Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

BAB 2
GAMBARAN
UMUM WILAYAH
2.1
GAMBARAN UMUM KABUPATEN GARUT
2.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat
656'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 10725'8'' - 1087'30'' Bujur Timur.
Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha
(3.065,19 km) dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara
: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Timur
: Kabupaten Tasikmalaya
Selatan : Samudera Indonesia
Barat
: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung
sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan
hitterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu,
Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan
warga Kota dan Kabupaten Bandung sekaligus pula berperan di dalam
mengendalikan keseimbangan lingkungan.
Karakteristik topografi Kabupaten Garut beragam, daerah sebelah Utara, Timur
dan Barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi alam
berbukitbukit dan pegunungan, sedangkan kondisi daerah sebelah selatan
sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif cukup
curam dan di beberapa tempat labil. Corak alam di daerah sebelah selatan
diwarnai oleh iklim Samudra Indonesia dengan memiliki segenap potensi alam
dan keindahan pantainya. Kabupaten Garut dengan memiliki iklim tropis, curah
hujan yang cukup tinggi, hari hujan yang banyak dan lahan yang subur serta
ditunjang dengan terdapatnya 34 aliran sungai ke Utara, dan 19 aliran sungai ke
Selatan, menyebabkan sebagian besar dari luas wilayahnya dipergunakan untuk
lahan pertanian.
2.1.2 Geologi
Berdasarkan peta geologi skala 1 : 100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan
Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1
LAPORAN

2-1

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

: 500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut


bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan
(erupsi) gunung api, diantaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G.
Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama
periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis
berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk
menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
2.1.3 Penggunaan Lahan
Bedasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan
lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut
Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan. Daftar penggunaan lahan
Kabupaten Garut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Daftar Penggunaan Lahan Kabupaten Garut

No

Uraian

1.

Sawah

2.

Darat

2.1. Hutan

Luas (Ha)
49.455

Proporsi
(%)
16,13

71.265

23,25

2.2.

Kebun Dan Kebun


Campuran

56.124

18,31

2.3.

Tanah Kering
Semusim/Tegalan

51.146

16,69

26.825

8,75

39.513

12,89

2.6. Padang Semak

7.005

2,29

2.7. Pertambangan

200

0,07

41

0,01

1.826

0,60

157

0,05

55

0,02

Penggunaan Tanah
Lainnya

2.907

0,95

Jumlah

306.519

100,00

2.4. Perkebunan
2.5.

Pemukiman/
Perkampungan

2.8. Industri
3.

Perairan Darat

3.1. Kolam
3.2. Situ/Danau
3.3. Lainnya
4.

Sumber: BPN Kabupaten Garut, Keadaan Tahun 2007


2.1.4 Wilayah Administratif
LAPORAN

2-2

PT. INDAH KARYA (persero)

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten


(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Kabupaten Garut merupakan wilayah yang dinamis, seiring dengan


bertambahnya waktu, berbagai dinamika terus berlangsung, baik yang
diharapkan maupun yang tidak sehingga perubahan terjadi pada semua sektor.
Dalam perkembangannya, Kabupaten Garut tumbuh dan mengalami perubahan
yang cukup signifikan. Untuk menanggulangi perubahan dan pertumbuhan
tersebut pada awal tahun 2004 dilaksanakan pemekaran wilayah kecamatan
sebanyak 2 kecamatan sehingga seluruh wilayah kecamatan menjadi sebanyak
42 kecamatan, 19 kelurahan dan 400 desa dengan luas wilayah 306.519 Ha.
Hingga tahun 2009 Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan, 21 Kelurahan dan
403 Desa. Kecamatan Cibalong merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah
terluas mencapai 6,97% wilayah Kabupaten Garut atau seluas 21.359 Ha,
sedangkan kecamatan Kersamanah merupakan wilayah terkecil dengan luas
1.650 Ha atau 0,54%.
Sebagai Kabupaten yang areal wilayahnya yang cukup luas tentu mempunyai
banyak
permasalahan
intern
dan
ekstern
dalam
penyelenggaraan
pemerintahannya. Dengan segala kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang ada, Pemerintah Kabupaten Garut dengan penerapan arah kebijakan
pembangunan dan strategi yang tepat, bertekad untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat.
Tabel 2.2 Daftar Kecamatan, Luas dan Jumlah Desa di Kabupaten Garut

No

Nama
Kecamatan

Luas (Ha)

Jumlah Desa/Kel

9.483

7 Desa

Cisewu

Caringin

17.703

5 Desa

Talegong

10.874

7 Desa

Bungbulang

13.444

12 Desa

Mekarmukti

6.776

4 Desa

Pamulihan

13.244

5 Desa

Pakenjeng

19.844

12 Desa

Cikelet

17.232

9 Desa

Pameungpeuk

4.411

7 Desa

10

Cibalong

21.359

10 Desa

11

Cisompet

17.225

11 Desa

12

Peundeuy

5.679

6 Desa

13

Singajaya

6.769

9 Desa

14

Cihurip

4.042

4 Desa

15

Cikajang

12.495

11 Desa
LAPORAN

2-3

PT. INDAH KARYA (persero)

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

No

Nama
Kecamatan

Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten


(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Luas (Ha)

Jumlah Desa/Kel

12.382

11 Desa

16

Banjarwangi

17

Cilawu

7.763

18 Desa

18

Bayongbong

4.995

17 Desa

19

Cigedug

2.888

5 Desa

20

Cisurupan

8.088

16 Desa

21

Sukaresmi

3.517

6 Desa

22

Samarang

5.971

12 Desa

23

Pasirwangi

4.670

12 Desa

24

Tarogong
Kidul

1.871

7 Desa 5 Kelurahan

Tabel 2.2 Daftar Kecamatan, Luas dan Jumlah Desa di Kabupaten Garut (Lanjutan)

No

Nama
Kecamatan

Luas (Ha)

