Bab 2 Gambaran Wil
Bab 2 Gambaran Wil
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
BAB 2
GAMBARAN
UMUM WILAYAH
2.1
GAMBARAN UMUM KABUPATEN GARUT
2.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat
656'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 10725'8'' - 1087'30'' Bujur Timur.
Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha
(3.065,19 km) dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara
: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Timur
: Kabupaten Tasikmalaya
Selatan : Samudera Indonesia
Barat
: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung
sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan
hitterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu,
Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan
warga Kota dan Kabupaten Bandung sekaligus pula berperan di dalam
mengendalikan keseimbangan lingkungan.
Karakteristik topografi Kabupaten Garut beragam, daerah sebelah Utara, Timur
dan Barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi alam
berbukitbukit dan pegunungan, sedangkan kondisi daerah sebelah selatan
sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif cukup
curam dan di beberapa tempat labil. Corak alam di daerah sebelah selatan
diwarnai oleh iklim Samudra Indonesia dengan memiliki segenap potensi alam
dan keindahan pantainya. Kabupaten Garut dengan memiliki iklim tropis, curah
hujan yang cukup tinggi, hari hujan yang banyak dan lahan yang subur serta
ditunjang dengan terdapatnya 34 aliran sungai ke Utara, dan 19 aliran sungai ke
Selatan, menyebabkan sebagian besar dari luas wilayahnya dipergunakan untuk
lahan pertanian.
2.1.2 Geologi
Berdasarkan peta geologi skala 1 : 100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan
Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1
LAPORAN
2-1
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
No
Uraian
1.
Sawah
2.
Darat
2.1. Hutan
Luas (Ha)
49.455
Proporsi
(%)
16,13
71.265
23,25
2.2.
56.124
18,31
2.3.
Tanah Kering
Semusim/Tegalan
51.146
16,69
26.825
8,75
39.513
12,89
7.005
2,29
2.7. Pertambangan
200
0,07
41
0,01
1.826
0,60
157
0,05
55
0,02
Penggunaan Tanah
Lainnya
2.907
0,95
Jumlah
306.519
100,00
2.4. Perkebunan
2.5.
Pemukiman/
Perkampungan
2.8. Industri
3.
Perairan Darat
3.1. Kolam
3.2. Situ/Danau
3.3. Lainnya
4.
2-2
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
No
Nama
Kecamatan
Luas (Ha)
Jumlah Desa/Kel
9.483
7 Desa
Cisewu
Caringin
17.703
5 Desa
Talegong
10.874
7 Desa
Bungbulang
13.444
12 Desa
Mekarmukti
6.776
4 Desa
Pamulihan
13.244
5 Desa
Pakenjeng
19.844
12 Desa
Cikelet
17.232
9 Desa
Pameungpeuk
4.411
7 Desa
10
Cibalong
21.359
10 Desa
11
Cisompet
17.225
11 Desa
12
Peundeuy
5.679
6 Desa
13
Singajaya
6.769
9 Desa
14
Cihurip
4.042
4 Desa
15
Cikajang
12.495
11 Desa
LAPORAN
2-3
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
No
Nama
Kecamatan
Luas (Ha)
Jumlah Desa/Kel
12.382
11 Desa
16
Banjarwangi
17
Cilawu
7.763
18 Desa
18
Bayongbong
4.995
17 Desa
19
Cigedug
2.888
5 Desa
20
Cisurupan
8.088
16 Desa
21
Sukaresmi
3.517
6 Desa
22
Samarang
5.971
12 Desa
23
Pasirwangi
4.670
12 Desa
24
Tarogong
Kidul
1.871
7 Desa 5 Kelurahan
