KELOMPOK : 7 (tujuh)
SOAL :
SHIFT : A Reguler A
I. Latar Belakang
Eritromisin merupakan antimikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces
eryterus yang sangat sukar larut dalam air. Eritromisin bersifat bakteriostatik dan
bakterisid, tergantung dari jenis kuman dan kadar eritromisin.Aktif terhadap kuman
gram positif cocci, gram negatif cocci, dan beberapa gram negatif basili. Eritromisin
dapat diindikasikan untuk infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus, infeksi saluran pernapasan pada anak, batuk rejan, sinusitis
yang disebabkan Streptococcus pyogenes, Haemofilus influenza, Streptococcus
pneumonia (Ika, 2011)
Aktivitas mikroba golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman
dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat
bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya. Spektrum
antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif, seperti
Str. Pyogenes dan Str. Pneumoniae. Str. Viridans mempunyai kepekaan yang
bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin serin
dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial). Batang gram positif yang pka terhadap
eritromisin ialah Cl. Perfringens, C. Diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin
tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies
yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. Gonorrhoeae, Campylobacter jejuni,
M. Pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. Trachomatis. H. Influenzae
mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.
Suspensi kering atau suspensi rekonstitusi adalah sejumlah sediaan resmi dan
diperdagangkan yang terdiri dari campuran kering atau serbuk granula, dimaksudkan
untuk disuspensikan dalam air atau pembawa lainnya sebelum pemberian.
Sebagaimana telah diketahui sediaan resmi ini mencantumkan Untuk Suspensi Oral
pada judul resminya untuk membedakannya dari suspensi yang sudah disiapkan.
II. Preformulasi
a. Eritromisin
Struktur kimia
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Serbuk hablur putih atau agak kuning; tidak berbau a tau praktis
tidak berbau (FI IV, hal 357)
Kelarutan
Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam kloroform dan
dalam eter. (FI IV, hal 357)
pH larutan
Dosis
Stabilitas
Panas
Kegunaan
Inkompatibilitas
dengan natrium ampisilin dan natrium kloklasilin (FI IV, hal 357)
Wadah dan
penyimpanan
Kesimpulan : sediaan suspensi rekonstitusi eritromisin sebagai antibiotik dan obat
anti malaria
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) :
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : serbuk rekonstitusi
(krim/salep) :
Kemasan : botol
1. Metil paraben
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
Larut dalam 500 bagian air, daalm 20 bagian air mendidih, larut
dalam 3,5 bagian etanol, larut dalam 3 bagian aseton, mudah larut
dalam eter, dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60
bagian gliserol panas, dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati
panas, jika didinginkan, larutan tetap jernih (FI III, hal 378);
Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter (FI IV, hal
551);
pH larutan
pKa
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi (dekomposisi < 10% selama lebih dari 4 Tahun pada suhu kamar,
Cahaya
Kegunaan
Inkompatibilitas
Wadah dan
Wadah tertutup baik ditempat yang dingin dan kering (HOPE 6 hal
penyimpanan
441-443)
2. Sukrosa/Saccharum Album
Struktur kimia
Nama kimia
Sinonim
Sukrosa, Sakarosa, Beet Sugar, Cane Sugar, a-D-glucopyranosylb-D-fructofuranoside; refined sugar, saccharose, saccharum; sugar
(HOPE 6, hal 703)
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
Sangat mudah arut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klorofor dan
dalam eter ( FI IV, hal 752)
pKa
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Kegunaan
Inkompatibilitas
Wadah dan
penyimpanan
706)
3. PVP (polyvinylpyrrolidone)
Struktur kimia
Nama kimia
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone
homopolymer
(Handbook
of
ethylene];
polyvidone;
polyvinylpyrrolidone;
povidonum;
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
solution)
untuk
Povipharm
K90
(Handbook
of
Titik leleh
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
o
Hidrolisis/oksidasi pendek dengan panas eksposur sekitar 110-130 C; sterilisasi uap
Cahaya
Inkompatibilitas
Viskositas
Wadah
penyimpanan
4. Aerosil
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia
Si
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali
asam fluorida; larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Bentuk
dispersi koloid dengan air. Untuk Aerosil, kelarutan dalam air
adalah 150 mg / L pada 25oC (pH 7) (Handbook of Pharmaceutical
Excipient 6, hal 185)
pH larutan
pKa
Titik leleh
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
viskositas dari suatu sistem. Namun, pada pH lebih besar dari 7,5
viskositas meningkat sifat koloid silikon dioksida berkurang; dan
pada pH lebih besar dari 10,7 kemampuan ini hilang sepenuhnya
karena silikon dioksida larut untuk membentuk silikat. (Handbook
of Pharmaceutical Excipient 6, hal 185)
Kegunaan
Inkompatibilitas
Inkompatibel
dengan
diethylstilbestrol
(Handbook
of
Wadah dan
penyimpanan
5. Etanol
Struktur kimia
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
pKa
Titik didih
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Inkompatibilitas
Viskositas
Wadah dan
penyimpanan
6. CMC-Na FSH
Struktur kimia
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik. (FI IV, hal
175)
Kelarutan
pH larutan
pKa
Titik leleh
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Inkompatibilitas
Viskositas
Wadah dan
penyimpanan
7. Strawberry Esens
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
5,3
Bobot jenis
1,49 g/cm3
Kegunaan
Wadah dan
Dalam wadah tertutup baik sejuk dan kering, terhindar dari cahaya
penyimpanan
matahari
Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim
C20H11N2Na3O10S3
Trisodium 3-hidroksi-4-(4-sul-phonato-1-naphthylazo) naftalena2,7-disulphonate.
Amarant; Amaranto; Bordeaux S; Asam CI Red 27; CI Food Red
9; Indeks Warna Nomor 16185; E123; sebelumnya FD & C Red
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
No 2; Naftol Rot S.
604,5
Gelap, serbuk coklat kemerahan
Larut dalam air
-
Titik lebur
18oC
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Cahaya
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Pewarna
Wadah dan
Dalam wadah tertutup baik
penyimpanan
2. Untuk menutupi rasa eritromisin yang kurang enak, ditambahkan sukrosa sebagai
pemanis.
3. Agar aliran serbuk baik saat pengisian sediaan ke wadah atau botol maka sediaan
dibuat dalam bentuk granul.
4. Untuk meningkatkan viskositas sediaan agar partikel terdispersi tidak mudah
mengendap digunakan CMC-Na FSH.
5. PVP digunakan sebagai pengikat agar terbentuk massa granul, PVP tidak larut air
maka dilarutkan dalam etanol.
6. Sukrosa mudah menyerap air atau bersifat higroskopis untuk itu digunakan aerosil
sebagai absorben.
7. Sediaan dikemas dalam wadah tertutup rapat agar zat aktif tetap stabil.
Jumlah
Fungsi Bahan
Alasan Penambahan
30 mg/ml
Zat Aktif
Eritromisin sangat
Eritromisin
Metil Paraben
0,1%
Pengawet
Karena sediaan
multiple dose dan
mengandung air
Maka mudah
ditumbuhi mikroba
sehingga digunakan
metil paraben
sebagai pengawet
untuk memperlama
jangka waktu
penyimpanan
Sukrosa
30%
Pemanis
PVP
2%
Pengikat
massa granul
5
Aerosil
0,1%
Absorben
Absorben
Etanol
5%
Pelarut
Pelarut
CMC-Na FSH
1,5%
Suspending
agent
sebagai suspensi
maka dibutuhkan
suspending agent
Strawberry essens
0,2%
Pengaroma
Red colour
0,2%
Pewarna
Digunakan agar
sediaan yang dibuat
lebih menarik dan
digunakan pewarna
ini karena sesuai
pengaroma yang
digunakan.
10
Aquadest
Ad 100%
Pelarut
Jumlah botol =
Jumlah
Pelarut
CMC-Na
FSH
Jumlah botol =
VI.
1,7417 gr
= 21,0911 gr
Perhitungan
a.
Eritromisin
b.
Metil Paraben
c.
Sukrosa
x 120 ml = 36 gram
d.
PVP
e.
Aerosil
f.
Etanol
g.
CMC-Na FSH
h.
Strawberry essens
x 120 ml = 0,24 ml
VII.
i.
Red colour
j.
