Anda di halaman 1dari 11

METODE PELAKSANAAN

Instansi
: Balai PSDA WS. Cisadea Cibareno Prov. Jawa Barat
Pekerjaan
: Pembangunan Tanggul Situ Cibanteng
Lokasi
: Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi
Kegiatan
: Pengelolaan Jaringan Irigasi WS. CIsadea Cibareno
Tahun Anggaran
:
2014
Penyedia Jasa
:
CV. ......
A. UMUM
PEMBANGUNAN Tanggul Situ Cibanteng
sebagai salah satu
peningkatan Sarana dan Prasarana fisik di Wilayah Sungai
Cisadea-Cibareno . Dalam pelaksanaannya memerlukan metode
pelaksanaan yang tepat agar dapat mencapai hasil sesuai tujuan yang
diharapkan dari segi mutu, biaya dan waktu.
Pengiriman material sesuai jadwal kebutuhan dilapangan. Specs material
sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penempatan material harus
diperhatikan agar pekerjaan dapat berjalan lancar dan area proyek tetap
terjaga rapi dan teratur. Adapun penempatan material alam seperti pasir,
split, batu, dan kayu ditempat terbuka dan sumbernya diambil dari daerah
terdekat. Untuk material besi dan beton disusun sesuai diameternya,
sedang untuk material yang tidak tahan terhadap cuaca seperti semen, dll
ditempatkan ditempat tertutup (gudang).
Persiapan
pengaturan
akses
jalan
ke
lokasi
proyek
sangat
diperlukan,Pengaturan yang dimaksud adalah pengaturan jalan masuk
proyek untuk menjamin keselamatan umum dan memudahkan lalu lintas
material, alat, dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan yang bersangkutan. ,
mengingat lokasi proyek berada ditengah hutan (pelosok).
Pelaksanaan pembangunan proyek ini akan dimulai setelah ada serah
terima lapangan dari Balai PSDA WS. Cisadea Cibareno ke Kontraktor
pemenang.
Jangka
waktu
penyelesaian
pekerjaan
pelaksanaan
pembangunan proyek tersebut selama ................ hari kalender.
Dengan waktu yang singkat diperlukan suatu metode pelaksanaan yang
benar-benar tepat agar mendapatkan kualitas sesuai yang diharapkan.
Sebelum mulai setiap tahap pekerjaan harus ada koordinasi
antara
Kontraktor, Pemberi tugas dan Pihak yang terkait. Untuk koordinasi perlu
diadakan rapat rutin yang waktunya akan ditentukan sesuai kesepakatan
bersama.

B. DATA PROYEK
Instansi
: Balai PSDA WS. Cisadea Cibareno Prov. Jawa Barat
Pekerjaan
: Pembangunan Tanggul Situ Cibanteng
Lokasi
: Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi
Kegiatan
: Pengelolaan Jaringan Irigasi WS. CIsadea Cibareno
Tahun Anggaran
:
2014
Waktu Pelaksanaan
:
.............. Hari Kalender
C. RENCANA KERJA DAN TEKNIS PEKERJAAN PROYEK
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam pelaksanaan perencanaan suatu
bangunan fisik (Tanggul). Tahapan pelaksanaan proyek ini harus disusun
sedemikian rupa mulai dari pengerjaan awal hingga finishing. Semuanya
disusun didalam Time Schedule. Tahapan-tahapan pengerjaan proyek
disusun terlebih dahulu sebelum pelaksanaan, sehingga proses
pengerjaannya dapat berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
Tahapan tahapan pekerjaan tersebut diatas pada paket ini dapat
kami sampaikan secara rinci sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan awal, yang meliputi kegiatankegiatan untuk mendukung
permulaan pelaksanaan konstruksi. Pekerjaan ini meliputi :
1)Mobilisasi dan Demobilisasi
Kegiatan mobilisasi dapat meliputi transportasi dan pemasangan
instalasi konstruksi serta alat-alat berat dan peralatan lainnya yang
diperlukan dilokasi kerja. Pekerjaan juga meliputi demobilisasi dari
tempat kerja, yang termasuk didalamnya pembongkaran semua
instalasi, pembongkaran instalasi konstruksi dan peralatan serta
pemulihan tempat kerja seperti keadaan sebelum pekerjaan.
2)Pembersihan lahan
Sebelum pekerjaan dimulai, bagian yang akan dikerjakan harus
dibersihkan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam gambar. Yaitu
meliputi :
- Pembersihan lahan dari seluruh pohon-pohon, semak-semak,
rumput-rumput, dan
seluruh tumbuh-tumbuhan yang dapat
menggangu pekerjaan lapangan, Pembersihan lahan dari batubatuan yg bisa mengganggu pekerjaan kemudian ditimbun keluar
lapangan.
Perataan tanah
Peralatan yang digunakan pada pembersihan lahan ini antara lain:Buldozer -Backhoe-Cangkul (sesuai kondisi yang ada)
2

