Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan
mencapai hasil yang optimal, sebaliknya pendidikan yang baik sangat
mendukung tercapainya status kesehatan seseorang. Dalam UU No. 23 tahun
1992 disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan pemahaman, kemampuan peserta didik akan arti hidup sehat.
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu di jaga
kesehatannya, sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan
untuk mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), baik di
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Sekolah juga diharapkan
mampu berperan aktif dalam upaya pemberdayaan untuk menuju Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Lingkungan sekolah yang sehat akan
meningkatka kualitas para siswa dan siswi yang aan menjadi contoh dan
panutan bagi masyarakat disekitarnya untuk hidup sehat ( Triwiyanto, 2008).
Sekolah menjadi salah satu tatanan institusi pendidikan yang
dilakukan oleh masyarakat dari jalur umum, mempunyai peran penting dalam
pengembangan sumber daya manusia. Dengan demikian siswa dan siswi
melaksanakan aktivitas kegiatan pendidikan dan lingkungan sekolah sehingga
kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya masalah-masalah kesehatan
khususnya penyakit menular pada anak sekolah , penyakit yang sering
dijumpai disekolah adalah penyakit umum terdapat pada masyarakat di
negara berkembang, yaitu penyakit menular yang khas seperti : diare, typus,
TB paru batuk dan pilek.( Depkes , 2002).
Pemerintah pada tanggal 1 Maret 2000 telah mencangkan Gerakan
Pembangunan Kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemampuan dan kemauan hidu sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan Indonesia Sehat 2010 yang merupakan gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat,mampu menjangaku pelayanan yang bermutu ,adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya atau lebh dikenal dengan
istilah paradigma sehat.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan
kesehatan.
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk
perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga,
dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik,
mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga program perilaku
hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok,
keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga
masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masingmasing (Depkes RI, 2002).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran
yang menjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).
2.
Tujuan PHBS
Menurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran
serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
3.
Strategi PHBS
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan PHBS. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah
menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu:
a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara
terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan
sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut
berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
knowledge), dari tahu menjadi mau(aspek attitude), dan dari mau
menjadi
mampu
melaksanakan
perilaku
yang
diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan
keluarga serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah
pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan
terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang
bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang
sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam
proses
pengorganisasian
masyarakat (community
organization) atau
pembangunan
masyarakat (community
development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau
dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan
kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga
memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari
dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi
kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang
didukungnya.
b. Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial
yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau
melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial
dimanapun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang
menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan
bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku
tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses
pemberdayaan
masyarakat
khususnya
dalam
upaya
meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu
dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina
4.
1)
2)
3)
peduli
terhadap
pemecahan
masalah
dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah,
4)
5)
Tatanan PHBS
Ada lima tatanan PHBS yakni:
a.
b.
tatanan pendidikan,
c.
tempat umum,
d.
e.
institusi kesehatan.
1.
2.
Tujuan Umum:
Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat.
b.
3.
Tujuan Khusus:
1)
2)
3)
guru,
dan
masyarakat
2)
3)
4)
1)
2)
3)
2)
2)
4.
1)
2)
5.
Strata Madya
Strata Utama
1.
Memelihara rambut
agar bersih dan rapih
Perilaku di strata
pertama ditambah:
Perilaku di strata
madya ditambah:
2.
8. memberantas jentik
13. mengkonsumsi
Memakai pakaian
nyamuk
jajanan sehat di
kantin sekolah
3.
Memelihara kuku
agar selalu pendek dan
bersih
9. menggunakan
jamban yang bersih
dan sehat
4.
Memakai sepatu
bersih dan rapih
5.
Berolahraga teratur
dan terukur
6.
Tidak merokok di
sekolah
7.
Tidak
menggunakan NAPZA
6.
BAB III
Hasil dan Pembahasan
A. Pembahasan
1. SDN Krapyak
Menurut hasil observasi dan pengkajian oleh sejumlah siswasiswi ditemukan data bahwa :
a. Warga sekolah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat di
warung atau kantin sekolah.
b. Warga sekolah jarang mencuci tangan tidak dengan sabun
dikarenakan kurang adanya sarana dan prasarana untuk
mencuci tangan dengan sabun.
c. Warga sekolah menggunakan yang tidak sehat jamban sehat.
d. Siswa-siswi selalu malakukan olahraga rutin setiap minggu 2
kali, setiap jadwal mata pelajaran olahraga dan jumat sehat.
e. Sekolah melakukan pemberantasan jentik nyamuk dengan
menguras bak seminggu sekali dan menutup tempat-tempat
yang beresiko sekolah tidak merokok di area sekolah.
f. UKS sekolah tidak melakukan pengukuran TB dan BB tiap
bulan.
g. Warga sekolah membuang sampah pada tempatnya.
2. SMP N 3 Godean
Menurut hasil observasi dan pengkajian oleh sejumlah siswa-siswi
ditemukan data bahwa :
a. Siswa-siswi, guru dan karyawan mengkonsumsi makanan
yang sehat di warung atau kantin sekolah
b. Siswa-siswi, guru dan karyawan jarang mencuci tangan tidak
dengan sabun dikarenakan kurang adanya sarana dan
prasarana untuk mencuci tangan dengan sabun.
c. Siswa-siswi, guru dan karyawan tidak menggunakan jamban
yang sehat, jamban di area sekolah berbau dan kotor
d. Siswa-siswi selalu malakukan olahraga rutin setiap minggu
sekali
e. Sekolah tidak memberantas jentik-jentik nyamuk yang ada di
kamar mandi atau WC karena terlihat adanya jentik nyamuk di
dalam bak.
f. Menurut para siswa-siswi , guru dan karyawan sering merokok
di warung atau kantin sekolah ketika istirahat.
BAB IV
KESIMPULAN
3
4
Nama Sekolah
SD N Krapyak
SMP N 3 Godean
Mengkonsumsi
Mencuci
makanan sehat di tangan dengan Menggunakan
warung/kantin
air mengalir jamban sehat
sekolah
dan sabun
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Olahraga
teratur
disekolah
Ya
Tidak
Klasifikasi
Memberantas
jentik di
sekolah
Ya
Tidak
Tidak
merokok di
sekolah
Ya
Tidak
Menimbang BB
dan mengukur
TB setiap bulan
Ya
Tidak
Membuang
PHBS
sampah pada
tempatnya
Ya
II
III
Tidak
IV
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2010). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dibuka
Pada tanggal 17 Juli 2014 dari http://diskes.jabarprov.go.id.