Tabel 2.2 Daftar Kecamatan, Luas dan Jumlah Desa di Kabupaten Garut (Lanjutan)
No
Nama
Kecamatan
Luas (Ha)
Jumlah Desa/Kel
25
Tarogong
Kaler
3.674
12 Desa 1
Kelurahan
26
Garut Kota
2.771
11 Kelurahan
27
Karangpawita
n
5.207
16 Desa 4
Kelurahan
28
Wanaraja
2.804
8 Desa
29
Pangatikan
1.819
8 Desa
30
Sucinaraja
4.252
7 Desa
31
Sukawening
3.883
11 Desa
32
Karangtengah
2.328
4 Desa
33
Banyuresmi
6.246
15 Desa
34
Leles
7.351
12 Desa
35
Leuwigoong
1.935
8 Desa
36
Cibatu
4.143
11 Desa
37
Kersamanah
1.650
5 Desa
38
Cibiuk
1.990
5 Desa
39
Kadungora
3.731
14 Desa
40
Bl. Limbangan
7.359
14 Desa
41
Selaawi
3.407
7 Desa
42
Malangbong
9.238
23 Desa
306.519
424 Desa /
Kelurahan
Jumlah
LAPORAN
2-4
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
No
Nama
Kecamatan
Luas (Ha)
Jumlah Desa/Kel
25
Tarogong
Kaler
3.674
12 Desa 1
Kelurahan
26
Garut Kota
2.771
11 Kelurahan
27
Karangpawita
n
5.207
16 Desa 4
Kelurahan
28
Wanaraja
2.804
8 Desa
29
Pangatikan
1.819
8 Desa
30
Sucinaraja
4.252
7 Desa
31
Sukawening
3.883
11 Desa
32
Karangtengah
2.328
4 Desa
33
Banyuresmi
6.246
15 Desa
34
Leles
7.351
12 Desa
35
Leuwigoong
1.935
8 Desa
36
Cibatu
4.143
11 Desa
37
Kersamanah
1.650
5 Desa
38
Cibiuk
1.990
5 Desa
39
Kadungora
3.731
14 Desa
40
Bl. Limbangan
7.359
14 Desa
41
Selaawi
3.407
7 Desa
42
Malangbong
9.238
23 Desa
Kependudukan
2-5
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
LAKI-LAKI
PEREMPUA
N
JUMLAH
1 GARUT KOTA
69.985
66.799
136.784
2 KARANGPAWITAN
66.425
63.633
130.058
3 WANARAJA
23.687
22.392
46.079
4 TAROGONG KALER
44.014
42.252
86.266
5 TAROGONG KIDUL
53.673
52.284
105.957
6 BANYURESMI
47.424
41.731
89.155
7 SAMARANG
36.824
35.173
71.997
8 PASIRWANGI
32.474
30.888
63.362
9 LELES
38.830
37.365
76.195
10 KADUNGORA
46.744
44.074
90.819
11 LEUWIGOONG
24.757
23.457
48.214
12 CIBATU
39.440
37.398
76.838
13 KERSAMANAH
19.436
18.350
37.786
14 MALANGBONG
61.141
57.931
119.072
15 SUKAWENING
30.861
28.897
59.758
9.982
9.839
19.821
17 BAYONGBONG
50.104
48.072
98.176
18 CIGEDUG
20.867
20.193
41.060
19 CILAWU
53.415
52.009
105.425
20 CISURUPAN
47.966
45.747
93.713
21 SUKARESMI
22.261
21.552
43.813
22 CIKAJANG
38.685
37.816
76.501
23 BANJARWANGI
27.418
26.385
53.803
24 SINGAJAYA
23.284
22.773
46.057
9.606
9.501
19.107
26 PEUNDEUY
11.492
10.984
22.476
27 PAMEUNGPEUK
21.160
20.227
41.387
28 CISOMPET
27.537
26.448
53.985
29 CIBALONG
19.879
19.294
39.173
30 CIKELET
20.729
19.811
40.540
31 BUNGBULANG
29.888
29.193
59.081
32 MEKARMUKTI
7.695
7.590
15.285
33.721
32.627
66.348
KECAMATAN
16 KARANGTENGAH
25 CIHURIP
33 PAKENJENG
2-6
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
LAKI-LAKI
PEREMPUA
N
JUMLAH
9.312
9.043
18.355
35 CISEWU
18.087
17.545
35.632
36 CARINGIN
15.626
14.619
30.245
37 TALEGONG
15.867
15.786
31.653
38 BL. LIMBANGAN
40.526
38.574
79.100
39 SELAAWI
20.906
19.595
40.501
40 CIBIUK
18.487
16.876
35.363
41 PANGATIKAN
20.589
19.287
39.876
42 SUCINARAJA
14.614
14.250
28.864
1.285.419
1.228.261
2.513.680
KECAMATAN
34 PAMULIHAN
JUMLAH
LAPORAN
2-7
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
LAPORAN
2-8
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
penduduk laki-laki terhadap 100 orang penduduk perempuan (Sex Ratio) adalah
sebesar 57.25.
