Nama Kelompok : 3r
Anggota Kelompok :
1. Danar Aditya
2. Endah Sasmita
3. Reyhan Jonathan
4. Rizki Mulia
3. Jelaskan apa itu konduksi dan jelaskan pula jenis-jenis konduksi (maksimal 1
halaman)!
Jawaban:
Konduksi adalah Perpindahan
kalor
secara
konduksi
adalah
proses
perpindahan kalor dimana kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke
daerah yang bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau
antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung
sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.
Benda suhunya tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang suhunya
rendah akan menerima kalor, hingga tercapai kesetimbangan termal.
Terjadinya konduksi kalor dapat diterangkan dengan teori molekul. Pada
bagian zat yang panas, molekul-molekul bergetar lebih cepat dan membentuk
molekul-molekul lain di sekitarnya. Benturan-benturan itu mengakibatkan molekulmolekul di sekitarnya juga bergetar lebih cepat dan suhunya naik (semakin panas).
Contoh Sepotong logam dipanasi pada salah satu ujungnya maka ujung yang lain akan
terus panas.
Jenis-jenis konduksi :
a. Konduksi Tunak
Perpindahan kalor konduksi tunak adalah perpindahan kalor secara konduksi
(tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut) dimana sistem berada
dalam kondisi setimbang atau tidak berubah terhadap waktu. Perpindahan kalor
konduksi tunak dapat dibedakan menjadi kategori satu dimensi dan dimensi
rangkap.
SATU DIMENSI
Pada perpindahan kalor konduksi tunak 1D, gradien suhu dinyatakan dalam satu
koordinat ruang saja. Contohnya adalah system konduksi yang melalu system
pelat datar, sistem silinder dan bola.
DUA DIMENSI
Pada perpindahan kalor konduksi tunak 2D, gradien suhu dinyatakan dalam dua
koordinat ruang saja. Dengan menganggap bahwa konduktivitas termal
konstan, berlaku persamaan Laplace.
b. Konduksi Tak Tunak
Perpindahan panas konduksi secara tak tunak maksudnya adalah panas berpindah
dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah dengan suatu medium yang
bersinggungan secara langsung, namun suhunya berubah dengan waktu. Pada
pemanasan oven dan microwave, fenomena ini terjadi pada makanan saat awal
pemanasan. Suhu makanan naik seiring dengan bertambahnya waktu karena
adanya pemanasan, hingga nanti akan tercapai kesetimbangan suhu.
Perpindahan panas secara konduksi dapat terjadi jika ada sebuah benda yang memiliki
dua permukaan yang suhunya berbeda. Jika terdapat perbedaan suhu, maka panas akan
mengalir melalui molekul-molekul dalam benda tersebut dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Perpindahan panas ini sesuai dengan hukum alam dimana keadaan yang lebih
banyak/berat akan pindah ke keadaan yang lebih ringan agar tercapai suatu
kesetimbangan.
Panas yang berpindah melalui medium dengan luas permukaan besar, akan
menghasilkan perpindahan panas yang besar pula. Hal ini disebabkan karena permukaan
yang luas memberikan penyebaran panas secara merata melalui molekul-molekul medium
tersebut. Permukaan yang luasnya besar juga memiliki penyebaran molekul yang tidak
terpusat di satu titik sehingga tidak menghambat perambatan panas. Hal ini sesuai dengan
persamaan:
Dimana luas permukaan benda berbanding lurus dengan panas yang merambat.
Pengertian dari konduktivas thermal adalah kuantitas panas yang melewati suatu
material terhadap unit waktu dan dipengaruhi oleh luas medium dan perbedaan suhu.
Konduktivitas thermal dilambangkan dengan k, memiliki satuan W/(m.K) atau
Btu/(hr.ft.F). Nilai konduktivitas thermal berbeda-beda untuk setiap material.
Pengukuran nilai konduktivitas thermal bisa dilakukan dengan berbagai macam cara,
tergantung dari batasan suhu yang mampu diterima material. Cara yang biasa dilakukan
untuk memperoleh nilai konduktivitas thermal suatu material adalah cara steady-state.
Biasanya, material yang memiliki konduktivitas tinggi adalah logam karena kemampuan
elektronnya untuk berpindah tempat secara cepat.
5. Sebutkan data-data yang perlu diambil dalam praktikum ini! (Buat dalam bentuk
tabel)
Jawaban:
Data-data yang perlu diambil dalam percobaan ini adalah:
A. UNIT 2
Laju air pendingin (Q) = x mL/s
Suhu air masuk = x C
dx = jarak antar node
Tnode 1 = Suhu node 1
Tnode 2 = Suhu node 2
Tair 1 = Suhu air 1
Tair 2 = Suhu air 2
Tabel data percobaan UNIT 2
NODE
1
2
3
4
dx (m)
Tnode 1 (mV)
Tnode 2 (mV)
Tair 1 (C)
Tair 2 (C)
5
6
7
8
9
10
B. UNIT 3
Laju air pendingin (Q) = x mL/s
Suhu air masuk = x C
dx = jarak antar node
Tnode 1 = Suhu node 1
Tnode 2 = Suhu node 2
Tair 1 = Suhu air 1
Tair 2 = Suhu air 2
dx (m)
Tnode 1 (mV)
Tnode 2 (mV)
Tair 1 (C)
Tair 2 (C)
6. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai dalam nomor 1!