3)Pemberian papan nama proyek


Pemberian nama proyek diletakkan tidak jauh dari lokasi Pekerjaan

4)Pembuatan Direksi keet/los bahan (4x6 = 24 m2)


Bangunan atau ruangan pendukung yang bersifat sementara antara
lain : -Direksi keet-Bedeng-MCK-Gudang (utk alat)
-Tempat penimbunan-Sirkulasi orang dan alat-Posisi alat-alat kerja
5)Dokumentasi dan Pelaporan
Pengambilan gambar pada saat kondisi 0%, 50%, dan 100% (sesuai
kebutuhan) sebagai dokumentasi proyek dan Kelengkapan pada
pelaporan pekerjaan yang dilaksanakan. Tentukan lokasi untuk
pekerjaan utama yang akan difoto dengan persetujuan Direksi. Selain
itu juga dibuat dokumentasi untuk setiap sertifikat pembayaran.
6)Dewatering
Dewatering (pekerjaan pengeringan) adalah pekerjaan sipil yang
bertujuan untuk dapat mengendalikan air (air tanah/permukaan) agar
tidak mengganggu/menghambat proses pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi, terutama untuk pelaksanaan bagian struktur yang berada
dalam
tanah
dan
di
bawah
muka
air
tanah.
Pengaruh air tanah yang tidak dipertimbangkan pada proyek
konstruksi dapat mengakibatkan suatu problem yang besar. Kondisi
air tanah yang semula kurang diketahui atau tidak diperhitungkan,
dapat mengubah proses pelaksanaan dan bahkan dapat mengubah
desain struktur, dan terakhir akan mempengaruhi biaya keseluruhan
bangunan.
Sering dijumpai, bahwa problem air tanah yang tidak diharapkan
dapat menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek konstruksi,
dan bahkan dapat mengakibatkan perubahan desain konstruksi
secara drastis. Agar dapat menghindari masalah-masalah di atas, kita
harus dapat memahami dan mengerti hal-hal tentang air tanah.
Pada dasarnya ada 2 hal yang perlu diketahui tentang air tanah,
ditinjau dari pengaruhnya terhadap proses pelaksanaan bangunan,
yaitu:
1. Bagaimana air tersebut bergerak di dalam tanah sekitarnya.
2. Bagaimana pengaruh air tersebut terhadap tanah sekitarnya.
Dengan mempelajari kedua faktor pokok tersebut, kita dapat
melakukan berbagai usaha untuk mencegah hal-hal yang tidak kita
inginkan. Jadi maksud dan tujuan Dewatering /pekerjaan pengeringan
adalah untuk dapat mengendalikan air tanah, supaya tidak
mengganggu /menghambat proses pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi bangunan Tanggul.
3

II. PEKERJAAN KONSTRUKSI


1. Pekerjaan Tanah Cadas
Dilaksanakan setelah pekerjaan pengukuran selesai, meliputi galian
tanah cadas dengan bahan dari hasil galian atau dari sekitar lokasi
pekerjaan. Pekerjaan galian tanah cadas, digunakan tenaga manusia
dengan peralatan cangkul, sekop, linggis dan bisa dibantu dengan
alat berat (Excavator), dilaksanakan sedemikian rupa sehingga aman,
tidak merusak lingkungan yang ada disekitar galian, tidak
menimbulkan masalah dengan penduduk dan tidak terganggu
exploitasi dikemudian hari.. Kedalaman galian mengacu pada Gambar
Rencana yang sudah ada. Buangan tanah hasil galian dibuang pada
lokasi yang sudah ditetapkan dan disetujui Direksi Lapangan.
2.Timbunan Tanah Dipadatkan Dengan Alat Berat
- Sebelum melaksanakan pekerjaan timbunan terlebih
dahulu harus menentukan tanah yang akan dipergunakan
dan harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
- Mengadakan kupasan / stripping terhadap tanah yang akan
ditimbun, sehingga tanah asli sudah terbebas dari humus
dan kotoran/sampah.(Menggunakan Excavator)
- Seterusnya tanah timbunan dihamparkan oleh Bulldozer
lapis demi lapis, diratakan sampai menjadi butir-butir
tanah lepas ( loose material ), tanah urugan tidak boleh
terlalu basah atau terlalu kering.
- Pemadatan menggunakan Vibrator Roller dilakukan lapis
demi lapis setiap setebal 15 cm ditimbris dengan
menggunakan alat Vibro Roller minimal 15 kali pukulan
disatu titik.
- Pada setiap akan menambah lapisan terlebih dahulu
lapisan yang sudah ditimbris harus ditest kepadatannya
yaitu dengan cara manual dengan menggunakan cangkul
atau tongkat.
3. Drainase Kaki Tanggul
4. Pasangan Batu Kali
Penggunaan Bahan Material;
- Batu Belah / Kali
Batu yang digunakan adalah batu belah yang keras, tidak
rapuh, tidak keropos, tidak porous dan tidak memiliki cacat
lainnya. Berat jenis batu minimal 2,5 ton/m3 dengan
ukuran batu berkisar antara diameter 20 30 cm.
Portland Cement (PC)
4