Pertumbuhan penduduk yang terjadi selama ini adalah terutama diakibatkan
oleh banyaknya migrasi sebagai konsekuensi logis dari kemajuan aktifitas
masyarakat di Kabupaten Bandung dan terbentuknya kota satelit di wilayah
barat (Jatinangor, Tanjungsari dan Cimanggung) yang merupakan penyangga
kota metropolitan Bandung.Sedangkan pengendalian penduduk secara alami
yang dilakukan melalui pelaksanaan Keluarga Berencana menunjukkan acara
keberhasilan dengan menurunnya tingkat kelahiran, yang merupakan akibat
langsung dari meningkatnya pemakaian alat kontrasepsi pada pasangan usia
subur.
Dilihat dari mata pencahariannya, sebagian besar penduduk bekerja di sekitar
pertanian yaitu sebanyak 199.694 orang (43.85%), selanjutnya bekerja di sector
perdagangan sebanyak 89.718 orang dan sector industry sebanyak 57.876
orang, sedangkan jumlah tenaga kerja yang paling sedikit adalah yang bekerj di
sektor keuangan yaitu sebanyak 2406 orang atau sekitar 0.53% dari sejumlah
tenaga kerja.Sementara di sector jasa jumlah PNS di lingkungan Kabupaten
Sumedang menunjukkan jumlah yang cukup banyak yang mencapai 12.496
orang.
2.3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOGOR
2.3.1 Letak Geografis dan Admisnistrasi
Kabupaten Bogor, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Ibukotanya adalah Cibinong.
Batas wilayah Kabupaten Bogor adalah :
Utara : Kabupaten Tangerang (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan
Kabupaten Bekasi
Timur : Kabupaten Karawang
Selatan : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi
Barat : Kabupaten Lebak (Banten) di barat.
Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa
dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Cibinong.
Kabupaten Bogor secara garis besar terdiri atas tiga wilayah dan 40 kecamatan.
Kecamatan-kecamatan tersebut dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat
pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di
sebelah utara Kota Bogor.
Adapun Daftar Wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Bogor adalah:
Wilayah Timur:
1. Kecamatan Gunung Putri
2. Kecamatan Cileungsi
LAPORAN
2-9
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
3.
4.
5.
6.
7.
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Klapanunggal
Jonggol
Sukamakmur
Cariu
Tanjungsari
Wilayah Tengah:
1. Kecamatan Gunung Sindur
2. Kecamatan Parung
3. Kecamatan Ciseeng
4. Kecamatan Kemang
5. Kecamatan Rancabungur
6. Kecamatan Bojonggede
7. Kecamatan Tajur Halang
8. Kecamatan Cibinong
9. Kecamatan Sukaraja
10.Kecamatan Dramaga
Wilayah Barat:
1. Kecamatan Jasinga
2. Kecamatan Parung Panjang
3. Kecamatan Tenjo
4. Kecamatan Cigudeg
5. Kecamatan Sukajaya
6. Kecamatan Nanggung
7. Kecamatan Leuwiliang
11.Kecamatan
12.Kecamatan
13.Kecamatan
14.Kecamatan
15.Kecamatan
16.Kecamatan
17.Kecamatan
18.Kecamatan
19.Kecamatan
20.Kecamatan
Cijeruk
Cigombong
Caringin
Ciawi
Megamendung
Cisarua
Citeureup
Babakan Madang
Ciomas
Tamansari
8. Kecamatan
9. Kecamatan
10.Kecamatan
11.Kecamatan
12.Kecamatan
13.Kecamatan
Leuwisadeng
Cibungbulang
Ciampea
Pamijahan
Rumpin
Tenjolaya
LAPORAN
2-10
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor
Tahun 2005-2008
Tahun
2005
2006
2007
2008
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Jumlah Penduduk
3.599.462 3.791.781 3.789.212 3.801.948
r (2002 - 2003) = 5,34
2. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) r (2003 - 2004) = 0,17
r (2004 - 2005) = 0,10
Sumber : IPM Kab. Bogor Tahun 2009
Indikator
LAPORAN
2-11
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
2.4
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BEKASI
2.4.1 Letak Geografis dan Administrasi
Kabupaten Bekasi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang
terletak di sebelah Timur DKI Jakarta yang merupakan pintu gerbang Jawa Barat
dari ibukota negara dan sebagai salah satu penyangga (hinterland) ibukota
negara. Luas wilayah Kabupaten Bekasi 127.388 Ha, dengan batas-batas
administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor
Sebelah Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi
Sebelah Timur : Kabupaten Karawang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 26 Tahun 2001 tentang
