TENTANG
PERIKATAN
Perikatan :
hukum harta kekayaan (law of property),
hukum pribadi (personal law).
hukum waris (law of succession),
hukum keluarga (family law),
perikatan dalam arti luas :
a) Dalam bidang hukum kekayaan,
b) Dalam bidang hukum keluarga,
c) Dalam bidang hukum waris,
d) Dalam bidang hukum pribadi,
SUBJEK PERIKATAN
Subjek perikatan adalah para pihak dlm
suatu perikatan.
Subjek hukum perikatan :
- Kreditur (aktif)
- Debitur (pasif)
Syarat debitur :
Orangnya harus selalu diketahui identitasnya
oleh kreditur
Pergantian debitur hanya dapat terjadi dengan
sepengatahuan dan persetujuan kreditur.
Syarat kreditur:
Pihak kreditur tidak perlu diketahui identitasnya
oleh debitur
Pergantian kreditur dapat terjadi secara sepihak
OBJEK PERIKATAN
Menurut pasal 1234 KUHPerdata Prestasi
berupa:
-
memberikan sesuatu
Berbuat sesuatu
tidak berbuat sesuatu
Eksekusi Riil
Kenyataan-kenyataan hukum
Kenyataan-kenyataan hukum dibedakan
menjadi :
a. Perbuatan-perbuatan hukum
b. Perbuatan-perbuatan yang bukan merupakan
perbuatan-perbuatan hukum yang tidak
bermaksud untuk tidak bermaksud menimbulkan
akibat hukum
perbuatan hukum bersegi satu, yaitu perbuatanperbuatan hukumyang uintuk tejadinya cukup
dengan pernyataan kehendak dari seorang sja.
Perbuatan hukum bersegi dua adalah
perbuatan-perbuatan hukum yang untuk
terjadinya diisyaratkan kata sepakat antara dua
orang atau lebih.
Sumber perikatan
Melalui perjanjian
pihak-pihak mempunyai kebebasan untuk membuat
segala macam perikatan adalah perjanjian Hal ini sesuai
dengan asas kebebasan berkontrak sebagai salah satu
asas yang menjadi dasar lembaga-lembaga hukum.
Asas kebebasan berkontrak setiap orang pada
dasarnya boleh membuat kontrak perjanjian yang berisi
dan macam apapun asal tidak bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.
pasal 1338 ayat 1 BW(asas kebebasan berkontrak)
syarat-syarat untuk sahnya perjanjian baik syarat umum
sebagaimana disebut pasal 1320 BW maupun syarat
khusus untuk perjanjian-perjanjian tertentu.
Perikatan
1233 BW Bersumber dari
Perjanjian
1313 BW
Undang-undang saja
Undang-undang
1352
Undang-undang
Karena perbuatan
Manusia
1353
Undang-undang
diciptakan secara langsung karena suatu keadaan tertentu,
perbuatan atau kejadian dan memikulkan suatu kewajiban
dengan tidak menghiraukan kehendak orang yang harus
memanuhinya.
Perjanjian
lebih menekankan kepada keharusan untuk memenuhi
kewajiban barulah tercipta setelah yang bersangkutan yang
harus memenuhinya memeberikan persetujuan
Macam-Macam Perikatan
Menurut isi daripada prestasinya.
a. Perikatan positif dan negative.
Perikatan positif adalah perikatan yang prestasinya
berupa perbuatan nyata yaitu memberi atau berbuat
sesuatu. Sedangkan, perikatan negative adalah
perikatan yang prestasinya berupa tidak berbuat sesuatu
c. Perikatan alternatif.
Perikatan alternatif adalah suatu perikatan dimana
debitur berkewajiban melaksanakan satu dari dua atau
lebih prestasi yang di pilih, baik menurut pilihan debitur,
preditur atau pihak ketiga. Hal ini mengandung arti
bahwa pelaksanaan daripada salah satu prestasi
mengakhiri suatu perikatan. Perikatan alternative
menjadi tunggal jika salah satu barang yang
diperjanjikan tidak lagi merupakan obyek perikatan . halhal yang mengakibatkan perikatan murni adalah :
a. Jika salah satu barang tidak lagi merupakan obyek
perikatan (pasal 1274)
b. Debitur atau kreditur telah memilih prestasi yang akan
dilakukan
c. Jika salah satu prestasi tidak mungkin lagi dipenuhi
(pasal 1275)
d. Perikatan fakultatif
Suatu perikatan fakultatif adalah suatu
perikatan yang obyek-obyekny hanya
berupa satu prestasi dimana debitur dapat
mengganti kan dengan prestasi lain.
e. Perikatan generik dan specifik
Perikatan generik adalah perikatan dimana
obyeknya ditentukan menurut jenis dan
jumlahnya sedangkan perikatan spesifik
adalah perikatan yang objeknya ditenti\uka
secara terperinci. Perbedaan perikatan
spesifik dan generik adalah :
PERJANJIAN
Menurut BW (Pasal 1313)
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana 1 (satu) orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap 1 (satu) orang lain atau lebih
Prof, Subekti, S.H
Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
seorang berjanji kepada seorang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal.
Asas Perjanjian
Sistem terbuka : Kebebasan bertindak
Bersifat Perlengkapan : Boleh
meyingkirkan pasal-pasal dalam Undangundang jika menghendaki membuat
perjanjian sendiri
Bersift Konsensual : sejak ada
kesepakatan
Bersifat Obligator : menimbulkan hak dan
kewajiban, belum memindahkan hak milik
Syarat Perjanjian
Sepakat mereka yang mengikatkan
dirinya
Cakap untuk membuat perjanjian
Suatu hal tertentu
Suatu sebab yang halal