PC yang akan digunakan adalah Cement yang memenuhi


Standard Nasional Indonesia ( SNI ), PC yang dipergunakan
harus masih dalam kondisi baik (tidak mengeras/membatu.
Air
Air yang digunakan harus benar-benar bersih yang tidak
mengandung Lumpur, minyak, asam garam dan lain-lain
dan sebaiknya air yang akan dipergunakan ditampung
terlebih dahulu dalam bak penampungan atau drum..
Penggunaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja untuk pekerjaan pasangan akan
menggunakan tenaga setempat dan apabila diperlukan
hanya akan mendatangkan tenaga intinya saja.
Metoda Pelaksanaan Pasangan.
Sebelum
memulai
pelaksanaan
pekerjaan
pasangan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
*
Memeriksa pondasi apakah ketinggiannya sudah betul,
posisi profil tidak berubah;
*
Memeriksa bahan yang sudah tersedia dilokasi
pekerjaan sudah mencukupi atau belum;
*
Menyiapkan
peralatan
yang
dibutuhkan
dan
mencukupi serta memenuhi persyaratan seperti
takaran adukan, tempat untuk membuat adukan dan
peralaan tembok lainnya.
*
Meminta
ijin
terlebih
dahulu
kepada
Direksi
(pengawas) Lapangan untuk memulai/meneruskan
pekerjaan.
-

Pada saat pelaksanaan pekerjaan pasangan, halhal yang perlu diperhatikan diantaranya :
*
Memeriksa adukan yang akan dipasangkan sudah
sesuai atau belum
*
Memeriksa batu yang akan dipasang sudah bersih dari
kotoran Lumpur, minyak.
*
Perhatikan pasangan batu apakah posisi, jarak antara
batu sudah benar.
*
Memasang suling-suling pada tempat yang diperlukan
dan yang ditunjuk oleh Direksi.
*
Membuang bahan yang tidak memenuhi persyaratan
teknis.
*
Menyiram pasangan lama dengan air semen apabila
akan menyembung dengan pasangan baru.
Adukan / Spesi.
Perbandingan adukan disesuaikan dengan ketentuan
yaitu 1Pc.:4Psr. Atau yang diinginkan pada pekerjaan
ini adalah adukan 1Pc.:3Psr. Atau berikut Bodem.
Pengadukan tidak langsung dilakukan diatas tanah,
tetapi menggunakan tempat pengadukan yang terbuat
dari papan.
ntuk membuat takaran aduk akan diambil standard
semen 50 kg dimana volumenya sama dengan 40 lite,
5

5.

maka harus dibuat takaran dengan ukuran 0.50 x 0.40


x 0.20 m.
Pemasangan batu.
Batu yang dipasang ukurannya harus berkisar antara
20 30 cm dengan tebal minimal 15 cm.
Jarak antara batu berkisar 2 4 cm dan diisi spesi
dengan campuran 1Pc.:3Psr yang diinginkan tidak
diperbolehkan ada batu yang saling bersentuh satu
sama lainnya.
Batu yang bulat atau berkulit tidak diperbolehkan
untuk dipasang.
Sebelum kering betul pasangan batu muka harus
dikorek terlebih dahulu sedalam minimal 2 cm
kemudian disiram dengan air sampai bersih untuk
dilanjutkan dengan pekerjaan siaran.

Siaran
a. Penggunaan Bahan Material.
Pasir Pasang yang digunakan untuk pekerjaan
siaran pada prinsipnya sama dengan pasir yang digunakan
untuk pekerjaan pasangan batu, namun untuk pekerjaan
siaran
harus
diayak
dengan
/disaring
dengan
ayakan/saringan yang halus sesuai yang diinginkan.
b.