Aquadest Ad 100 ml
x 120 ml = 0,24 ml
Penimbangan
NO. Bahan
Jumlah
Jumlah
Jumlah
dalam
penimbangan 1
penimbangan 2
formula
botol
botol
Eritromisin
30 mg/ml
1,8 gr
3,6 gr
Metil
0,1 %
0,06 gr
0,12 gr
18 gr
36 gr
Paraben
3
Sukrosa
30 %
PVP
2%
Aerosil
0,1 %
0,0105 gr
Etanol
5%
5 ml
CMC-Na
1,5 %
0, 9 gr
0,2 %
0,12 ml
0,24 ml
5 ml
FSH
8
Strawberry
Essens
Red Colour
0,2 %
0,12 ml
0,24 ml
10
Aquadest
Ad 100 ml
Ad 100 ml
Ad 100 ml
VIII.
Prosedur Pembuatan
Sukrosa digerus sampai halus, lalu ditambahkan red colour, dicampur hingga
merata
Larutkan PVP dalam 5 ml etanol setelah itu masukkan ke dalam mortar yang
telah berisi campuran bahan sedikit demi sedikit hingga terbentuk massa yang
dapat digranulasi
Massa yang telah terbentuk diayak dengan nomer mesh 12, kemudian
keringkan-anginkan hingga kadar air pada granul hanya 2%
Ditambahkan dengan aquadest yang telah dingin sampai tanda batas tara,
dikocok hingga rata kemudian dievaluasi
1. Air sebagai pelarut harus didihkan kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup
untuk membuat suspensi.
2. PVP yang kealrutan rendah atau sukar larut air dilarutkan dalam etanol.
3. Sukrosa harus dihaluskan terlebih dahulu agar didapatkan granul yang homogen.
4. Penambahan larutan pengikat harus sedikit demi sedikit hingga diperoleh massa yang
siap untuk di granulasi.
X. Evaluasi
Suspensi rekontruksi
No
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Uji
organoleptis
(warna, bau,
rasa dan
kejernihan)
Pengamatan secara
visual.
Uji pH
suspensi
setelah
Menentukan pH
larutan dengan pHmeter yang telah
Jumlah
sampel
1
Hasil
pengamatan
Warna =
merah muda
Rasa = sedikit
pahit
Bau =
strawberry
pH = 5
Syarat
Suspensi
memperbaiki
rasa untuk zat
aktif yang pahit
pH yang baik
6,0-8,5
direkonstitusi
3
dibakukan dengan
larutan dapar tertentu.
Uji kecepatan
Berdasarkan
sedimentasi
kecepatan
partikel dalam pengendapan partikel
suspensi
dalam suspensi akibat
setelah
adanya gaya gravitasi
direkonstitusi
bumi setelah
didiamkan selama
waktu tertentu (10,
20, 30, 60, 2 jam, 1
hari, 3 hari) dengan
menghitung rasio
tinggi endapan yang
terbentuk setelah
waktu tertentu
dengan tinggi sediaan
awal.
Penetapan
Mengukur diameter
ukuran partikel partikel fasa
dan distrbusi
terdispersi dalam
ukuran partikel suspensi dan
pasa terdispersi distribusi ukurannya.
Penentuan
densitas
larutan (FI IV,
1030)
Penentuan
viskositas dan
sifat aliran
suspensi
dengan alat
Brokefield
setelah
direkostitusi
Uji stabilitas
sediaan
H0 = 5,3cm
Menentukan densitas
larutan dengan
menimbang massa
larutan sebanyak
volume tertentu (10
mL) dengan
piknometer yang
kemudian
dibandingkan dengan
cairan yang telah
diketahui densitasnya
(aquadest) pada suhu
tertentu
Mengukur tekanan
geser suspensi pada
beberapa kecepatan
putar tertentu.
Diusap pada
kaca
arloji
terdapat
butiranbutiran serbuk
artinya
suspensi ini
tidak
homogen
-
Sediaan disimpan
pada temperatur
Uji volume
terpindahkan
Penetapan
kadar zat aktif
10
Waktu
rekonstitusi
kamar untuk
mengamati lamanya
stabilitas sediaan.
Pengukuran volume
sediaan dengan gelas
ukur.
