REFERAT
TRAUMA URETRA
Pembimbing :
dr. Tri Budiyanto. Sp.U
Disusun Oleh:
Wida Novia Ismail
G1A212008
G1A212009
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Wida Novia Ismail
G1A212008
G1A212009
Purwokerto,
Juni 2014
Mengetahui,
Dokter Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini. Referat yang berjudul Trauma
Uretra ini merupakan salah satu syarat ujian kepaniteraan klinik muda SMF
Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Tri Budiyanto. Sp.U sebagai
pembimbing atas waktu yang diluangkan, bimbingan, dan saran yang sifatnya
membangun dalam penyusunan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih belum
sempurna serta banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembimbing serta seluruh pihak.
Purwokerto,
Juni 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
bawah biasanya dengan cara yang berbeda. Pada wanita sering berhubungan
dengan kasus obstetri, jarang karena trauma fisik (Purnomo, 2010).
Sedangkan trauma traktus urinarius bagian bawah pada pria biasanya karena
trauma fisik dan dapat menyebabkan berbagai macam ruptur, seperti : (A)
ruptur buli intraperitoneal, (B) ruptur buli ekstraperitoneal, (C) ruptur uretra
posterior, (D) ruptur uretra pars membranosa, (E) ruptur uretra pars bulbosa,
dan (F) ruptur penil uretra. Uretra pars prostatika terlindungi oleh prostat
sehingga jarang rupture (Tobias, 2008).
Sebagian besar trauma uretra berhubungan dengan peristiwa yang
dapat dideteksi dengan baik, termasuk trauma tumpul berat seperti yang
disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor atau karena jatuh. Luka
tembus di daerah uretra juga dapat menyebabkan trauma uretra. Secara klinis
trauma uretra dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori besar berdasarkan
lokasi anatomi trauma menjadi trauma uretra anterior dan trauma uretra
posterior, hal ini karena keduanya menunjukkan perbedaan dalam hal etiologi
trauma, tanda klinis serta pengelolaanya (Pineiro et al, 2010).
B.
TUJUAN
Referat ini bertujuan untuk mengetahui etiologi, mekanisme dan terapi ruptur
uretra, mengetahui perbedaan gejala klinis dari ruptur uretra anterior dan
posterior serta mengetahui komplikasi ruptur uretra.
C. MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica
urinaria menuju lingkungan luar. Uretra dimulai dari rongga pelvis dan
terletak ekstraperitoneal (Snell, 2008).
Urethra
b. Uretra Posterior
Terdiri dari uretra pars spongiosum yang meliputi pars bulbaris, pars
spongiosa dan pars glandis (Tobias et al, 2008; Snell, 2008).
2. Uretra Feminina
10
Urethra
11
C. Trauma Uretra
1. Definisi
Trauma uretra adalah trauma yang terjadi pada uretra. Secara klinis
dibedakan menjadi trauma uretra anterior dan trauma uretra posterior
(Pineiro et al, 2010).
2. Etiologi
Trauma uretra dapat terjadi akibat cedera dari luar (eksternal) dan
cedera iatrogenik akibat instrumentasi pada uretra.
a. Cedera Eksternal, misalnya : Trauma tumpul yang menimbulkan
fraktur tulang pelvis menyebabkan ruptura uretra pars membranasea,
sedangkan trauma tumpul pada selangkangan atau sering disebut
straddle injury dapat menyebabkan ruptur uretra pars bulbosa.
b. Cedera iatrogenik, misalnya : pemasangan kateter yang kurang hatihati atau tindakan operasi trans uretra (Purnomo, 2010).
3. Gambaran Klinis
Dicurigai terjadi suatu trauma uretra apabila didapatkan :
a. Adanya perdarahan peruretram. Perdarahan peruretram adalah
keluarnya darah dari meautus uretra eksternum setelah mengalami
trauma.
b. Hematuria, yaitu keluarnya urine bercampur darah.
c. Retensio urine, hal ini sering terjadi akibat terjadinya trauma yang
berat. Pada keadaan retensi urin, tidak boleh dilakukan pemasangan
kateter karena dapat menyebabkan kerusakan uretra yang lebih parah.
Diagnosis ditegakkan melalui foto uretrografi dengan memasukkan
kontras melalui uretra (Rosesntein et al, 2006; Purnomo, 2010).
4. Klasifikasi
a. Ruptura Uretra Anterior
Trauma uretra anterior yang terdiri dari uretra pars glanularis,
pars pendulans dan pars bulbosa. Trauma uretra anterior biasanya
disebabkan oleh straddle injury (cedera selangkangan) dan iatrogenik
seperti instrumentasi atau tindakan endoskopik. Jenis kerusakan yang
sering terjadi berupa: kontusio dinding uretra, ruptur parsial maupun
ruptur total dinding uretr (Purnomo, 2010).
12
1) Patologi
Uretra anterior terbungkus dalam corpus spongiosum
penis. Sedangkan corpus spongiosum bersamaan dengan corpora
cavernosum dibungkus oleh
hematom
13
tidak
14
15
dan
darah
yang
berada
di
dalam
kavum
pelvis
merupakan
kontraindikasi
karena
dapat
membranacea
oleh
karena
terputusnya
ligament
16
17
terputus
pada
perbatasan
prostato
hitam).
Menunjukan
trauma
urethra
18
19
20
6. Prognosis
Prognosis pada pasien dengan ruptur uretra ketika penanganan
awal baik dan tepat akan lebih baik. Ruptur uretra anterior mempunyai
prognosis yang lebih baik ketika diketahui tidak menimbulkan striktur
uretra karena apabila terjadi infeksi dapat membaik dengan terapi yang
tepat. Sedangkan pada ruptur uretra posterior ketika disertai dengan
komplikasi yang berat maka prognosis akan lebih buruk (Palinrungi.
2009).
BAB III
SIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Jung, J et al. 2012. Clinical and Functional Anatomy of the Uretral Sphincter.
International Neurourology Journal. Int Neurourol J. 16 (3) : 102-106
Palinrungi AM. Lecture notes on urological emergencies & trauma. Makassar:
Division of Urology, Departement of Surgery, Faculty of Medicine,
Hasanuddin University; 2009. p. 131-6
Pineiro, L. et al. 2010. EAU Guidlines on Uretral Trauma. Journal of European
Urology. 57: 791- 803
Purnomo, B. 2010. Trauma Uretra dalam Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung
Seto. 99-101
Ramchandani P and Buckler P. 2009. Imaging of Genitourinary Trauma.
American Journal of Roentgenology. AJR Vol. 192, Issue 6: 12-17
Rosesntein, D et al. 2006. Diagnosis and Classification of Uretral Injuries.
America Journal of Urology Clinic. Urol Clin N Am 33: 73-85.
Sjamsuhidajat R, Jong WM. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2.Jakarta : EGC; 2005.
p. 770-2
Snell, R et all. 2008. Anatomi Isi Cavitas Pelvis dan Sistem Reproduksi dalam
Anatomi Klinik . Edisi 6. Jakarta: EGC. 357-396
Tobias, S et al. 2008. The Lenght of Male Uretra. International Brazil Journal of
Urology. Int.braz j urol. Vol 34. No 4: 43-48