ANATOMI
Fisiologi
Kontrol Pernafasan
DEFINISI
ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) merupakan sindrom yang
ditandai oleh peningkatan permeabilitas membran alveolar kapiler
terhadap air, larutan dan protein plasma, disertai kerusakan alveolar difus,
dan akumulasi cairan dalam parenkim paru yang mengandung protein.
Dasar Diagnosis
Radiografi infiltrat alveolar
bilateral sesuai dengan edema
paru
EPIDEMIOLOGI
Pria = Wanita
16 kasus per
100.000 orang /
tahun usia1519 tahun
Meningkat
dengan usia, 306
per 100.000
orang untuk usia
75-84 tahun.
Sepsis;
Trauma nontoraks;
Kontusio paru;
Pankreatitis;
Inhalasi toksik.
Pintas kardiopulmoner.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Ciri khas ARDS adalah hipoksemia sianosis
Distres pernafasan akut: takipnea, dispnea, dan
sianosis sentral.
Batuk kering dan demam yang terjadi lebih
dari beberapa jam sampai sehari.
Auskultasi paru: ronkhi basah, krekels halus di
seluruh bidang paru, stridor, wheezing.
Penurunan kesadaraan
ARDS
Sesak nafas
24 48 jam
Pernafasan cepat
dan dangkal
O2 dalam darah
Gejala lain :
1. Cemas
2. TD
rendah
atau syok
3. Tampak
sakit
berat
DIAGNOSIS KLINIS
Takipnea
Hipotensi ,
febris
Ronkhi
basah
Diagnosis Klinis
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pencitraan
Darah rutin
Foto dada
CT Scan
TATALAKSANA
Ambil alih fungsi pernapasan dengan ventilator mekanik.
Prinsip pengaturan ventilator untuk pasien ARDS meliputi:
Volume tidal rendah (4-6 mL/kgBB).
Positive end expiratory pressure (PEEP) yang adekuat,
untuk memberikan oksigenasi adekuat (PaO2 > 60
mmHg) dengan tingkat FiO2 aman.
Menghindari barotrauma (tekanan saluran napas
<35cmH2O atau di bawah titik refleksi dari kurva
pressure-volume).
Menyesuaikan rasio I:E (lebih tinggi atau kebalikan rasio
waktu inspirasi terhadap ekspirasi dan hiperkapnia yang
diperbolehkan).
TATALAKSANA
Obat obatan :
Kortikosteroid fase lanjut ARDS / ALI atau fase
fibroproliferatif, hipoksemia berat yang persisten.
Inhalasi nitric oxide (NO) memberi efek vasodilatasi selektif,
untuk pasien dengan hipoksia berat dengan refrakter.
Posisi pasien : posisi telungkup meningkatkan oksigenasi.
Cairan : pemberian cairan harus menghitung keseimbangan
antara :
Kebutuhan perfusi organ yang optimal
Masalah ekstravasasi cairan ke paru dan jaringan :
peningkatan tekanan hidrostatik intravaskular mendorong
akumulasi cairan di alveolus.
KOMPLIKASI
Multiorgan
dysfunction
syndrome (MODS)
Pneumonia
nosokomial
Barotrauma,
pneumotoraks
Sinusitis
Trauma laring
Trakeomalasia
Fistula trakeo
esophageal
Erosi arteri
inominata
Kematian
PROGNOSIS
Mortalitas sekitar 40%.
Prognosis dipengaruhi oleh : Faktor resiko, ada tidaknya
sepsis, pasca trauma, penyakit dasar, adanya keganasan,
adanya disfungsi organ multipel, usia, riwayat penggunaan
alkohol, ada atau tidaknya perbaikan dalam indeks
pertukaran gas, seperti rasio PaO2 / FIO2 dalam 3-7 hari
pertama.
Pasien yang membaik pemulihan fungsi paru dalam 3 bulan
dan mencapai fungsi maksimum bulan keenam setelah
ekstubasi. 50% pasien tetap memiliki abnormalitas, termasuk
gangguan restriksi dan penurunan kapasitas difusi. Juga
terjadi penurunan kualitas hidup.
TERIMA KASIH