Anda di halaman 1dari 13

Teori Organisasi Umum 1

Pengertian Konflik, Sumber dan Jenisnya


Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya
atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat
itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi
yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Sumber- Sumber Konflik
1. Komunikasi: pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti atau
informasi yang mendua dan tidak lengkap serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2. Struktur: Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan- kepentingan atau
sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang
terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja
untuk mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai- nilai social pribadi karyawan dengan perilaku
yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai- nilai atau persepsi.
4. Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka. Hal ini karena suatu individu atau
organisasi yang memiliki sumber daya dan dana yang terbatas.
5. Saling ketergantungan pekerjaan.

6. Ketergantungan pekerjaan satu arah. Berbeda dengan sebelumnya, ketergantungan pekerjaan


satu arah berarti bahwa keseimbangan kekuasaan telah bergeser, konflik pasti lebih tinggi
karena unit yang dominan mempunyai dorongan yang sedikit saja untuk bekerja sama
dengan unit yang berada di bawahnya.
7. Ketidakjelasan tanggung jawab atau yurisdiksi. Dalam hal tertentu, pada dasarnya orang
memang tidak ingin bertanggung jawab, terlebih mengenai hal- hal yang berakibat tidak
atau kurang menguntungkan. Apabila hal ini menyangkut beberapa pihak dan masingmasing tidak mau bertanggung jawab maka kejadian seperti ini dapat menimbulkan konflik.
8. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain
9. Ketidaksalingpercaya antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi.
10. Ketidakjelasan pola pengambilan keputusan, pola pendelegasian wewenang, mekanisme
kerja dan pembagian tugas.
11. Kelompok pimpinan tidak responsitif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya.
12. Adanya asumsi bahwa dalam organisasi terdapat berbagai kepentingan yang diperkirakan
tidak dapat atau sulit diserasikan.
Jenis- jenis Konflik
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian
tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan
pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari
kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama. Hal ini sering disebabkan oleh
perbedaan- perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar
peranan seperti antara manajer dan bawahan.
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi
tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, seperti seorang
individu dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma- norma
kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok.

5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam
sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan
produk baru, teknologi, harga- harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya yang lebih
efisien.

Strategi Penyelesaian Konflik


Penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak
kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5
macam pendekatan penyelesaian konflik ialah sebagai berikut :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan
yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan
keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya
sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok
damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran
moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah
pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi
dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan
penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

Menurut Wijono (1993 : 42-125) strategi mengatasi konflik, yaitu:


1. Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan
paling tidak tujuh strategi yaitu:
1) Menciptakan kontak dan membina hubungan
2) Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
3) Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri sendiri
4) Menentukan tujuan
5) Mencari beberapa alternative

6) Memilih alternative
2.

7) Merencanakan pelaksanaan jalan keluar


Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict) Menurut Wijono (1993 :
66-112), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling tidak tiga strategi
yaitu:
Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy)
Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu
atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar
sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau
kelompok ketiga sebagai penengah. Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan
dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka
pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau
barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe utama dalam campur tangan
pihak ketiga yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah
pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam
menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
b. Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti
yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai
wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi
yang diberikan tidak mengikat.
Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah
satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh
kemenangan. Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan winlose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:
a. Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang
kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).
b. Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan
perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi
terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal
ambiquity).
c. Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk
mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik,
karena adanya rintangan komunikasi (communication barriers).

d. Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan


menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh
sifat-sifat individu (individual traits).
e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan
sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak,
untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumbersumber (competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)
Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan,
sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat
membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai,
menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan
potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong
memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan hanya sekedar
memojokkan orang. Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan
industri, tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif
pemecahan konflik interpersonal yaitu:
a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving)
Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan
kedua belah pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation)
Dalam penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan
proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan
konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua belah pihak yang
terlibat konflik.
Pengertian Komunikasi, Hambatan dan Unsur Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Hambatan-hambatan pada saluran komunikasi, dan akhirnya hambatan yang mungkin

terjadi pada pihak sasaran.

