Anda di halaman 1dari 14

Bab 1

Profil Perusahaan
1.1 PT PJB UP Cirata
UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan
Power House 4 lantai di bawah tanah yang terletak di bawah gunung. Setiap tahun
Unit Pembangkitan Cirata mampu membangkitkan energi listrik rata-rata 1.428
GWh, disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV ke
sistem interkoneksi Jawa Bali.
PT Pembangkitan Jawa-Bali (disingkat PT PJB) adalah sebuah anak
perusahaan PLN BUMN produsen listrik yang menyuplai kebutuhan listrik di
Jawa Timur dan Bali. Saat ini PT PJB mengelola 6 Pembangkit Tenaga Listrik di
Pulau Jawa, dengan kapasitas total 6.511 Mega Watt. PT PJB juga mengelola
sejumlah unit bisnis, termasuk unit pengelolaan, teknologi informasi, dan
pengembangan. Kantor pusat PT PJB berada di Surabaya.
Sejarah PJB bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan Perusahaan
Listrik dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut dibagi menjadi 2: Perusahaan
Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara. Tahun 1972, status PLN menjadi
Perusahaan umum (Perum). Tahun 1982, PLN dipecah lagi menjadi dua: Unit
Divisi dan Unit Pembangkitan Tenaga Listrik dan Transmisi. Tahun 1994, status
PLN menjadi Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN
(Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan
untuk memisahkan misi perusahaan atas sosial dan komersial.
Pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak
perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik yang memasok energi listrik di
Pulau Jawa dan Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut adalah PT PLN
Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor pusat di Jakarta dan PT
PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB II) yang berkantor pusat di
Surabaya. Pada tahun 2000, PT PLN PJB II diubah nama menjadi PT

Pembangkitan Jawa-Bali atau singkatnya PT PJB. Sedangkan PT PLN


Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) berubah nama menjadi PT Indonesia
Power.
Guna mewujudkan visi menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik
Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia, PJB menjalankan misi
antara lain :
Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing.
Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola
pembangkitan dan sinergibusiness partner dengan metode best practise dan
ramah lingkungan.
Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi
tehnik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.
Kawasan Waduk Cirata dengan luas 7.112 ha terbagi dari tiga kabupaten
yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur.
Fungsi utama waduk sebagai pembangkit tenaga listrik, ternyata menimbulkan
berbagai kegiatan ikutan yang berkembang di kawasan Waduk Cirata, diantaranya
pertanian, perikanan, dan pariwisata.

1.2 BPWC
Dalam rangka mengelola Waduk Cirata dan asset-asetnya, diperlukan
badan

tersendiri

yang

membantu

Unit

Pembangkitan

Cirata

dalam

mempertahankan kualitas dan kontinuitas air. PT. PJB telah membentuk Badan
Pengelola Waduk Cirata (BPWC) berdasarkan SK Gubernur kepala Daerah
Tingkat I Jawa Barat no. 16 tahun 1998 tentang Pengembangan Pemanfaatan
Perairan Umum dan Lahan Surutan di Waduk Cirata yang direvisi SK Gubernur
Jawa Barat no. 41 tahun 2002 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Lahan
Pertanian dan Kawasan Waduk Cirata. Serta merujuk pada SK Direksi PT. PJB
No. 023.K/020/DIR/2012, BPWC mengemban amanah tugas pokok dan fungsi
2

untuk mengelola secara professional (mengelola, memelihara dan melakukan


inovasi penigkatan kinerja) aser berupa waduk dan lahan-lahan sekitarnya yang
tereletak di Waduk dan Bendungan Cirata sampai dengan mengalirkan air untuk
menunjang kepentingan Unit Pembangkitan dan masyarakat yang mempergunkan
sungai dan waduk tersebut.
PT PJB BPWC memiliki tugas pokok untuk melaksanakan pengelolaan
secara profesional

(mengelola,

memelihara

dan

mengembangkan

potensi ekonomi) asset berupa waduk dan lahan-lahan disekitarnya yang terletak
di waduk

Cirata

tanpa

mengabaikan

kepentingan

Unit

Pembangkitan

dan masyarakat yang mempergunakan sungai dan waduk tersebut. Berbagai jenis
kegiatan dilakukan untuk menjalankan tugas pokok tersebut, meliputi :

Pemantauan dan pembersihan perairan dari gulma air dan sampah serta
pemeliharaan trashboom sebagai sekat sampah disetiap Sub Das Cirata.

Pemantauan kualitas air dan sedimentasi serta berbagai penelitian tentang


lingkungan waduk Cirata.

