Anda di halaman 1dari 7

Layanan Telematika

Layanan telematika adalah layanan dial up ke jaringan internet maupun semua jenis jaringan
yang didasarkan pada system telekomunikasi untuk mengirimkan data. Adapun layanan yang
terdapat pada telematika, adalah :
1. Layanan Informasi
1.1 Pengertian Layanan Informasi
Layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membekali para siswa tentang
berbagai macam pengetahuan agar mereka mampu mengambil keputusan secara tepat dalam
kehidupannya.
1.2 Tujuan Layanan Informasi
Tujuan layanan informasi adalah agar dapat memperoleh informasi yang relevan dalam
rangka memilih dan mengambil keputusan secara tepat guna pencapaian pengembangan diri
secara optimal. Dalam Penelitian, tujuan dari layanan informasi adalah membekali siswa dengan
berbagai informasi tentang potensi diri sehingga siswa mampu meningkatkan pemahaman
potensi diri guna mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
1.3 Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:260-261) ada tiga alasan utama mengapa layanan
informasi perlu diselenggarakan.
1. Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang lingkungan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan
sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
2. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya kemana dia ingin pergi.
Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa
(informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis
berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu.
3. Setiap individu adalah unik.

1.4 Jenis-jenis Informasi


Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:261-268) pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak
terbatas. Namun, khusunya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan
dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu (a) informasi pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c)
informasi sosial budaya.

1.5 Metode Layanan Informasi


Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:269-271) Pemberian informasi kepada siswa dapat
dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan
murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas
bimbingan disekolah.
2. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi semacam
ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri mapun oleh konselor, atau guru.
3. Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok. Pertama,
membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada dalam
masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka. Kedua, memungkinkan
diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap
pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam masyarakat.
4. Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku
panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi
yang berguna.
5. Konferensi karier
Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian informasi kepada
siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karier. Dalam konferensi karier para
nara sumber dari kelompok-kelompok usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan,
dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian berbagai aspek program
pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.

2. Layanan Keamanan
Layanan Keamanan adalah suatu yang sangat penting untuk menjaga agar suatu data dalam
jariangan tidak mudah hilang. Sistem keamanan membantu mengamankan jaringan tanpa
menghalangi penggunaannya dan menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil ditembus.
Keamanan jaringan di sini adalah memberikan peningkatan tertentu untuk jaringan. Peningkatan
keamanan jaringan ini dapat dilakukan terhadap :
1. Rahasia (privacy)
Dengan banyak pemakai yang tidak dikenal pada jaringan menebabkan penyembunyian
data yang sensitive menjadi sulit.

2. Keterpaduan data (data integrity)


Karena banyak node dan pemakai berpotensi untuk mengakses system komputasi, resiko
korupsi data adalah lebih tinggi.
3. Keaslian (authenticity)
Hal ini sulit untuk memastikan identitas pemakai pada system remote, akibatnya satu host
mungkin tidak mempercayai keaslian seorang pemakai yang dijalankan oleh host lain.
4. Convert Channel
Jaringan menawarkan banyak kemungkinan untuk konstruksi convert channel untuk
aliran data, karena begitu banyak data yang sedang ditransmit guna menyembunyikan
pesan.
Keamanan dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Integrity
Mensyaratkan bahwa informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki
wewenang. pada aspek ini system menjamin data tidak dirubah tanpa ada ijin pihak
yang berwenang, menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya
untuk menjamin aspek integrity ini.
2. Confidentiality
Mensyaratkan bahwa informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki
wewenang. pada aspek ini system menjamin kerahasiaan data atau informasi,
memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan
menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
3. Authentication
Mensyaratkan bahwa pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan
ada jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
4. Availability
Mensyaratkan bahwa informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika
dibutuhkan. pada aspek ini system menjamin data akan tersedia saat dibutuhkan,
memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait.
5. Nonrepudiation
Mensyaratkan bahwa baik pengirim maupun penerima informasi tidak dapat
menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan.
Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak
dipakai, yang dapat berupa kebijakan-kebijakan, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak.
Serangan (gangguan) terhadap keamanan dapat dikategorikan dalam empat kategori utama:

1. Interruption
Suatu aset dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak dapat
dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi terhadap piranti
keras atau saluran jaringan.
2. Interception
Suatu pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang
dimaksud bisa berupa orang, program, atau sistem yang lain. Contohnya adalah
penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan.
3. Modification
Suatu pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset.
Contohnya adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga berjalan
dengan tidak semestinya, dan modifikasi pesan yang sedang ditransmisikan dalam
jaringan.
4. Fabrication
Suatu pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Contohnya
adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.

