Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

JAJANAN PASAR GETUK SINGKONG


Dosen pengampu: Drs. Ignatius Wagimin, M.Si
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Disusun oleh:
Nama

: Khamdiyah

NIM

: K5412039

Prodi

: Pendidikan geografi

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

GETUK SINGKONG
IBU YANI
Getuk merupakan kue tradisional (jajanan pasar) khas dari daerah Jawa
yang terbuat dari singkong. Banyak ditemui dipasar-pasar tradisional didaerah
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Getuk biasanya disajikan dengan urap kelapa
sebagai camilan disaat minum teh atau kopi. Ibu Yani adalah salah satu penjual
jajanan pasar Getuk singkong di Pasar Ambal, Pasar Bokoran dan pasar Prembun
Kabupaten Kebumen. ibu Yani bertempat tinggal di desa Selotumpeng,
Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Ibu Yani menjual getuk di tiga pasar
dengan hari yang berbeda-beda dan berselang-seling tujuannya agar para pembeli
tidak bosan, kalau menjual tiap hari di satu pasar pembeli bisa merasa bosan.
Berikut jadwal penjualan getuk di pasar Ambal, Pasar Bokoran dan pasar
Prembun.
Jadwal Pnjualan Getuk Singkong di pasar Ambal, Pasar Bokoran dan
pasar Prembun
Hari

Pasar

Berangkat

Pulang

Senin

Prembun

05.00

10.00

Selasa

Bokoran

05.30

10.30

Rabu

Ambal

05.00

10.00

Kamis

Prembun

05.00

10.00

Jumat

Ambal

05.00

10.00

Sabtu

Bokoran

05.30

10.30

Minggu

Ambal

05.00

10.00

Dari tabel diatas dapat dilihat jadwal penjualan getuk di pasar Ambal,
Pasar Bokoran dan pasar Prembun. Di pasar Ambal paling sering yaitu 3 kali
dalam satu minggu pada hari Rabu, Jumat dan Minggu. Ibu Yani memilih pasar
Ambal paling sering untuk berjualan karena dipasar Ambal pembeli/pelanggannya
paling banyak sehingga lebih sering untuk berjualan ke Pasar Ambal selain itu
juga karena akses jalannya mudah. Di pasar Prembun juga pembelinya banyak

tetapi akses jalan untuk menuju ke pasar Prembun susah, jadi bu Yani lebih suka
suka untuk pergi ke pasar Ambal 3 kali dalam seminggu. Sedangkan di pasar
Bokoran berangkatnya lebih siang dari pada berangkat ke pasar Prembun dan
pasar Ambal karena pasarnya dekat dengan jarak rumah, tetapi pembeli disana
agak sepi tidak seperti di pasar Prembun dan Ambal.
Getuk sudah dikenal oleh masyarakat luas sejak dahulu, namun ibu Yani
baru mulai jualan tahun 2011. Hal ini karena awalnya takut untuk mencoba
menjual getuk di pasar, karena sudah sangat membudaya dan di kenal luas di
masyarakat. Tetapi setelah mencoba ternyata hasilnya lumayan menguntungkan.
Ibu Yani dalam membuat getuk di bantu oleh suaminya. Proses pembuatannya
mudah tetapi karena membuatnya dalam jumlah banyak yaitu 80 kg singkong
dalam sehari, jadi ibu yani mulai mengupas singkong dan memotong-motong
singkong pada sore hari. Setelah singkong di kupas dan potong-potong kemudian
di bersihkan dan di taruh di ember/baskom. Proses pembuatan merebus dan
menumbuk getuk dilakukan pada pagi hari yaitu mulai jam 01.00 sampai jam
04.30. Kemudian dipotongin dan di bungkus dalam plastik tiap 1 potong, atas
getuk di kasih taburan parutan kelapa. Ibu Yani berangkat dari rumah menuju
pasar Ambal pukul 05.00 dan pulang pukul 10.00. Dengan alokasi waktu 5 jam
sudah habis semua getuknya dan mendapatkan keuntungan yang banyak.