Kegiatan penghijauan dan reboisasi di wilayah greenbelt dan catchment area


waduk Cirata.

Penyuluhan masalah ketertiban, kelestarian lingkungan, dan kegiatan


masyarakat di waduk dan sekitarnya.

Pemeliharaan asset lahan dengan perapatan patok batas tanah milik PLN, batas
perairan, dan pemasangan rambu-rambu peringatan
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara mandiri atau bekerja sama dengan

pihak lain sesuai bidang keahliannya serta berkoordinasi dengan instansi terkait
baik Pemerintah Daerah maupun Swasta. Seluruh aktifitas tersebut merupakan
implementasi menuju salah satu visi perusahaan yaitu kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan dalam rangka mencapai kontinuitas dan keandalan suplai
listrik dari pembangkit PLTA yang ramah lingkungan.

Dengan total SDM yang berjumlah 202 personel yang terdiri dari 24
pegawai organik dan 178 tenaga pendukung. Waduk Cirata memerlukan
dukungan dari berbagai pihak untuk mengelola Cirata supaya dapat tetap lestari.
Visi:
Menjadi pengelola Bendungan dan Waduk yang terbaik di Indonesia
dengan standar kelas dunia.
Misi:
1. Mengelola Bendungan dan Waduk yang aman, bersih dan ramah
lingkungan.
2. Menjadikan pusat pengelola dan pembelajaran Bendungan dan Waduk
yang terkemuka di Indonesia.
3. Menjaga fungsi kelestarian waduk berbasis pemberdayaan masyarakat
sekitar waduk berperan aktif peduli terhadap lingkungan.
4. Menigkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola
dan sinergi bisnis partner dengan metode best practice.
5. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai
kompetensi teknik dan manajerial yang unggul dan berwawasan bisnis.

Bab 2
Pembahasan
2.1 Sistem Perencanaan Operasional
PT. PJB UP Cirata diserahi tugas untuk menangani pengelolaan PLTA
Cirata baik Operasi dan Pemeliharaan Unit-unit Pembangkit dan alat bantunya
maupun bangunan-bangunan air dan lingkungannya. Operasi PLTA Cirata
dikendalikan dari Ruang Kontrol di Switchyard yang berjarak 2 km dari mesinmesin pembangkit yang terdapat di rumah pembangkit di dalam tanah. Sistem
tersebut dimungkinkan dengan adanya unit mikro processor ASCE (Automatic
Sequence Control Equipment) dan unit komputer SCE (Supervisory Control
Equipment) yang berfungsi mengatur atau mengawasi jalannya mesin
pembangkit.
Operator dengan bantuan keyboard dan layar monitor dapat men start/stop
unit mengatur tegangan, MVAR dan beban. Event Recorder akan selalu
memberikan informasi kondisi peralatan, parameter-parameternya dan data-data
operasi yang diperlukan. Alarm timbul bila terjadi gangguan atau/kondisi tidak
normal pada peralatan-peralatan unit, dan Event Recorder akan mencatat jenis
gangguan tersebut secara otomatis. Tujuh buah kamera televisi ditempatkan pada
lokasi-lokasi penting di areal PLTA Cirata dan dapat dimonitor langsung dari
Ruang Kontrol tersebut.
Hubungan dengan Pusat Pengatur Beban di Gandul, Jakarta dapat
dilakukan melalui radio, telepon, JWatt dan telex. Pada Bendungan Cirata terdapat
Dam Control Center yang dilengkapi dengan Hydrological Monitoring
Telementering System yang berfungsi untuk memantau secara tepat waktu (real
time) kondisi Hidrometeorogi di Catchment Area, tinggi muka air waduk, debit
air yang masuk waduk, meramalkan banjir yang akan tiba, dan memberikan
tanda/signal bila hujan atau debit yang masuk melebihi batas tertentu.

