REKAM MEDIK
A. ANAMNESIS UMUM
1. Identifikasi
Nama
Ny. K
Umur
37 tahun
Med. Rec.
846930
Agama
Islam
Pendidikan
SLTA
Pekerjaan
Alamat
Dalam kota
2. Riwayat perkawinan
Menikah 1 kali : lama perkawinan 13 tahun
3. Riwayat reproduksi
Menarche usia 12 tahun, lama siklus haid 28 hari, teratur, lamanya haid 4
hari.
4. Riwayat Persalinan/obstetri
No
Penolon
Tahun
Usia
Cara
Jenis
Keadaa
g
Bidan
2002
Aterm
kelamin
Spontan Perempuan
3100 g
n
Sehat
Bidan
2007
Aterm
Spontan Laki-laki
3000g
Sehat
5. Riwayat Penyakit/Operasi
Tidak ada.
6. Riwayat Gizi dan Sosial Ekonomi
Sedang
7.
BB (g)
: Lupa
PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Presens
Tinggi badan
Keadaan umum
Tekanan darah
Nadi
Jantung/paru
: 158 cm
: sakit sedang
: 130/80 mmHg
: 92 x/mnt
: Murmur (-) Sistolik
Gallop (-)
Refleks fisiologis : +/+
3.
Berat badan : 53 kg
Kesadaran : kompos mentis
Pernafasan : 28 x/mnt
Suhu
: 36,5 oC
Hati/limpa : dalam batas
normal
Refleks patologis : -/-
Status Obstetri
Periksa luar
Inspekulo
: tidak dilakukan
Periksa dalam
: tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
USG Konfirmasi 22-09-2014
Biometri
D. DIAGNOSIS
G3P2A0 hamil 16 minggu JTH intrauterine dengan multiple anomaly
kongenital
E. PROGNOSIS
Ibu: dubia
Janin: dubia at malam
F. PENATALAKSANAAN
Terminasi Kehamilan.
G. PERMASALAHAN
apakah kemungkinan penyebab Anomali kongenital pada pasien ini?
Bagaimanakah prognosisnya?
H. ANALISIS KASUS
apakah kemungkinan penyebab multiple anomali kongenital pada pasien
ini?
Faktor genetik
Saluran limfe terbentuk pada usia kehamilan minggu keenam dari saluran
ini, akan terbentuk saluran yang akan menyediakan drainase ke sistim vena.
Kegagalan drainase ke sistim vena ini akan menyebabkan dilatasi dari saluran
limfe, dan apabila berukuran besar maka akan menjadi suatu higroma. Pada
embrio drainase sistim limfatiknya menuju ke sakus limfatik jugularis.
Hubungan antara struktur primitif sistem limfatik dengan vena jugularis
terbentuk pada usia 40 hari kehamilan. Kegagalan pembentukan hubungan
struktur ini menyebabkan terjadinya stasis aliran limfedan sakus limfatik
jugularis akan melebar sehingga terbentuklah suatu kista di leher. Apabila
sistem sistim drainase ke sistim vena tidak juga terbentuk pada massa ini,
maka akan terjadi limphoedema perifer yang progresif dan dapat
menyebabkan kematian intrauterine. Kista higroma yang besar biasanya
ditemukan dengan hidrops fetalis, jarang bisa hilang sendiri dan memilki
prognosis yang jelek.
Pada 80% kasus, lokasi higroma berada pada regia cervico-facial oleh
karena itu, higroma harus selalu menjadi pertimbangnan pertama dalam
dioagnosis banding setiap lesi kistik yang memiliki onset pada waktu lahir.
Pemeriksaan radiologi dan USG dapat menunjukkan gambaran kista multipel
dan dengan usg dopler tidak tampak adanya aliran darah dalam lesi tersebut.
Modalitas lain seperti CT-Scan dapat juga memperlihatkan gambaran kista
multipel, homogen, batas tegas, dan tidak ada invasi kejaringan sekitar. CT-
Scan sangat membantu dalam melihat perluasan sel dan hubungannya dengan
syaraf dan pembuluh darah sekitarnya.
