Tujuan
permanganometri
Dasar Teori
8. Batangpengaduk
2. Klem
9. Beaker glass
3. Statif
4. Erlenmeyer
5. Labuukur
12. Tissue
6. Pipet volume
13. Pinset
7. Pipetukur
= M. ekv
0,1 N = M . 5
M
= 0,1 N / 5
= 0,02 M
= 0,02 M . 0,25 L
= 0,005 mol
mol
= massa / Mr atau Ar
massa = mol . Mr
= 0,005 mol x 158,04 g/mol
= 0,7902 g
= 790,2 mg (terhitung)
= M. ekv
0,1 N = M . 2
M
= 0,1 N / 2
= 0,05 M
= 0,05 M . 0,05 L
= 0,0025 mol
mol
= massa / Mr atau Ar
massa = mol . Mr
= 0,0025 mol x 126,07 g/mol
= 0,315 g
= 315 mg
2. Disiapkan kertas perkamen botol timbang, pinset dan sendok tanduk.
3. Ditimbang H2C2O4 yang telah dihitung di timbangan kasar.
4. Ditimbang kembali H2C2O4 menggunakan botol timbang di neraca analitic.
5. DilarutkanH2C2O4 yang tadi sudah ditimbang dengan aquadest
6. Dipindahkan larutan H2C2O4 ke dalam labu ukur 50 ml, lalu add kan
Volume titrasi
5,2 ml
5,3 ml
5,5 ml
5,33 ml
Reaksi :
Reaksi :
Red : MnO4- + 8H+ + 5eOks :
C2O42-
Mn2+ + 4H2O x 2
2CO2 + 2ex5
+
+
22+
2MnO4 + 16H + 5C2O4
2Mn + 10CO2 + 8H2O
Mn2+ + 4H2O x 1
Fe3+ + ex5
+
Mn2+ +5Fe3 + 4H2O
Volume titrasi
6,7 ml
6,5 ml
6,55 ml
6,58 ml
Hasil Penimbangan :
KMnO4 tertimbang 0,795 g
Mol =
= 0,00257 mol
= 0,0050 mol
M=
M=
=
= 0,02 M
N= M x val
= 0,02 x 5
= 0,1 N
= 0,05 M
N = M x val
= 0,05 x 2 =0,01 N
Pembakuan :
Mgrek KMnO4=mgrek H2C2O4
N.V=N.V
N .5,33 ml = 0,01 N . 5 ml
N=
= 0,0938 N
Penetapan Kadar :
Mgrek FeSO4 =mgrek KMnO4
Mgrek FeSO4 = N.V
Mgrek FeSO4 = 0,0938 N . 6,58 ml
Mgrek FeSO4 = 0,6172 mgrek
Mmol FeSO4 =
Mmol FeSO4 = 0,6172 mmol
Massa = 0,6172 mmol x 278,02 mg/mmol
% b/v = 171,593 mg/10 ml
= 0,17159 g/10 ml
= 1,7159 g/100 ml
= 1,7159 %
Pembahasan :
Praktikum kali ini yaitu adalah penetapan kadar FeSO4 dalam tablet ferrosi sulfat
secara permanganometri. Permanganometri atau oksidimetri adalah analisis volumetri dengan
dasar reaksi redoks (reduksi + oksidasi) untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat
reduktor dengan cara titrasi dalam suasana asam sulfat encer. Permanganometri cocok
digunakan untuk penetapan kadar FeSO4 karena termasuk senyawa reduktor.
Penambahan H2SO4 berfungsi untuk mempercepat MnO4- mengeluarkan On dengan
bantuan pemanasan pada suhu (60-70)0 C untuk mempercepat reaksi dengan cara
meningkatkan energi potensial dalam zat-zat yang bereaksi. Jika terlalu panas maka MnO4akan berubah menjadi Mn2+ yang berwarna coklat sehingga nantinya akan sulit untuk dititrasi.
Baku primer yang digunakan sebagai titrat adalah H2C2O4 karena memenuhi syarat
baku primer yaitu stabil, tidak higroskopis, mudah diperoleh, mudah larut dalam pelarutnya,
massa molekulnya relatif besar sehingga mudah ditimbang, dan zat harus pro analis. Selain
itu, titrat pada metode ini harus bersifat sebagai reduktor.
Baku sekunder yang digunakan sebagai titran adalah KMnO4 karena KMnO4 tidak
stabil dan titran harus bersifat oksidator. Tujuan dilakukan pembakuan adalah untuk
menentukan normalitas dari baku sekunder.
Pada metode ini tidak memerlukan indikator karena KMnO4 sudah berfungsi sebagai
indikator dan saat bereaksi KMnO4 dapat menghasilkan Mn2+ yang tidak berwarna, sehingga
perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi pink.
Pada saat titrasi pembakuan KMnO4 menggunakan H2C2O4 0,01 N menghasilkan
0,0938 N dengan perubahan warna ungu menjadi tidak berwarna. Dalam hal ini tidak
menghitung % kesalahan dan % recovery karena pada botol tempat FeSO4 tidak tertera
etiketnya.
Kesimpulan :
Praktikum penetapan kadar FeSO4 dengan permanganometri mengasilkan % b/v sebesar
1,7159 %.