Jumlah Desa/Kel

25

Tarogong
Kaler

3.674

12 Desa 1
Kelurahan

26

Garut Kota

2.771

11 Kelurahan

27

Karangpawita
n

5.207

16 Desa 4
Kelurahan

28

Wanaraja

2.804

8 Desa

29

Pangatikan

1.819

8 Desa

30

Sucinaraja

4.252

7 Desa

31

Sukawening

3.883

11 Desa

32

Karangtengah

2.328

4 Desa

33

Banyuresmi

6.246

15 Desa

34

Leles

7.351

12 Desa

35

Leuwigoong

1.935

8 Desa

36

Cibatu

4.143

11 Desa

37

Kersamanah

1.650

5 Desa

38

Cibiuk

1.990

5 Desa

39

Kadungora

3.731

14 Desa

40

Bl. Limbangan

7.359

14 Desa

41

Selaawi

3.407

7 Desa

42

Malangbong

9.238

23 Desa

306.519

424 Desa /
Kelurahan

Jumlah

LAPORAN

2-4

PT. INDAH KARYA (persero)

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

No

Nama
Kecamatan

Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten


(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Luas (Ha)

Jumlah Desa/Kel

25

Tarogong
Kaler

3.674

12 Desa 1
Kelurahan

26

Garut Kota

2.771

11 Kelurahan

27

Karangpawita
n

5.207

16 Desa 4
Kelurahan

28

Wanaraja

2.804

8 Desa

29

Pangatikan

1.819

8 Desa

30

Sucinaraja

4.252

7 Desa

31

Sukawening

3.883

11 Desa

32

Karangtengah

2.328

4 Desa

33

Banyuresmi

6.246

15 Desa

34

Leles

7.351

12 Desa

35

Leuwigoong

1.935

8 Desa

36

Cibatu

4.143

11 Desa

37

Kersamanah

1.650

5 Desa

38

Cibiuk

1.990

5 Desa

39

Kadungora

3.731

14 Desa

40

Bl. Limbangan

7.359

14 Desa

41

Selaawi

3.407

7 Desa

42

Malangbong

9.238

23 Desa

Sumber : BPN (Luas) dan BPMKL (Jumlah Desa)


2.1.5

Kependudukan

Jumlah Penduduk Kabupaten Garut sampai tahun 2008 tercatat sebanyak


2.345.108 jiwa (angka sementara) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.192.201
jiwa dan perempuan sebanyak 1.152.907 jiwa, meningkat dari tahun 2004
mencapai 2.204.175 jiwa. Dengan luas wilayah 3.065,19 Km2, tingkat kepadatan
penduduk pada tahun 2008 diproyeksikan mencapai rata-rata sebesar 765,08
jiwa/ km2 mengalami peningkatan rata- rata sebanyak 45 orang per km2 atau
sekitar 6,39% bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun
2004 mencapai sebesar 719,10 orang per km2.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk per Kecamatan berdasarkan Jenis Kelamin


LAPORAN

2-5

PT. INDAH KARYA (persero)

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten


(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Kabupaten Garut (per Januari 2009


N
O

LAKI-LAKI

PEREMPUA
N

JUMLAH

1 GARUT KOTA

69.985

66.799

136.784

2 KARANGPAWITAN

66.425

63.633

130.058

3 WANARAJA

23.687

22.392

46.079

4 TAROGONG KALER

44.014

42.252

86.266

5 TAROGONG KIDUL

53.673

52.284

105.957

6 BANYURESMI

47.424

41.731

89.155

7 SAMARANG

36.824

35.173

71.997

8 PASIRWANGI

32.474

30.888

63.362

9 LELES

38.830

37.365

76.195

10 KADUNGORA

46.744

44.074

90.819

11 LEUWIGOONG

24.757

23.457

48.214

12 CIBATU

39.440

37.398

76.838

13 KERSAMANAH

19.436

18.350

37.786

14 MALANGBONG

61.141

57.931

119.072

15 SUKAWENING

30.861

28.897

59.758

9.982

9.839

19.821

17 BAYONGBONG

50.104

48.072

98.176

18 CIGEDUG

20.867

20.193

41.060

19 CILAWU

53.415

52.009

105.425

20 CISURUPAN

47.966

45.747

93.713

21 SUKARESMI

22.261

21.552

43.813

22 CIKAJANG

38.685

37.816

76.501

23 BANJARWANGI

27.418

26.385

53.803

24 SINGAJAYA

23.284

22.773

46.057

9.606

9.501

19.107

26 PEUNDEUY

11.492

10.984

22.476

27 PAMEUNGPEUK

21.160

20.227

41.387

28 CISOMPET

27.537

26.448

53.985

29 CIBALONG

19.879

19.294

39.173

30 CIKELET

20.729

19.811

40.540

31 BUNGBULANG

29.888

29.193

59.081

32 MEKARMUKTI

7.695

7.590

15.285

33.721

32.627

66.348

KECAMATAN

16 KARANGTENGAH

25 CIHURIP

33 PAKENJENG

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk per Kecamatan berdasarkan Jenis Kelamin


LAPORAN

2-6

PT. INDAH KARYA (persero)

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten


(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Kabupaten Garut (per Januari 2009) (Lanjutan)