Diagnosis prenatal higroma dapat dilakukan menggunakan USG. USG
membutuhkan keahlian dari operator dan harus dilakukan oleh petugas yang
memiliki kemampan dalam mengevaluasi kelainan pada janin. Pemeriksaan
janin dengan seksama menunjukkan hasil yang dapat dipercaya. Seringkali
USG merupakan teknik yang penting untuk menegakkan diagnosis prenatal.
Karateristik gambaran USG pada antenatal tampak massa kistik yang
multiseptum dan berdinding tipis.
Penegakan diagnosis pada prenatal higroma meliputi:
a. ultrasound lengkap, termasuk echocardiogram untuk melihat jenis
anomali yang lain untuk menentukan penyebab dari higroma
b. riwayat keluarga yang lengkap untuk menilai apakah test
diindikasikan untuk sindrom herediter
c. amniosintesis atau CVS untuk melihat abnormalitas kromosom atau
sindrom genetik spesifik.
d. Pengkajian virus pada cairan amnion dilakukan jika ada indikasi
adanya hydrops. Skrining serum maternal tidak membantu dalam
menilai prognosis janin dengan higroma.
e. Evaluasi ultrasound secara periodik dibutuhkan untuk melihat adanya
resolusikista dan atau perkembangan anomali-anomali yang lain atau
fetal hydrops.
Pada kasus ini didapatkan kista higroma dan hidrops fetalis dari pemeriksaan
USG pada kehamilan trimester kedua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemungkinan penyebab utama terjadinya kista higroma adalah aneuploidi
yang disebabkan oleh sindrom Turner (45X) atau Trisomi 21. Sehingga
mungkin diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti amniosintesis untuk
melihat abnormalitas kromosom yang terjadi pada fetus. Sebuah kista higroma
yang berkembang pada usia kehamilan minggu ke-6, merupakan kegagalan
dalam kantung limfatik jugular untuk mengalir ke vena jugular interna, yang
menghasilkan dilatasi dari kantung limfatik menjadi kista dan menyebabkan
obstruksi limfe jugular dan hidrops fetalis. Prognosis pada kasus ini adalah
buruk.
I. KESIMPULAN
Kista Higroma adalah malformasi venolimfatik berupa pembesaran kantung
berisi cairan dari leher belakang, kistia higroma bisa dididagnosa dari
trimester pertama dan memiliki ukuran yang bervariasi. Pemeriksaan radiologi
dan USG dapat menunjukkan gambaran kista multipel dan dengan usg dopler
tidak tampak adanya aliran darah dalam lesi tersebut. Karateristik gambaran
USG pada antenatal tampak massa kistik yang multiseptum dan berdinding
tipis. Pada kasus ini didapatkan kista higroma dan hidrops fetalis dari
pemeriksaan USG pada kehamilan trimester kedua yang disebabkan oleh
sindrom Turner (45X) atau Trisomi 21. Prognosis pada kasus ini adalah buruk.
RUJUKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Avcedo
L.
Cystic
Higroma.
2011.
Diunduh
dari
http://www.emedicinemedscape.com/article/994055-overview#a0101 tanggal 8 Oktober
2014.
Sabih
D.
Cystic
Higroma
Imaging.
2012.
Diunduh
dari:
http://www.medicinemedscape.com/article/402757-overview tanggal 8 Oktober 2014.
Wiley, J. Prenatal Diagnosis of a Huge Cystic Higroma Colli. Journal Ultrasound Obstet
Gynecol. 2003. 22:323-324.
Cunningham, Leveno, Bloom et.all. Fetal Imaging. William Obstetry 24 th edition. 2014. 205206.
Sacco F, Rigon G, Castaldo F, Carbone A, Sacchini D, Sacco R. Acute urinary obstruction in
pregnancy. Minerve Ginecol 1993; 45: 101-4
Chervenak, F. et.all. Fetal Cystic Higroma Cause and Natural History. N J Med. 1983.
309(14):822-5.