Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.PENDAHULUAN
Pers menurut kata berarti cetak. Sedangkan bila kita kembangkan lagi, pers dapat kita
bagi ke dalam dua pengertian. Yakni pengertian pers secara sempit dan secara luas.
Pers dalam pengertian sempit terbatas pada media massa cetak seperti surat kabar
dan majalah. Sedangkan dalam pengertian luas pers meliputi seala macam penerbitan,
media elektronik, radio siaran, dan telvisi siaran.
Pers dalam kenyataan adalah lembaga kemasyarakatan, bersamasama dengan
subsistem lainnya, dan tidak mandiri. Mempengaruhi dan dipengaruhi lembaga lainnya.
Pers di Indonesia sendiri sudah ada sejak dahulu kala sebelum zaman kemerdekaan
seperti saat ini. Pers di Indonesia sudah ada sejak abad 13-an di Indonesia. Menurut
sumber internet seprti yang ada pada bapeda-jabar.go.id, disebutkan bahwa terdapat
majalah bernama Al Djawaib yang beredar pada tahun 1285-1301. Majalah ini adalah
majalah berbahasa Arab yang menjadi bacaan tama penduduk pribumi. Al Djawaib
yang berarti gema ditmukan di Perpustakaan Nasional Jakarta terbitan XXII ,
September 1882. Jika disebutkan terbit antara tahun 1285-1301 mungkin tahun Hijriah.
Majalah ini berasal dari Kota Asitanah (Istanbul), Turki. Peredarannya di banyak negara
termasuk Hindia-Belanda (Indonesia). Parada Harahap dalam bukunya Ilmu Pers,
menulis, Al-Djawaib terbit tahun 1795-1801 (Masehi).
Dalam perkembangan selanjutnya sejarah pers Indonesia berkembang seiring zaman
dan dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya adalah penjajahan bangsa asing ke
Indonesia. Seperti Belanda, Spanyol, Portugal, Inggris, dan Jepang. Perkembangan
pers Indonesia pada masa penjajahan sangat tergantun oleh siapa yang menjajahnya.
Pers juga menjadi alat penjajahan bagi bangsa asing. Salah satunya adalah Belanda.
Belanda telah datang ke Indonesia sejak tahun 1596-an. Cukup lama juga Belanda
menapaki tanah Indonesia, atau yang mereka sebut Hindia Belanda, yakni 350 tahun.
Dalam kurun waktu yang panjang ini Belanda telah cukup menjajah berbagai sendi
kehidupan bangsa Indonesia. Seperti ekonomi, politik, budaya, dan tentunya
perkembangan pers. Berbagai lembaga pers yang ada semasa Belanda adalah perspers yang sesuai kehendak Belanda. Jika ada yang coba-coba protes maka bersiaplah
untuk dihukum dan surat kabarnya ditutup.
Perkembangan pers di masa penjajahan Belanda juga menjadi catatan sejarah yang
penting untuk disimak. Karena pers pada saat itu juga berperan di dalam menggapai
kemerdekaan Indonesia.
Berbagai perjalanan pers di masa penjajahan Belanda, akan dapat kita simak di bagian
pembahasan selanjutnya. Pada bagian pembahasan akan dikemukakan mengenai
perkembangan pers di masa penjajahan Belanda tersebut. Meliputi nama-nama koran
yang ada, tokoh-tokoh pers Indonesia saat itu juga perana pers Indonesia di masa
penjajahan bangsa Belanda.
2.PEMBAHASAN
a.Media cetak yang ada pada zaman penjajahan Belanda
Media cetak berupa koran adalah media yang banyak tercatat perkembangannya pada
masa Belanda. Sebab, pada saat zaman Belanda memang koran lah yang paling
umum ditemukan. Sedangkan radio masih sangat terbatas pada kalangan masyarakat
Belanda yang ada di Indonesia saat itu. Sedangkan media televisi belumlah
berkembang dan masih sangat kaku.