3. Layanan Context-Aware & Event-Base


Di dalam ilmu komputer, terdapat sebuah gagasan yang menyatakan bahwa perangkat
komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan
informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang
kemudian diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, istilah context-awareness mengacu kepada kemampuan
layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan
dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan
parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data
dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user.
Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile
phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat
dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks
location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness
menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.
Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:
1. The acquisition of context
2. The abstraction and understanding of context
3. Application behaviour based on the recognized context

Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan
tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya
memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.
Empat kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N. Schilit, Norman Adams, dan Roy
Want, yaitu :
1. Proximate selection
Proximate selection adalah sebuah teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam
memilih atau melihat lokasi objek (benda atau manusia) yang berada didekatnya dan mengetahui
posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection
ini, yaitu locus dan selection, atau tempat dan pilihan.
Setidaknya, ada tiga jenis lokasi objek yang bisa ditanamkan ke dalam aplikasi dengan
menggunakan teknik ini, yaitu:
1. Perangkat input dan output yang menyediakan penggunaan share lokasi bersama,
seperti: penggunaan printer, facsimiles, komputer, video camera, dll.
2. Kumpulan objek-objek yang membutuhkan suatu perangkat lunak tertentu untuk
saling berinteraksi, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
penyatuan dokumen baik antar divisi maupun dalam satu divisi ke dalam suatu
database tertentu.
3. Kumpulan lokasi atau tempat yang sering dikunjungi, seperti restoran, night club,
pom bensin, mall, dan tempat-tempat lainnya. Dengan adanya inovasi ini tentunya
lebih mempermudah user untuk mencari suatu tempat tertentu tanpa harus
bergantung kepada yellow pages directori atau bertanya kepada masyarakat sekitar.
2. Automatic Contextual Reconfiguration
Aspek terpenting dari salah satu contoh kasus sistem contextaware ini adalah bagaimana
konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasi sistem dan bagaimana cara
antar setiap komponen berinteraksi. Sebagai contoh, penggunaan virtual whiteboard sebagai
salah satu inovasi automatic reconfiguration yang menciptakan ilusi pengaksesan virtual objects
sebagai layaknya fisik suatu benda.
Contextual Reconfiguration juga bisa diterapkan pada fungsi sistem operasi; sebagai
contoh: sistem operasi suatu komputer A bisa memanfaatkan memori komputer lainnya yang
berada didekatnya untuk melakukan back-up data sebagai antisipasi jika power komputer A
melemah.

3. Contextual Informations and Commands


Kegiatan manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai
contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti
berkaitan dengan memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information
and commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan dilaksanakan
disimpan ke dalam sebuah directory tertentu.
Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and contain files, programs,
and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lainnya, maka browser juga
akan langsung mengubah data lokasi di dalam directory. Sebagai contoh: ketika user berada di
kantor, maka user akan melihat agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur,
maka user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data penyimpanan kebutuhan
dapur.
4. Context-Triggered Actions
Cara kerja sistem context-triggered actions sama layaknya dengan aturan sederhana IFTHEN. Informasi yang berada pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus
dilakukan. Kategori sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information
and commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang harus jelas dan
spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.
Aturan umum yang harus diisi pada form context-triggered actions :
badge location event-type action
event-type dapat berupa kondisi : arriving, departing, settleld-in, missing, or attention. Sebagai
contoh :
coffee kitchen arriving play v 50 ~/sounds/rooster.au
artinya, ketika siapapun berada di dapur dan menggunakan mesin coffee maker maka alarm
rooster sound akan berbunyi.

4. Layanan Perbaikan Sumber


Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya
manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan
pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada
umunya.

Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk


meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk
mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.
Kebutuan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :
-

Dilihat dari bidang ekonomi

Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan


kapasitas industry produk barang dan jasa.
-

Dilihat dari bidang politik

Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan public sehingga menghasilkan


dukungan politik.
Dari kedua bidang tersebut diatas kebutuhan terhadap telematika akan dilihat dari dua aspek,
yaitu:
1. Pengembangan peningkatan kapasitas industry.
2. Pengembangan layanan publik.
Sasaran utama dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu sebagai berikut :
a. Peningkatan kinerja layanan public yang memberikan akses yang luas terhadap
peningkatan kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai
katalisator pembangaunan.
b. Literasi masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old
generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.

Sumber :
http://azhar-artazie.blogspot.com/2012/09/layanan-telematika.html
http://adji14.wordpress.com/2012/11/02/layanan-telematika/

Anda mungkin juga menyukai