Data tersebut bersumber dari 15 stasiun pengukur hujan dan debit yang
tersebar di Kabupaten Bandung, Cianjur dan Purwakarta yang dipantau secara
Telemeteri melalui 3 stasiun pengulang (Repeater). Untuk komunikasi data sistem
ini dihubungkan pula dengan DAM Control Centre PLTA Saguling dan
Puslitbang Air Departemen PU di Bandung di tepi sungai hilir bendungan dan
Pusat Pembangkit, ditempatkan 12 buah Discharge Warning Station yang
digunakan untuk memeberikan peringatan kepada masyarakat bila air akan
dikeluarkan dari waduk maupun dari pusat pembangkit.
Bangunan bendungan dan tumpuan disekitarnya, rumah pembangkit dan
terowongan-terowongan pelengkapnya serta tebing-tebing disekitar PLTA,
dipantau stabilitasnya dengan mempergunakan instrumen-instrumen pengukur
perubahan letak, perubahan tegangan-tegangan, rembesan dll. Sedimentasi yang
terjadi di dalam waduk di ukur secara periodik dan dipantau perkembangannya.
Usaha-usaha untuk mencegah peningkatan sedimentasi dilakukan melalui
pemantauan lingkungan hidup dan koordinasi dengan instansi-instansi terkait.
Strategi perawatan yang dilakukan antara lain preventive maintenance
(PM), predictive maintenance (PdM), corrective maintenance (CM), dan
overhaul. Peralatan gas turbin untuk setiap 8.000 equivalent operating hour
(EOH) dilakukan overhaul untuk dilakukan pengecekan, perbaikan, maupun
penggantian periodik komponen inti gas turbin. Pada saat overhaul, dilakukan
pula pengecekan, lubrikasi, pembersihan, maupun penggantian untuk komponen
auxiliary. Namun, terdapat beberapa komponen yang mengalami kerusakan
sebelum 8.000 EOH, yang menyebabkan derating bahkan trip.
Tata Kelola Perusahaan merupakan sistem manajemen yang
diimplementasikan PJB dalam mengelola perusahaan untuk mewujudkan visi
menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka
dengan

standar

kelas

dunia.

Ada

berbagai

sistem

manajemen best

practice yang diimplementasikan PJB, antara lain:

Sistem Manajemen Asset Pas 55

Sistem Manajemen SDM berbasis Kompetensi

Sistem Manajemen Risiko

Sistem Manajemen Mutu ISO 9000

Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 dan K3 OHSAS 18000

Sistem Manajemen GCG / Whistle Blowing / Board Manual

Sistem Manajemen Teknologi Informasi

Sistem Manajemen Knowledge Management

Sistem Manajemen Baldrige

Sistem Manajemen House Keeping 5S

Sistem Manajemen Pengamanan

Sistem Manajemen Terpadu (PJB Integrated Management System/IMS)

2.2 Pengelolaan Tata Ruang


Waduk Cirata merupakan salah satu waduk yang dibangun di DAS
Citarum, yang pada saat pembangunannya ditujukan sebagai pembangkit tenaga
listrik. Waduk yang dibangun pada tahun 1988 ini berada pada ketinggian 221 m
dari permukaan laut, mempunyai wilayah luas tangkap-an air 603.200 Ha, luas
6.200 Ha, kedalaman rata-rata 34,9 m dan volume 2.165 x 10 6 m 3 .
Seperti waduk-waduk lain, sejak menjadi genangan yang relatif permanen
maka waduk Cirata merupakan badan air besar yang mempunyai karakteristik
ekositem perairan umum yang memiliki berbagai potensi dibidang sosialekonomi; seperti sumber pengairan sawah, sumber air bersih industri, sumber air
minum (MCK), tempat budidaya ikan, tempat rekreasi dan sarana perhubungan.
Sebagian besar dari berbagai potensi tersebut daya gunanya sangat tergantung
pada kualitas badan air waduk; dimana jika kualitas air menurun/memburuk/
terpolusi maka potensi-potensi tersebut akan hilang dengan sendirinya. Berkenaan
dengan hal tersebut maka mempertahankan kualitas air waduk pada kisaran

kondisi yang mampu mendukung berbagai kegiatan sangat diperlukan. Ini berarti
bahwa segala bentuk proses perubahan kearah pemburukan/ penurunan kualitas
badan air waduk Cirata harus dihindarkan. Proses pemburukan/penurunan kualitas
air inilah yang biasa dikenal sebagai pencemaran air.

2.3 Sistem CSR


PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) Unit Pembangkitan (UP) Cirata
sedikitnya menyalurkan dana Rp700 juta untuk program Corporate Social
Responsibility (CSR) tahun 2013. Hal ini guna meningkatkan kepedulian sosial
terhadap masyarakat di lingkungan perusahaan. Manejer Keuangan dan
Administrasi PT PJB UP Cirata, Jenal Arifin mengungkapkan, ada empat program
dalam penjalanan CSR tahun 2013. Di antaranya pendidikan, kantibmas, ekonomi
kerakyatan dan program kemasyarakatan. Setiap tahunnya anggaran CSR PT. PJB
terus mengalami kenaikan. Tahun ini dianggarkan kurang lebih Rp700 juta untuk
semua kegiatan kepedulian sosial ini.
Bentuk kepedulian sosial perusahaan ini sudah digulirkan sejak lama dan
merupakan program perusahaan yang wajib dikeluarkan sesuai UU No.40 tahun
2007 tentang perseroan terbatas. Dengan ini, setiap perusahaan diwajibkan
menjalankan CSR sebagai wujud tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat sekitar
supaya kehidupan mereka menjadi lebih baik dan berkelanjutan. Melalui beberapa
program CSR yang dialokasikan untuk membangun melalui empat poin tadi akan
dapat membantu masyarakat. Khususnya masyarakat yang ada di sekitar wilayah
kerja PT. PJB UP Cirata. Selain itu adanya CSR juga dipastikan dapat membantu
program pemerintah dalam segi mensejahterakan masyarakat.
Manejer Keuangan dan Administrasi PT PJB UP Cirata, Jenal Arifin
mengungkapkan, ada empat program dalam penjalanan CSR tahun 2013. Di
antaranya

pendidikan,

kantibmas,

ekonomi

kerakyatan

dan

program

kemasyarakatan. Bentuk kepedulian sosial perusahaannya sudah digulirkan sejak


8

lama dan merupakan program perusahaan yang wajib dikeluarkan sesuai UU


No.40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Dengan ini, setiap perusahaan
diwajibkan menjalankan CSR sebagai wujud tanggung jawab sosial kepada
masyarakat.
Melalui beberapa program CSR yang dialokasikan untuk membangun
melalui empat poin tadi akan dapat membantu masyarakat. Khususnya masyarakat
yang ada di sekitar wilayah kerja PT. PJB UP Cirata. Selain itu adanya CSR juga
dipastikan dapat membantu program pemerintah dalam segi mensejahterakan
masyarakat.
Sumber dana anggaran CSR itu umumnya diambil dari sebagian kecil
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Namun, kami tidak seperti itu. PT PJB
UP Cirata tetap memberikan CSR tanpa melihat untung atau rugi, katanya.
Apalagi, tambah dia, anggaran dana kepedulian sosial tersebut merupakan bagian
dari operasional perusahaan atau bukan disisihkan dari keuntungan. Pihaknya
memandang

kegiatan

itu

sebagai

program

yang

terjamin

kelancaran

operasionalnya.
Pada tahun 2013 Program CSR PT. PJB Unit Pembangkitan Cirata
diberikan kepada SDN 1 Karoya, di Desa Karoya Kecamatan Tegalwaru. Program
CSR pembuatan sumur air bersih untuk kepentingan siswa.
Sumber dana anggaran 'CSR' itu umumnya diambil dari sebagian kecil
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Namun, kami tidak seperti itu. PT PJB
UP Cirata tetap memberikan CSR tanpa melihat untung atau rugi. Apalagi,
tambah dia, anggaran dana kepedulian sosial tersebut merupakan bagian dari
operasional perusahaan atau bukan disisihkan dari keuntungan. Pihaknya
memandang

kegiatan

itu

sebagai

program

yang

terjamin

kelancaran

operasionalnya. Kepala SDN 1 Karoya Dedah Rosidah mengucapkan terima kasih


atas adanya bantuan tersebut. Selama ini muridnya selalu kesulitan untuk
memperoleh air bersih. Terutama saat mereka akan melakukan praktik pelajaran
keagamaan. Misalkan ketika siswa melaksanakan kegiatan praktik shalat harus
9

mengambil air dari rumah warga atau ke sumur milik warga yang ada di belakang
sekolah. Karena sumur sekolah kering, jauhnya sekitar 200 meter. Adanya
bantuan CSR PT. PJB UP Cirata ini, sedikit banyak membantu.
Selain itu, PT. PJB UP Cirata menggelar berbagai lomba olahraga dalam
rangka menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (Hut RI)
yang ke-68. Kegiatan yang diselenggarakan selama lebih dari dua minggu terakhir
ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan
tersebut. Digelar lomba maraton yang diikuti oleh warga dari Empat Kecamatan
yang ada di sekitar kawasan perusahaan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) ini.
Kegiatan yang digelar merupakan program tahunan dalam meningkatkan
kepedulian sosial kepada masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan. Selain itu,
dengan mengadakan acara seperti ini diharapkan terjalin silaturahmi serta
menambah keharmonisan antara perusahaan dengan masyakat sekitar. Untuk itu
para peserta lomba dikuti penduduk sekitar, mereka berasal dari masyakat yang
tinggal disekitar PT.PJB UP Cirata, yakni dari Kecamatan Tegalwaru, Plered,
Maniis (Kabupaten Purwakarta) dan Kecamatan Cipeundeuy (Kabupaten
Bandung Barat), dan ini kegiatan rutin digelar setiap tahun sekali.
Untuk cabang olahraga yang diantaranya Marathon, Fun bike, Futsal, Bola
Voli, Badminton, Tenis Lapang, Tenis Meja, Catur dan juga game dari Play
Station. Ada juga kegiatan mancing dan donor darah. Untuk donor darah tidak
peserta tidak lakukan warga tapi kalangan pegawai dari PT. PJB UP Cirata.
Hadiah yang diberikan bermacam-macam ada yang berupa barang dan sejumlah
uang. Selain peserta kami juga memberikan doorprize kepada warga dengan
membagikan kupon undian.
Pengurus Karang Taruna KT Kecamatan Tegalwaru, menggelar kegiatan
pelatihan pembudidayaan Ternak ayam kampung di Aula SMA 1 Tegalwaru.
Kegiatan Pelatihan yang di dukung PT PJB Cirata ini, diikuti oleh peserta
sebanyak 40 orang perwakilan dari 13 Desa yang ada di kecamatan Tegalwaru.
Peserta mayoritas merupakan pengurus Karang Taruna di masing-masing desa