Dalam catatan sejarah tercatat bahwa koran yang terbit pertama di masa penjajahan
bangsa Belanda adalah Bataviasche Nouvelles en politique Rasionementen. Yang lebih
dikenal dengan nama Bataviasche Nouvelles saja. Surat kabar ini pertama kali terbit
pada 7 Agustus 1744, dengan tulisan berbahasa Belanda. Tetapi koran ini bukanlah
buatan dari pers Indonesia. Melainkan buatan bangsa Belanda sendiri waktu itu, di
bawah pimpinan Gubernur Jendral Van Imhoff . Surat kabar ini diterbitkan dengan
tujuan kepentingan dagang. Penerbitan koran ini mendapat reaksi dari orang-orang
Belanda sendiri. Para penulis belanda menyebutkan bahwa sikap Van Imhoff terlalu.
Dewan XVII (17) yang merupakan pusat kebijakan Kompeni di Negeri Belanda menutup
koran ini.Alasannya akan mempengaruhi pikiran pribumi Hindia-Belanda saat itu.
Akhirnya Bataviasche Nouvelles ditutup pada 7 Juni 1746. Akibatnya berita-berita daan
yang aa hanya bisa diketahui lewat lelang-lelang saja.
Pers Indonesia mulai tumbuh seiring dengan zaman pergerakan nasional pada akhir
abad 19-an. Surat kabar Medan Prijaji adalah pelopor pers nasional Indonesia. Surat
kabar ini terbit pada tahun 1907 dan merupakan surat kabar mingguan. Pemimpin
Redaksinya adalah RM Tirtoadisuryo. Surat kabar ini merupakan suara golongan
priyayi.
Setelah Medan Prijaji tercatat masih ada surat kabar lainnya yang terbit. Di Jakarta
terbit Taman Sari , menjelang abad -20 pimpinan F wiggers. Lalu ada Pemberita Betawi
pimpinan J. Hendrik. Sedangkan di kota Bandung terbit P ewarta Hindia dipimpin oleh
Raden Ngabehi TA sejak 1894. Di kota semarang terbit surat kabar Bintang Pagi dan
Sinar Djawa.
Menurut Benedict Anderson dalam tulisan pengantarnya di buku berjudul
Indonesia dalem Bara Api, menyebutkan bahwa Koran mulai tumbuh di ampir setiap
kota jang berarti, mirip tjendawan dimusim hudjan. Timbullah djagoan2 masa media
pertama di Hindia Belanda, termasuk diantaranya Mas Tirto, F. Wiggers, H. Kommer,
Tio Ie Soei, Marah Sutan, G. Franscis, Soewardi Soerjadingrat, ter Haar, Mas Marco,
Kwee Kek Beng, dan J.H. end F.D.J Pangemanann pakai dua 'n'.
Timbul djuga djago2 pers Belanda, termasuk Zengraaff, jang dengan keras
membela pengusaha swasta sampai ditakutin pemerintah kolonial sendiri, dan D.W.
Beretty, seorang Indo keturunan Italia-Djawa Jogja, jang selain mendirikan persbiro
pertama di Hindia Belanda --Aneta, Pakdenja Antara-- djuga menerbitkan madjalah
radikal-kanan, berdjudul De Zweep (Tjamboek).
b.Berbagai peraturan pers yang ada di zaman penjajahan Belanda
Kehadiran Pers indonesia di zaman Belanda seperti yang telah disebutkan sebelumnya
seiring dengan zaman pergerakan nasional. Pererakan nasional adalah suatu era
dimana tumbuhnya semangat kebangsaan, nasionalisme , serta persatuan dan
kesatuan. Saat itu telah timbul bahwa dengan rasa nasionalisme maka akan dapat
meraih kemerdekaan bangsa dari penjajah.
Semangat
nasionalisme
adalah
sebuah
ide
yang
muncul
dari
tokoh-tokoh
berpendidikan kala itu. Berkat lahirnya kaum terpelajar Indonesia maka sedikit
banyaknya pola pikir masyarakat berubah. Walaupun masih terbatas pada golongan
priyayi atau golongan berada , tetapi ternyata di tengah keterbatasan ini muncul sebuah
semangat untuk bangkit melawan penjajah.