penataan, pembentukan, dan pemekaran kecamatan, Kabupaten Bekasi semula
15 Kecamatan dimekarkan menjadi 23 Kecamatan, dengan luas wilayah tetap.
Selengkapnya nama-nama kecamatan baru beserta ibukota kecamatannya dapat
dilihat pada tabel berikut.
2.4.2 Kondisi Fisik dan Lingkungan
Dilihat dari kondisi topografinya, Kabupaten Bekasi terbagi atas dua bagian,
yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian utara dan dataran
bergelombang di wilayah bagian selatan. Ketinggian lokasi antara 6 115 meter
dan kemiringan 0 250 meter. Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah Utara
Propinsi Jawa Barat dengam mayoritas daerah merupakan dataran rendah, 72%
wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan
air laut. Berdasarkan karakteristik topografinya, sebagian besar Kabupaten
Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya.
Kondisi Geomorfologi di Kabupaten Bekasi secara umum sebagian besar diliputi
oleh endapan berumur kuarter dan sebagian kecil lainnya berumur tersier.
Kondisi geologi dapat dibedakan menjadi geologi permukaan dan bawah
permukaan. Kondisi geologi permukaan meliputi satuan batu pasir konglomerat
dan batu lanau, satuan konglomerat, dan batu pasir tufaan, endapan pantai dan
tanggul pantai, endapan dangkal, rawa, dan dataran banjir, endapan sungai tua
dan sungai muda. Kondisi geologi bawah permukaan, kedudukan equifer
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu aquifier dengan pembagian (1) kedudukan
kurang dari 70 m; (2) antara 70-148 m; dan (3) lebih dari 148 m. Sebagain besar
struktur geologi yang ada berupa aluvium dan pleistocene volcanic facies
dengan luas areal sekitar 15.421,59 Ha atau 75,11% dari luas keseluruhan. Luas
areal lainnya sekitar 5.110,41 Ha atau 24,89% berupa pliocene sedimentary
faces dan Miocene Sedimentary Faces Pleistocene Volcanic Face, kedua areal ini
merupakan lokasi yang cukup layak untuk dikembangkan.
LAPORAN
2-12
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
LAPORAN
2-13
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
Kecamatan
Setu
Serang Baru
Cikarang
Pusat
Cikarang
Selatan
Cibarusah
Bojongmangu
Cikarang
Timur
Kedungwaring
in
Cikarang
Utara
Karangbahagi
a
Cibitung
Cikarang
Barat
Jumlah Penduduk
2004
2005
73.888
76.83
59.943
62.329
39.712
41.291
(Jiwa)
2006
77.776
63.168
41.804
2007
80.476
65.353
43.25
2008
83.016
67.433
44.644
78.155
81.27
82.385
85.26
87.969
57.921
23.446
70.955
60.232
24.378
73.781
61.042
24.691
74.759
63.188
25.505
77.348
65.189
26.286
79.823
49.575
51.551
52.224
54.025
55.737
154.216
160.363
162.546
173.601
73.964
76.908
77.951
168.18
1
80.654
138.398
143.914
145.85
155.679
149.594
155.566
157.631
150.88
1
163.07
9
LAPORAN
83.232
168.261
2-14
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
Tambun Utara
Babelan
85.609
141.5
89.017
147.139
90.221
149.132
96.326
159.247
83.492
35.119
41.972
64.339
44328
93.049
48.998
36.538
93.347
154.30
1
86.381
36.294
43.418
66.597
45.859
96.316
50.686
37.78
Tarumajaya
Tambelang
Sukawangi
Sukatani
Sukakarya
Pebayuran
Cabangbungin
Muaragembon
g
Kabupaten
Bekasi
79.204
33.374
39.879
61.057
42.085
88.349
46.552
34.723
82.363
34.703
41.466
63.487
43760
91.867
48.404
36.108
1.950.209
2.027.902
2.054.7
95
2.125.9
60
2.193.7
76
89.124
37.41
44.78
68.743
47.343
99.444
52.289
38.967
2-15
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
yaitu dengan memperhitungkan pengaruh harga, dan atas dasar harga konstan,
yaitu tanpa memperhitungkan pengaruh harga. PDRB Kabupaten Bekasi tahun
2007 atas dasar harga berlaku, meningkat 11,05% dari tahun sebelumnya dari
Rp. 66.520 milyar di tahun 2006 menjadi Rp.73.868 milyar di tahun 2007.