N
O

LAKI-LAKI

PEREMPUA
N

JUMLAH

9.312

9.043

18.355

35 CISEWU

18.087

17.545

35.632

36 CARINGIN

15.626

14.619

30.245

37 TALEGONG

15.867

15.786

31.653

38 BL. LIMBANGAN

40.526

38.574

79.100

39 SELAAWI

20.906

19.595

40.501

40 CIBIUK

18.487

16.876

35.363

41 PANGATIKAN

20.589

19.287

39.876

42 SUCINARAJA

14.614

14.250

28.864

1.285.419

1.228.261

2.513.680

KECAMATAN

34 PAMULIHAN

JUMLAH

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Garut


2.2
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG
2.2.1 Letak Geografis
Kabupaten Sumedang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Ibukotanya adalah Sumedang, sekitar 45 km Timur Laut Kota
Bandung.
Batas wilayah Kabupaten Sumedang adalah :
Utara
: Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu
Selatan : Kabupaten Garut
Barat Daya : Kabupaten Bandung
Barat
: Kabupaten Subang
Timur
: Kabupaten Majalengka
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat dengan
posisi wilayah berada pada 10744-10821 Bujur Timur (BT) dan 64- 783
Lintang selatan, Wilayah Kabupaten Sumedang meliputi luas sekitar 1.522.20
Km2 dengan Jarak batas antar wilayah Utara Ke Selatan 51 Km dan Barat Ke
Timur sejauh 53 Km, secara administratif Kabupaten Sumedang terbagi ke
dalam 26 Kecamatan, yang terdiri dari 266 desa dan 7 Kelurahan.
2.2.2 Topografi
Kabupaten Sumedang merupakan daerah berbukit, dan gunung dengan
ketinggian tempat 26 m - 100 diatas permukaan laut.
Sebagian besar wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil
wilayah Utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas (1.684 m), berada di
Utara kota Sumedang.

LAPORAN

2-7

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

2.2.3 Wilayah Administrasi


Kecamatan yang terdapat di Kabupaten sumedang antara lain :
1. Buahdua
14.Rancakalong
2. Jatinangor
15.Ujung Jaya
3. Tanjungkerta
16.Cisitu
4. Cibugel
17.Situraja
5. Jatinunggal
18.Sumedang Utara
6. Tanjungmedar
19.Conggeang
7. Cimalaka
20.Sukasari
8. Pamulihan
21.Surian
9. Tanjungsari
22.Darmaraja
10.Cimanggu
23.Sumedang Selatan
11.Paseh
24.Jatigede
12.Tomo
25.Ganeas
13.Cisarua
26.Wado
2.2.4 Penggunaan Lahan
Wilayah Kabupaten Sumedang dengan luas 152220 km 2 secara administratif
dibagi ke dalam 26 wilayah kecamatan, 262 desa, dan 7 kelurahan.
Tabel 2.4 Penggunaan Lahan di Kabupaten Sumedang
No.
Jenis
Luas
%
Penggunaan
(Ha)
1
Sawah
34415
22,61
2
Permukiman
9980
6,56
3
Tegal/ Kebon
40058
26,32
4
Ladang/ Huma
11693
7,68
5
Perikanan
446
0,29
6
Industri
339
0,26
7
Padang Rumput
1633
1,07
8
Hutan
46244
30,38
9
Peternakan
146
0,1
10
Pariwisata/ Golf
370
0,24
11
Lain-lain
6836
4,49
Jumlah
152220
100
Sumber : BPN (Luas) dan BPMKL (Jumlah Desa)
2.2.5 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Sumedang berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 1990 adalah 831.835 jiwa dan berdasarkan sensus penduduk tahun 2000
naik menjadi 968.848 jiwa. Dengan Laju Pertumbuhan penduduk rata-rata
pertahun pada periode 1990-2007 adalah 1.59%. Kemudian berdasarkan
registrasi penduduk tahun 2007 berjumlah 1.112.153 jiwa yang terdiri dari
560.245 jiwa perempuan dan 551.908 jiwa laki-laki, perbandingan antara

LAPORAN

2-8

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

penduduk laki-laki terhadap 100 orang penduduk perempuan (Sex Ratio) adalah
sebesar 57.25.
Pertumbuhan penduduk yang terjadi selama ini adalah terutama diakibatkan
oleh banyaknya migrasi sebagai konsekuensi logis dari kemajuan aktifitas
masyarakat di Kabupaten Bandung dan terbentuknya kota satelit di wilayah
barat (Jatinangor, Tanjungsari dan Cimanggung) yang merupakan penyangga
kota metropolitan Bandung.Sedangkan pengendalian penduduk secara alami
yang dilakukan melalui pelaksanaan Keluarga Berencana menunjukkan acara
keberhasilan dengan menurunnya tingkat kelahiran, yang merupakan akibat
langsung dari meningkatnya pemakaian alat kontrasepsi pada pasangan usia
subur.
Dilihat dari mata pencahariannya, sebagian besar penduduk bekerja di sekitar
pertanian yaitu sebanyak 199.694 orang (43.85%), selanjutnya bekerja di sector
perdagangan sebanyak 89.718 orang dan sector industry sebanyak 57.876
orang, sedangkan jumlah tenaga kerja yang paling sedikit adalah yang bekerj di
sektor keuangan yaitu sebanyak 2406 orang atau sekitar 0.53% dari sejumlah
tenaga kerja.Sementara di sector jasa jumlah PNS di lingkungan Kabupaten
Sumedang menunjukkan jumlah yang cukup banyak yang mencapai 12.496
orang.
2.3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOGOR
2.3.1 Letak Geografis dan Admisnistrasi
Kabupaten Bogor, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Ibukotanya adalah Cibinong.
Batas wilayah Kabupaten Bogor adalah :
Utara : Kabupaten Tangerang (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan
Kabupaten Bekasi
Timur : Kabupaten Karawang
Selatan : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi
Barat : Kabupaten Lebak (Banten) di barat.
Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa
dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Cibinong.
Kabupaten Bogor secara garis besar terdiri atas tiga wilayah dan 40 kecamatan.
Kecamatan-kecamatan tersebut dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat
pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di
sebelah utara Kota Bogor.
Adapun Daftar Wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Bogor adalah:
Wilayah Timur:
1. Kecamatan Gunung Putri
2. Kecamatan Cileungsi
LAPORAN

2-9

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

3.
4.
5.
6.
7.

Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Klapanunggal
Jonggol
Sukamakmur
Cariu
Tanjungsari

Wilayah Tengah:
1. Kecamatan Gunung Sindur
2. Kecamatan Parung
3. Kecamatan Ciseeng
4. Kecamatan Kemang
5. Kecamatan Rancabungur
6. Kecamatan Bojonggede
7. Kecamatan Tajur Halang
8. Kecamatan Cibinong
9. Kecamatan Sukaraja
10.Kecamatan Dramaga
Wilayah Barat:
1. Kecamatan Jasinga
2. Kecamatan Parung Panjang
3. Kecamatan Tenjo
4. Kecamatan Cigudeg
5. Kecamatan Sukajaya
6. Kecamatan Nanggung
7. Kecamatan Leuwiliang

11.Kecamatan
12.Kecamatan
13.Kecamatan
14.Kecamatan
15.Kecamatan
16.Kecamatan
17.Kecamatan
18.Kecamatan
19.Kecamatan
20.Kecamatan

Cijeruk
Cigombong
Caringin
Ciawi
Megamendung
Cisarua
Citeureup
Babakan Madang
Ciomas
Tamansari

8. Kecamatan
9. Kecamatan
10.Kecamatan
11.Kecamatan
12.Kecamatan
13.Kecamatan

Leuwisadeng
Cibungbulang
Ciampea
Pamijahan
Rumpin
Tenjolaya

Bagian utara Kabupaten Bogor merupakan dataran rendah (lembah Sungai


Ciliwung dan Sungai Cisadane, sedang bagian selatan berupa pegunungan,
dengan puncaknya: Gunung Halimun (1.764 m), Gunung Salak (2.211 m), dan
Gunung Gede Pangrango (3.018 m) yang merupakan gunung tertinggi kedua di
Jawa Barat.
2.3.2 Kependudukan
Menurut data Susenas 2005, jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebesar 3,80
juta jiwa. Jumlah tersebut mendiami wilayah seluas 2.388,93 km 2 sehingga
secara rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor adalah 1.549 jiwa per
Km2. Jumlah penduduk yang besar seringkali menjadi beban dalam proses
pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu, untuk menunjang
keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Bogor harus secara terusmenerus melakukan upaya pengendalian jumlah penduduk, dengan menciptakan
tatanan keluarga kecil sehat dan berkualitas sebagai upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) ke depan.

LAPORAN

2-10

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor
Tahun 2005-2008

Tahun
2005
2006
2007
2008
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Jumlah Penduduk
3.599.462 3.791.781 3.789.212 3.801.948
r (2002 - 2003) = 5,34
2. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) r (2003 - 2004) = 0,17
r (2004 - 2005) = 0,10
Sumber : IPM Kab. Bogor Tahun 2009
Indikator

Masyarakat Kabupaten Bogor memiliki beberapa karakteristik yaitu: wilayah


Bogor bagian utara corak penduduknya adalah Betawi Ora (atau campuran suku
Betawi dan Sunda); wilayah Bogor bagian selatan corak dan bahasa
penduduknya adalah campuran antara Bogor dengan Cianjur dan Sukabumi;
sebelah barat corak dan bahasa penduduknya campuran antara Bogor dan
Banten; bagian timur corak dan bahasa penduduknya campuran Bogor dengan
Karawang, sedikit dengan Cianjur dan Bekasi.
2.3.3 Sarana dan Prasarana
Infrastruktur daerah merupakan yang penting dalam pembangunan daerahyang
berperan sebagai pemacu pertumbuhan wilayah serta pengikat wilayah.
Kondisi Lalu Lintas dan Transportasi :
Aktivitas masyarakat di wilayah Kabupaten Bogor tidak terlepas dari pengaruh
aktivitas kota lainnya dalam Jabotabek sebagai wilayah Metropolitan. Tingkat
motorisasi penduduk Kabupaten Bogor dan wilayah Jabotabek mengalami
pertumbuhan yang relatif tinggi sejalan dengan peningkatan pendapatan.
Dengan bertambahnya prasarana jalan, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
masyarakat, jumlah kendaraan juga turut meningkat. Saat Kabupaten bogor
memiliki 87 trayek dengan 6.797 unit angkutan.
Seluruh prasarana ini ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari
satu tempat ke tempat lainnya.
Sumber Air dan Irigasi :
Sumber air dan irigasi merupakan penunjang kegiatan pertanian, karena
kontinuitas dan distribusi air ke lahan lahan pertanian sangat menentukkan
tingkat produksi hamparan sawah di wilayah pelayanan irigasi. Untuk menunjang
hal tersebut kabupaten Bogor memiliki daerah irigasi (880), bendungan (1.825,
Bendung (453).
Sumber sumber air lainnya berasal dari 6 daerah aliran sungai yaitu sungai
Cisadane, Ciliwung, Cidurian, Citarum, Kali Bekasi, dan Cimanceuri dengan 94
situ.

LAPORAN

2-11

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

2.4
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BEKASI
2.4.1 Letak Geografis dan Administrasi
Kabupaten Bekasi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang
terletak di sebelah Timur DKI Jakarta yang merupakan pintu gerbang Jawa Barat
dari ibukota negara dan sebagai salah satu penyangga (hinterland) ibukota
negara. Luas wilayah Kabupaten Bekasi 127.388 Ha, dengan batas-batas
administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor
Sebelah Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi
Sebelah Timur : Kabupaten Karawang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 26 Tahun 2001 tentang
penataan, pembentukan, dan pemekaran kecamatan, Kabupaten Bekasi semula
15 Kecamatan dimekarkan menjadi 23 Kecamatan, dengan luas wilayah tetap.
Selengkapnya nama-nama kecamatan baru beserta ibukota kecamatannya dapat
dilihat pada tabel berikut.
2.4.2 Kondisi Fisik dan Lingkungan
Dilihat dari kondisi topografinya, Kabupaten Bekasi terbagi atas dua bagian,
yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian utara dan dataran
bergelombang di wilayah bagian selatan. Ketinggian lokasi antara 6 115 meter
dan kemiringan 0 250 meter. Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah Utara
Propinsi Jawa Barat dengam mayoritas daerah merupakan dataran rendah, 72%
wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan
air laut. Berdasarkan karakteristik topografinya, sebagian besar Kabupaten
Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya.
Kondisi Geomorfologi di Kabupaten Bekasi secara umum sebagian besar diliputi
oleh endapan berumur kuarter dan sebagian kecil lainnya berumur tersier.
Kondisi geologi dapat dibedakan menjadi geologi permukaan dan bawah
permukaan. Kondisi geologi permukaan meliputi satuan batu pasir konglomerat
dan batu lanau, satuan konglomerat, dan batu pasir tufaan, endapan pantai dan
tanggul pantai, endapan dangkal, rawa, dan dataran banjir, endapan sungai tua
dan sungai muda. Kondisi geologi bawah permukaan, kedudukan equifer
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu aquifier dengan pembagian (1) kedudukan
kurang dari 70 m; (2) antara 70-148 m; dan (3) lebih dari 148 m. Sebagain besar
struktur geologi yang ada berupa aluvium dan pleistocene volcanic facies
dengan luas areal sekitar 15.421,59 Ha atau 75,11% dari luas keseluruhan. Luas
areal lainnya sekitar 5.110,41 Ha atau 24,89% berupa pliocene sedimentary
faces dan Miocene Sedimentary Faces Pleistocene Volcanic Face, kedua areal ini
merupakan lokasi yang cukup layak untuk dikembangkan.