Berkat pengetahuan akan dunia, penidikan, maka makin berkembanglah pers Indonesia
seiring pesatnya pererakan. Pers indonesia saat itu juga sarana untuk mencapai
kemerdekaan.
Melalui
tulisan-tulisan
di
surat
kabar
para
kaum
terpelajar
4.Periode IV (1927-1931)
Terjadi berbagai diskusi tentang pemberangusan pers. Tindakan administratif
ubernur jenderal yang membuat pelarang izin terbit media cetak dinilai
membelenggu pers.
5.Periode V (1931-1942)
Pemerintah
kolonial
telah
menguasai
berbagai
macam
cara
untuk
b.Sebagai Pendidikan
Pers indonesia sebagai pendidik telah turut memberikan penidikan politik terhadap
rakyat indonesia saat penjajahan belanda. Walaupun lagi-lagi terbatas pada golongan
priyayi. Sebab pada saat itu kemampuan membaca hanya bisa dicapai para orang
ningrat yang telah diperbolehkan mengenyam pendidikan.
Pendidikan politik dari surat kabar ini amatlah berhara sebab dapat membuat orangoran Indonesia lebih mengerti akan keadaan bangsanya . Dibeleng kebebasannya
berabad-abad oleh Belanda.
c. Sebagai sarana Hiburan
Pada fungsi hiburan , pers Indonesia saat itu belumlah sampai pada tahap ini. Pers saat
itu lebih berfungsi menunjang pererakan nasional ketimbang sebagai sarana hiburan.
Surat kabar pada saat ini juga bukanlah bertujuan komersial, tapi demi pergerakan
bangsa Indonesia.
d. Sebagai alat mempengaruhi
Masa pergerakan nasional, pers juga dapat mempengaruhi. Melalui tulisan tajam dan
kritikan pedas para tokoh pergerakan maka siapa yang membacanya dapat
terpengaruh. Sehingga tekad nasionalisme semakin kuat untuk meraih kemerdekaan.
Dan hal ini pula yang sangat ditakuti oleh Belanda. Semakin kuat pergerakan menantan
Belanda, maka akan semakin terdesak keberadaan belanda di Indonesia. Karena
Semakin banyak orang terpengaruh untuk merongrong kekuasaan Belanda. Oleh
karenanya pemerintah Belanda membuat segudang aturan-aturan menyulitkan dan
sensor yang memangkas ide-ide para pemikir.
3.KESIMPULAN
Tercatat bahwa koran yang terbit pertama di masa penjajahan bangsa Belanda
adalah Bataviasche Nouvelles en politique Rasionementen. Yang lebih dikenal
dengan nama Bataviasche Nouvelles saja. Surat kabar ini pertama kali terbit
pada 7 Agustus 1744, dengan tulisan berbahasa Belanda.
Pers Indonesia mulai tumbuh seiring pergerakan nasional pada akhir abad 19an. Surat kabar Medan Prijaji adalah pelopor pers nasional Indonesia. Surat
kabar ini terbit pada tahun 1907 dan merupakan surat kabar mingguan.
Pemimpin Redaksinya adalah RM Tirtoadisuryo
Pemerintah Belanda cukup memberi kesulitan pada pers Indonesia denan
berbagai undang-undang. Dua diantaranya:
1. Drukpers reglement tahun 1856 tentang aturan sensor preventif.
2. Pers ordonantie tahun 1931 tentang pembredelan surat kabar.
Dalam buku berjudul Maters tercatat ada lima periode pers dari tahun 19061942.
1.Periode I (1856-1913)
2. Periode II (1913-1918)
3. Periode III (1918-1927)
4.Periode IV (1927-1931)
5.Periode V (1931-1942)
Pers Indonesia pada zaman Belanda lebih berfunsi sebagai pendukung
pergerakan nasional ketimbang fungsi komersial.