Penetapan kadar zat
aktif dengan metode
analisis yang sesuai
30
Dari 100 ml
menjadi 91 ml
5 detik
Waktu
rekonstitusi
harus singkat
atau
dengan saluran cerna meningkat, dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit obat (dari
larut atau tidaknya), mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Kekurangan Sediaan Suspensi antara lain kestabilan rendah (penumbuhan kristal jika
jenuh, degradasi), jika membentuk cacking akan sulit terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya turun, alirannya menyebabkan sukar dituang, ketepatan dosis lebih
rendah dari pada bentuk sediaan larutan, pada saat, penyimpanan, kemungkinan terjadi
perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi, deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi
(perubahan temperatur), dan sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu uuntuk
memperoleh dosis yang diinginkan.
Macam-macam suspensi berdasarkan penggunaan antara lain supensi oral,
topikal, tetes telinga dan optalmik. Sedangkan berdasarkan istilahnya suspensi dapat
dibedakan menjadi suspensi susu, magma, dan lotio. Berdasarkan sifat-sifatnya suspensi
dibedakan menjadi suspensi deflokulasi dan flokulasi. Di mana suspensi flokulasi lebih
baik dibandingkan suspensi deflokulasi. Pada suspensi flokulasi ukuran partikel yang
terdispersi ukurannya beragam (variatif) sehingga saat mengendap air mudah memasuki
celah di antara partikel-partikelnya sehingga akan mudah untuk terdispersi kembali.
Pada suspensi deflokulasi akan mudah terbentuk cacking karena ukuran partikel yang
kecil dan seragam sehingga air tidak bisa menembus celah antar partikelnya, sehingga
ketika terbentuk cacking akan sulit diredispersikan kembali.
Syarat Suspensi adalah tidak boleh diinjeksikan secara intravena atau intra tekal.
Suspensi boleh diinjeksikan secara intramuskular, tetapi suspensi yang diinjeksikan
pada intramuskular mempunyai dosis yang kecil. Suspensi yang dinyatakan untuk
digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba, suspensi harus
dikocok sebelum digunakan, suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, zat
yang terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap terlalu cepat, jika dikocok
harus segera terdispersi kembali, mengandung zat tambahan untuk meningkatkan
stabilitas suspensi, kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sedian mudah di
kocok dan di tuang, karakteristik suspensi harus dibuat sedemikian rupa sehingga
ukuran partikel dari suspensi tetap konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam suspensi yaitu kecepatan sedimentasi,
pembasahanan serbuk, penyebab floatasi, pertumbuhan kristal, pengaruh gula,
deflokulasi dan flokulasi serta pengaruh alat-alat pendispersi. Sifat fisik untuk formulasi
suspensi yang baik adalah suspensi harus tetap homogen pada suatu perioda,
pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali
digunakan oleh anak-anak dan dewasa. Eritromisin merupakan zat aktif yang tidak
stabil didalam air, sehingga dibuat sediaan dalam bentuk suspensi rekonstitusi.
XIII. Kesimpulan :
1. Didapatkan sediaan suspensi rekonstitusi eritromisin berwarna merah
muda, rasanya sedikit pahit, dan aromanya strawberry, dengan pH = 5.
2. Suspensi eritromisin ini mudah untuk terdispersi dalam waktu 5 detik
dan ketika mengendap mudah diredispersikan kembali.
3. Eritromisin tidak stabil didalam air, sehingga dibuat sediaan dalam
bentuk suspensi rekonstitusi.
4. Suspensi eritromisin mempunyai khasiat antimalaria dan antibakteri.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Ika Ristia. 2011. Uji Stabilitas Fisik Dan Daya Antibakteri Suspensi Eritromisin Dengan
Suspending Agent Pulvis Gummi Arabici. Pharmacon Vol 12 No. 2 Desember 2011
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Sixth Edition Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. London
XV.
b.
c.
d.
e.
Wsediaan Wkosong
Wair Wkosong
air
Tuang isi dari tiap wadah perlahan-lahan ke dalam gelas ukur kering terpisah
dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur
dan telah dikalibrasi.
b.
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Warna
Merah mudah
Merah muda
Merah muda
Rasa
Sedikit pahit
Sedikit pahit
Sedikit pahit
Aroma
Strawberry
Strawberry
Strawberry
Mikroorganisme
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Capslocking
Tinggi Sedimentasi
Hv/Ho (cm)
10
5,3
cm
20
30
60
2 jam
1 hari
3 hari