LAPORAN

2-12

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Jenis tanah di Kabupaten Bekasi diklasifikasikan dalam tujuh kelompok.


Kelompok yang paling layak untuk pengembangan pembangunan memiliki luas
sekitar 16.682,25 Ha (81,25%), yang terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning
dan hidromorf kelabu; komplek latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan
podsolik merah; aluvial kelabu tua; asosiasi glei humus dan alluvial kelabu; dan
asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan, dan laterit. Klasifikasi cukup
layak seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri dari jenis tanah asosiasi alluvial
kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari
jenis podsolik kuning merupakan areal yang kurang layak untuk pembangunan.
Ditinjau dari tekstur tanahnya, sebagian besar wilayah ini memiliki tekstur tanah
halus sekitar 15.555,04 Ha (75,76%) dan bertekstur sedang sekitar 4.755,21 Ha
(23,16%) berada di sebelah utara dan sebelah selatan yakni, sedangkan sisanya
sekitar 221,75 Ha atau 1,08% bertekstur kasar berada di sebelah barat. Tingkat
kepekaan tanah terhadap erosi cukup baik/stabil. Tingkat kepekaan ini
diklasifikasikan tiga bagian yakni stabil (tidak peka), peka, dan sangat peka.
Sekitar 17.220,19 Ha (83,87%) dari luas lahan merupakan lahan stabil yang
layak untuk dikembangkan untuk berbagai macam kegiatan perkotaan. Seluas
3.127,02 Ha (15,23%) dari lahanya memiliki kondisi peka dan masih cukup layak
untuk dibangun. Sedangkan di bagian selatan, lahnnya sangat peka terhadap
erosi yakni sekitar 184,79 Ha (0,9%), kurang layak untuk dikembangkan.
Dilihat berdasarkan kondisi hidrologi, Kab. Bekasi dikelompokkan menjadi tiga
kondisi yaitu (1) air tanah yang terintrusi air laut; (2) air tanah dalam; dan (3) air
tanah dangkal. Sekitar 19.745 Ha (15,5%) dari luas lahan di Kabupaten bekasi
memiliki air tanah yang terintrusi air laut, terutama pada Kecamatan
Muaragembong dan Tarumajaya. Luas wilayah yang memiliki air tanah dalam
seluas 25.605 Ha (20,1%) dan luas wilayah yang memiliki air tanah dangkal
seluas 82.038 Ha (64,4 %). Adanya beberapa sungai yang melewati wilayah
Kabupaten Bekasi merupakan potensi sebagai sumber air untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Bekasi terdapat enam belas aliran sungai
besar dengan lebar berkisar antara 3 sampai 80 meter, yaitu sebagai berikut
Sungai Citarum, Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai
Belencong, Sungai jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai
Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai
Serengseng, Sungai Sepak dan Sungai Jaeran.
Selain itu, terdapat 13 situ yang tersebar di beberapa kecamatan dengan luas
total 3 Ha sampai 40 Ha, yaitu Situ Tegal Abidin, Bojongmangu, Bungur, Ceper,
Cipagadungan, Cipalahar, Ciantra, Taman, Burangkeng, Liang Maung, Cibeureum,
Cilengsir, dan Binong. Saat ini kebutuhan air di Kabupaten Bekasi dipenuhi dari 2
(dua) sumber, yaitu air tanah dan air permukaan. Air tanah dimanfaatkan untuk
pemukiman dan sebagian industri. Kondisi air tanah yang ada di wilayah
Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan air tanah dangkal yang berada
pada kedalaman 5 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam
pada umumnya didapat pada kedalaman antara 90 200 meter. Air permukaan,

LAPORAN

2-13

PT. INDAH KARYA (persero)

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten


(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

seperti sungai, dimanfaatkan oleh PDAM untuk disalurkan kepada konsumennya,


baik permukiman maupun industri.
2.4.3 Kependudukan
Pada tahun 2008, penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 2.193.776 jiwa, yang
terdiri dari 1.122.855 laki-laki dan 1.070.921 perempuan. Dari tahun 2004
hingga 2008, Kabupaten Bekasi terus mengalami pertambahan jumlah
penduduk, dari 1.950.209 jiwa pada tahun 2004, 2.027.902 jiwa pada tahun
2005, 2.054.795 jiwa pada tahun 2006, 2.125.960 jiwa pada tahun 2007, hingga
mencapai 2.193.776 jiwa pada tahun 2008. Perkembangan sektor industri yang
pesat merupakan pemicu terjadinya pertambahan penduduk di Kabupaten
Bekasi dari tahun ke tahun. Banyak tenaga kerja industri yang datang dari luar
Kabupaten Bekasi.
Pada tahun 2008, penduduk menurut umur menunjukkan bahwa penduduk usia
produktif (15 - 64 tahun) mencapai 1.513.029 orang (68,97%), sedangkan
penduduk yang belum produktif (<10 tahun) 399.134 orang (18,19%) dan yang
tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) 67.005 orang (3,05%). Beban
ketergantungan masih cukup tinggi yaitu sebesar 44,99. Angka tersebut
menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk produktif di Kabupaten Bekasi
menanggung beban kebutuhan ekonomi dari sekitar 45 penduduk usia tidak
produktif. Dibutuhkan lapangan kerja yang cukup banyak untuk menanggung
beban kebutuhan ekonomi yang tinggi.
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk kabupaten Bekasi