Metoda Pelaksanaan.
- Menggunakan pasir yang baik dan disaring/diayak dengna
diameter lobang saringan 2,5 mm dengan perbandingan
adukan disesuaikan oleh ketentuan yaitu 1Pc.:2Psr.
Bagian batu muka yang akan disiar harus terlebih
dahulu dikorek sedalam 2 cm dan dibersihkan dengan
sikat kawat dan disiram dengan air.
Siaran dibuat siar tenggelam dengan ukuran 1 2
cm.

6.

Bongkaran Pasangan Batu Kali


Peralatan yang akan dipergunakan diantaranya palu 5 kg, pahat,
linggis dan alat lainnya yang mendukung pekerjaan
Cara pengerjaannya bongkaran tersebut harus dibersihkan terlebih
dahulu, lalu siap dibongkar. Membongkar pasangan harus rapih
karena pasangan batu yang terbongkar akan disambung dengan
pasangan baru. Adapun pelaksanaan bongkaran pasangan lama
tersebut dapat dilaksanakan setelah disetujui Direksi Lapangan.

7.

Plesteran Tebal 20 mm
Penggunaan Bahan Material.
Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan
plesteran sama dengan pasir
yang digunakan untuk
6

pekerjaan pasangan batu, namun untuk pekerjaan


plesteran harus diayak seperti pekerjaan siaran.
Metoda Pelaksanaan.
Menggunakan pasir yang baik dan disaring/diayak
dengan diameter lobang saringan 2,5 mm. dan
perbanduingan adukan disesuaikan dengan ketentuan
1Pc.:3Psr.
Sebelum plesteran dilaksanakan terlebih dahulu
pasangan yang akan diplester harus dibersihkan dengan
menggunakan sikat kawat dan disiram dengan air.
Plesteran dibuat dengan ketebalan antara 2 3
cm dari permukaan batu.

8.

Beton
Pekerjaan beton bertulang akan dilaksanakan harus memenuhi
ketentuan pada SNI/PBI.1971 dan dimulai dengan pembuatan
acuan, penyetelan tulangan dan pengecoran beton dengan
menggunakan tenaga yang ahli dan terampil serta petunjuk Direksi.
Beton tulang digunakan untuk plaat pelayanan pada bangunan dan
konstruksi lainnya, dengan campuran beton terdiri dari
1Pc.:2Psr.:3Krl. Dan pengadukan beton akan digunakan beton
mollen.
Cetakan Beton.
Cetakan beton dibuat sedemikian sehingga cukup kuat untuk
memikul beban beton basah sesuai volume yang diinginkan,
cetakan akan dibuat dari papan dan triplek sesuai kebutuhan dalam
spek yang sudah ditentukan dan petunjuk Direksi.
Penulangan Beton;
Ukuran / diameter, bentuk bengkokan dan jarak pemasangan besi
beton akan digunakan sesuai dengan gambar rencana dan
kebutuhan dilapangan.
Pengerjaan pembesian tulangan akan sesuai rencana pada waktu
pengecoran dan harus seijin Direksi. Dan pada waktu proses
pengerasan beton ( diatas 14 hari ) dan beton harus dirawat seperti
disiram / dibasahi dan ditutup dengan karung basah.
Beton;
Spesi beton digunakan campuran 1Pc.:2Psr.:3Krl, untuk mencampur
beton akan digunakan Concrete mixer/beton mollen sesuai volume
yang dibutuhkan.
Untuk beton tumbuk tidak menggunakan
tulangan/besi beton hanya menggunakan material dan Portland
cement saja.
7

Bahan-bahan;
Semua bahan-bahan beton yang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan pada spesifikasi teknik berupa batu
pecah/kerikil, pasir dan semen yang digunakan adalah bahan-bahan
yang telah memenuhi hasil pilihan sesuai petunjuk Direksi.
9.

Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur.
Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam
kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan
pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga
pemasangan tulangan.
Penyimpanan besi beton.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
a. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh
karena itu harus digajal dengan balok beton.
b. Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
c. Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
a. Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan
diameter)
b. Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
c. Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
d. Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
Pemotongan dan pembengkokan besi beton.

Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai


berikut:
a. Menggunakan meja yang kuat dan rata
b. Menyiapkan gambar acuan
c. Mengecek diameter besi
d. Mengecek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
8

e. Mengecek ukuran mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d


untuk besikekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
f.

Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan


dengan persetujuan engineer

g. Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen


terbaru

Pemasangan besi beton.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan
adalah sebagai berikut :
a. Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
b. Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang
tersedia untuk proses pemadatan beton
c.

Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada


overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.

d.

Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar


bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.

e. Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan


paling efektif dan efisien.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan


balok lantai :
a. Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa
beton (bisanya disebut tahu beton)
b. Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari
ketebalan selimut beton yang direncanakan

10.

Bekisting
Pada pekerjaan bekisting, khususnya bekisting plat dan balok
biasanya dilakukan pekerjaan perancah. Pekerjaan perancah
dilakukan untuk mendukung perencanaan pembuatan bekisting balok
dan pelat. Pertama-tama yang harus dilakukan sebelum mendirikan
scaffolding adalah memasang jack base pada kaki untuk
memudahkan pengaturan ketinggian, setelah itu baru dapat disusun
dan disambung antara yang satu dengan lainnya menggunakan joint
9

pin, dan bagian atasnya dipasang U-head untuk menjepit balok kayu
yang melintang.

Pekerjaan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pembesian. Hal


tersebut berlaku pada pekerjaan pembuatan kolom. Sedangkan pada
pembuatan balok dan pelat, bekisting terlebih dahulu dikerjakan.
Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk
dan dimensi pada suatu konstruksi beton, dan mampu memikul
beban sendiri yang baru dicor sampai konstruksi tersebut dapat
dipikul seluruh beban yang ada.
Pelaksanaan pekerjaan bekisting pada pembuatan balok baru dapat
dilakukan setelah pekerjaan perancah selesai. Bekisting yang dibuat
adalah bekisting balok, pelat, dan kolom. Petama-tama yang harus
dipersiapkan sebelum pembuatan bekisting adalah plywood 12 mm,
dan balok kayu 8/12 dan 5/7 yang telah dipotong-potong sesuai
kebutuhan. Kemudian balok kayu dan plywoood tersebut
dihubungkan dengan paku, sehingga membentuk dimensi balok yang
direncanakan. Balok kayu 8/12 digunakan untuk dudukan bekisting
balok pada bagian atas scaffolding. Rangka dan penopang bekisting
menggunakan kayu 5/7 yang dipaku, kemudian plywood yang sudah
dipotong dipaku ke rangka tersebut.
Pembuatan bekisting pelat dimulai dengan persiapan. Bahan yang
harus dipersiapkan adalah plywood 9 mm dan balok ukuran 5/7, 4/6
atau sejenisnya. Pertama-tama yang harus dilakukan untuk memulai
pembuatan bekisting pelat adalah memasang multispan yang
berpegangan pada bekisting balok. Kemudian plywood yang telah
dipotong-potong diletakkan di atas balok dan disusun dengan rapi
dan rapat agar tidak bocor.
Bekisting pada kolom menggunakan plywood 12 mm, baja sebagai
penguaat, dan rangka besi siku yang dirancang untuk plywood.
Rangka besi siku yang telah dipasang plywood didirikan, lalu antara
rangka yang satu dengan yang lainnya dihubungkan menggunakan
baut. Bekisting tersebut diberikan sokongan samping menggunakan
baja ukuran 5/7.
11.

Pengeboran Pemasangan Angkur


Memasang angkur tidak seperti memasang paku biasa. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar angkur dapat menahan beban
dengan sempurna. Tentukan jenis angkur sesuai dengan material
dinding. Beda dinsing beda pula angkur yang harus dipilih. Ketika
membeli angkur, dalam satu paket Anda akan mendapat 2 jenis
barang, yaitu angkur dan sekrup. Pastikan keduanya memiliki ukuran
yang sama. Lakukan pengeboran. Sebelum dibor, tentukan diameter
10

mata bor disesuaikan dengan diameter angkur dan kedalaman


pengeboran. Kedalaman pengeboran harus dilebihkan 1 cm dari
panjang angkur. Setelah itu bersihkan lubang angkur dari serpihan
debu yang menghinggapi lubang. Masukkan Angkur ke dalam lubang.
Masukkan sekrup dan kencangkan. Angkur pun siap digunakan.

12.

Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing / Pemberesan dilakukan setelah pekerjaan pokok
selesai dilaksanakan.
Untuk membereskan / menyelesaikan
pekerjaan yang tertinggal dan yang belum dapat dikatakan selesai
100% pengerjaannya oleh Direksi Lapangan, maka sebagai penyedia
jasa akan bertanggung jawab untuk menciptakan pekerjaan yang
maksimal guna memperoleh hasil yang dapat dipertanggung
jawabkan bagi pengguna air.

11

Anda mungkin juga menyukai