10

terdiri dari laki-laki dan perempuan. Selama kegiatan, para peserta tidak hanya
mendapatkan teori dan tata cara berternak ayam yang baik dan benar dari para
petugas Disnakan Kabupaten Purwakarta, namun juga mendapatkan motivasi dari
pengelola kelompok ternak lain yang di ketahui sudah cukup berhasil. Tujuannya
untuk memberikan bekal kemampuan (skill) kepada para pemuda dan pemudi di
wilayah Kecamatan Tegalwaru,khususnya dalam hal berternak Ayam buras
(kampung). Usaha berternak Ayam, selain di nilainya cukup ekonomis,cara
mendapatkannya pun diakuinyabelum terlalu sulit. Mengingat, hampir setiap
warga di Kecamatan Tegalwaru hingga saat ini masih memiliki hewan ternak jenis
ayam buras ini. Karenanya,usaha tersebut diyakininya masih bisa dilakukan oleh
siapa saja, syaratnya asal memiliki keinginan dan semangat wirausaha yang kuat
di samping memiliki dasar untuk pengelolaan itu.
Karenanya,melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT
PJB, pihaknya tidak hanya memberikan dukungan berupa perangkat kegiatan,
namun juga modal usahanya secara langsung berupa 100 ekor ayam buras. Meski
jumlahnya tersebut diakuinya sangat kecil, namun jika pengelolaan usaha tersebut
kedepannya berjalan baik, bukan tidak mungkin pada tahun berikutnya
perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit Listrik itu bakal kembali
mengucurkan bantuan dalam jumlah yang lebih besar.

11

Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai visi yang diharapkan, PT PJB UP Cirata tentunya telah
menentukan misi-misi yang dapat menunjangnya. Dari Sistem Perancangan
Operasional tersebut, PT PJB UP Cirata sudah melaksanakan kegiatan tersebut
selaras dengan visi yang mereka jalankan.
Baik dari segi tata ruang dan sistem CSR, sejauh ini PT PJB UP Cirata
sudah berjalan sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan. Pengelolaan tata ruang
yang

baik

ditunjukan

dengan

pengelolaannya

dalam

pemeliharaan

DAM/bendungan, waduk, lahan dan asset. Seluruh tata kelola tersebut adalah
penunjang bagi pencapaian visi dan misi PT PJB UP Cirata melalui pengelolaan
tata ruangnya.
Untuk itu, seiring berjalannya perusahaan, tentu mereka memerlukan
system CSR yang diharapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap
masyarakat sekitar. Terdapat beberapa banyak program CSR dan mendapat
banyak respon dari masyarakat sekitar. Sistem ini selain berguna untuk
keselamatan berjalannnya perusahaan dan agar mendapat dukungan dari
masyarakat. Bentuk kepedulian ini cangkupannya selain kepedulian lingkungan,
juga kepedulian masyarakat agar masyarakat sejahtera.

12

Daftar Pustaka
Suherman, Maman. Company Profile Badan Pengelola Waduk CirataI. Head
ofManagement Body of Cirata Reservoir.
Id.wikipedia.org (Diakses pada tanggal 26 Desember 2013)
www.lugasberita.com (Diakses pada tanggal 26 Desember 2013)
www.ptpjb.com (Diakses pada tanggal 26 Desember 2013)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40850/BAB%20III_2007rt
a-4.pdf?sequence=4 (Diakses pada tanggal 26 Desember 2013)

13

Lampiran

14

Anda mungkin juga menyukai