1.

Hambatan Pada sumber


Seorang komunikator adalah seorang pemimpin, manajer, dan organisator, setidaknya
pemimpin dalam pengelolaan informasi yang sedang disampaikannya kepada orang lain.
Tanpa dikelola dengan baik, sistematis, dan terencana, informasi yang dikemukakannya
tidak bisa diterima dengan efektif oleh pihak sasaran.

2. Hambatan pada saluran


Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidak beresan pada saluran komunikasi. Hal
ini juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan
pesan. Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio
tidak jelas, tulisan tak jelas, suara tidak jelas, gambar pada televisi tidak jelas, dan
sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan saluran komunikasi atau media tadi.
Hambatan-hambatan teknis seperti tersebut biasanya di luar kemapuan komunikator. Tugas
komunikator atau dalam hal ini yang penting adalah persiapannya dalam menentukan atau
memilih media yang digunakannya.
3. Hambatan pada komunikan/sasaran
Sasaran adalah manusia dengan segala keunikannya, baik, dilihat dari kacamata fisiologi
maupun lebih-lebih lagi kacamata psikologi. Yang pertama banyak berkaitan dengan
masalah-masalah fisik dengan segala jenis kebutuhan biologisnya seperti kondisi indra,
lapar, kurang istirahat, dan haus. Sedangkan yang kedua banyak berhubungan dengan
masalah kejiwaan seperti kemampuan dan kecerdasan, minat dan bakat, motivasi dan
perhatian, sensasi dan persepsi, ingatan, retensi, dan lupa, kemampuan mentransfer dan
berfikir kognitif.
4. Hambatan teknologis dan illiteracy
Yang dimaksud dengan hambatan teknologis adalah semua hambatan yang secara sistem
terjadi akibat dari unsur human error akibat illiteracy ini sekarang banyak menimpa
siapapun yang tidak siap dengan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi. Hambatan
yang paling dominan yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat kita akan penguasaan
teknologi dan hasil-hasilnya adalah masalah kesenjangan digital. Saat ini banyak sekali
orang yang mengetahui jenis dan ragam dari produk teknologi khususnya teknologi
informasi dan komunikasi, namun tidak banyak dari mereka yang bisa menggunakannya
dengan baik dan benar. Selain itu ada beberapa hambatan komunikasi yang sering dijumpai
dalam proses berkomunikasi secara umum yaitu :

1. Kecenderungan untuk meloncat ke kesimpulan : Terlalu cepat menyimpulkan suatu


informasi yang belum diketahui kejelasannya.
2. Prasangka : Pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum
mengetahui (menyaksikan, menyelidiki) sendiri
3. Tidak perhatian
4. Asumsi : Dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena dianggap
benar;
5. Streotip : Konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif
dan tidak tepat
6. Generalisasi : Perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana daripada yang sebenarnya
7. Berfikir kita sudah tahu sebelum komunikator menyampaikan informasi
8. Kelemahan atau kekurangan yang menghalangi kita melihat atau mendengar pendapat
orang lain
9. Keterampilan mendengarkan yang buruk
10. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan keyakinan kita.

Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan
hambatan eksternal , yaitu:

Hambatan internal :
Hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis.
Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami
hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan
dapat melakukan komunikasi dengan baik.

Hambatan eksternal :
Hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat
menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang
sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.

Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain:


1. Gunakan umpan balik (feedback)
setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya
baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan
balik itu secara benar.
2. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik.

Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang
psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat
menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi.
3. Gunakan komunikasi langsung (face to face)
Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih
persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping
kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh
lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih
berdaya guna.
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah.
Kosakata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan
istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik)
karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.
Bagaimanapun pasti terdapat cara untuk mengurangi atau mengatasi hambatan komunikasi,
yaitu seperti menjauhi suara gaduh dan pusatkan perhatian kita hanya untuk orang lain untuk
mengatasi hambatan-hambatan semacam itu. Atau kita dapat juga pindah ke tempat yang lebih
tenang atau yang terhindar dari segala macam gangguan. Pusatkan perhatian kita dengan
mendengarkan secara seksama dan menjelaskan secara mental poin-poin yang akan dikatakan.
Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang,
tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber
sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender,
atau encoder.
2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui
media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau
propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage,
content atau informasi (Hafied Cangara, 2008;22-24).
3. Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam
komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah
pancaindra manusia seperti mata dan teliga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra
selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya

terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud
dalam buku ini, ialah media yang digolongan atas empat macam, yakni: Media antarpribadi,
untuk hubungan perorang (antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan,
surat, dan telpon. Media kelompok, Dalam aktivitasa komunikasi yang melibatkan khlayak
lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media
kelompok, misalnya, rapat, seminar, dan konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk
membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media
komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah media komunikasi
yang dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar
organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih dari
200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik.
Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak tersebar
tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,
radio, dan televisi (Hafied Cangara, 2008;123-126).
4. Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara.
Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses
komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya
sumber. Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting
dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu
pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang
sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini
biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh
bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai
akibat penerimaan pesan (Hafied Cangara, 2008;22-27).

Pengertian Koordinasi yang Efektif

PENGERTIAN KOORDINASI Koordinasi didefinisikan sebagai proses pengintegrasian


(penyatuan) tujuan dan kegiatan perusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatuorganisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien.
PEDOMAN KOORDINASI
1. Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap
bagian bergeraksendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian,
ingatbahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan
dankeinginan berbeda.
2. Koordinasi harus terpadu,keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling
mengisi dan memberi.
3. Koordinasi harus berkesinambungan,yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung,
selalu terjadi, selaludiusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan
sebelumnya.
4. Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud saling
memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang
satu dengan tugas yang lain.
~ KEBAIKAN DAN HAMBATAN KOORDINASI YANG EFEKTIF
Kebaikan :
a. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
b. Tiap bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan
tahu peranan-nya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar terhadap
kemungkinan ketidak serasian antar bagian.
c. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.

Kelemahan :
a.
b.
c.
d.

Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.


Perbedaan dalam orientasi waktu
Perbedaan orientasi antar pribadi
Perbedaan dalam formalitas struktur

~ PENDEKATAN KOORDINASI YANG EFEKTIF


Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung
pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang
dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan
informasi. Terdapat tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:

Teknik-Teknik Manajemen Dasar


Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik teknik
manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatankegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan
koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.

Mekanisme teknik manajemen dasar


1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta
dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan
rutin.

Rencana dan penetapan tujuan.


Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan
orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu
lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
satuan-satuan oraganisasi.

Meningkatkan koordinasi potensial


1. Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan
organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini
dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu:

System informasi vertical


Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen
telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan
operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,

koordinasi, dan pengawasan.

Hubungan-hubungan lateral (horizontal).


Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan
ada.

Metoda Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi


Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuansatuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat
berdiri sendiri.
Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang
timbul berkurang.
Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu
organisasi operasi (perusahaan).

~ KEBUTUHAN AKAN ORGANISASI DALAM ORGANISASI


Untuk melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin dalam melakukan koordinasi dilihat
dari

besar

kecilnya

jumlah

bawahan

yang

ada

dalam

tanggung

jawabnya,

yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya,
sebab tanpa koordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,
sehingga akan merugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh kegiatan untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atau perusahaan atau bagian menjadi seimbang
dan selaras.

SUMBER

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
https://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-jenis-dan-sumber-konflik/
https://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/unsur-unsur-komunikasi/
http://hanz-one.blogspot.com/2012/08/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html
http://prisiliarahma.blog.com/2011/10/26/pentingnya-koordinasi-dalam-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai