung jawab. Prosedur
penagihan yang efektif juga harus ditetapkan guna memastikan
STMIK TRIGUNA DHARMA
19
Modul Akuntansi 2
20
Modul Akuntansi 2
21
Modul Akuntansi 2
22
Modul Akuntansi 2
23