Singkong

Singkong Kupas

Getuk bahan bakunya dari singkong, singkong mudah untuk di dapat


karena di desa Selotumpeng banyak petani yang menanam singkong dan tentu
saja harganya murah, jadi peluangnya sempit untuk kekurangan bahan baku. Ibu

Yani biasanya membeli singkongnya pesen dari petani di desanya dan langsung
diantar kerumah jadi tidak memerlukan biaya transportasi untuk mendatangkan
bahan baku.
Bahan baku untuk membuat getuk mudah didapat dan harganya murah,
namun hanya sedikit orang saja yang mau mengambil peluang untuk berjualan
getuk, padahal keutungannya banyak dan waktu menjualnya hanya sebebtar. Ibu
Yani termasuk orang yang mau mengambil peluang untuk berwirausaha membuat
dan menjual getuk di pasar. Awalnya hanya mencoba-coba dari pada hanya
menjadi ibu rumah tangga, awal berjualan hanya membuat dari 5 kg singkong,
tetapi semakin lama semakin bertambah banyak pembelinya sehingga kekurang
barang. Kemudian ibu Yani menambah menjadi 10 kg singkong sebagai bahan
bakunya dan ternyata pembeli juga semakin tambah banyak permintaan juga
masih kurang , kemudian ditambah dengan rentang 5 kg dan sampai sekarang
sehari menghabiskan 80 kg singkong. Untuk membuat getuk sebenarnya sangat
mudah dan bahan-bahannya juga mudah didapatkan, sebagian besar orang di
sekitar jawa tengah juga banyak yang bisa, tetapi hanya sedikit orang yang mau
membuat dalam ukuran banyak dan menjualnya ke pasar-pasar. Berikut ada resep
dari ibu Yani cara membuat getuk dari singkong yang dijual di pasar Ambal.
Berikut cara membuat getuk singkung
Bahan
1. Singkong
2. Gula Jawa
3. Garam secukupnya
4. Kelapa
Cara Membuat
1. Singkong di kupas kemudian di potong-potong dan dibersihkan
2. Kemudian dikukus atau direbus sampai matang
3. Rebus gula jawa

4. Kelapa di parut sebagai taburan getuk yang sudah jadi setelah di parut
tahuh di baki atau baskom.
5. Setelah singkong matang segera tumbuk ketika masih panas, apabila sudah
halus tuangi larutan gula dan sedikit garam sambil diaduk sedikit demi
sedikit hingga tercampur rata sampai jadi adonan padat dan halus.
6. Kemudian masukkan kedalam tampah yang telah dialasi plastik sambil
dipadatkan.
7. Diamkan hingga dingin, kemudian di potong-potong.

Singkong Rebus

Parut

Kelapa

Parutan Kelapa

Getuk yang sudah di potong-potong


Modal yang di butuhkan untuk membuat getuk sebesar Rp 180.000,00 dengan
rincian sebagai berikut:
Nama Barang

Rincian

Harga

Total Harga

Singkong

80 kg

Rp1200,00

Rp 96.000,00

Gula jawa

7 kg

Rp 8.000,00

Rp 56.000,00

Kelapa

5 biji

Rp 4.000,00

Rp 20.000,00

Plastik

4 pak

Rp 2.000,00

Rp 8.000,00

JUMLAH

Rp 180.000,00

Dalam sehari Ibu Yani menghabiskan 80 kg singkong, 80 kg singkong


setelah jadi getuk menjadi 4 tampah, dalam 1 tampah dapat di potong menjadi 100
potong, jadi jumlah total potongan dari 4 tampah yaitu 400 potong. Harga jual tiap
potong Rp. 750,00. Jika dikalikan 400 potong dikali Rp. 750,00 maka jumlahnya
Rp. 300.000,00. Dari modal Rp 180.000,00 dapat diperoleh jumlah penjualan
Rp. 300.000,00 maka keuntungan yang diperoleh yaitu Rp 120.000,00. Berikut
dalam tabel dapat dilihat untuk lebih jelasnya.
Modal

Harga Jual

Keuntungan

Rp 180.000,00

@750x400 = Rp. 300.000,00

Rp 120.000,00

Dari tabel diatas dapat dilihat keuntungan yang diperoleh yaitu Rp


120.000,00 atau 40 % dari penjualan. Harga per satuan getuk bisa dihitung Rp
180.000,00 dibagi 400 potong yaitu Rp 450,00. Harga per satu potong getuk Rp
450,00 kemudian dijual per potong seharga Rp750,00. Maka keuntungan per
potong Rp300,00 atau sama dengan 40 %. Keuntungan dari penjual getuk sehari
Rp120.000,00 di perdesaan tergolong relatif tinggi, jadi ini tentu saja peluang
yang sangat bagus untuk semakin ditingkatkan dan perlu dicontoh oleh para ibu
rumah tangga lainnya, untuk mncoba berwirausaha.

Anda mungkin juga menyukai