Kecamatan
Setu
Serang Baru
Cikarang
Pusat
Cikarang
Selatan
Cibarusah
Bojongmangu
Cikarang
Timur
Kedungwaring
in
Cikarang
Utara
Karangbahagi
a
Cibitung
Cikarang
Barat

Jumlah Penduduk
2004
2005
73.888
76.83
59.943
62.329
39.712
41.291

(Jiwa)
2006
77.776
63.168
41.804

2007
80.476
65.353
43.25

2008
83.016
67.433
44.644

78.155

81.27

82.385

85.26

87.969

57.921
23.446
70.955

60.232
24.378
73.781

61.042
24.691
74.759

63.188
25.505
77.348

65.189
26.286
79.823

49.575

51.551

52.224

54.025

55.737

154.216

160.363

162.546

173.601

73.964

76.908

77.951

168.18
1
80.654

138.398

143.914

145.85

155.679

149.594

155.566

157.631

150.88
1
163.07
9
LAPORAN

83.232

168.261

2-14

PT. INDAH KARYA (persero)

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten


(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Tambun Utara
Babelan

85.609
141.5

89.017
147.139

90.221
149.132

96.326
159.247

83.492
35.119
41.972
64.339
44328
93.049
48.998
36.538

93.347
154.30
1
86.381
36.294
43.418
66.597
45.859
96.316
50.686
37.78

Tarumajaya
Tambelang
Sukawangi
Sukatani
Sukakarya
Pebayuran
Cabangbungin
Muaragembon
g
Kabupaten
Bekasi

79.204
33.374
39.879
61.057
42.085
88.349
46.552
34.723

82.363
34.703
41.466
63.487
43760
91.867
48.404
36.108

1.950.209

2.027.902

2.054.7
95

2.125.9
60

2.193.7
76

89.124
37.41
44.78
68.743
47.343
99.444
52.289
38.967

Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, Tahun 2009

Keberadaan penduduk menurut kecamatan tidak menyebar secara merata.


Penduduk paling banyak berdomisili di Kecamatan Tambun Selatan yaitu 369.233
jiwa, diikuti oleh Cikarang Utara sebanyak 173.601 jiwa dan Cikarang Barat
sebanyak 168.261 jiwa. Hal tersebut juga selaras dengan kepadatan
penduduknya yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2, dimana Kecamatan Tambun
Selatan dan Cikarang Utara memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi
dan Cikarang Barat dan Cibitung memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Hal
tersebut dipicu oleh berkembangnya sektor industri, dari mulai industri berskala
besar hingga mikro pada kecamatan-kecamatan tersebut.
Masalah kependudukan yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai tenaga
kerja. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja pun
turut meningkat. Pertumbuhan kawasan industri di Kabupaten Bekasi berdampak
juga pada meningkatnya kesempatan kerja, namun pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja juga berdatangan dari luar Kabupaten Bekasi. Pada tahun 2008
kelompok usia ini berjumlah 1.580.034 orang (72,02%). Sementara itu, pencari
kerja yang terdaftar di Depnaker tercatat 38.738 orang, meningkat pesat dari
tahun-tahun sebelumnya. Namun, lowongan tenaga kerja pada tahun 2008 jauh
lebih sedikit dari jumlah pencari kerja, yaitu sebanyak 6.970 lowongan menurun
drastis dari tahun sebelumnya sebesar 15.847 lowongan. Hal tersebut
berimplikasi pada proposi penempatan kerja, dimana hanya 2.514 orang (6,49%)
dari pencari kerja tersebut yang sudah mendapat penempatan. Berdasarkan
data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bekasi, sejak
berkembangnya sektor industri, tenaga kerja mayoritas berada pada sektor
industri pengolahan. Pada tahun 2006, dari 371.396 tenaga kerja terdapat 88%
tenaga kerja yang bekerja pada indutri pengolahan.
2.4.4 Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi
makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan dan struktur
perekonomian di suatu daerah. Nilai PDRB disajikan atas dasar harga berlaku,
LAPORAN

2-15

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

yaitu dengan memperhitungkan pengaruh harga, dan atas dasar harga konstan,
yaitu tanpa memperhitungkan pengaruh harga. PDRB Kabupaten Bekasi tahun
2007 atas dasar harga berlaku, meningkat 11,05% dari tahun sebelumnya dari
Rp. 66.520 milyar di tahun 2006 menjadi Rp.73.868 milyar di tahun 2007.
Sedangkan atas dasar harga konstan mengalami peningkatan Rp. 43.793 milyar
di tahun 2006 menjadi Rp. 46.480 milyar di tahun 2007.
Distribusi persentase PDRB menurut sektor menunjukkan kontribusi masingmasing sektor dalam pembentukan PDRB. Pada beberapa tahun terkahir, sektor
industri memegang peranan paling penting dalam pembangunan perekonomian
Kabupaten Bekasi. Sektor ini adalah sektor yang paling dominan dalam
pembentukan PDRB di Kabupaten Bekasi. Dibandingkan tahun sebelumnya,
sektor industri mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB dari 80,25%
pada tahun 2006 menjadi 79.82% di tahun 2007. Kemudian diikuti oleh sektor
perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 8,52%.
Sebagaimana layaknya sektor yang menjadi motor penggerak pembangunan,
maka keberadaan sektor industri yang dominan di Kabupaten Bekasi
mengangkat sektor tersier (perdagangan, angkutan, bank, lembaga keuangan
dan jasa) menjadi sektor kedua yang dominan di Kabupaten Bekasi. Di lain pihak
sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang selalu terdesak. Sektor pertanian di
Kabupaten Bekasi mendominasi perekonomian dan menjadi sektor andalan di
Kabupaten Bekasi sebelum berkembang pesatnya sektor industri.