Jawaban:
a) Tujuan 1 = Menghitung koefisien perpindahan panas logam dan pengaruh suhu
terhadap k, dengan menganalisa mekanisme perpindahan panas konduksi tunak dan tak
tunak.
Untuk menghitung nilai koefisien perpindahan panas (k) dari masing-masing bahan
penyusun node dihitung dengan menggunakan azas Black, dimana kalor yang diterima
sama dengan kalor yang dilepaskan (keluar). Secara matematis ditunjukkan oleh
persamaan berikut:
(6.1)
dimana,
Nilai k untuk masing-masing logam (stainless steel, aluminium, dan magnesium) dapat
dihitung dengan menghitung k untuk keadaan steady pada setiap daerah antar 2 node,
kavg stainless steel = k node1-2
kavg aluminium = (k node3-4 + k node 4-5 + k node 5-6)/3
kavg magnesium = (k node 7-8 + k node 8-9 + k node 9-10)/3
dT dihitung dengan menggunakan metode finite difference.
Pengaruh temperature terhadap nilai koefisien perpindahan kalor (k) dapat dilihat dari
persamaan mula-mula yaitu:
(6.2)
Dimana dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai k dari suatu bahan akan
semakin besar apabila selisih suhu semakin kecil dan begitu juga sebaliknya, jika nilai
k suatu bahan semakin kecil maka selisih suhu semakin besar.
)(6.3)
dimana,
Lg = Tebal ruang kosong antara A dan B
kf = Konduktivitas fluida dalam ruang kosong
A = Luas penampang total batang
Ac = Luas penampang batang yang kontak
Av = Luas penampang batang yang tidak kontak
Asumsi bahwa fluida yang terperangkap didalam ruang kosong adalah udara,
sehingga harga kf sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai ka dan kbdan bisa
diabaikan, persamaannya menjadi ;
(
)(6.4)
Untuk menghitung nilai k baik ka dan kb dapat dicari dari masing-masing bahan
penyusun node dihitung dengan menggunakan azas Black, dimana kalor yang
diterima sama dengan kalor yang dilepaskan (keluar). Secara matematis
ditunjukkan oleh persamaan berikut:
(
(
dimana,
)
)
(6.6)
adalah konduktivitas termal benda atau media yang mengaliri kalor tersebut (W/moC).
Hukum Fourier juga dapat dinyatakan dalam bentuk integrasi, yaitu:
(7.2)
dengan syarat bahwa nilai k sama pada T2 dan T1. Jika konduktivitas termal berbuah
menurut hubungan linear dengan suhu, maka persamaan kalor dapat diubah menjadi:
[(
)](7.3)
Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal adalah sifat suatu bahan atau media dalam menghantarkan
panas. Dengan kata lain, konduktivitas termal menunjukkan berapa cepat kalor mengalir
dalam bahan tertentu. Nilai konduktivitas termal dapat diperoleh dari persamaan umum
konduksi, yaitu:
(7.4)
dimana T adalah perbedaan suhu dan x adalah ketebalan permukaan media yang
memisahkan dua suhu. Nilai konduktivitas panas didapat dari:
Konduktivitas termal dapat dijelaskan pula sebagai kuantitas panas (Q) yang
diteruskan pada waktu t melalui ketebalan media (x), dengan luas A, dengan perbedaan
suhu T, pada keadaan tunak dan ketika perpindahan panas hanya bergantung pada
gradien suhu. Konduktivitas termal bergantung pada sifat-sifat bahan, khususnya struktur
bahan, dan suhu. Biasanya perubahan k dapat diperkirakan dengan fungsi linear, yaitu:
(
Dengan 1/hcA adalah tahanan kontak termal dan hc adalah koefisien konduktansi
termal. Ada beberapa hal yang mempengaruhi tahanan kontak termal. Perpindahan kalor
pada sambungan dapat terjadi melalui konduksi zat padat dengan zat padat pada titik
singgung dan melalui gas yang terkurung pada ruang-ruang lowong yang terbentuk karena
persinggungan (hal inilah yang memberikan tahanan terbesar bagi aliran kalor karena
konduktivitas gas yang sangat kecil). Aliran kalor yang melintasi sambungan :
dimana Ac adalah bidang kontak, Av adalah bidang kosong, Lg adalah tebal ruang lowong,
kf adalah konduktivitas termal fluida, A adalah luas penampang total batangan. Dengan
menyelesaikan persamaan tersebut, maka diperoleh hc yaitu koefisien kontak
(
Referensi :
1. Pitt, Donald R. 1983. Heat Transfer. Singapore : MC Graw-hill.
2. Holman, J.P. 1994. Perpindahan Kalor. Edisi ke-6. Jakarta : Erlangga.