Sedangkan atas dasar harga konstan mengalami peningkatan Rp. 43.793 milyar
di tahun 2006 menjadi Rp. 46.480 milyar di tahun 2007.
Distribusi persentase PDRB menurut sektor menunjukkan kontribusi masingmasing sektor dalam pembentukan PDRB. Pada beberapa tahun terkahir, sektor
industri memegang peranan paling penting dalam pembangunan perekonomian
Kabupaten Bekasi. Sektor ini adalah sektor yang paling dominan dalam
pembentukan PDRB di Kabupaten Bekasi. Dibandingkan tahun sebelumnya,
sektor industri mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB dari 80,25%
pada tahun 2006 menjadi 79.82% di tahun 2007. Kemudian diikuti oleh sektor
perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 8,52%.
Sebagaimana layaknya sektor yang menjadi motor penggerak pembangunan,
maka keberadaan sektor industri yang dominan di Kabupaten Bekasi
mengangkat sektor tersier (perdagangan, angkutan, bank, lembaga keuangan
dan jasa) menjadi sektor kedua yang dominan di Kabupaten Bekasi. Di lain pihak
sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang selalu terdesak. Sektor pertanian di
Kabupaten Bekasi mendominasi perekonomian dan menjadi sektor andalan di
Kabupaten Bekasi sebelum berkembang pesatnya sektor industri.
LAPORAN
2-16
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
LAPORAN
2-17
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
Bekasi melalui Gerbang Tol Mustikajaya, Cibitung, Cikarang Barat dan Cikarang
Timur, dimana pada keempat gerbang tol tersebut volume lalu lintas
menunjukan peningkatan volume kendaraan yang sangat signifikan.
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bekasi tahun
2008, panjang jalan di Kabupaten Bekasi adalah 1012,60 km, terdiri dari jalan tol
sepanjang 38,50 km, jalan nasional sepanjang 34,40 km, dan jalan kabupaten
sepanjang 393,70 km. Sedangkan menurut sistem dan fungsinya jalan arteri
primer sepanjang 34,40 km, arteri sekunder sepanjang 3,60 km, kolektor primer
sepanjang 360,83 km, kolektor skunder sepanjang 76,65 km, jalan lokal primer
sepanjang 261,72 km dan jalan lokal sekunder sepanjang 170,6 km. Jalan negara
seluruhnya diaspal sedangkan jalan kabupaten 46,08% diaspal, 27,92% kerikil,
dan 26,00% beton. Kondisi jalan negara termasuk sedang, jalan kabupaten
35,76% baik, sedang 37,06%, rusak 27,18%. Adapun rencana peningkatannya
adalah jalan dalam kondisi rusak akan ditingkatkan menjadi sedang dengan ruas
jalan kondisi sedang akan ditingkatkan menjadi baik.
Keberadaan infrastruktur jalan berbeda antara satu kecamatan dengan
kecamatan lainnya. Pada kecamatan yang terdapat pusat kegiatan ekonomi
(industri) maupun pemerintahan, infrastruktur jalan tersedia dengan baik.
Sedangkan di kecamatan-kecamatan yang masih didominasi kawasan pertanian,
infrastruktur jalan cenderung terbatas dari segi kuantitas maupun kualitas.
Pemerintah Kabupaten Bekasi terus berusaha untuk meningkatkan ketersediaan
infrastruktur jalan untuk mendukung perkembangan wilayah Kabupaten Bekasi
yang menyeluruh.