2.4.5 Sarana dan Prasarana


Secara umum, bagian ini terbagi menjadi dua, yaitu gambaran umum sarana
Kabupaten Bekasi yang terdiri dari listrik, air bersih, telekomunikasi, dan limbah
serta gambaran umum prasarana transportasi. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikut.
Kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Bekasi sebagian besar disuplai oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian lainnya oleh perusahaan bukan
PLN yang meliputi perusahaan listrik yang dikelola oleh koperasi, pemerintah
daerah dan swasta. Daya terpasang selama tahun 2008 dengan 9 Gardu Induk
mencapai 474.246 KVA, dan daya yang terjual 885.973.366 KWH. Pelanggan
seluruhnya berjumlah 403.270 pelanggan dimana 95,30% diantaranya
merupakan pelanggan rumah tangga. Untuk kegiatan industri, penggunaan
listrik dari PLN cukup besar yaitu sebanyak 291 unit usaha dengan
perkembangan daya terpasang sebesar 26.350.117 KWH. Untuk penyediaan
listrik pada Kawasan Industri tersendiri disediakan gardu-gardu khusus dengan
kapasitas yang sangat besar dan kualitas listrik yang sangat baik.

LAPORAN

2-16

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Secara umum, pelayanan air minum untuk Kabupaten Bekasi diselenggarakan


oleh PDAM Bekasi dan pihak swasta. Di Kabupaten Bekasi terdapat 10 (sepuluh)
cabang/unit pelayanan dengan kapasitas total terpasang 555 liter/detik. Sumber
air baku untuk penyediaan air minum berasal dari permukaan yaitu Saluran
Tarum Barat. Pelayanan air bersih meningkat untuk setiap tahunnya, sampai
dengan tahun 2008 daerah pelayanan PDAM Bekasi untuk Kabupaten Bekasi
sudah mencakup hampir seluruh kecamatan Produksi air minum PDAM Bekasi
untuk wilayah Kabupaten Bekasi pada tahun 2008 adalah 16,87 juta m3 naik
2,66% dari tahun 2007. Sedangkan volume air yang terjual 12,55 juta m3,
adapun sisanya adalah berupa kebocoran, kesalahan pencatatan/administrasi
dan pemeliharaan. Pelanggan air paling banyak ada pada kelompok rumah
tangga, yaitu sebanyak 44.751 pelanggan. Pelanggan PDAM untuk kegiatan
industri masih sangat minim, yaitu hanya sebanyak 18 kegiatan. Sedangkan
pemakaian air terbanyak ada pada wilayah pelayanan Sukamahi dan Cibarusah,
yaitu sebanyak 306.835 m3, sebanyak 13,76% dari total pemakaian air.
Penyediaan telepon sampai dengan tahun 2003 adalah 205.236 unit, belum
memenuhi kebutuhan total yang mencapai 266.980 unit, dengan kebutuhan
domestik sebesar 205.369 unit dan non-domestik sebesar 61.611 unit. Tingkat
pelayanan sambungan telepon pada tahun 2003 di Kabupaten Bekasi telah
mencapai 76,87%, sudah cukup baik karena telah memenuhi lebih dari separuh
kebutuhan. Sedangkan jumlah menara BTS eksisting di Kabupaten Bekasi sampai
dengan tahun 2007 mencapai 524 menara BTS yang tersebar hampir di seluruh
Kabupaten Bekasi. Banyaknya menara BTS memperlihatkan tingginya kebutuhan
akan telekomunikasi selular yang dipengaruhi oleh tingginya aktivitas perkotaan
serta jumlah penduduk.
Keberadaan kawasan-kawasan industri yang sangat besar di Kabupaten Bekasi
menghasilkan limbah yang sangat besar sehingga memerlukan sarana
pengelolaan limbah cair industri. Perkiraan volume limbah cair dapat didekati
dari volume konsumsi air bersih. Sekitar 80 - 90 % dari volume konsumsi air
bersih akan menjadi limbah cair. Konsumsi air bersih non domestik (industri)
tahun 2003 di Kabupaten Bekasi sebagaimana tertuang dalam Revisi RTRW 1998
2003 adalah 76.107.816 liter/hari, maka volume limbah cair yang dihasilkan
per hari antara 66.886.252 liter sampai 68.497.034 liter.
Pada saat ini sudah terdapat unit-unit pengelolaan limbah cair industri di
Kecamatan Cikarang, Cibitung dan Tambun. Jumlah unit-unit pengelolaan limbah
ini masih relatif sedikit dibanding jumlah industri yang ada. Pada tahun 2002 di
Kabupaten Bekasi terdapat 129 unit industri dengan total limbah cair 384
ton/bulan.
Kabupaten Bekasi merupakan salah satu mitra ibukota negara, khususnya
sebagai sentra produksi dengan keberadaan Kawasan Industri berskala
internasional yang sangat membutuhkan fasilitas jalan yang mendukung. Hal
tersebut diwujudkan dalam terbukanya akses yang luas ke dalam Kabupaten

