Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metodologi Penelitian


Metodologi penalaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan deduksi
dengan mengacu pada konsep-konsep dasar analisis struktur geologi dan seismik
stratigrafi dalam menentukan perkembangan struktur di daerah penelitian.
Selanjutnya digunakan metode induksi akumulasi dengan menggabungkan hasil
penafsiran struktur geologi, penafsiran pola-pola seismik stratigrafi, dan pemetaan
struktur kedalaman batuan untuk melakukan rekonstruksi setiap periode deformasi
di Tinggian Kubu.

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam rekonstruksi perkembangan struktur


di Tinggian Kubu meliputi data yang diperlukan, metode pemerolehan data, serta
metode pemrosesan dan penafsiran data.

III.2. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari data yang tersedia, berupa
data sumur pemboran dan data seismik 2 dimensi, serta data pendukung berupa
laporan laporan biostratigrafi dan berbagai literatur lainnya.

III.2.1. Data Sumur Pemboran


Data sumur yang digunakan untuk penelitian ini adalah data terproses log sumur
pemboran berupa Gamma ray, SP, Resistivity, Neutron, Density, serta Sonic.
Ditambah dengan data check shots untuk mengikat data sumur kepada data
seismik. Beberapa data sumur pemboran yang digunakan yaitu sumur Sinembah1, Sinembah North-1, Sibuluh-1, Udang-1, Bagan Batu-1 dan Setia-1. Untuk
penetapan batas-batas formasi pada data sumur digunakan hasil interpretasi batasbatas formasi yang telah tersedia pada masing-masing sumur.

26

III.2.2. Data Seismik


Data seismik yang digunakan yaitu data seismik 2 dimensi di daerah Tinggian
Kubu yang meliputi daerah seluas 40 km x 40 km yang terdiri dari 40 penampang
seismik 2D dengan total panjang penampang kurang lebih 500 km. Data seismik
ini merupakan data yang sudah terproses dan terkoreksi sehingga siap untuk
dilakukan penafsiran data seismik.

Gambar III.1. Peta data seismik 2D dan lokasi sumur

27

III.3. Metode Pemerolehan Data


Data utama penelitian ini didapatkan dari data seismik 2D dan data sumur
pemboran. Data seismik yang ada merupakan data yang sudah diproses atas hasil
pengambilan data seismologi di lapangan. Data sumur pemboran yang digunakan
dalam penelitian adalah data log sumur pemboran berupa Gamma ray, SP,
Resistivity, Neutron, Density, serta Sonic. Data log listrik ini merupakan data hasil
pemrosesan data mentah yang diambil dari sumur pemboran.

III.4. Metode Pemrosesan dan Penafsiran Data


Penafsiran data seismik dilakukan pada lintasan seismik 2D yang melintasi daerah
Tinggian Kubu. Tahapan pertama yang dilakukan dalam penafsiran data seismik
adalah melakukan pengikatan data sumur kepada data seismik. Setelah itu
dilakukan penafsiran perlapisan batuan dan kenampakan struktur geologi dengan
menggunakan program yang tersedia di workstation. Dalam penafsiran data
seismik dilakukan flattening perlapisan batuan pada batas-batas formasi dan
identifikasi tipe terminasi refleksi seismik dengan menggunakan konsep seismik
stratigrafi untuk melihat perkembangan struktur di daerah penelitian. Seismik data
dapat memberikan informasi kronostratigrafi dan juga informasi litofasies dari
karakter refleksi seismik. Kombinasi kedua informasi ini bersama dengan
informasi struktur akan sangat membantu dalam interpretasi stratigrafi bawah
permukaan. Merestorasi rekaman stratigrafi sebelum mengalami deformasi dapat
membantu dalam memodelkan sejarah perkembangan struktur pada suatu daerah.
Dengan menggunakan metode flattening, seluruh rekaman stratigrafi yang terletak
di bawah suatu perlapisan yang telah didatarkan (flatten line) diangkat dengan
jarak yang sama dengan perlapisan yang telah didatarkan dari posisi awalnya.
Metode ini menghilangkan pengaruh struktur dan mengijinkan kita untuk
mengetahui kondisi geologi pada saat suatu lapisan diendapkan. Selain itu metode
ini juga dapat digunakan untuk menghitung penebalan dan penipisan suatu lapisan
dan merekonstruksi bidang perlapisan purba (Lee, R. F., 2001). Dengan asumsi
bahwa pada awal proses sedimentasi, sebelum terkena gaya atau perubahan,
sedimen terendapkan secara horisontal (Hukum Horisontalitas Steno), maka
metode flattening diyakini dapat mendekati rekonstruksi struktur untuk

28

mengembalikannya ke saat sebelum terjadi deformasi. Dengan beberapa asumsi


yang digunakan, penafsiran data seismik yang ada dapat digunakan dalam
membangun suatu pemahaman perkembangan struktur di Tinggian Kubu,
Cekungan Sumatera Tengah.

Gambar III.2. Diagram alir penelitian (Penulis, 2013)

29

III.5. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman perkembangan struktur
di Tinggian Kubu, Cekungan Sumatera Tengah. Sumbangan pengetahuan ini
diharapkan baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan
maanfaat dalam kegiatan eksplorasi di daerah ini. Dan manfaat bagi ilmu
pengetahuan yaitu akan memperkaya khazanah ilmu geologi daerah Cekungan
Sumatera Tengah.

30

Anda mungkin juga menyukai