Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

MODUL 2.4
PEMERIKSAAN BAHAN LEWAT SARINGAN NO. 200

KELOMPOK P5

Adi Rizky Saputra

(1406642845)

Lucky Satyanegara

(1406642832)

Putritansy Neysa

(1406642926)

Distria Putri Wulandari

(1306392014)

Tanggal Praktikum

: 4 Oktober 2014

Asisten Praktikum

: Mezky Matthew Yandito

Tanggal Disetujui

Nilai

Paraf Asisten

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014

PEMERIKSAAN BAHAN LEWAT SARINGAN NO. 200

A. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksud untuk menentukan jumlah bahan yang terdapat
dalam agregat lewat saringan no. 200 dengan cara pencucian.

B. PERALATAN
1. Saringan no. 16 dan no. 200
2. Wadah pencucian benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu
diguncang-guncang benda uji dan atau air pencuci tidak tumpah.
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(1105)C.
4. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
5. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.

C. BAHAN
1. Berat contoh agregat kering minimum tergantung pada ukuran agregat
maksimum sesuai tabel 2.2.
2. Persiapan benda uji
a. Masukkan contoh agregat lebih kurang 1,25 kali benda uji kedalam
talam, keringkan dalam oven dengan suhu 1105 C sampai berat tetap.
b. Siapkan benda uji dengan berat (W1) sesuai tabel 2.2

Tabel 2.2. Berat contoh agregat kering minimum


UKURAN AGREGAT MAKSIMUM

BERAT CONTOH AGREGAT KERING


MINIMUM

(mm)

(inci)

(gram)

2,36

No. 8

100

1,18

No. 4

500

9,5

2000

19,1

2500

38,1

5000

D. PROSEDUR
1. Memasukkan benda uji ke dalam wadah, dan diberi air pencuci secukupnya
sehingga benda uji terendam.
2. Mengguncang-guncang wadah dan menuangkan air cucian kedalam susunan
saringan no. 16 dan no. 200. Diusahakan pada waktu menuangkan air
cucian, bahan-bahan yang kasar tidak ikut tertuang.
3. Memasukkan air pencuci baru, dan ulangi pekerjaan (2) sampai air cucian
menjadi jernih.
4. Semua bahan yang tertahan saringan no. 16 dan no 200 dikembalikan ke
dalam wadah; kemudian memasukkan seluruh bahan tersebut ke dalam
talam yang telah diketahui beratnya (W2) dan dikeringkan dalam oven
dengan suhu (1105)C sampai berat tetap.
5. Setelah kering ditimbang dan dicatat beratnya (W3).
6. Menghitung berat bahan kering tersebut (W4 = W3-W2)

E. DATA PERCOBAAN
W1 (berat benda uji awal)

= 500 gram

W2 (berat talam atau wadah)

= 144 gram

W3 (berat benda uji dan talam setelah di oven)

= 607 gram

W4 (berat benda uji akhir diketahui dari penimbangan)

= 463 gram

F. PENGOLAHAN DATA
Jumlah bahan lewat saringan no. 200 =

Jumlah Bahan Lewat Saringan no.200:


(

Jumlah bahan yang tertahan Saringan no. 200:


100 % - 7,4 % = 92,6 %

G. ANALISA

a) Analisa Percobaan
Percobaan Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200 ini bertujuan
untuk mengamati berapa banyak bahan yang lolos saringan no. 200 dengan
cara pencucian. Bahan yang lolos di saringan no. 200 ini berupa lumpur, dan
jika jumlah lumpur ini berlebih maka akan menurunkan kualitas dari agregat
yang akan digunakan untuk membuat campuran beton. Kadar lumpur akan
mempengaruhi kuat tekan beton, semakin kecil kadar lumpur, kuat tekan
beton semakin tinggi. Kuat tekan beton ratarata kadar lumpur bersih (36.68
MPa) lebih besar dari kuat tekan beton ratarata kadar lumpur sedang (33.92
MPa) dan kotor (31.30 MPa).
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan benda uji berupa
agregat halus yang sudah dikeringkan dalam oven sampai beratnya tetap.

Benda uji yang digunakan sebanyak 500 gram. Kemudian praktikan


menyiapkan saringan yang terdiri dari saringan no. 16 dan no. 200. Saringan
no. 16 diletakkan di atas dan saringan no. 200 di bawah. Hal ini dilakukan
agar agregat yang dicuci tidak langsung diletakan di atas saringan no. 200
yang bertekstur tipis, dan dikhawatirkan akan robek saat penyaringan
dilakukan. Maka dari itu agregat halus yang akan diuji diletakkan di atas
saringan no. 16 terlebih dahulu dan dicuci dengan air yang mengalir dari
keran. Proses ini kita lakukan berulang kali sampai air hasil cuciannya
menjadi benng (tidak keruh). Setelah dicuci, bahan yang tertahan di saringan
no. 16 dan no. 200 diletakan ke dalam wadah dan dikeringkan kembali di
dalam oven selama satu hari.

b) Analisa Hasil
Setelah melewati proses pencucian dan pengeringan di dalam oven,
didapatkan berat kering agregat yang tertahan di saringan sebesar 463 gram,
sedangkan berat agregat yang diuji pada awalnya bermassa 500 gram. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah agregat yang lewat pada saringan no. 200
tersebut sebesar 37 gram atau 7,4% dari jumlah agregat yang diuji. Menurut
SK SNI S041989F, kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan
ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan
beton. Jika suatu agregat mengandung kadar lumpur terlalu tinggi, dapat
menyebabkan penurunan kualitas agregat tersebut saat digunakan untuk
merancang campuran beton.

c) Analisa Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi selama percobaan adalah:

Kesalahan dalam pencucian agregat. Saat praktikan mencuci bahan uji,


bahan yang seharusnya tidak lolos saringan no. 200 menjadi terbawa
aliran air juga

Kemungkinan adanya bahan uji yang berukuran sangat kecil sehingga


tidak kasat mata dan tertinggal di dalam saringan, sehingga tidak
dimasukkan ke dalam wadah untuk dikeringkan dalam oven dan
ditimbang keesokan harinya.

H. KESIMPULAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar lumpur yang
dikandung oleh agregat halus. Dalam percobaan ini, benda uji memiliki
kadar lumpur sebesar 7,4% dimana melebihi kadar lumpur yang diizinkan
dalam agregat halus (pasir), yaitu sebesar 5% (Menurut SK SNI S04
1989F). Kadar lumpur yang berlebihan yang terkandung dalam agregat
dapat mengurangi kualitas agregat saat agregat digunakan untuk merancang
campur beton.

I. REFERENSI
American Society for Testing and Materials. Standards Test Method for
Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate, No. ASTM C 136 04.
Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02.
Badan Standarisasi Nasional. Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat
Halus dan Kasar, SNI 03-1968-1990.
Departemen Teknik Sipil, FTUI. Pedoman Praktikum: Pemeriksaan Bahan
Beton dan Mutu Beton.

Anda mungkin juga menyukai