LAPORAN

2-17

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

Bekasi melalui Gerbang Tol Mustikajaya, Cibitung, Cikarang Barat dan Cikarang
Timur, dimana pada keempat gerbang tol tersebut volume lalu lintas
menunjukan peningkatan volume kendaraan yang sangat signifikan.
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bekasi tahun
2008, panjang jalan di Kabupaten Bekasi adalah 1012,60 km, terdiri dari jalan tol
sepanjang 38,50 km, jalan nasional sepanjang 34,40 km, dan jalan kabupaten
sepanjang 393,70 km. Sedangkan menurut sistem dan fungsinya jalan arteri
primer sepanjang 34,40 km, arteri sekunder sepanjang 3,60 km, kolektor primer
sepanjang 360,83 km, kolektor skunder sepanjang 76,65 km, jalan lokal primer
sepanjang 261,72 km dan jalan lokal sekunder sepanjang 170,6 km. Jalan negara
seluruhnya diaspal sedangkan jalan kabupaten 46,08% diaspal, 27,92% kerikil,
dan 26,00% beton. Kondisi jalan negara termasuk sedang, jalan kabupaten
35,76% baik, sedang 37,06%, rusak 27,18%. Adapun rencana peningkatannya
adalah jalan dalam kondisi rusak akan ditingkatkan menjadi sedang dengan ruas
jalan kondisi sedang akan ditingkatkan menjadi baik.
Keberadaan infrastruktur jalan berbeda antara satu kecamatan dengan
kecamatan lainnya. Pada kecamatan yang terdapat pusat kegiatan ekonomi
(industri) maupun pemerintahan, infrastruktur jalan tersedia dengan baik.
Sedangkan di kecamatan-kecamatan yang masih didominasi kawasan pertanian,
infrastruktur jalan cenderung terbatas dari segi kuantitas maupun kualitas.
Pemerintah Kabupaten Bekasi terus berusaha untuk meningkatkan ketersediaan
infrastruktur jalan untuk mendukung perkembangan wilayah Kabupaten Bekasi
yang menyeluruh.
Ruas jalan arteri primer yang merupakan jalan antar karuasan membentuk pola
linier, membentang pada poros barat-timur yaitu dari Kecamatan Cikarang Timur
(batas Kabupaten Karajalang) sampai ke Kecamatan Tambun Selatan (batas Kota
Bekasi). Dengan letak yang sejajar dengan jalan tol Jakarta-Cikampek serta
adannya jalan industri dan akses tol sebagai ruas arteri sekunder yang
berdekatan dengan jalur utama tersebut maka seluruh jalur distribusi utama
regional ini terkonsentrasi di bagian tengah Kabupaten Bekasi. Jalan kolektor
yang berfungsi sebagai pengumpan (feeder) dari tiap kawasan wilayah Bekasi
dengan jalur utama ini membentuk simpul yang berkembang menjadi pusatpusat kegiatan perekonomian masyarakat yang menyebabkan beban lalulintas
poros barat-timur sangat berat dibandingkan ruas jalan lainnya.
Ruas-ruas jalan kolektor primer dan kolektor sekunder yang tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Bekasi yang menghubungkan antar kecamatan, desa,
kampung dan lingkungan membentuk pola grid (kotak) terutama diwilayah
Kabupaten Bekasi sebelah selatan dan tengah. Sedangkan disebelah utara dan
timur, pola jaringan jalannya membentuk jalan melingkar yang membentang dari
Kecamatan Muara Gembong sampai Kecamatan Kedung Waringin. Pola grid
jaringan jalan antar ruas jalan kolektor tersebut membentuk simpul-simpul yang
berkembang menjadi sub pusat perekonomian masyarakat menyebabkan beban

LAPORAN

2-18

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
(PPIP) TAHUN 2011

PT. INDAH KARYA (persero)


Jasa Konsultansi Manajemen Kabupaten
(KMK-05 : Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor)

lalu lintas cukup tinggi pada ruas-ruas jalan kolektor primer sebagai poros utaratengah dan selatan-tengah yang merupakan akses distribusi utama interregional
yang menghubungkan antar karuasan di seluruh wilayah Bekasi, seperti pada
ruas jalan Cikarang Utara-Cibarusah, Cibitung-setu, Babelan-Tambun Utara,
Tambelang-Cibitung dan Sukatani-Cikarang Utara, seluruh ruas jalan tersebut
berada di sebelah barat, utara, selatan, dan tengah wilayah kabupaten Bekasi.
Sedangkan akses distribusi utama inter-regional sebagai poros utara-tengah dan
tengah selatan di sebelah timur wilayah Bekasi yang dilayani oleh ruas jalan
Cibarusah-Cikarang Timur dan ruas jalan Muara Gembong-Kedung Waringin
memiliki beban lalu lintas relatif rendah.
Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah penyangga ibukota negara.
Sebagai daerah penyangga, terutama dalam hal pemukiman sangat dibutuhkan
fasilitas jalan yang mendukung. Di antaranya adalah jalan tol Cibitung dan
Cikarang. Di kedua gerbang tol tersebut volume lalu lintas menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2008, Volume kendaraan meningkat 6,27 % dari tahun
sebelumnya. Di sisi lain, Kereta api merupakan sarana angkutan yang banyak
digunakan masyarakat Bekasi. Stasiun kereta api yang berlokasi di Kabupaten
Bekasi adalah Stasiun Tambun, Cikarang dan Lemahabang. Dari ketiga stasiun
tersebut, selama tahun 2008 penumpang kereta api berjumlah 1.228.257 orang,
atau naik sebesar 30,97 % dibandingkan tahun 2007.
Keberadaan Kabupaten Bekasi sebagai sentra produksi nasional yang ditujukkan
oleh keberadaan Kawasan Industri yang sangat luas menjadikan sistem angkutan
barang menjadi perhatian penting pada transportasi Kabupaten Bekasi. Sistem
angkutan barang diarahkan hanya melintasi jalan primer dan jalan tol dengan
rute untuk angkutan penumpang regional dengan pertimbangan lokasi
pergudangan, terminal barang, industri dan pasar. Terdapat banyak permasalahn
yang ditemui hal lintasan angkutan barang dan pengawasannya. Di salah satu
pihak rute angkutan barang telah disesuaikan dengan kelas jalan tinggi sesuai
kekuatan konstruksinya, tetapi angkutan barang masih melewati jalan kelas
rendah karena keberadaan sebagian industri di kawasan permukiman dimana
distribusi produk dan bahan baku produksi melalui jalan tersebut. Permasalahan
lain ialah terdapat beberapa pangkalan angkutan barang di pinggir jalan yang
menimbulkan permasalahan lalu lintas dan lingkungan. Selain itu, adanya outlet
produksi kawasan industri Kabupaten Bekasi yang terpusat ke Tanjung Priok
melalui jalan Tol yang sudah sangat padat menimbulkan beban lalu lintas yang
jauh lebih tinggi.

LAPORAN

2-19

Anda mungkin juga menyukai