Ruas jalan arteri primer yang merupakan jalan antar karuasan membentuk pola
linier, membentang pada poros barat-timur yaitu dari Kecamatan Cikarang Timur
(batas Kabupaten Karajalang) sampai ke Kecamatan Tambun Selatan (batas Kota
Bekasi). Dengan letak yang sejajar dengan jalan tol Jakarta-Cikampek serta
adannya jalan industri dan akses tol sebagai ruas arteri sekunder yang
berdekatan dengan jalur utama tersebut maka seluruh jalur distribusi utama
regional ini terkonsentrasi di bagian tengah Kabupaten Bekasi. Jalan kolektor
yang berfungsi sebagai pengumpan (feeder) dari tiap kawasan wilayah Bekasi
dengan jalur utama ini membentuk simpul yang berkembang menjadi pusatpusat kegiatan perekonomian masyarakat yang menyebabkan beban lalulintas
poros barat-timur sangat berat dibandingkan ruas jalan lainnya.
Ruas-ruas jalan kolektor primer dan kolektor sekunder yang tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Bekasi yang menghubungkan antar kecamatan, desa,
kampung dan lingkungan membentuk pola grid (kotak) terutama diwilayah
Kabupaten Bekasi sebelah selatan dan tengah. Sedangkan disebelah utara dan
timur, pola jaringan jalannya membentuk jalan melingkar yang membentang dari
Kecamatan Muara Gembong sampai Kecamatan Kedung Waringin. Pola grid
jaringan jalan antar ruas jalan kolektor tersebut membentuk simpul-simpul yang
berkembang menjadi sub pusat perekonomian masyarakat menyebabkan beban
LAPORAN
2-18
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011
lalu lintas cukup tinggi pada ruas-ruas jalan kolektor primer sebagai poros utaratengah dan selatan-tengah yang merupakan akses distribusi utama interregional
yang menghubungkan antar karuasan di seluruh wilayah Bekasi, seperti pada
ruas jalan Cikarang Utara-Cibarusah, Cibitung-setu, Babelan-Tambun Utara,
Tambelang-Cibitung dan Sukatani-Cikarang Utara, seluruh ruas jalan tersebut
berada di sebelah barat, utara, selatan, dan tengah wilayah kabupaten Bekasi.
Sedangkan akses distribusi utama inter-regional sebagai poros utara-tengah dan
tengah selatan di sebelah timur wilayah Bekasi yang dilayani oleh ruas jalan
Cibarusah-Cikarang Timur dan ruas jalan Muara Gembong-Kedung Waringin
memiliki beban lalu lintas relatif rendah.
Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah penyangga ibukota negara.
Sebagai daerah penyangga, terutama dalam hal pemukiman sangat dibutuhkan
fasilitas jalan yang mendukung. Di antaranya adalah jalan tol Cibitung dan
Cikarang. Di kedua gerbang tol tersebut volume lalu lintas menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2008, Volume kendaraan meningkat 6,27 % dari tahun
sebelumnya. Di sisi lain, Kereta api merupakan sarana angkutan yang banyak
digunakan masyarakat Bekasi. Stasiun kereta api yang berlokasi di Kabupaten
Bekasi adalah Stasiun Tambun, Cikarang dan Lemahabang. Dari ketiga stasiun
tersebut, selama tahun 2008 penumpang kereta api berjumlah 1.228.257 orang,
atau naik sebesar 30,97 % dibandingkan tahun 2007.
Keberadaan Kabupaten Bekasi sebagai sentra produksi nasional yang ditujukkan
oleh keberadaan Kawasan Industri yang sangat luas menjadikan sistem angkutan
barang menjadi perhatian penting pada transportasi Kabupaten Bekasi. Sistem
angkutan barang diarahkan hanya melintasi jalan primer dan jalan tol dengan
rute untuk angkutan penumpang regional dengan pertimbangan lokasi
pergudangan, terminal barang, industri dan pasar. Terdapat banyak permasalahn
yang ditemui hal lintasan angkutan barang dan pengawasannya. Di salah satu
pihak rute angkutan barang telah disesuaikan dengan kelas jalan tinggi sesuai
kekuatan konstruksinya, tetapi angkutan barang masih melewati jalan kelas
rendah karena keberadaan sebagian industri di kawasan permukiman dimana
distribusi produk dan bahan baku produksi melalui jalan tersebut. Permasalahan
lain ialah terdapat beberapa pangkalan angkutan barang di pinggir jalan yang
menimbulkan permasalahan lalu lintas dan lingkungan. Selain itu, adanya outlet
produksi kawasan industri Kabupaten Bekasi yang terpusat ke Tanjung Priok
melalui jalan Tol yang sudah sangat padat menimbulkan beban lalu lintas yang
jauh lebih tinggi.
LAPORAN
2-19