KLASIFIKASI
TEKANAN DARAH
TEKANAN DARAH
TEKANAN DARAH
SISTOL (mmHg)
DIASTOL (mmHg)
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi Stage 1
140-159
90-99
Hipertensi Stage 2
160
100
SYOK
Syok merupakan kondisi medis yang mengancam nyawa, yang terjadi ketika tubuh tidak
mendapat cukup aliran darah sehingga tidak tercukupinya kebutuhan aerobik seluler atau tidak
tercukupinya oksigen untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh sehinggga dapat
menyebabkan hipoperfusi jarngan secara global dan meyebabkan asidosis metabolik.
Klasifikasi syok :
1. Syok hipovolemik (disebabkan oleh kehilagan cairan / darah)
Syok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi diikuti dengan
menurunnya Cardiac Output (Curah Jantung). Beberapa contoh penyebab dari syok
hopovolemik, seperti pendarahan baik eksternal maupun internal, luka bakar, diare, muntah,
peritonitis, dll
2. Syok kardiogenik (disebabkan oleh masalah pada jantung)
Syok kardiogenik digolongkan menjadi intrakardia atau ekstrakardia berdasarkan penyeba/kausa
berasal, apakahdari dalam jantung atau luar jantung. Syok kardiogenik intrakardiak disebabkan
karena kematian otot jantung (myocardiac infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung
yang membuat curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok kardiogenik
diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD (Ventricular Septal Defect), Valvular
lesion, CHF(Chronic Heart Disease) yang berat, Hypertrophic Cardiomyopathy. Syok
kardiogenik ini terjadi ketika ventrikel gagal manejadi pompa disertai dengan menurunnya
tekanan darah sistolik < 90mmHg minimal dalam waktu 30 menit, dan terjadi peningkatan
tekanan kapiler pulmo yang disebabkan oleh kongesti pary, atau edema pulmo.
Syok kardiogenik ekstrakardiak disebabkan oleh adanya obstruksi pada aliran sirkuit
kardiovaskular dengan karakteristik terdapat gangguan pada pengisisan diastolik ataupun adanya
afterload yang berlebihan. Penyebab dari syok kardiogenik ini diantaranya, Pulmonary
embolism, Cardiac temponade, Tension Penumothorax, dll
3. Syok anafilaktik (disebabkan oleh reaksi alergi)
Syok anafilaktik ini terjadi akibat reaksi alergi yang dimediasi oleh IgE pada sel mast dan basofil
yang diakibatkan oleh antigen tertentu yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator mediator sepagai respon imun. Hal ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer, konstriksi
bronkhus, ataupun dilatasi pembuluh darah lokal. Mediator yang terlepas terdiri dari primer dan
sekunder. mediator primer meliputi histamin, serotonin, Eosinofil chemotactic factor dan enzim
proteoitik. Sedangkan mediator sekunder meliputi PAD, bradikinin, prostagandin, dan
leukotriene.
Beberapa penyebab syok anafilaktik diantaranya, insect venom, antibiotik (beta lactams,
vancomycin, sulfonamide), heterologues serum (anti toxin, anti sera), latex, vaksin yang berbasis
telur, tranfusi darah, immunogobulin.
4. Syok Septik (disebabkan oleh infeksi)
Terjadinya syok septik diawali dengan adanya infeksi pada darah yang menyebar ke seluruh
tubuh. Penyebab yang sering meliputi peritonitis, pyelonefritis. Dengan adanya infeksi tersebut
tubuh melakukan respon dengan terlepasnya mediator inflamasi seperti il-1, TNF, PGE2, NO,
dan leukotriene yang menyebabkan berbagai kejadian berikut :
relaksasi vaskular
meningkatnya permeabilitas endotel (sehingga menyebabkan defisit volume
intravaskular)
Menurunya kontraktilitas jantung
Karakteristik tanda dan gejala dari syok septik adalah demam tinggi, vasodilatasi,
meningkatanya / Cardiac Output tetap normal akibat vasodilatasi dan laju metabolime yang
meningkat, serta adanya DIC yang menyebabkan pendarahan terutama di saluran cerna.
5. Syok Neurogenik (disebabkan oleh kerusakan sistem saraf)
Syok neurogenik disebabkan oleh cideranya medula spinalis terutama pada segment
thoracolumbal, sehingga menebabkan hilangnya tonus simpatis. Hal ini menyebabkan hilangnya
tonus vasomotor, bradikardi, hipotensi. Biasanya pasien tampak sadar namun hangat dan kering
akibat hipotensi.
Analisa Gas Darah
No
Parameter
Sampel arteri
pH
7,35 7,45
PaCO2
35-45 mmHg
PaO2
80-100 mmHg
Saturasi Oksigen
95-100%
HCO3
22-26 mEq/L
Terapi Oksigen
Alat
Dosis (L/menit)
FiO2 (%)
Kanul nasal
24
28
32
36
40
44
48
52
56
10
60
56
40
67
50
78
60
89
70
9 10
80
60
reservoar
70
80
90
10
99
Masker oksigen
Kebutuhan Cairan
Usia Kebutuhan Cairan Rutin Dewasa
2 cc/kgBB/jam
Anak-anak
10 kg I: 4 cc/kgBB/jam
10 kg II: 2 cc/kgBB/jam
10 kg III: 1 cc/kgBB/jam
yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke
sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam
otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik
Adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga
tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah
cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan Hipertonik
Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%,
NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk
darah (darah), dan albumin.